You are on page 1of 15

MASALAH PADA SIKAP ANAK DAN KESALAHAN PADA PEMBENTUKAN KEPRIBADIA

TUGAS Makalah untuk memenuhi nilai psikologi

Di susun oleh Maulana Yusuf Lusi farhani STIKes WIDYA DHARMA HUSADA UNIVERSITAS PAMULANG

S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PAMULANG


Jl.K.H. Hasyim ashari No.14 Cipondoh

Tangerang Selatan Banten


2011-2012

BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anak adalah titipan tuhan kepada para orang tua. Yang dimana para orang tua harus mendidik anak tersebut dengan baik , agar anak tersebut memiliki kepribadian yang baik, dan tidak terjadi kesalahan dalam pembetukan kepribadian pada anak, oleh karna itu para orang tua harus memahami dan mengarahkan anak tersebut menuju pada peribadi yang baik. Pada dasar nya setiap manusia memiliki tiga dasar pembentukan kepribadian ID(kepribadian yang sudah ada saat lahir), EGO(kepribadian yang terbantuk dari faktor internal dan ekternal) , SUPER EGO (kedewasaan ). Kesalahan pada proses nyikapi kebiasaan anak yang menjadikan masalah bagi sikap dan kepribadian nya, maka orang tua harus paham apa dan bagaimana menyikapinya .oleh sebab itu,

penulis membuat makalah yang berjudul MASALAH PADA SIKAP ANAK DAN KESALAHAN PADA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN agar pembaca dapat mengetahui masalah kesalahan paada pembentukan kepribadian anak. 1.2 Rumusan masalah a. Apa yang dimaksud dengan kepribadian dan bagaimana proses pembentukan nya?
b. Apa masalah pada anak yang menjadikan anak tidak bisa membentuk kepribadian yang baik ? c. Bagaimana cara mencegah dan menangani masalah pada anak ?

1.3 Tujuan a. Agar pembaca Mengetahui kepribadian pada anak


b. Agar pembaca dapat lebih memahami dan mengetahui penyebab dan masalah pada pada anak.

c. Mengetahui cara mengatasi masalah anak yang berpengaruh terhadap kepribadian

BAB II TINJAUAN 2.1 Pengartian


. Menurut teory psikoanlitik sigmun freud kepribadian terdiri dari tiga elemen, ketiga unsur

kepribadian itu dikenal sebagain id,ego,superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
Bohong adalah pernyataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan tujuan pendengar percaya. Fiksi meskipun salah, tetapi bukan bohong. Orang yang berbicara bohong dan terutama orang yang mempunyai kebiasaan berbohong disebut pembohong.

Kergantunggan adalah sikap dimana seseorang tidak bisa utuk melakukan setiap pekerjaan nya sendiri dan selalu membutuhkan atau mengandalkanorang lain. Overprotektif menurut bahasa adalah over (berlebihan) protektif ( perlindungan ). Overproktektif adalah sikap berlebiha untuk melindungi suatu hal. Sikap overprotiktif orang tua adalah sikap berlebihan yang diberikan orang tua terhadap anaknya berupa perhatian bahkan perlindungan, hal ini biasa dilakukan orang tua dengan alasan terlalu sayang terhadap anaknya, hingga apapun yang diinginkan anak pasti prang tua akan menurutinya. Sikap overprotektif terhadap anak akan berdampak negative terhadap perkembangan kepribadiannya. Memberikan sikap overprotektif terhadap anak sama saja menghambat kreativitas anak tersebut, karena anak merasa terawasi dan terbatasi.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PERKEMBANGAN DAN KEPRIBADIAN Kepribadian merupakan hal dasar yang ada pada setiap manusia namun untuk

mengembangkan kepribadian membutuhkan dorongan atau dukungan dari lingkungan internal dan ekternal. Menurut teory psikoanlitik sigmun freud kepribadian terdiri dari tiga elemen, ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagain id,ego,superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks. Ada pula perkembangan pada manusia.dimana dalam perkembangan tersebut manusia membentuk kepribadian. Berikut tahap-tahap perkembangan freud dan erikson Perkermbangan secara psikologi menurut sigmun freud Oral Anal Phallic Laten Genital 0-1 (mulut) rasa percaya 1-3 (anus) kemandirian Toilet pening 3-6 (alat kelamin) mulai mengetahui perbedaan antara jenis 6+ (puber) mulai mengenal dan bersosialisasi masa remaja

perkembangan menurut ERIKSON

0.1 Trust Vs Mistrust

kepercayaan Vs tidak percaya diri - mandiri Vs malu - keinginan sendiri Vs rasa bersalah - produktif Vs rasa rendah diri - identitas tercapai Vs indentitas tak karuan -keintiman Vs terabaikan

0-3 otoniomi Vs shame 3-5 inisiatif Vs gollt 5-10 industry Vs inferioty 10-20 identity Vs identy difusi 20-30 intomaey Vs isolation 40-50 generativity Vs self abcorbtion 50 +intognty Vs devpair

Hal diatas sangatlah berkaitan dari bayi sampai dewasa ,dan pembentukan kepribadian anak pun di mulai dari id ke superego. Adapun factor-fator kepribadi Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian a. Faktor keturunan Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa faktor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual, dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu. b. Faktor lingkungan fisik (geografis) Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masingmasing masyarakat. c. Faktor lingkungan social 1)Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya 2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya. d. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang saja

misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota. Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam ke dalam jiwa seorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi. Kebiasaan anak yang menjadi masalah akan membuntuk kepribdian anak yang tidak baik , orang tua harus lebih tanggap atas masalah anak tersebut dan tau cara menanganinya dengan baik dan benar.

3.2 Masalah Pada Sikap Anak dan bagaimana orang tua menyikapinya masa kanak-kanak disebut juga play stage dimana mereka memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi. pada masa ini peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seorang anak, adapun masalah pada anak yang mempengaruhi kepribadiannya. 3.2.1 ketegangan emosional anak yang merasa tertekan, tegang, atau ketukatan terhadap lingkungan sekitarnya lebih sering menunjukan prilaku yang bisa terbawa sampai dewasa seperti kebiasaan menghisap jari. 3.2.2 Ketergantungan tinggi Bantuan yang berlebihan Bantuan ini biasa diberikan orang tua atas dasar perasaan kasihan pada anaknya. Para orang tua membantu anaknya berlebihan dengan cara melayani semua kebutuhan anak tanpa membolehkan anaknya melakukan sendiri. Sikap overprotektif tinggi Orang tua melindungi anaknya secara berlebihan. Anak tidak boleh melakukan apa-apa sendiri. Kondisi ini dapat memunculkan perasaan dalam diri anak bahwa ia tidak bisa

melakukan semuanya itu sendiri sehingga, membuatnya memilih bersikap tergantung pada orang lain. Perhatian yang berlebihan Perhatian atau perlindungan yang berlebihan akan mengarahkan anak pada sikap manja dan ketergantungan tinggi. Tidak pernah ada penolakan Orang tua yang tidak pernah melakukan penolakan terhadap semua keinginan anak akan membentuk kebiasaan anak yang bergantung pada orang lain dan sikap manja. Akibat yang akan muncul ialah, anak-anak memilih bergantung pada orang lain dan cenderung manja diantaranya, anak merasa dirinya inferior karena tidak bisa bersikap mandiri seperti teman-temannya. Perasaan tidak mampu dan tidak berdaya, ini akan semakin menguat jika anak tidak diterima dengan baik oleh lingkungannya. Akibatnya anak akan mudah terpengaruh lingkungan karena kurangnya kemandirian, sikap ketergantungan pada orang lain akan menyebabkan anak akan mengalami masalah bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Penanganan nya adalah : 1. orang tua harus bisa menolak permintaan anak dengan memberikan alasan yang logis.

Sehingga anak akan belajar bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi. 2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan semuanya sendiri

walaupun hasilnya tidak sempurna. 3. Memberikan dorongan terhadap semua yang dilakukan anak dan yakinkan anak bahwa

jika ia bisa melakukan sesuatu sendiri. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri. 4. Memberikan kesempatan pada anak untuk menentukan pilihan sendiri.

3.2.3 Bohong

BOHONG adalah berbicara yang tidak sebenarnya dan itu dilalakukan dengan sengaja yang bertujuan untuk memperdayakan orang lain. Dengan kata lain berbohong meliputi tiga faktor; 1 ) berbicara yang tidak dengan sebenarnya, 2.) dilakukan dengan sengaja, dan 3 ) bertujuan untuk memperdayakan orang lain. bohong menjadi kebiasaan anak pada saat ini, adapun beberapa alasan anak mengapa ia berbuat bohong, yaitu: 1) Ingin menguji kemampuan diri Paadaa usia 3-4 tahun, ketika berbohong mungkin anak sedang menguji kemampuannya dalam berbohong, dan apakah ia cukup mampu membohongi orang tuanya. 2) Keinginan untuk memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri.

Dengan bohong anak menjadi memiliki kesempatan untuk berkuasa atas dirinya sendiri dan untuk memiliki kesempatan menghindari dari hukuman orang tuanya. Kasus: "Jagad secara terus terang mengatakan kepada ibunya bahwa ia sangat membenci adiknya yang bernama Jayeng dan pernah mencubit adiknya itu sampai menangis meraung-raung." Mendengar pernyataan ini Ibunya langsung mencubit paha Jagad bahkan menampar pipinya hingga memar memerah. Suatu ketika Jagad marah lagi pada adiknya karena mengganggu saat ia sedang belajar, ibunya datang, hati Jagad masih bergolak menahan rasa marahnya, akan tetapi Jagad mengatakan pada ibunya itu, bahwa ia sangat menyayangi adiknya. Mendengar penuturan ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium pipinya dan mengusap-usap kepalanya.

Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak Jagad, mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan ditampar oleh ibunya, sedangkan dengan berbohong mengatakan yang bukan sebenarnya mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan kepada anak bahwa ibu lebih menyukai kepada anaknya yang berbohong. Hal seperti inilah yang acap kali dikeluhkan oleh seorang ibu karena anak-anaknya sering berbohong. Orang tua terutama seorang ibu sering kali menyalahkan anak-anaknya yang sering kali berbohong. Padahal secara tak disadarinya, kelakuan dan sikap anak untuk berbicara bohong itu akibat dari prilaku dan tindakannya sendiri dalam menyikapi suatu kejadian di dalam keluarga berkait dengan anak-

anaknya. Dan berbicara bohong dari anak-anaknya tersebut merupakan hasil dari didikkannya sendiri. 3) Menutupi ketidak tahuannya bahwa ia telah berbuat ssuatu yang buruk atau tidak baik.

Contoh kasus : Gilang 9 th, tidak sengaja menggunting Koran baru untuk melengkapi tugas kelipingnya. Tetapi, karena gilang takut dimarahi ketika orang tuanya bertanya siapa yang menggunting Koran tersebut, maka ia berbohong dengan mengatakan bahwa ia tidak menggunting Koran tersebut. 4) Bentuk perlindungan diri

Cara ini digunakan untuk melupakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang ia alami. 5) Kuranng percaya diri

Biasanya anak yang tidak percaya diri cenderung mencari perhatian dan pujian dengan cara yang tidak wajar. Strategi orang tua

Menghadapi anak yang gemar berbohong terkadang orang tua hilang kesadaran . beberapa cara yang dapat menjadi strategi orangtua adalah Jalaskan apa yang terjadi Oramg tua menjelaskan akibat dari berbohong harus dengan tahapan perkembangan usia anak agar efektif Buat suasana yang mendukung ke jujuran ,Orang tua harus memberi teladan bagi anak dalam kejujuran Tanggapi kebohongan anak secara tepat, Lebih efektif juga orang tua menanggapi kebohongan anak dengan cara-cara berikut: a. Tunjukan bahwa orang tua tahu anak berbohong b. Jelaskan konsekwensi yang mungkin dihadapi anak jika berbohong c. Temukan penyebab anak melakukan tindakan berbohong dan atasi masalah tesebut d. Bantu anak menentukan alternatif lain yang mendorong ia berkata jujur Berkait dengan masalah tersebut di atas, jika orang tua menginginkan anak-anaknya bersikap jujur, dan tidak berbohong, maka harus bersedia untuk mendengarkan suatu kebenaran baik kebenaran itu terasa manis atau pahit, baik ataupun buruk yang dinyatakan oleh seorang anak. Jangan sampai anak merasa takut untuk mengungkapkan segala isi hatinya. Seorang anak biasanya akan selalu memperhatikan reaksi orang tua terhadap ekspresi ungkapan perasaannya. Dan reaksireaksi orangtuanya itulah yang mengajarkan kepada anak, apakah sebaiknya dia bersikap jujur atau berbohong. Apabila orang tua pada suatu ketika menghukum anaknya yang sudah mengatakan yang sebenarnya, jujur dan tidak berbohong, maka tentunya seorang anak akan terdorong untuk berbohong sebbagai tindakan bela diri atau pertahanan diri.
Ada 4 faktor penyebab orang berbohong hasil penelitian menyimpulkan alasan orang berbohong : 1. Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong

2. Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan. 3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.Terutama jika kebohongan itu memberikan keuntungan bagi si pelaku. 4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain. Terutama bagi orang yang dianggap penting bagi dirinya

3.3 sikap overprotektif orang tua Biasanya alasan yang diungkapkan orangtua yang overprotektif terhadap anaknya ialah merasa terlalu sayang kepada anak, takut terjadi suatu hal yang buruk pada anak apabila ia dibiarkan bebas, Sikap orang tua yang overprotektif akan berakibat negatif terhadap perkembangan anak, terutama pada masa depannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa akibat dari perilaku overprotektif orang tua terhadap anak. 1. Menghambat Kreativitas Anak Secara tidak sadar, perilaku overprotektif orang tua terhadap anak akan menghambat daya kreativitasnya. Hal ini karena anak tidak diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu, bahkan bila hal itu menjadi minat atau hobinya. Selain itu, banyaknya larangan dan aturan tentu akan membuat anak tidak berkembang. Yang terjadi kemudian, anak akan merasa dibatasi alias tidak memiliki keleluasaan bergerak dalam mengembangkan hobinya tersebut. Karena kreativitasnya terhambat, lambat laun anak akan merasa tidak percaya diri sehingga tidak tahu apa yang ia inginkan (baca:tidak tahu apa yang dia mau). 2. Mengkerdilkan Mental Anak Mungkin bahasa yang saya gunakan terlalu berlebihan, tetapi memang akan terjadi hal yang demikian jika para orang tua terus memelihara sikap overprotektifnya. Sikap orang tua yang kurang memberi kepercayaan dan seolah tidak yakin bahwa anak mampu memilih mana yang terbaik untuk

dirinya akan menjadikan anak tidak kuat mental, selalu takut gagal, dan kurang berani mengambil resiko. Sikap lain orang tua yang akan mengkerdilkan mental anak antara lain tercermin dari tindakan memanjakan anak dengan memberikan semua kenyamanan sehingga anak tidak pernah keluar dari zona nyamannya. Padahal untuk menjadi generasi yang siap bersaing, seseorang harus keluar dari zona nyamannya selama ini. Akibat pengekangan dari orang tua, seorang anak akan menjadi bagian dari generasi tidak tahan banting dan puas hanya sebagai follower, bukan trendsetter. 3. Membatasi Pergaulan Anak Orang tua dapat pula dikatakan overprotektif apabila mereka melarang/membatasi anak dalam pergaulan, maksudnya mengatur dengan siapa anak bergaul karena khawatir anak akan mendapat pengaruh buruk dari teman pergaulannya tersebut. Termasuk melarang anak untuk bergabung dalam suatu komunitas yang mungkin menurut orang tua tidak baik untuk perkembangan anak. Akibatnya, lingkup pergaulan anak semakin sempit karena hanya bergaul dengan orang-orang pilihan orang tua. Pergaulan yang sempit tentu berakibat buruk bagi masa depan anak. Karena untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, seorang anak harus bisa bergaul luwes dengan berbagai lapisan masyarakat. 4. Membentuk Sikap Pemberontak pada Diri Anak Semakin anak dikekang oleh orang tua, ia semakin berusaha untuk memberontak. Hal ini memang salah satu akibat yang berbanding terbalik dengan akibat yang telah disebutkan pada poin pertama di atas, yaitu menghambat kreativitas anak. Pada poin ini, kreativitas anak justru tereksplor secara berlebihan sehingga lahirlah jiwa pemberontak (rebel) pada dirinya. Layaknya filosofi pasir yang digenggam terlalu erat oleh kedua belah tangan kita, pasir tersebut akan semakin memaksa untuk keluar dari tangan kita. Nah, begitu pula yang terjadi pada anak jika dibesarkan dalm keluarga yang overprotektif. Lama kelamaan kelakuan anak akan semakin menjengkelkan, terutama bagi orang tua. Anak seolah ingin hidup bebas dan lepas dari orang tua. Contoh sikapnya antara lain: merasa tidak betah di rumah, ingin kabur dari rumah, pulang ke rumah larut malam, mulai suka berbohong pada orang tua, dan sederet kelakuan lain yang tidak pada tempatnya. Padahal sebenarnya hal ini bisa

dihindari dengan mengurangi sikap overprotektif dan diganti dengan memberi kebebasan yang representatif pada anak. Memang, di era modern seperti ini, semakin sulit mendidik anak dalam suasana yang ideal sehingga menghasilkan generasi platinum seperti yang disebutkan dalam sebuah iklan susu. Sikap orang tua yang berbeda-beda, antara lain: terlalu memberikan kebebasan mutlak kepada anak sehingga anak menjadi brutal, sulit diatur, dan terpengaruh pergaulan yang negatif, juga ada yang terlalu overprotektif sehingga menghasilkan anak yang kurang percaya diri dan tidak punya cukup mental untuk menghadapi masa depan. Sikap yang paling ideal ialah memberikan kebebasan namun yang bertanggung jawab sehingga dalam diri anak akan tertanam rasa hormat pada orang tua, saling percaya, berani memilih dan menentukan, berani menanggung segala resiko akan pilihannya. Yang diharapkan dari semua ini ialah lahirnya sikap kedewasaan sehingga anak dapat mempertanggungjawabkan segala pilihannya dalam hidup. Karena hidup adalah sebuah pilihan.

Kesimpulan Anak adalah titipan tuhan yang harus dijaga dan diberi arahan , untuk menjadikan dirinya seorang yang baik dan benar, seperti yang di inginkan dan di harapankan oleh orang tua pada umum nya. Orang tua harus menjukan sikap baik dan tidak menunjkan sikap buruk di depan anaknya, karena soerang anak memiliki sikap yang tak menentu dan suka meniru apa-apa yang ia lihat. Sikap buruk maupun baik yang dimiliki seseorang pada masa anak-anaknya tidak menutup kemungkinan akan timbul kembali pada masa remajanya ataupun dewasanya, oleh karena itu para orang tua harus bisa membentuk kepribadian yang baik pada anak. Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam ke dalam jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi.adapun akibat dari kesalahan orang tua dalam mendidik anak nya, sehingga membentuk prilaku anak yang tidak baik, seperti:
a. Keteganggan emosional, b. Ketergantungan tinggi, c. Bohong, dll Adapu beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak menuju kepribadian yang tidak baik : a. Tidak over protektif b. Bantuan yang berlebihan c. Tindakan yang berlebihan d. Tidak ada penolakan

DAFTAR PUSTAKA Ibung dian. 1979. Mengembangkan nilai dan norma pada anak. Elex media, Jakarta. Utami reni. 2000. Jangan biarkan anak kita tumbuh dengan kebiasaan buruk, tiga serangkai. Bandung Semium yustines. 1997. Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik, gramedia. Jakarta.

You might also like