You are on page 1of 9

MAKALAH FARMASETIKA PASTA

Kelompok

: III (Tiga)

Anggota 1. Yessy Khoiriyani 2. Arum Winda Setyorini 3. Inayatun Ilaahiyah 4. Suci Rahmayanti Najjah 5. Arini Rufaida 6. Rizki Puspitasari 7. Yuni Umi Astuti 8. Nurlaili Agustine G1F010008 G1F010020 G1F010023 G1F010026 G1F010028 G1F010031 G1F010043 G1F010044

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2012

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 ISI

A. DEFINISI Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung (Anief, 2006). Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung (FI III, 1979). Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical ( FI IV, 1995). Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan. Menurut Scovilles , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi. Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50%

hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan.

B. TEORI PEMBENTUKAN Metoda pembuatan skala lab dan industri Pembuatan Skala labor Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus dan mengahluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode : 1. Pencampuran

Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. 2. Peleburan

Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk. Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum. Pembuatan : bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. Pembuatan skala industri Penentuan bahan yang berkualitas Tes sterilisasi awal Sterilisasi terminal dari pasta Filtrasi agar jenih Pengerjaan penampilan

Penggunaan LAF Uji stabilitas obat Tonisitas Viscositas Pengemasan Pemeriksaan hasil dengan teliti Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil (laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil.

Dalam praktek yang lebih sederhana, Pembuatan sediaan semipadat dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang umum terdapat di laboratorium seperti beaker glass, mortir, steamper, spatula, sumber panas, penangas air, cawan porselin, dan hand homogenizers. Dalam skala yang lebih besar, dapat menggunakan stirrers, agitators, heating kettles, homogenizers, electric mortar and pestle dan colloid mills.

C. TEORI PREPARASI Formulasi sediaan/komponen di dalam formula. Pada umumnya sekitar 50% dari pasta adalah zat padat (serbuk) sehingga lebih kental dari salep. Formula, komponen , dan komposisi yang terkandung dalam pasta berbeda bergantung pada jenis pasta tersebut. 1. Pasta berlemak Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Sebagai bahan dasar salep digunakan vaselin dan paraffin cair. Bahan tidak berlemak seperti Glycerinum, Mucylago atau sabun biasa digunakan untuk antiseptik atau pelindung kulit. Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan dan pelepasan cairan berair yang tidak normal di kulit. Karena jumlah lemak lebih sedikit dibanding jumlah serbuk padatnya, maka untuk menghomogenkan lemak-lemak tersebut harus dilelehkan terlebih dahulu. Contoh resep sediaan pasta berlemak : R/ Acidi salicylici Zinc Oxydy Pas (F.N 1978) Acidi Salicylici 2

Zinci Oxydi Amyli Tritici R/ Pasta Zinci Oxydi Zyncy Oxydi 25

25 25

Amily Tratici 25 Vaselin Flavi 50 Pada Zinc Oxyda dibuat dengan cara menggerus kemudian mencampurkan 25% dari masing-masing Zinc Oxyda dan Amylum dengan Vaselin putih. Hasil produksi ini berupa salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh serta mampu mengabsorbsi upa air jenuh lebih besar dan biasa digunakan sebagai astringen dan pelindung. Pasta juga sering digunakan menjadi pembawa untuk bahan obat lainnya. R/ Resorcinoly Sulfuricy Pasta Resorcinoli Sulfur Zinci Oxydi Cetramacologi 1000 Cetostearyakoholi Paraffin Liquid Vaselin Flavi Ad 5 5 40 3 12 10 100

Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan ternyata lebih menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini cenderung menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi yang lebih rendah dari salep. Oleh karena itu, pasta digunakan untuk lesi akut yang cenderung membentuk karat, mengelembung dan mengeluarkan cairan.

2.

Pasta kering Mengandung 60% zat padat (serbuk). Contoh resep pasta kering :

R/

Bentonit 2 10 10 0,5

Sulf Praecip Zinci Oxydi Talci Icthamoli

Glycerini Aquae aa s.ad.us.ext 3. Pasta pendingin Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3 dara. Contoh resep : R/ Olei Olivie Calcii Hydroxidi Solutio aa 10 Zinci Oxyde 5

4.

Pasta Detifriciae (Pasta Gigi) Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi yang digunakan sekarang ini adalah pasta gigi triaminsolon yang merupakn preparat antiinflamasi yang dipakai secara topikal pada mukosa di selaput gigi.

D. HAL-HAL PENTING 1) Pengamatan organoleptis Pemerian dilakukan pada bentuk, warna,bau, dan suhu lebur. 2) Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan pasta bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen, sehingga pasta yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yg biasanya digunakan pada uji homogenitas adalah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur 30-40 0 C. 1. 2. 3. 3) Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass Tutup dengan obyek glass yang lain Amati homogenitasnya menggunakan lup. Uji Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Nilai viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel.

4) Stabilitas Fisik Stabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat. (Dirjen POM,1995) Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap bahan obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa , cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label (Lachman, 1994). Ketidakstabilan formulasi dapat dilihat dari perubahan penampilan fisik, warna, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. 5) Konsistensi Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kekerasan semisolid. 6) Diameter globul rata-rata Pengukuran diameter globul rata-rata dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100x. 7) Penetapan kadar zat aktif Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). 8) Keseragaman sediaan Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif. Persyaratan keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih , dari bobot satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah kecil ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan (Dirjen POM, 1995). 9) pH Harga pH merupakan harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya , yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02

unit pH menggunakan elektroda indikator yang peka terhadap aktifitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda pembanding yang sesuai.

E. CARA PENYIMPANAN Masa penyimpanan semua jenis obat mempunyai batas waktu, karena lambat laun obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara dan suhu. Akhirnya khasiat obat akan berkurang. Tanda-tanda kerusakan obat kadangkala tampak dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh dan bila warna suatu krim berubah tidak seperti awalnya ataupun berjemurSediaan sebaiknya disimpan ditempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembap dan cahaya. Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya.

F. CARA PEMAKAIAN Sediaan digunakan untuk pemakaian luar sebagai bahan dasar terapi topikal. Bentuk sediaan pasta umumnya tidak melunak apabila dioleskan pada kulit dan tidak meningkatkan penetrasi zat aktifnya, sehingga pasta hanya digunakan sebagai bahan pembawa untuk obat-obat yang mempunyai aktivitas pada permukaan kulit (Baker, dkk, 1990). Karena bentuk sediaan pasta sulit dicuci dengan air dan meninggalkan warna putih yang berminyak pada permukaan kulit maka, bentuk sediaan tersebut tidak digunakan sebagai bahan pembawa topikal untuk terapi jerawat.

You might also like