You are on page 1of 14

.

Unsur Budaya Kebudayaan manusia terbagi tiga wujud, yaitu system budaya, system social dan unsur-unsur budaya fisik. Sistem budaya dibagi ke dalam adat istiadat, system social dibagai ke dalam aktivitas social, dan kebudayaan fisik dibagi ke dalam benda-benda kebudayaan. Menurut Kluckhon (1953: Universal Categories of Culture),

mengemukakan tujuh unsur kebudayaan : 1. Bahasa, terdiri dari bahasa lisan, bahasa tertulis dan naskah kuno 2. Sistem Pengetahuan, meliputi teknologi dan kepandaian dalam hal tertentu, misalnya pada masyarakat petani ada pengetahuan masa tanam, alat pertanian yang sesuai lahan, pengetahuan yang menentukan proses pengolahan lahan 3. Organisasi Sosial, yaitu cara-cara perilaku manusia yang terorganisir secara sosial meliputi sistem kekeraban, sistem komunitas, sistem pelapisan sosial, sistem politik. Bagaimana kelompok sosial mengorganisasikan diri, dapat dilihat pada kesatuankesatuan sosial berikut: a. kesatuan geneologis meliputi nuclear family dan extended family. Kelompok keturunan (descent group) merupakan kelompok kekerabatan yang anggotanya diakui berasal dari satu nenek moyang tertentu yang sungguh-sungguh ada atau hanya dalam mitologi. Dalam system kekerabatan ini terdapat - Bilateral , yaitu menganut kekerabatan parental atau mengambil menarik garis keturunan ayah dan ibu, misal : Jawa, Sunda, Bugis-Makasar - Unilateral, yaitu menganut kekerabatan hanya dari satu pihak saja, jika ayah disebut patrilineal misalnya Batak, Ambon, Bali, Asmat, Sawu dan Dani, jika ibu disebut matrilineal misalnya Minangkabau

- Ambilineal, yaitu menarik garis keturunan untuk sebagian orang masyarakat melalui pihak ibu dan sebagian lagi ari pihak ayah, misalnya suku Dayak b. kesatuan teritorial atau kedaerahan, misalnya lembur di Sunda, dukuh di Jawa dan wanua di Bugis c. Kesatuan sosial yang bersifat geneologis dan teritorial, yaitu adanya kesamaan pertalian darah sekaligus kedaerahan. Misal huta di Batak, nagari di Minangkabau, uma di Dani, dalu di Manggarai (Flores) d. Kesatuan sosial yang bersifat sakral karena adanya ikatan suci keagamaan, misalnya jamaah (Islam) dan jemaat (Kristen) e. Kesatuan sosial berdasarkan umur f.. Kesatuan sosial berdasrkan jenis kelamin (sexe class) g. Kesatuan sosial bersifat paguyuban atau gemainschaft, misalnya subak di Bali h. Kesatuan sosial bersifat patembayan atau gesselschaft, misalnya organisasi politik, firma, koperasi dan lain-lain Berdasarkan sistem perkawinannya a. Dilihat dari Asal Pasangan - Eksogami : pasangan berasal dari suku, ras atau klen yang berbeda - Endogami : pasangan berasal dari suku, ras atau klen yang berbeda - Homogami : pasangan berasal dari lapisan sosial yang sama - Heterogami : pasangan berasal dari lapisan sosial yang berbeda b. Dilihat dari Kedudukan Pemberi dan Penerima Gadis

- connubium asimetris : A DB C Klen A menerima gadis dari klen B yang tidak boleh mengambil istri dari klen A, tetapi klen C mengambil gadis dari klen D. Demikian seterusnya. Contohnya pada masyarakat Batak - connibium simetris : AB Klen A memilih jodoh dari klen B, demikian sebaliknya Contohnya pada masyarakat Bali c.Dilihat dari Pola Menetap Setelah Menikah - virilokal : pasangan baru tinggal di pusat kediaman suami - uxorilokal : pasangan baru tinggal di pusat kediaman istri - bilokal : pasangan baru tinggal menetap secara bergantian di kerabat istri dan kerabat suami - neolokal : pasangan baru tinggal di tempat baru - avunkulokal : pasangan baru tinggal di rumah saudara laki-laki ibu atau paman dipihak suami - natalokal : pasangan baru tidak tinggal bersama tetapi di tempat kelahiran masing-masing

- utrolokal : pasangan baru bebas menentukan tempat tinggal setelah menikah - komonlokal : pasangan baru tinggal dalam kelompok, dimana orang tua dari pasangan berada dalam kelompok tersebut d. Dilihat dari Jumlah Pasangan - monogami, yaitu satu suami atau istri - poligami, yaitu banyak perkawinan, poly artinya banyak, gamein artinya perkawinan. Poligami bisa menjadi dua bentuk poliandri (banyak suami) atau poligini (banyak istri) e. Bentuk terjadinya perkawinan - perkawinan dengan pertunangan, yaitu adanya ikatan dengan disertai dengan pemberian - perkawinan lari (rangkat) , biasanya karena adanya perbedaan kasta. Adat ini terjadi di Bali, Lampung, Lombok, Sulawesi Selatan - ganti tikar atau levirat, terdapat pada stelsel patrilineal, yaitu jika suami meninggal, maka janda itu dikawin oleh saudara laki-laki mendiang suami. Tujuannya agar warisan mendiang tetap pada gensnya. Terjadi di Toba (pareakhon), Palembang, Bengkulu (ganti tikar, kawin anggu) - perkawinan sororat atau perkawinan berlanjut/lanjutan, di Jawa dikenal dengan istilah karangwulu, jika istri meninggal maka suami akan menikahi saudara mendiang istri. Biasanya tidak dengan pemberian tukon karena sifatnya melanjutkan - perkawinan mengabdi, jika laki-laki tidak dapat membayar penuh pemberian yang seharusnya dibayarkan. Di Jawa disebut ngenger, dimana laki-laki mengabdi dahulu pada keluarga istri

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, yaitu alat-alat produksi, senjata, peralatan distribusi dan transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi, pakaian dan perlengkapannya, makanan dan minuman, peralatan perlindungan atau istirahat 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup, yaitu sistem dari nomaden yang menganut foodgathering, semi producing, food producing hingga industri. Misalnya perburuan, perladangan, perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan dan industri 6. Sistem Religi, yaitu sistem keyakinan dan gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, ruhruh halus, neraka dan surga. 7. Kesenian, yaitu tentang gagasan-gagasan, ciptaan, pikiran, dongeng atau syair B. Konsep Bahasa, Seni dan Religi 1. Bahasa Bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan suara yang dihubungkan satu sama lan menurut seperangkat aturan sehingga mempunyai arti. Bahasa bersifat simbolis, artinya suatu perkataan mampu melambangkan arti apa pun, walaupun hal atau barang yang dilambangkan artinya oleh kata itu tidak hadir. Linguistik adalah studi ilmiah modern tentang bahasa, sudah dimulai sejak awal ke- 17 2. Seni Seni adalah produk jenis perilaku manusia yang khusus dengan penggunaan kreatif imajenasi manusia untuk menerangkan, memahami dan menikmati kehidupan. Pembagian Seni: Kesenian 1. Seni Rupa : a. seni patung b. Seni relief c. seni lukis dan gambar

d. seni rias 2. Seni Pertunjukan : a. seni tari b. seni drama c. seni vokal d. seni instrumental 3. Seni sastra : a. prosa b. puisi Seni rupa adalah bentuk hasil ekspresi manusia yang diwujudkan melalui unsur-unsur garis, bidang, warna, bentuk, volume dan ruang. Seni rupa meliputi: a. Patung Jenis patung meliputi, figure yaitu patung yang menggambarkan bagian manusia secara utuh,dari kaki hingga kepala. Buste, patung dada yang hanya menggambarkan bagian kepala sampai dada atau hanya dada saja. Torso, yaitu badan yang hanya menggambarkan badan atau gembung saja tanpa kepala dan tanpa anggota badan b. Relief Relief tinggi yaitu pahatan sangat menonjol dari bidang datar papan atau dinding dan ketebalan tersebut mencapai separuh atau lebih ketebalan bidang pahatan Relief sedang pahatan yang timbul dari bidang datar papan atau bangunan dengan ketebalan pahatan kurang dari separuh ketebalan bidang pahatan. Relief ini sering kita jumpai pada bidang candi

Relief cekung, yaitu cara pembuatannya dengan mengeruk bidang datarnya Relief tembus, yaitu cara pembuatannya hanya mengeruk bidang datar, tetapi dipahat sampai tembus ke balik permukaan bidang datar, jadi dapat dilihat dari dua sisi c. Seni Lukis dan gambar Menurut alirannya, seni lukis dibedakan menjadi lukisan yang beraliran : naturalis, realis, impresionis, ekspresionis, kubisme, futuristik, surealis dan abstrak (bebas) d. Seni rias Seni rias Indonesia misalnya, seni rias wajah, tata rambut dan seni pakaian. Erat hubungannya dengan seni berpakaian adalah seni kerajinan, terutama tenun, batik, ikat dan tekstil Indonesia. Seni Pertunjukan meliputi a. Seni Tari Seni tari adalah gerakan dari tubuh penari yang berkesinambungan dan dinamis yang diiringi oleh musik (gamelan). Seni ini meliputi seni tari klasik maupun modern. b. Seni Drama Berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata dramon yang berarti perbuatan atau gerak. Jadi drama berarti seni untuk mengungkapkan pekerti manusia melalui perbuatan yang dipanggungkan. Adapun macam drama yaitu tragedi, komedi, tragedi komedi, dagelan atau opera c. Seni Vokal

Seni suara yang dihasilkan melalui mulut manusia. Suara vokal yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai religius, ekonomis atau sosial. Adapun nyanyian-nyanyian rakyat telah tumbuh menjadi cabang khusus yang disebut etnomusikologi Seni Sastra meliputi : a. Seni Verbal Sebenarnya kesenian verbal meliputi cerita, drama, puisi, nyanyian, peribahasa, teka-teki, permainan kata-kata dan bahkan memberi nama untuk prosedur, pujian dan hinaan apabila itu semua mempunyai bentuk-bentuk yang rumit dan khusus. Cerita adalah salah satu kesenian verbal yang paling mudah dicatat dan dikumpulkan Folkklore : istilah dari abad ke 19 untuk menunjuka cerita lisan tradisional dan pepatah-pepatah petani Eropa dan diperlukan sehingga meliputi tradisi lisan yang terdapat di semua masyarakat Mite : cerita tentang peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalahmasalah akhir kehidupan manusia. Mite berfungsi untuk menerangkan dan memberi gambaran atau penjelasan tentang alam semesta yang merupakan latar belakang perilaku teratur Legenda : cerita semihistoris yang turun temurun dari zaman dahulu, menceritakan perbuatan-perbuatan pahlawan, perpindahan penduduk dan pembentukan adat kebiasaan lokal. Contoh : Cerita Loro Jongrang Epik : cerita lisan yang panjang, kadang-kadang dalam bentuk puisi atau prosa ritmis yang menceritakan perbuatan-perbuatan besar. Contoh : Kisah Ramayana Dongeng : cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan atau hiburan Motif : situasi cerita dalam dongeng rakyat

b. Seni Non Verbal Kesenian diluar verbal dapat dikategorikan sebagai kesenian non verbal. 3. Religi dan Sistem Kepercayaan Terdapat beberapa unsur yang universal dalam pengertian religi atau kepercayaan ini, antara lain kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang lebih tinggi dari manusia, berbagai hal yang dilakukan manusia untuk berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tersebut, bentuk-bentuk religi kuno sampai pada

kemunculan agama. Sistem religi dalam kerangka budaya suatu masyarakat memiliki tiga unsur utama yaitu sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan dan umat penganut religi tersebut. Dalam sistem keyakinan, gagasan, pelajaran, aturan agama, dongeng suci atau riwayat suci tercantum dalam suatu himpunan buku-buku suci yang biasa juga dianggap sebagai kesusastraan.Unsur religi jika dijabarkan sebagai berikut: a. Emosi keagamaan, yaitu kekuatan yang menggerakkan jiwa manusia untuk melakukan kegiatan keagamaan dan merupakan pusat dari segala konsep religi yang diyakini manusia b. Sistem keyakinan, berwujud nilai-nilai tentang keyakinan dan konsep manusia akan sifat-sifat Tuhan, alam gaib, kejadian-kejadian alam, kekuatan sakti serta makhluk halus c. Sistem ritus dan upacara, merupakan kelakuan manusia dalam kegiatan keagamaan yang resmi diketahui masyarakat, setidaknya oleh kelompok keagamaan. Dalam sistem ritus terdiri dari: - komponen upacara yang meliputi tempat upacara, saat upacara, bendabenda upacara dan orang yang melakukan upacara - kesenian khusus dalam upacara antara lain sesaji, berkurban, berdoa, makan bersama, menari, berprosesi/ berkirab atau pawai, upacara seni drama, berpuasa, intoxikasi atau perbuatan yang memabukkan atau

menghilangkan kesadaran diri para pelaku upacara, bertapa dan bersamadi d. Umat agama, yaitu kelompok yang meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang dianut. Kesatuan masyarakat yang menjadi pusat aktivitas religius dapat berupa beberapa tipe yaitu keluarga, kelompok kekerabatan unilineal, komunitas dan perkumpulan-perkumpulan khusus Para ahli antropologi mengemukakan, paling sedikit ada 8 bentuk religi di dunia: 1. Fetisism, yaitu bentuk religi berdasarkan kepercayaan akan adanya jiwa dalam bentuk benda-benda tertentu dan terdiri dari aktivitas-aktivitas keagamaan guna memuja benda-benda berjiwa. Misalnya Simegere di Mentawai 2. Animisme, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan bahwa alam sekeliling tempat tinggal manusia dihuni berbagai macam ruh, dan terdiri dari berbagai kegiatan keagamaan guna memuja roh roh tadi 3. Animatism, tidak merupakan bentuk religi, melainkan suatu sistem kepercayaan bahwa benda-benda serta tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa dan dapat berfikir seperti manusia. Kepercayaan itu tidak menyebabkan adanya kegiatan keagamaan, walaupun dapat menjadi unsur dalam suatu religi 4. Prae-animism (kadang disebut dynamism), yaitu bentuk religi berdasarkan kepercayaan pada kekuatan sakti yang ada dalam segala hal yang luar biasa dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang berpedoman pada kepercayaan tersebut 5. Totemism, yaitu bentuk religi yang terdiri dari kelompok-kelompok kekerabatan unilineal yang didasarkan berasal dari para dewa dan leluhur yang terikat tali kekerabatan dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan untuk memuja mereka serta mempererat kesatuan dalam kelompok unilineal masing-masing. Tiap kelompok mempunyai lambangnya (totem) sendiri dapat berupa jenis hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala alam atau benda yang melambangkan dewa leluhur kelompoknya. Contoh, suku-suku di Irian dengan tiang (mbis), atau sapi merupakan totem bagi umat Hindu India 6. Polytheism, yaitu religi yang didasarkan kepercayaan akan adanya suatu hierarki dewa-dewa dan terdiri dari upacara-upacara untuk memuja para dewa tadi 7. Monotheism, yaitu religi yang didasarkan kepercayaan adanya satu dewa, yaitu Tuhan dan kegiatan-kegiatan upacaranya bertujuan untuk memuja Tuhan tersebut 8. Mystic, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan satu Tuhan yang dianggap menguasai seluruh alam semesta dan terdiri dari upacara-upacara yang bertujuan untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan tersebut. Dalam banyak agama manusia berupaya untuk mendekatkan dirinya pada Tuhan (pantheism). Tetapi ada konsep bahwa manusia menjadi satu dengan Tuhan berdasarkan nalar bahwa segala hal di dunia (termasuk manusia dan lingkungannya) adalah bagian dari Tuhan (monism) C. Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/ Religi/ Kepercayaan 1. Fungsi Bahasa Secara khusus, fungsi bahasa diantaranya adalah: a. untuk tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan hubungan pergaulan sehari-hari b. untuk tujuan artistik, yaitu untuk pemuasan rasa estetika sehingga manusia mengolah bahasa seindah-indahnya c. untuk tujuan filosofi, yaitu untuk mempelajari naskah-naskah kuno d. sebagai kunci dalam mempelajari ilmu-ilmu lain Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut:

a. alat ekspresi, yaitu mengekspresikan aspek kejiwaan manusia, menarik perhatian orang lain dan membebaskan diri dari tekanan emosi b. alat komunikasi, yaitu untuk mengadakan hubungan atau komunikasi

antarmanusia c. alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : a. Lambang identitas nasional b. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang budaya dan bahasa c. Alat penghubung antar daerah dan antarbudaya Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai: a. Bahasa resmi negara b. Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan c. Alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan d. Alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia mendapat dukungan dari bahasa daerah maupun bahasa asing terutama peristilahan yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga memunculkan istilah indo-glish 2. Fungsi Seni Setiap kesenian yang diciptakan manusia sederhana selalu senantiasa

mengandung pesan-pesan yaitu sistem nilai yang dijadikan pedoman hidup oleh masyarakat yang bersangkutan. Kadang nilai tersebut disampaikan melalui simbol,

misalnya kesenian wayang (Jawa). Beberapa seni pertunjukkan mempunyai fungsi sebagai sarana ritual, sarana hiburan, presentasi estetis atau pariwisata. Hampir semua kesenian suku-suku bangsa di Indonesia bisa dikatakan berkaitan dengan religi. Mulai dari seni bangunan rumah adat, tari-tarian, musik, sampai seni ukir, semua berhubungan dengan religi yang biasanya berupa animisme atau dinamisme. Misalnya Tari Pendet di Bali disajikan untuk para leluhur dan dipentaskan di halaman pura. Tari Hudog dilakukan oleh suku Dayak untuk meminta hujan. Penari memakai topeng besar dan baju rumbai dari daun pisang. Tetapi disisi lain adapula seni yang berfungsi sebagai pemenuhan kepuasan estetika manusia. Disini kesenian bersifat sekuler murni, entah yang ringan atau serius, jelas

menggambarkan bahwa imajenasi kita bebas melayang-layang tanpa suatu motif lain dibelakangnya dalam mencipta, mencipta ulang pola, perasaan-peraaan dengan leluasa dan tanpa memikirkan akibat. Jadi dapat disimpulkan fungsi seni bagi manusia antara lain: a. menambah kenikmatan hidup manusia sehari-hari (pemenuhan kebutuhan akan keindahan) b. menentukan norma perilaku yang teratur c. meneruskan adat dan nilai nilai kebudayaan d. menambah ikatan solidaritas masyarakat e. pelaksanaan suatu ritual keagamaan 3. Fungsi Agama/Religi/Kepercayaan a. Fungsi Edukatif Mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Berbeda dengan instansi (institusi profan), agama dianggap sangggup memberikan pengajaran yang otoritas, bahkan dalam hal-hal yang sakral. Agama menyampaikan ajarannya melalui perantara ; upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan,

pendalaman rohani maupun diluar perayaan liturgis. Untuk melaksanakan tugas ditunjuk sejumlah fungsionaris, misalnya : syaman, kyai, pendeta, pedanda dan imam b. Fungsi Penyelamatan Agama mengajarkan keselamatan hidup di dunia dan keselamatan setelah kehidupan di dunia. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut agama mengajarkan cara-cara yang khas. c. Fungsi Pengawasan Sosial Masing-masing agama mempersatukan umatnya yang berbeda ras, suku dan kebudayaan. Dan perilaku umat yang berbeda tersebut disamakan dalam ajaran agama dan ritualitas sehingga akan memupuk persaudaraan dan akan saling menjalankan fungsi pengawasan. Jika nilai kebaikan agama benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan akan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. D. Hubungan antara Bahasa, Seni dan Agama/ Religi / Kepercayaan Bahasa, seni dan agama/religi/kepercayaan merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan universal, dimana setiap unsur kebudayaan tidak hidup atau berdiri sendiri sendiri. Bahasa, seni, religi adalah unsur yang berperan dalam melangsungkan kehidupan masyarakat dan bersama unsur yang lain bersatu dalam kerangka kebudayaan. Contoh, untuk melangsungkan hidupnya manusia memerlukan bahasa untuk berkomuniksi, agama untuk pendidikan dan penyelamatan serta mengekpresikan nilai budaya yang diperolehnya melalui seni

You might also like