You are on page 1of 59

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses komunikasi antara siswa, pengajar atau guru dan bahan ajar. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan adanya kecenderungan verbalisme, ketidakpastian siswa, kurangnya minat dan kegairahan siswa dalam belajar. Minat di sini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar karena dengan adanya minat, berarti akan menumbuhkan gairah belajar, rasa senang dan semangat pada siswa untuk belajar. Memiliki intelegensi yang tinggi tidaklah cukup untuk memperoleh hasil belajar yang optimal jika tidak diikuti oleh minat yang kuat. Karena minat adalah suatu rasa lebih suka atau ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang memerintah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat di artikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan.1 Minat dapat dikatakan sebagai salah satu landasan yang paling mendasar dari kegiatan atau aktifitas seseorang terhadap sesuatu, karena minat seseorang terhadap sesuatu merupakan salah satu faktor pendorong dilakukannya pekerjaan. Seorang anak dengan rajin dan sungguh-sungguh melakukan pekerjaan, misalnya membaca, menyaksikan suatu pertunjukan dan lain-lain sering dikatakan bahwa anak tersebut berminat terhadap suatu pekerjaan. Minat juga merupakan keadaan yang terjadi apabila seseorang melihat sesuatau yang berhubungan dengan kebutuhan sendiri. Minat tidak tumbuh secara naluriah tetapi dibutuhkan suatu rangsanganrangsangan tertentu untuk menimbulkan suatu ketertarikan. Oleh karena itu agar siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran maka
1 M. Kasir Ibrahim, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, Pustaka Tinta Emas: Surabaya, 1999, hlm 583

seorang guru harus memberikan stimulus untuk menumbuhkan minat tersebut. Salah satu usaha untuk menumbuhkan hal tersebut adalah dengan penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus, informasi, sikap dan lain-lain juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.2 Kegiatan belajar mengajar akan efektif dan efisien apabila dalam kegiatannya disertai dengan penggunaan media sebagai alat pembelajaran. Arif Sadiman, dkk mengemukakan pengertian media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa, serta perhatian siswa dalam proses belajar mengajar3. Hasil penelitian telah menunjukkan media telah menunjukkan keunggulannya membantu pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh siswa serta dapat meningkatkan minat belajar siswa. Yudha Puspitaningrum dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa penggunaan media pembelajaran mempengaruhi minat belajar siswa di sekolah. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebagian besar siswa ikut aktif pada saat pelajaran berlangsung, siswa tidak segan untuk bertanya dan mayoritas siswa mendapat nilai ujian yang cukup baik setelah penerapan media pembelajaran4. Hal itu dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik perhatian siswa sehingga bisa menumbuhkan minatnya terhadap pelajaran tersebut. Dan juga pengajar bisa menggunakan berbagai metode, tidak semata-mata komunikasi melalui kata-kata, serta siswa bisa lebih banyak melakukan aktifitas seperti mengamati, melakukan atau mendemonstrasikan dan lain-lain. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
2 H.Asynawir, M. Basyarudin Usman. Media Pembelajaran, Ciputat Pers Jakarta, 2002, hlm 11 3 Arif sadiman dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Pustekkom Dikbud dan Pentas Raja Grafindo Persada. Jakarta: 4 Yudha puspitaningrum, Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa (Studi tentang Penggunaan LKS pada siswa SDN Purworejo I Kec. Sanan Kulon kab. Blitar), skripsi tidak diterbitkan, 2004, hlm 79

banyak sekali, begitu juga dalam pembelajaran Bahasa Arab juga bisa menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan guru, siswa dalam belajar. Media yang dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa Arab, antara lain: komputer, rekaman CD, gambar, grafis (peta konsep) dan sebagainya. Media-media tersebut mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Arab yang ada di sekolah-sekolah terutama di lembaga formal. Dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa arab atau bahasa inggris, penggunaan media sangat dibutuhkan agar pembelajaran tersebut tidak membosankan dan menjadi aktivitas yang menyenangkan. Kanyataan di lapangan menunjukkan bahwa aktifitas pembelajaran bahasa arab kurang bervariasi dari pada pembelajaran bahasa asing lainnya. Hal ini tidak hanya disebabkan adanya asumsi bahwa belajar bahasa arab sebagai bahasa asing untuk bisa mempergunakannya secara aktif hanya bisa dilakukan di negara arab tetapi juga penggunaan metode pembelajaran yang sudah ketinggalan dari metode pembelajaran bahasa asing lainnya. Praktek pengajaran bahasa arab di pesantren atau tsanawiyah, aliyah, IAIN dan lain-lain pada umumnya masih menitik beratkan pada metode gramatika terjemah. Hal ini terbukti dengan pembelajaran yang menekankan pada keterangan kaidah-kaidah tata bahasa, menterjemah bahasa Arab ke dalam bahasa pelajar tapi tidak sebaliknya, latihan secara lisan tidak diberikan dan belum menggunakan alatlat peraga audio-visual5. Dalam pembelajaran bahasa, salah satu media yang bisa digunakan adalah media audio visual. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengatakan bahwa pemanfaatan media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam: pertama, pengajaran music literary (pembacaan sajak) dan kegiatan dokumentasi. Kedua, pengajaran bahasa asing, baik secara audio ataupun secara audiovisual. Ketiga, pengajaran melalui radio atau radio pendidikan. Keempat, paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya
5 Tim Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam. Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidkan Agama Depag RI. 1978, hlm 129

dalam suatu bidang studi6. Dengan menggunakan media Gambar (visual) pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan semakin bertambah. Siswa tidak hanya mendapat keterangan berupa kata-kata tapi mendapat pengalaman nyata dari visual yang di tampilkan. Amir Hamzah Sulaeman menyebutkan bahwa alat-alat visual tidak saja menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu singkat, tetapi apa yang diterima melalui alat-alat visual lebih lama dan lebih baik tinggal dalam ingatan7. Karena kekurangan fasilitas pembelajaran yang dimiliki oleh Madrasah Tsanawiyah Al-ma'arif 01 maka guru mencoba menggunakan media visual yang berupa gambar dalam pembelajaran bahasa arab. Dengan media ini diharapkan suasana pembelajaran tidak membosankan dan menjadi lebih menarik sehingga bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar pelajaran tersebut dan yang lebih penting adalah tercapainya tujuan KBM dan kurikulum. Dari latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil penelitian dengan judul "Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang". B.Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan media Gambar agar dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Arab siswa kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang? C.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana penerapan media Gambar Untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Arab siswa kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang

6 Nana Sudjana&Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: C.V Sinar Baru Bandung. 1991, hlm 129 7 Amir Hamzah Sulaeman. Media Audio-Visual. Jakarta: PT Gramedia Jakarta, hlm 18

D.Manfaat Penelitian 1.Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam pengembangan pendidikan dan pengajaran dan dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya. 2.Manfaat Praktis a. Bagi Lembaga Penerapan media Gambar dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Bahasa Arab yang lebih baik. b. Bagi Guru Penerapan media Gambar diharapkan akan lebih mempermudah para guru dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan siswa khususnya terhadap siswa yang tidak serius dalam kegiatan belajar mengajar. c. Bagi Siswa Dengan media Gambar yang diterapkan oleh guru diharapkan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran dan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, khususnya mata pelajaran Bahasa Arab sehingga siswa dapat mengembangkan daya berfikirnya dan menerima materi dengan baik.

d. Bagi Peneliti Penggunaan media Gambar akan mempermudah peneliti dalam mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi mata pelajaran Bahasa Arab yang telah diberikan serta tanggung jawab siswa terhadap tugas mata pelajaran Bahasa Arab dan menambah wawasan

bagi calon guru.

E.Hipotesis Penelitian Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa "Jika penggunaan media Gambar dalam pembelajaran Bahasa Arab dioptimalkan, maka dapat Meningkatkan minat belajar dan mempermudah pemahaman siswa kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang".

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pengertian Media Pembelajaran 1.Pengertian media pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti "tengah" berarti pengantar atau perantara, sedangkan menurut istilah berarti wahana penyalur pesan atau info belajar. Menurut NEA (National Education Association), media adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrtumen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional8. Sedangkan menurut Donald P. Ely Vernon S. Gerlach, media ada dua bagian yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Dalam arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru9. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang dapat berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk komunikasi (proses belajar mangajar) dengan tujuan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga terjadi proses belajar pada penerima pesan (anak didik). Dalam dunia pendidikan dikenal berbagai istilah peragaan atau keperagaan yang kemudian dipopulerkan dalam istilah baru yakni "Media Pendidikan", dimana dalam kepustakaan asing dugunakan istilah audio visual aids atau teaching material atau instructional material. Alat peraga dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan penting
8 Asnawir&Basyaruddin, hlm 11 9 Ahmad Rohani, Media Instruktif Edukatif, Cet I, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, hlm 2

yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam pencapaian tersebut peranana alat bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting karena dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga10. Dengan adanya alat peraga atau media pengajaran memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dan lingkungannya. Dalam pembelajaran tradisional, para siswa hanya belajar tentang fakta dengan jalan mendengarkan ceramah atau membaca buku dan tidak kontak lansung dengan gejala-gejala alamiah. Sementara dalam pengajaran modern, dengan menggunakan media pembelajaran para siswa dibawa ke dalam kontak langsung dengan gejala kehidupan yang sesungguhnya, misalnya dengan menggunakan rekaman, diagram, eksperimen, karyawisata dan sebagainya11. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya semacam "dialog internal" dalam diri siswa. Sehingga akan terjadi komunikasi antara siswa dengan sumber penyalur pesan. Hal yang demikian dapat dikatakan proses telah terjadi dalam diri siswa yang akhirnya akan mengarah pada perubahan tingkah laku siswa. 2.Jenis-jenis media pembelajaran Ada beberapa jenis media pengajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain : a. Media Grafis Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pasan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu simbol-simbol yang digunakan perlu difahami benar artinya, agar dalam penyampaian materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan efisien. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
10 Nana Sudjana&Ahmad Rivai, hlm 99 11 Umar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Penerbit Alumni, 1986, hlm 29

ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan, misalnya: pelaksanaan shalat atau tentang konsep sifat wajib, mustahil bagi Allah, dan konsep lainnya. Media grafis selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis juga termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Adapun jenis-jenis media grafis, antara lain: 1.Gambar/Foto Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/Foto merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Sebagaimana pepatah Cina mengatakan sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu bahasa. Dalam penggunaan media pembelajaran ini, gambarnya harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. 2.Sketsa Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian siswa, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan karena media dibuat guru langsung. 3.Diagram Diagram adalah suatu gambar sederhana yang dirancang untuk menggambarkan hubungan timbal balik, yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan struktur dari obyeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. 4.Bagan Bagan seperti halnya media grafis yang lain yaitu termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-

konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Pesan yang disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. 5.Grafik Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, grafis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula di situ. Fungsinya adalah untuk menggambarkan data secara kuantitatif dan teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. 6.Kartun Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, yaitu suatu gambar interpretatife yang digunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap atau tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dipahami dengan cepat.12 b. Media Audio Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain: a.Radio Radio adalah media audio yang programnya dapat direkam dan diputar sesuka kita. Media ini relatif murah dan variasi progamnya lebih
12 Arief S, Media Pengajaran (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan), P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 28-47

10

banyak dan bisa dipindah-pindah dan dapat digunakan bersama-sama. b.Alat Perekam Pita Magnetic (tape recorder) Alat perekam pita magnetic atau tape recorder adalah salah satu media pembelajaran yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. c.Laboratorium Bahasa Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media ini yang dipakai adalah alat perkam.13 c. Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam (still proyektif medium) mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Untuk itu bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan antara media grafis dan proyeksi diam, yaitu pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media bersangkutan, pada media proyeksi diam pesan yang terkandung di dalamnya harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.14 Dalam proyeksi diam ini semua menggunakan transparan yang kemudian diproyeksikan menggunakan proyektor. Ada juga yang mengatakan bahwa jenis-jenis media adalah sebagai berikut:s a.Benda sesungguhnya. Media ini merupakan media yang paling sempurna tetapi adakalanya tidak memungkinkan untuk dibawa ke kelas. Hal ini dapat diatasi dengan membawa sebagian dari benda itu yang selanjutnya dinamakan contoh. b.Benda tiruan atau model. Benda sesungguhnya di ganti dengan benda buatan, tentunya yang lebih kecil dan lebih sederhana. c.Media grafis. Media berupa gambar atau lukisan
13 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2002, hlm. 52-55 14 Ibid, hal. 57

11

yang tertera pada permukaan bidang gambar seperti: lukisan, foto, sketsa, diagram, poster, media cetak dan sebagainya. d.Media dengar. Media ini berfungsinya melalui suara dan pendengaran seperti radio, tape recoreder, alat musik dan sebagainya. e.Media pandang. Media ini berfungsi melalui penglihatan misalnya film slide, overhead, proyektor (OHP) f.Media pandang dengar. Media ini merupakan gabungan dari media dengar dan pandang, jadi bisa didengar dan dilihat seperti TV, film, VCD laser diks. 3.Manfaat media pembelajaran Media pengajaran mempunyai manfaat yang utama adalah membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Tetapi menurut beberapa ahli pendidikan media pengajaran mempunyai manfaat yang lebih luas, diantaranya: a. Menurut Sudjana dan Rivai, mengungkapkan bahwa manfaat media pengajaran antara lain: 1.Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2.Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih difahami oleh siswa dan memungkinkan mengusai dan mencapai tujuan pengajaran; 3.Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru,

12

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; 4.Sisiwa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain; b.Menurut Oemar Hamalik, media pengajaran mengandung berbagai manfaat: 1.Meletakkan dasar-dasar yang konkrit berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2.Memperbesar perhatian siswa. 3.Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 4.Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. 5.Menumbuhkan pemikiran yang tetatur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup. 6.Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan berbahasa. 7.Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. B.Pengertian Media Gambar (Visual) Media gambar dapat disebut juga media Visual, Menurut Amir Hamzah alat-alat visual adalah alat-alat yang "visible" artinya dapat dilihat15. Diantara alat15Amir Hamzah Sulaeman,hlm 11

13

alat visual antara lain gambar, foto, slaid, model. Ada pula yang memberikan batasan definisi alat-alat visual sebagai berikut: a. Pendidikan visual artinya tidak lain daripada penyajian pengetahuan melalui "pengalaman melihat". b. Pendidikan visual adalah suatu metode untuk meyampaikan informasi berdasatkan prinsip psikologis yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh pengertian yanh lebih baik dari sesuatu yang dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya16.) Dari pengertian diatas pembelajaran dengan media gambar (visual) adalah pembelajaran dengan media yang dapat dilihat oleh siswa. Alat-alat visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan. Dengan menggunakan visual pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan semakin bertambah. Siswa tidak hanya mendapat keterangan berupa kata-kata tapi mendapat pengalaman nyata dari visual yang di tampilkan. Amir Hamzah Sulaeman menyebutkan bahwa alat-alat visual tidak saja menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu singkat, tetapi apa yang diterima melalui alat-alat visual lebih lama dan lebih baik tinggal dalam ingatan17. Dengan menggunakan media visual akan memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki yang akhirnya menjurus kepada pengertian yang lebih baik. Di samping itu juga visual telah menjadi kegemaran para remaja khususnya para siswa sehingga penggunaannya tidak akan menimbulkan suatu kebosanan. C.Pengertian Minat Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya
16 ibid, hlm 12 17 Amir Hamzah Sulaeman, hlm 18

14

1.Pengertian minat belajar Minat (interest) menurut pengertian banyak orang adalah suatu "kesenangan" dan minat menurut arti katanya adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada suatu keinginan. Menurut pengertian tersebut, maka seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu apabila mempunyai perhatian, kesukaan dan keinginan terhadap sesuatu serat diikuti dengan tindakan-tindakan atas usaha untuk memperoleh/mempunyai sesuatu. Kesenangan merupakan minat yang sementara. Selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat. Namun akan mulai berkurang karena kegiatan yang ditimbulkannya hanya memberi kepuasan sementara. Minat lebih tetap karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang18. Sedangkan para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikan minat, antara lain sebagai berikut: a. Menurut B. Hurlock: "Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih". b.Menurut W.S. Winkel: c. "Minat adalah sebagai kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu". d.Menurut Drs.Syaiful Bahri Djamarah: e. "Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas"19. Dari beberap definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikis yang mengandung perasaan senang dan menunjukkan adanya perhatian yang terpusat pada suatu objek yang menstimulir. Minat dipengaruhi oleh dua faktor yakni:
18 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Edisi VI, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993, hlm 114 19 Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Cet I, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, hlm 132

15

a. Minat dari dalam diri (instrinsik) Yaitu minat yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa adanya rangsangan dari luar, sebagaimana disebutkan dalam buku psikologi pendidikan karangan Sumadi Suryabrata bahawa minat intrinsik merupakan minat yang tidak perlu dirangsang dari luar 20. b.Minat dari luar (ekstrinsik) Yaitu minat yang timbul akibat rangsangan dari luar. Minat eksrinsik merupakan minat berfungsi karena adanya rangsangan dari luar21. Sedangkan pengertian minat belajar adalah suatu kesadaran yang timbul pada diri seseorang dalam bentuk perhatian, kesukaan, keinginan, dan kecenderungan hati pada suatu objek (pelajaran) yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya, sehingga menimbulkan proses perubahan tingkah laku. 2.Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut: a.Faktor-faktor intern 1.Faktor jasmaniah Yang termasuk faktor jasmaniah adalah kesehatan tubuh. Sehat berarti dalam keadaan baik, badan beserta bagian-bagiannya terbebas dari penyakit. Kesehatan dapat berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan fungsi indera serta tubuhnya22. 2.Faktor psikologis
20 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Ed I, Cet II, Jakarta: CV Rajawali, hlm 72 21 ibid 22 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cet V, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hlm 57

16

Sekuang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang dapat mempengaruhi belajar yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Diantara faktor-faktor tersebut minat adalah faktor yang besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar dia memiliki nilai yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang kurang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan denagn cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu23. 3.Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuha dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. b.Faktor ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: 1.Faktor keluarga Siswa yang akan menerima pengaruh dari keluarga dapat berupa: bagaimana cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya kemudian relasi anak dengan saudaranya
23 ibid, hlm 57

17

atau anggota keluarga yang lain dapat mempengaruhi belajar anak tersebut. Jadi demi kelancaran belajar sertabelajar anak perlu kiranya diuasahan relasi yang baik dalam keluarga tersebut. Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi ataukejadian yang sering terjadi dalam keluarga dimana anak belajar dan berada. Maka agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Faktor ekonomi keluarga juga berpengaruh terhadap belajar anak, karena anak yang sedang dalam tahap belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya jika tidak maka kegiatan belajarnya akan terganggu. 2.Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup sebagai berikut: a. Metode mengajar Mentode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula sehingga siswa malas belajar. Maka agra siswa dapat belajr denganbaik maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, seefisien dan seefektif mungkin. b.Kurukilum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagaian besar adalah mentajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik terhadap belajar siswa. c. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Guru yang kurang berinteraksi dengan siwa secara akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar, karena siswa

18

merasa jauh dari guru sehingga mereka menjadi segan berpartisipasi aktif dalam belajar. d.Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan dalam sekolah dan dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Oleh karena itu agar siswa disiplin maka guru beserta staf yang lain harus disiplin pula. e. Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai guru dipakai pula oleh siswa. Maka alat peraga sangat dibutuhkan untuk membantu kelancaran belajar siswa seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya. f. Waktu sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lemah maka mereka akan mengalamai kesulitan dalam menerima pelajaran. 3.Faktor masyarakat Pengaruh masyarakat ini terjadi karena keberadaan siswa sebagai anggota masyarakat. Misalnya kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan kehidupan masyarakat yang kesemuanya itu dapat mempengaruhi belajar siswa serta dapat membantu perkembangan kepribadian siswa. Maka perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga dapta belajar dengan baik.

19

3.Aspek-aspek Minat Hurlock membagi minat menjadi dua aspek24: a.Aspek Kognitif Aspek kognitif minat berdasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Untuk mengukur aspek kognitif dapat dilihat dari: 1. Kebutuhan akan informasi. Anak yang berminat terhadap sesuatu akan menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan apa yang diminatinya. 2. Rasa ingin tahu. Besarnya rasa ingin tahu seseorang terhadap sesuatu dapat menentukan tingkat ketertarikan seseorang terhadap sesuatu itu. b. Aspek Afektif Aspek ini berkembang dari pengalaman pribadi yang berasal dari sikap orang yang penting seperti orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut. Aspek ini dapat dilihat dari: 1.Pengalaman dari sikap orang tua. Sikap orang tua yang memperhatikan dan mendukung anak dalam belajar akan menambah semangat anak untuk belajar. 2.Pengalaman dari sikap guru. Guru merupakan orang tua siswa di sekolah. Hubungan baik siswa dengan guru sangat menentukan pola pikir siswa dan minat siswa
24 Hurlock, hlm 116

20

terhadapa pelajaran yang di ampunya. 3.Pengalaman dari teman sebaya. Anak mempunyai dunia yang berbeda dengan orang dewasa sehingga anak selalu berusaha mencari lingkungan yang sesuai dengan dunianya.

D.Penerapan Media Gambar (Visual) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Mempelajari bahasa asing seperti Bahasa Arab disekolah atau madrasah, pesantren, akademik dan diperguruan tinggi merupakan kepandaian khusus. Tiap tahun ribuan bahkan mungkin ratusan ribu orang yang mempelajari Bahasa asing, akan tetapi kemungkinan puluhan ribu saja yang berhasil baik dan memcapai tujuan dari mempelajari bahasa itu. Jadi boleh dikata proses mempelajari bahasa Arab sebagai Bahasa asing bagi orang indonesia merupakan usaha untuk membentuk dan membina kebiasaan baru secara sadar. Proses kemajuan mempelajari Bahasa Arab sangat tergantung antara lain kepada:25 1.Sejauh mana perbedaan dan persamaan antara pelajar dan bahasa arab yang dipelajarinya 2.sejauh mana bahasa pelajar itu dapat mempengaruhi proses mempelajari bahasa Arab. Singkatnya dapat dikatakan bahwa dalam mempelajari bahasa arab banyak menemui problematika yang harus diatasi, dan disinalah peran seorang guru bahasa arab. Dengan menggunakan media maupun metode yang berbeda diharapkan Mampu membuat siswa memiliki minat belajar sehingga mampu mencapai tujuan
25 Tim Penyusun Buku Pedoman bahasa arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada IAIN, Jakarta: Proyrk Pengembangan Pendidikan Agama Islam DEPAG R.I. 11976. hal. 77-79

21

dari belajar Bahasa Arab itu sendiri. Dalam pembelajaran Bahasa Arab kemahiran yang penting diajarkan ada 4 macam yaitu:26 1.Kemahiran Menyima' 2.Kemahiran berbicara/Kalam 3.Kemahiran membaca 4.Kemahiran Menilis Istima' adalah Suatu kegiatan mendengarkan suara-suara bahasa Arab dengan benar menurut pakar bahasa arab, sedangkan Kalam adalah suatu kegiatan mengucapkan suara-suara bahasa Arab dengan benar menurut pakar bahasa Arab.27 Dalam melaksanakan pelajaran kemahiran menyima' kita perlu menekankan efektivitas. Efektivittas dalam mendengarkan terlihat dalam kecekatan menangkap petunjuk kebahasaan yang penting yang berupa kata-kata atau lagu kalimat beserta tekanan dan persendiannya. Kecakapan menyaring dan membedakan gagasan pokok dari gagasan samping, membedakan yang penting dari yang tidak penting merupakan refleksi efektivitas.Sarana yang dapat membantu penyelenggaraan pelajaran kemahiran menyimakitu perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan dan keadaan setempat, seperti gambar-gambar, film-film strips, dan rekaman suara.28 Keterampilan berbicara ini dapat terwujud setelah keterampilan menyimak dan mengucapkan kosa-kata bahasa Arab. Keterampilan ini dapat berupa percakapan, diskusi, cerita atau pidato. Dalam pembelajaran kalam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
26 Ibid, hal.127-184 27 Radliyah Zaenuddin dkk, Metodologi dan Strategi Alternative Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group. 2005. hlm 62 28 Tim Penyusun Buku Pedoman bahasa arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada IAIN, Jakarta: Proyrk Pengembangan Pendidikan Agama Islam DEPAG R.I. 11976. hal. 131-132

22

1.Siswa harus mempunyai topik yang dibicarakan. Topic dapat berupa hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman sisiwa baik di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. 2.Siswa harus mempunyai kosa-kata yang relevan dengan topic. Agar siswa dapat memiliki kosa-kata tersebut, guru harus berusaha mengembangkan kosa-kata mereka yaitu dengan a)memotivasi siswa untuk selalu menggunakan kosa-kata baru dalam percakapan dan tulisan b)kosa-kata yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir dan pengalaman mereka. c)Guru harus memberikan kesempatan yang seluasluasnya pada siswa untuk membaca. d)Pada saat siswa berbicara, guru harus memperhatikan kata-kata mereka dan menjelaskan kesesuaian kata tersebut dengan konteks kalimat.29 Disamping itu, pengajaran kalam memiliki beberapa tahapan, sebagai berikut: 1.Dimulai dengan ungkapan29 Ibid, hlm: 62

23

ungkapan pendek; berupa salam dan perkenalan. Ungkapan ini hendaknya dilakukan dalam kondisi yang senyata mungkin, agar peserta didik benar-benar berada dalam situasi penutur aslinya. Setelah itu ungkapannya ditingkatkan menjadi lebih panjang. 2.Siswa dimotifasi untuk berkomunikasi dengan temannya dalam bahasa keseharian yang pendek, kemudian secara perlahan ditingkatkan pula menjadi lebih bermakna substansial. 3.siswa diminta untuk sering melihat dan mendengar percakapan melalui media elektronik sehingga mereka terbiasa dengan lahjah dan dialek penutur aslinya. Disamping itu, guru ikut memberi perhatian dengan menanyakan apa yang telah ditonton atau kalau bias, meminta mereka untuk berkomentar atau melaksanakan peran yang

24

ada dalam media tersebut.30 Dengan demikian dalam pembelajaran bahasa Arab Agar dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan memudahkan pemahaman maka perlu digunakan media seperti media Gambar (Visual).

30 Ibid, hlm: 63

25

BAB III METODE PENELITIAN A.SETTING PENELITIAN 1.Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang Keberadaan Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari tidak dapat dilepaskan dari embrio Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari yakni Madrasah Misbahul Wathon (MMW) yang lahir pada tahun 1923. Lembaga pendidikan ini didirikan sebagai perwujudan kepedulian terhadap bangsa Indonesia yang saat itu masih dijajah Belanda. Almarhum Almaghfurlah Bapak K.H. Masjkoer (mantan Menteri Agama dan Wakil Ketua DPR/MPR RI) pendiri lembaga pendidikan ini bersama beberapa Kyai Sepuh pada awalnya menginginkan lembaga pendidikan ini mampu menyiapkan generasi muda yang mampu berjuang demi kemerdekaan bangsanya. Sebelum kemerdekaan, siswa yang belajar di MMW ini hanya siswa putra saja, sebab saat itu belum lazim perempuan bersekolah formal. Muridmurid inilah yang pada masa revolusi kemerdekaan banyak bergabung dalam Lasykar Hizbullah dan Sabilillah yang markas besarnya berada di kota di Singosari, dan sebagai Panglima Besarnya adalah KH Zainul Arifin dan KH Masjkoer. Sampai tahun 1929, proses belajar mengajar di MMW masih sering mendapat halangan, terutama dari Pemerintah Hindia Belanda. Atas saran Almarhum Almaghfurlah Bapak KH. Abdul Wahab Hasbullah, nama MMW diubah menjadi Madrasah Nahdlatul Wathon dan sekaligus menjadi cabang Nahdlatul Wathon Surabaya. Pada kurun waktu berikutnya, berbagai satuan pendidikan didirikan, mulai MI, SDI, MTs., SMPI, MA, SMAI, tepat pada tanggal 1 September 1966 semua lembaga ini bernaung di bawah bendera LPA (Lembaga Pendidikan Almaarif). LPA ini akhirnya berubah menjadi Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari berdasarkan Akta No. 22 tahun 1977. Notaris E.H. Widjaja, S.H.

26

Dalam perkembangannya, MTs. Yang berdiri sejak tanggal 1 Juli 1959, Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari secara resmi berstatus TERDAFTAR, dan kemudian meningkat menjadi DIAKUI berdasarkan SK. Departemen Agama RI No. Wm.06.03/PP.03.2/52/SKP/1994 tanggal 20 April 1994 dan memiliki nomor statistik madrasah (NSM) 212350725052. Seiring dengan kemajuan yang diupayakan secara berkesinambungan dalam proses belajar-mengajar dan prestasi yang diraih, dari status DIAKUI, MTs Almaarif 01 Singosari kemudian meningkat berstatus akreditasi DISAMAKAN berdasarkan SK No. Wm.06.03/PP.03.2/115/SKP/1999 tanggal 14 Januari 1999. Status terakhir MTs. Almaarif 01 Singosari adalah terakreditasi A (Unggul) berdasarkan Piagam Akreditasi Nomor A/Kw.13.4/MTs./495/2005 tanggal 23 Mei 2005. 2.Tujuan Pendidikan Menengah / Madrasah Aliyah Tujuan Pendidikan Madarash Aliyah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Lebih spesifik tujuan pendidikan MAN Malang I tertuang dalam Visi dan Misi Madrasah. 3.Visi, Misi, Tradisi dan Tujuan Madrasah Sebagai upaya memberikan arah, motivasi serta kekuatan gerak bagi seluruh jajaran yang terlibat langsung dalam pengembangan madrasah, maka dirumuskan visi, misi dan tradisi yang dikembangkan di Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari. Rumusan itu juga dipandang sangat penting untuk menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita dan harapan-harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Rumusan tentang visi dan misi tersebut, juga dilengkapi secara jelas dan terperinci tentang perilaku, peran dan langkah-langkah yang semestinya dilakukan sebagai pedoman bagi seluruh civitas akademi MTs. Almaarif 01. Penjelasan dan penjabaran visi, misi dan tradisi serta upaya untuk mencapai tujuan MTs. Almaarif 01 Singosari sebagai berikut :

27

Visi : PENYELAMATAN DAN PENGEMBANGAN FITRAH MANUSIA Indikator Visi 1.Memiliki Aqidah Ahlussunnah Waljamaah 2.Istiqomah dalam beribadah 3.Berakhlak Al Karimah 4.Mampu Menggali dan Mengembangkan Potensi Diri 5.Mampu Mengintegrasikan Pengetahuan Agama dan Sains 6.Terbentuknya Nilai Nilai Sosial, Kemasyarakatan dan Wawasan Kebangsaan. Misi : 1.Menyelenggarakan dengan Memadukan Pesantren dan Umum 2.Membekali Anak Didik dengan Aqidah Islamiyah Ahlussunnah Waljamaah 3.Membentuk Anak Didik Taat dan Istiqomah dalam Beribadah 4.Membentuk Anak Didik Berakhlaqul Karimah 5.Mengembangkan Kemampuan Anak Didik dalam Mengintegrasikan Agama dan Sains 6.Menanamkan Nilai Nilai Sosial Kemasyarakatan Kebangsaan dan Wawasan Pendidikan Sistem

28

Tujuan Madrasah : a.Menghasilkan Output yang Memiliki Aqidah Ahlussunnah Waljamaah b.Mencetak Output yang Taat dan Istiqomah Output dalam yang Beribadah c.Memiliki Berakhlaqul Karimah d.Terwujudnya dan Pesantren e.Memiliki Peserta Didik yang kompeten dalam : b.Mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM ) untuk Semua Bidang Studi c.Mencapai Kelulusan 100 % d. Menggali dan Mengembangkan Potensi diri a.Memiliki yang Kebangsaan Uraian misi dari penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan di MTs. Almaarif 01 sebagai berikut : 1.Memacu semangat untuk menjadi menjadi manusia yang bertakwa, soleh individual maupun sosial, islami, moderat, haus ilmu pengetahuan untuk mencapai derajat ulil albab serta bermanfaat bagi masyarakat. 2.Meningkatkan pengetahuan siswa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menunjang kelanjutan studi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas. 3.Membiasakan penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai agama secara utuh Peserta Didik Berwawasan Perpaduan Kurikulum Depag, Diknas

29

4.Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dan berbudaya di masyarakat dihiasi sikap tasamuh, tawazun, itidal dan tawassuth 5.Menjadikan MTs. Almaarif 01 sebagai lembaga pendidikan dinamis yang memproses sumber daya manusia berbasis imtaq dan iptek serta menghasilkan prestasi akademik maupun non akademik. Tradisi : Tradisi yang dikembangkan di Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari Malang adalah perilaku civitas akademika dalam melakukan peran masing-masing didasari oleh kesadaran tinggi atas peran yang disandangnya untuk meraih cita-cita bersama. Kesadaran itu dibangun atas dasar pemahaman yang mendalam terhadap visi dan misi yang dikembangkan. Hal itu tercermin dalam pemikiran, sikap, dan tindakan dalam menjalankan tugas-tugas keseharian. Oleh sebab itu, kinerja civitas akademika meliputi; pimpinan, guru, tenaga kependidikan dan siswa merupakan cerminan dari tradisi Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari. Sebagai gambaran, penampilan 01 sebagai berikut : 1.Penampilan Fisik Secara fisik Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01, sebagai lembaga pendidikan yang beridentitas dan bernafaskan Islam, selalu berupaya menampilkan citra yang berwibawa, sejuk, rapi dan indah. Sehingga dapat memberikan kesan bahwa : 1.1.Sebagai lembaga pendidikan Islam maka harus bersih, rapi, sejuk dan indah. 1.2.Modern dan dinamis serta dihuni oleh orang-orang beriman dan beramal saleh serta kuat dalam memahami kitab. 1.3.Penghuninya menggambarkan orang orang Allah SWT, 1.4.Tawadlu' dan sopan kepada sesama manusia, dan peduli pada yang dekat kepada yang dibangun dalam kelembagaan dan juga pribadi yang berada di Madrasah Tsanawiyah Almaarif

30

lingkungan. 1.5.Aktifitas yang ada di dalamnya menggambarkan citra ibadah, cinta kasih, berhikmah dan bertazkiyah. 1.6.Terpercaya dan menumbuhkan keteladanan bagi masyarakat. 2.Kelembagaan 2.1.Memiliki tenaga akademik yang profesional dalam pengembangan keilmuan. 2.2.Memiliki tradisi akademik yang mendorong lahirnya prestasi bagi seluruh sivitas akademikanya. 2.3.Memiliki manajemen yang kokoh yang mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mengembangkan kreatifitas sivitas akademika. 2.4.Memiliki kemampuan antisipatif masa depan dan bersikap proaktif serta inovatif. 2.5.Memiliki pimpinan yang mampu mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki dan menjadi penggerak lembaga secara menyeluruh. 3.Profil Guru 3.1.Selalu menampakkan diri sebagai seorang mukmin dan muttaqin yang kuat di mana saja ia berada. 3.2.Ridlo dan senang pada profesinya, serta dilakukan dengan penuh kasih sayang dengan niat beribadah dan penuh keikhlasan. 3.3.Selalu beramar ma'ruf nahi munkar serta senantiasa berwasiat kebenaran dan kesabaran diiringi sifat penuh kasih sayang. 3.4.Memiliki wawasan keilmuan yang luas serta profesionalisme yang tinggi. 3.5.Kreatif, dinamis, dan inovatif dalam pengembangan keilmuan. 3.6.Bersikap dan berprilaku jujur, amanah dan berakhlakul karimah dan selalu berhikmah dalam berprilaku dan dapat menjadi contoh civitas akademika lainnya. 3.7.Berdisiplin tinggi dan selalu mematuhi kode etik profesi. 3.8.Memiliki kemampuan penalaran dan ketajaman berfikir ilmiah yang

31

tinggi. 3.9.Memiliki kesadaran yang tinggi di dalam bekerja yang didasari oleh niat beribadah dan selalu berupaya meningkatkan kualitas pribadi dalam iman dan taqwa. 3.10.Berwawasan luas dan bijak dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. 3.11.Memiliki kemampuan antisipatif masa depan dan bersikap proaktif. 4.Profil Pegawai/Karyawan/ Staf 4.1.Selalu menampakkan diri sebagai seorang mukmin dan muttaqin yang kuat di mana saja ia berada. 4.2.Selalu bermamar ma'ruf nahi mungkar serta senantiasa berwasiat kebenaran dan kesabaran diiringi dengan sifat kasih sayang. 4.3.Bersikap dan berprilaku jujur, amanah dan berakhlakul karimah dan berhikmah serta dapat menjadi contoh sivitas akademika lainnya. 4.4.Memiliki profesionalisme yang tinggi dalam melaksanakan tugas keadministrasian dan mencintai pekerjaan. 4.5.Berorientasi pada kualitas pelayanan. 4.6.Cermat, cepat, tepat dan efisien dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas. 4.7.Sabar dan akomodatif. 4.8.Selalu mendahulukan kepentingan madrasah di atas kepentingan pribadi dan ikhlas. 4.9.Berpakaian rapi dan pandai mematut diri serta sopan dalam ucapan dan perbuatan. 4.10.Mengembangkan husnudzon dan menjahui su'udzon. 5.Profil Siswa 5.1.Memiliki performance (penampilan) sebagai siswa muslim yang kuat iman dan taqwanya. 5.2.Berpenampilan sebagai calon pemimpin umat yang ditandai dengan : kesederhanaan, kerapian dan penuh percaya diri disertai disiplin yang tinggi.

32

5.3.Tawadlu' dan sopan pada guru, pegawai, kedua orang tua dan hormat pada sesamanya serta penuh kasih sayang pada lingkungannya. 5.4.Haus dan cinta ilmu pengetahuan. 5.5.Memiliki keberanian, keterbukaan dalam amar ma'ruf nahi munkar serta senantiasa menjalankan berwasiat kebenaran dan berwasiat kesabaran. 5.6.Kreatif, inovatif dan berpandangan jauh ke depan. 5.7.Memiliki kepekaan terhadap persoalan lingkungannya. 5.8.Bermusyawarah dalam menyelesaikan segala persoalan. 5.9.Mampu berkomunikasi dalam wilayah regional, nasional maupun global. 5.10.Memiliki kemauan belajar di bidang profesi-profesi yang bermanfaat dalam kehidupan modern. 6.Profil Alumni/Lulusan Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari mengharapkan agar setiap lulusan memiliki 7 (tujuh) kekuatan, yaitu : 6.1.Kekuatan dalam memahami dan mengamalkan kitab (ilmu pengetahuan). 6.2.Kekuatan berhikmah (ilmu yang bermanfaat yang senantiasa mendorong untuk diaplikasikan dalam bentuk perbuatan) 6.3.Memiliki sifat kasih sayang yang tinggi. 6.4.Senantisa bertazkiyah (senantiasa dalam kondisi fitrah) 6.5.Senantiasa meningkatkan taqwa. 6.6.Berbakti kepada kedu orang tua dan orang yang dituakan. 6.7.Tidak terjebak/terjerumus dalam kemaksiatan. 6.8.Dengan 7 (tujuh) kekuatan tersebut, diharapkan lulusan Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari menjadi manusia yang selamat, berkembang dan berdaya secara lahir-batin dalam menempuh kehidupan dunia-akhirat. Data Fisik Sarana-Prasarana

33

Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari berdiri di atas tanah seluas 3262 m2, dengan luas bangunan 2682 m2. Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari memiliki sarana/prasarana sebagai berikut : Sarana/Prasarana MTs. Almaarif 01 Singosari No. Nama Sarana 1. Ruang kelas 2. Ruang Tamu 3. Ruang Perpustakaan 4. Ruang Kepala Madrasah 5. Ruang Guru 6. Ruang BP/BK 7. Ruang Tata Usaha 8. Ruang Wakamad 9. Laboratorium IPA 10. Ruang Koperasi Siswa 11. Ruang UKS 12. Ruang OSIS 13. Ruang Pramuka 14. Kamar Mandi Guru 15. Kamar Kecil Siswa 16. Musholla Guru 17 Kantin 18. Green House 19. Lapangan Olah Raga Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pada Tahun Pelajaran 2007-2008 ini, tenaga guru dan staf di MTs. Almaarif 01 berjumlah 52 orang, dengan rincian 42 orang tenaga edukatif dan 10 orang staf TU dan karyawan lainnya. Untuk semua tenaga edukatif mengajar sesuai dengan spesifikasi keilmuannya masing-masing dan telah menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 serta beberapa orang diantaranya telah lulus dalam menempuh studi S-2 di beberapa PT negeri dan swasta di Malang. Jumlah 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 1 1 1 1 Luas 48m2 12m2 36m2 12m2 48m2 12m2 12m2 8m2 48m2 24m2 16m2 12m2 4m2 8m2 2m2 12m2 48m2 18m2 110m2

34

G RAFIK P ENDIDIKAN GURU M Ts. ALM AARIF 01 35 30 25 20 15 10 5 0 10 0 10 1 8 2 7 7 28 27 28 30 29

2003 / 2004 2004 / 2005 2005 / 2006 2006 / 2007 2007 / 2008 D3 S1 S2

35

G R A F IK J EN IS K E L A M IN T E N A G A P E N D ID I K
50 40 30 20 10 0 2003 / 2004 2004 / 2005 2005 / 2006 2006 / 2007 2007 / 2008 28 38 28 38 28 38 29 13 42 29 13 42

10

10

10

B.

L P

DESAIN DAN JENIS PENELITIAN Desain memiliki konsekuensi yang harus diikuti secara konsisten dari awal hingga akhir. Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran dengan peneliti. T. Raka Joni mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi di mana praktek-praktek tersebut dilakukan. (Soedarsono, 2001: 2) Suharsimi mengatakan bahwa penelitian tidakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Suharsimi, 2007:3) Menurut Mulyasa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif adalah adanya antara berbagai disiplin ilmu, keahlian dan profesi dalam memecahkan masalah, sedang partisipatif adalah dilibatkannya melaksanakan kegiatan, dan melakukan penelitian akhir. Sedangkan menurut Ebbutt dalam R.Wiriaatmadja menuturkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan

36

praktek penelitian oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan reflektif mereka mengenai hasil tindakantindakan tersebut. (Wiriatmadja, 2005: 12) Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti melakukan sebuah tindakan yang diamati secara terus menerus dilihat dari plus minusnya, kemudian pengubahan kontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tapat. (Suharsimi, 2002: 2) Berikut ini beberpa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan kelas: PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. 1.PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk meningkatkan praktiknya sendiri. 2.PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; spiral of cycles of planning, acting, observing, reflecting, the re-planning. 3.PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktis pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan. 4.PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan kolaborasi dalam seluruh tahapan PTK. 5.PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan. 6.PTK dilakukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka (guru). 7.PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji secara sistematis bukti yang menantangnya. 8.PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang pekerjaan kita terhadap orang lain membuat orang menjadi kritis dalam analisis. (Suharsimi, 2002: 105) Penelitian tindakan kelas merupakan pembuktian apakah suatu teori belajar mengajar yang diterap di kelas baik atau tidak dan sekiranya cocok dengan kondisi

37

kelas, peneliti mengadaptasi teori yang ada untuk keproses atau produk pembelajaran yang lebih efektif optimal dan fungsional. (Sudikin, 2002: 15) Tujuan dari penelitin tindakan kelas adalah untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengadakan perubahan kearah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah, serta menentukan modul dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah yang mirip atau sama, dengan melakukan modifikasi dan penyesuaian seperlunya dalam kegiatan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran. (Soedarsono, 2001: 5). Secara singkat, menurut Mulyasa penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: 1.Situasional, praktis, secara langsung dalam situasi nyata dalam dunia kerja. 2.Memberikan kerangka yang teratur kepada pemecahan masalah, action research juga bersifat empiris dalam hal mengadakan observasi nyata dan perilaku. 3.Fleksibel dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dari pembaharuan di tempat kejadian. 4.Partisipasi, dimana peneliti atau anggota penelitian sendiri ambil bagian secara langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan penelitiannya bersama khalayak sasaran. 5.Self- Evaluatif, adalah modifikasi secara kontinue dievaluasi dalam situasi yang ada, di mana tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek dalam acara tertentu bersama khalayak sasaran. 6.Dalam hal temuan penelitian memiliki validitas eksternal yang lemah. 7.Penelitian dan pengambilan keputusan selalu dikelompok secara desentralisasi dan diregulasi. 8.Kooperatif dan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas aksi antara peneliti, praktisi dan khalayak sasaran. 9.Action research, mengembangkan pemberdayaan, dokumentasi, keadilan, kebebasan dan kesempatan partisipatif. 10.Menerapkan teori dalam skala kecil (terbatas).

38

11.Mengutamakan pendekatan tindakan. Mengembangkan suatu model, baik sebagian maupun menyeluruh. Dalam penelitian tindakan kelas desain panel terdiri dari langkah-langkah yaitu perencanaan atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing dan refleksi atau reflecting. (Suharsimi, 2002: 85) Adapun desain penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah dengan model siklus menurut model Kemmis dan tanggart yang terdiri dari empat komponen. Empat komponen tersebut yaitu: Rencana. Rencana adalah tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan mutu atau perbaikan perilaku dan sikap sebagai solusi. 1.Tindakan. Tindakan apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perbaikan yang diinginkan. 2.Observasi. Observasi adalah mengamati atau hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa. 3.Refleksi. Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat dan memperhitungkan atas hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melalakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. (Soedarsono, 2001: 16). C. PROSEDUR PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara partisipatori dan reflektif, di mana proses pelaksanaannya dilaksanakan secara bersiklus. Mengacu pada model Kemmis dan tanggart yang terdiri dari empat komponen. Empat komponen tersebut yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun dalam penelitian tindakan kelas yang diadakan peneliti, merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif partisipatoris yang melibatkan beberapa pihak, yaitu peneliti bertindak sebagai guru dan guru bidang studi yang sebagai pengarah terhadap materi yang akan diajukan, serta dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan arahan dalam merencanakan tindakan penelitian yang dilaksanakan dari awal sampai akhir penelitian. D.KEHADIRAN PENELITI DI LAPANGAN

39

Kehadiran peneliti di lapangan sangat menentukan terhadap kesuksesan penelitian, karena peneliti berusaha berinteraksi dengan subyek secara langsung dan meneliti secara alamiah apa adanya. (Moleong, 2002: 25) E.SUMBER DATA DAN JENIS DATA Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah siswa siswi kelas VII E & F Al-Maarif 01 Singosari Malang, di mana siswa siswi tersebut tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan tetapi juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yaitu A Collaborative Effort Or Participativies. (Soedarsono, 2001: 2) Data penelitian ini mencakup: 1.Skor tes siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan (Pre Test) 2.Hasil lembar observasi 3.Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Arab berlangsung. Data panel ini berupa hasil pengamatan, kesimpulan, pencatatan lapangan, dan dokumen dari setiap tindakan perbaikan penggunaan model pembelajaran dengan metode latihan pada mata pelajaran Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, kelas VII E & F Al-Maarif 01 Singosari Malang. Data yang diperoleh dari penelitian ini ada yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif diperoleh dari dokumentasi, observasi serta interview. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif berasal dari evaluasi dan pre test.

F.INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian ini kehadiran peneliti di lapangan menjadi syarat utama, peneliti mengumpulkan data-data dalam latar alamiah, di mana peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana dan

40

pelaksana tindakan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, pengumpulan dan menganalisis data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Instrumen pendukung lainnya adalah pedoman observasi, test dan wawancara. (Margono, 2000: 38) Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, maka peneliti menyusun instrumen penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti, untuk memperoleh data tentang peningkatan prestasi siswa, maka disusunlah instrumen yang mengarah pada kecerdasan siswa tersebut. G.TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti ini adalah sebagai berikut: 1.Test Tes ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat prestasi siswa. Tes tersebut terdiri dari tes awal atau tes pengetahuan pra syarat, yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi pelajaran sebelum pemberian tindakan. Dilakukan tes pengetahuan pra syarat tersebut juga akan dijadikan sebagai acuan tambahan bagi penentuan poin perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian pemahaman siswa terhadap materi sekaligus tolak ukur peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab dengan aplikasi metode latihan. 2.Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap kenyataankenyataan yang diselidiki. Menurut Sutrisno Hadi observasi adalah metode ilmiah yang diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. (Hadi, 2004: 136) Metode observasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan MAN Malang I, juga untuk mengetahui tingkat prestasi siswa pada

41

mata pelajaran Bahasa Arab. 3.Wawancara (Interview) Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung dengan pewawancara kepada responden, dan jawabanjawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang rencana pembelajaran yang akan dilakukakan kegiatan dengan kehidupan sehari-hari. 4.Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumentasi yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya (Hasan, 2002: 87). Adapun dalam metode penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang sejarah berdirinya MAN Malang I, struktur organisasi, data guru dan siswa dan lain-lain. H. ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode latihan pada mata pelajaran Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII E MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Analisis data dilakukan dalam bentuk beberapa tahap: 1.Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. 2.Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam aplikasi pengajaran individual pada mata pelajaran bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 3.Menyajikan data atau memaparkan data dengan perhitungan frekuensi dan presentasi data 4.Menyimpulkan data. Data yang bersifat kualitatif terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu

42

mereduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. (Soedarsono, 2001: 25) 1.Reduksi merupakan pemilihan data yang relevan, penting, data yang berguna dan yang tidak berguna, untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi sasaran analisa. Langkah yang dilaksanakan adalah dengan menyederhanakan, membuat jalan fokus, klasifikasi dan abstraksi data kasus menjadi data yang bermakna untuk dianalisa. 2.Data yang telah direduksi selanjutnya dipaparkan. Pemaparan dilaksanakan sesuai hasil analisa (pengamatan) yang telah dilaksanakan untuk mengetahui implementasi aplikasi metode latihan pada mata pelajaran Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII E MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang, serta mengetahui adanya peningkatan peneliti menggunakan observasi. 3.Data yang telah dipaparkan kemudian ditarik kesimpulan atau intisari dari analisis yang memberikan pernyataan tentang implementasi aplikasi metode latihan pada mata pelajaran Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk mengambilkan bahwa dengan tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan dan atau perubahan kearah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dapat menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan sebelumnya maka peneliti menggunakan rumus:

PostRate BaseRate 100% BaseRate P= Keterangan: P = Prosentase peningkatan PR = Nilai rata-rata (sesudah tindakan)

43

BS = Nilai rata-rata (sebelum tindakan) I.PENGECEKAN KEABSAHAN DATA Untuk pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan trianggulasi yaitu sebagai cara pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai pembanding. (Moleong, 2002: 178). Misalnya konsultasi dengan guru wali kelas, guru mata pelajaran serta pengurus kurikulum. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan sumber lainnya. Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan trianggulasi sumber, adalah yang berarti membandingkan dan mengecek balik bagian kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif..(Moleong, 2002: 178). Pengecekan keabsahan data dalam beberapa tahapan: 1.Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara 2.Membandingkan hasil pengamatan dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.. (Moleong, 2002: 179). J.TAHAPAN PENELITIAN Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Tahap penelitian ini mengikuti model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Tanggart, berupa suatu siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang membentuk siklus dimensi kelas sampai tuntas penelitian dan yang dapat digambarkan sebagai berikut: Adapun penerapan model di atas dilakukan dengan tiga siklus, setiap siklus terdapat tiga pertemuan sebagai bentuk langkah atau tindakan adapun konteks penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Siklus I Perencanaan Identifikasi masalah dan Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM

44

penetapan alternatif pemecahan masalah

Tindakan Pengamatan Refleksi

Siklus II

Perencanaan

Tindakan Pengamatan Refleksi Siklus-siklus berikutnya Kesimpulan, saran dan rekomendasi

Menentukan pokok bahasan Mengembangkan skenario pembelajaran Menyiapkan sumber balajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi pembelajaran Menerapkan tindakan mengacu pada skenario Melakukan observasi dengan memakai format observasi Menggunakan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario dan lainlain Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya Evaluasi tindakan I Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan II Pelaksanaan program tindakan II Pengumpulan data tindakan II Evaluasi tindakan II

45

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Siswa Kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang


1. Kondisi Siswa Siswa kelas VII E adalah siswa yang berjumlah 49. yang terdiri dari siswa-siswi, kami memilih kelas VII E karena sesuai dengan tugas yang dijadwalkan oleh guru pamong untuk mengajar. Dikelas ini, ternyata tidak semua siswa menyukai pelajaran bahasa Arab,walaupun rata-rata siswa dan siswi dari lingkungan pondok namun basic dan semangat mereka dalam pembelajaran bahasa Arab / Antusiasme mereka masih kurang dengan alasan bahasa Arab itu sulit, Kami memaklumi kondisi para siswa karena tidak semua dari mereka berasal dari Madrasah Ibtidaiyah atau mereka pernah diajarkan tentang bahasa arab. Jadwal materi bahasa Arab di kelas VII E diberikan pada hari Sabtu jam III-IV (13.50-15.10). Suasana siang hari adalah saat-saat yang melelahkan, bahkan di antara para siswa ada yang mengantuk dan kurang bersemangat terhadap pelajaran. Oleh karena itu, guru harus pandai-pandai menyampaikan materi dengan metode yang beragam dan tidak membosankan. 2. Hasil Penelitian Berdasarkan kondisi di atas, sebagai alternatif untuk mencapai indikator dan tujuan pembelajaran, maka kami menggunakan media gambar untuk menumbuhkan minat dan semangat para siswa dalam pembelajaran bahasa arab agar lebih mudah menguasai dan mendalami materi bahasa Arab yang telah disampaikan. Media ini biasa disebur dengan media Grafis. Intinya bahwa media ini mempermudah ingatan siswa terhadap materi teks Istima dan dengan kuatnya ingatan mereka maka akan mempermudah dalam penguasaan maharah kalam yaitu mengungkapkan kembali teks yang sudah didengar dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, Yang kesemuanya itu sesuai dengan

46

kompetensi yang harus dicapai. Berikut ini akan kami deskripsikan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan Media Gambar dalam meningkatkan minat Bahasa Arab siswa Kelas VII E MTs Al-Maarif 01. 1.SIKLUS PERTAMA a.Perencanaan Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran Peneliti menggali pengetahuan siswa tentang materi bahasa Arab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Peneliti memberi gambaran penggunaan gambar sebagai media dalam pembelajaran Bahasa Arab b.Pelaksanaan Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN: Peneliti memberikan gambaran umum terkait materi yang akan di pelajari dalam mata pelajaran bahasa Arab. Peneliti mengadakan poling terhadap siswa tentang kesulitan belajar bahasa Arab. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Peneliti memberikan motivasi terhadap siswa tentang pentingnya bahasa Arab KEGIATAN INTI: Peneliti menanyakan tentang yang dibawa oleh siswa Peneliti menunjukkan benda apa saja yang termasuk dengan menggunakan bahasa Arab dan meminta siswa mengikutinya Peneliti memperlihatkan gambar yang sesuai dengan materi kalam yang akan dibacakan Peneliti membacakan materi kalam dengan menunjuk pada gambar dan siswa menirukan

47

Peneliti menjelaskan tentang Peneliti meminta siswa untuk menerangkan atau menjelaskan gagasan dari gambar yang diperlihatkan Peneliti menunjuk Siswa maju dan mengulang kembali materi kalam yang sudah diperdengarkan dengan menunjuk pada gambar PENUTUP: Peneliti membantu siswa membaca ulang kembali mufradat yang sulit Sebagai pemantapan, guru memberi tugas kepada sisiwa untuk: Menghafal mufradat yang sudah dipelajari Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mendemonstrasikan materi kalam /hiwar minggu depan Pertemuan ke-2 PENDAHULUAN: Guru menanyakan tentang yang sudah dipelajari debelumnya Guru Memberikan motivasi dengan memberikan kuis tentang mufradat yang sudah di pelajari sebelumnya Menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai KEGIATAN INTI: Guru membacakan materi Qiraah tentang Guru membentuk kelompok, kemudian menunjuk tiap kelompok secara bergantian untuk membaca materi Qiro'ah tentang Guru menanyakan tentang mufradat yang belum difahami dari materi Qiro'ah pada setiap kelompok Guru menjelaskan arti setiap mufradat yang belum dipahami dalam materi Qiro'ah tentang Guru meminta siswa untuk menerjemahkan materi Qiro'ah tentang

48

Guru memberi tebakan Pada siswa tentang yang terdapat dalam materi Qira'ah Guru memberikan imla tentang dengan kalimatkalimat sederhana untuk melatih kitabah pada siswa PENUTUP: Guru membantu siswa membaca ulang kembali mufradat yang sulit Sebagai pemantapan, guru memberi tugas kepada sisiwa untuk: Menghafal mufradat yang sudah dipelajari Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) c.Pengamatan Pengamatan menurut Kartini Kartono (1992) adalah sebuah studi sistematis yang disengaja tentang fenomena social dan gejala psikis dengan pengamatan. Hasil pengamatan peneliti juga bertindak sebagai guru mata pelajaran bahasa Arab adalah sebagai berikut: Pada siklus I terdapat beberapa pertemuan yang di dalamnya membahas beberapa sub materi. Adapun hasil pengamatan pada siklus I menunjukkkan bahwa kegiatan belajar siswa sudah baik, namun ada beberapa siswa yang kurang antusias terhadap proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena mereka belum begitu memahami materi pelajaran yang telah disampaikan. Selanjutnya pada pertemuan berikutnya, setelah peneliti memberikan tugas untuk menghafalkan mufradat yang sudah dipelajari, baik secara individual atau kelompok, para siswa mulai antusias dan semangat untuk mengikuti materi yang disampaikan. Karena mereka sudah mulai mudah mengingat mufradat yang diberikan dengan bantuan gambar yang dilihat saat pembelajaran bahasa Arab yang telah dibahas. Kegiatan belajar-mengajar pada pertemuan kali ini sudah dapat dikondisikan, adanya suasana komunikatif sangat membantu proses pembelajaran, apalagi posisi guru/peneliti dalam kegiatan ini lebih banyak melayani ketimbang memerintah. Apabila di antara para siswa belum memahami materi pelajaran, maka peran guru sebagai pembimbing dalam

49

penguasaan materi sangat membantu mereka. Karena Media gambar pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan mereka untuk menguasai atau menghafal mufradat dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini tampak pada hasil belajar (prestasi) mereka yang mayoritas memenuhi Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), sehingga ada peningkatan pemahaman mereka terhadap materi bahasa Arab yang telah diterima. d. Refleksi Dalam pengamatan, proses refleksi ini dikenal dengan istilah evaluasi yang merupakan sebuah penelitian terhadap berhasil tidaknya suatu kegiatan. Terkait dengan penelitian, refleksi merupakan sebauh proses terakhir dalam melakukan sebuah perencanaan tindakan yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti. Tujuan diagunakannya media ini adalah untuk meningkatkankan minat belajar siswa dalam pembelajaran maharah istima' dan kalam. Dengan media gambar siswa merasa mudah menghafal mufradat dan mudah menerima penjelasan guru. Dengan banyaknya kosa kata yang dihafal mereka tidak akan malu untuk meju dan mengungkapkan atau mendemonstrasikan materi hiwar didepan kelas. Disamping itu mereka juga sudah dapat belajar untuk tampil didepan tanpa ada perasaan malu yang terlalu tinggi pada temannya yang mengurangi rasa kepercayan diri siswa. Dengan demikian, guru dapat menilai tingkat pemahaman siswa dengan mengetahui cara pengungkapan mereka secara lisan tentang materi yang sudah diajarkan. Hal ini diperkuat dengan keberanian mereka saat tampil didepan mendemonstrasikan materi Hiwar.

2. SIKLUS KE DUA a.Perencanaan Guru menggali Pengetahuan siswa dengan menanyakan tentang jumlah

50

keluarga Guru mengulang kembali pelajaran yang telah lalu dengan menyuruh siswa maju untuk mengerjakan tugas yang telah lalu dipapan tulis Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b.Pelaksanaan PERTEMUAN KE-3 PENDAHULUAN: Guru menggali Pengetahuan siswa dengan menanyakan tentang jumlah keluarga Guru mengulang kembali pelajaran yang telah lalu dengan menyuruh siswa maju untuk mengerjakan tugas yang telah lalu dipapan tulis Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai KEGIATAN INTI Peneliti menunjukkan gambar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok Guru membuka dan menunjukkan media gambar tentang yang akan digunakan dalam Pembelajaran Guru menyebutkan siapa saja yang ada dalam gambar sebagai mufradat baru Guru mengaitkan mufradat baru dengan Qowaid tentang Guru menjelaskan gambar dengan menggunakan bahasa arab Guru menyuruh siswa mendemonstrasikanapa yang ada dalam gambar didepan kelas secara bergantian Guru menyuruh siswa mendemonstrasikansecara berpasangan apa yang ada dalam gambar didepan kelas

51

PENUTUP Guru meberikan peta konsep tentang qawaid Guru memberikan pertanyaan seputar materi tentang dan memberikan Reaward Guru memberikan penguatan dengan memberikan tugas membuat silsilah keluarga dan mendemonstrasikannya minggu depan PERTEMUAN KE-4 PENDAHULUAN: Guru mengulang kembali Pelajaran yang telah lalu dengan memberikan kuis Guru membagikan hasil tes kitabah siswa dan menyampaikan secara singkat judul dan tujuan yang akan dicapai Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai KEGIATAN INTI Guru menjelaskan Qawaid tentang Guru memberi dan menbacakan materi Qiraah tantang Guru meminta siswa membaca materi Qiraah tentang secara bergantian Guru menanyakan mufradat yang belum di pahami siswa dan menuliskan dipapan Tulis kemudian menjelaskan artinya Guru meminta tiap siswa mengartikan teks qira'ah dan menunjuk siswa membacakannya Guru mengulang kembali materi Qiraah dan mengaitkannya dengan Qawaid tentang Guru memberikan dan meminta siswa mengerjakan soal tentang untuk mengasah kemampuan materi kitabah siswa PENUTUP Guru memberi waktu kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang

52

sudah dipelajari Guru memberikan tugas dengan meminta siswa mengerjakan LKS dan membuat Silsilah keluarga c.Pengamatan Siklus II juga menggambarkan kemajuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, dimana mereka selalu antusias dalam melakukan kegiatan yang diadakan guna meningkatkan pemahaman mereka. d.Refleksi Pada evaluasi siklus II ini, data diperoleh dari Antusiasme anak untuk maju mendemonstarikan materi kalam yang sudah dipelajari dengan Jumlah anak yang maju dari 7 orang menjadi 10 orang dan jumlah siswa yang mampu menjawab soal yang diberikan oleh peneliti. Ternyata keberhasilan ini juga bergantung pada banyak sedikitnya materi yang diujikan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. B.Pembahasan Pada pembahasan penelitian ini akan diuraikan tentang proses pembelajaran dengan menggunakan media Gambar sebagai upaya untuk meningkatkan Minat belajar siswa. Setelah menggunakan media tersebut, semangat dan antusiasme belajar siswa tampak lebih meningkat. Metode ini baik digunakan untuk pelajaran yang membutuhkan hafalan dan penguasaan yang cukup, terlebih jika materi yang disampaikan cukup sulit bagi para siswa. Media gambar yang telah digunakan pada setiap pertemuan kepada siswa benar-benar dapat membantu para siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan ketika ujian. Peneliti dapat mengamati dari cara dan waktu yang ditempuh oleh para siswa disaat mengerjakan soal ujian. Di antara mereka ada yang lebih cepat menyelesaikan soal ujian dengan hasil yang memuaskan (98). Berdasarkan pengamatan peneliti dalam setiap pertemuan, ternyata media gambar ini sangat membantu siswa Sehingga tidak pelak lagi, semangat dan prestasi belajar mereka meningkat, baik terkait dengan pemahaman materi atau hasil nilai di akhir ujian. Basic mereka yang kebanyakan berasal dari podok pesantren sangat

53

berpengaruh pada proses belajar-mengajar dan penggunaan media pembelajaran, mereka merasa lebih senang karena pembelajaran bahasa arab disekolah tidak hanya mendengar ceramah seperti metode pembelajaran yang biasa digunakan dipondok pesantren. Meskipun di antara mereka ada yang kurang antusias dengan penggunaan media ini, namun yang terpenting adalah tujuan pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab siswa dapat tercapai. Hal ini tampak setelah diadakannya tes saat pembelajaran berlangsung, yakni mayoritas mereka sangat antusias maju mendemonstrasikan materi maupun menjawab soal, Jumlah yang anusias mencapai separuh dari jumlah siswa yaitu mencapai sekitar 25 Orang dan pada sat ulangan mereka mencapai nilai 100. Kalaupun ada yang tidak antusias, dikarenakan adanya faktor internal yang sangat dimaklumi. Jadi, dengan penggunaan media gambar ini dapat disimpulkan bahwa minat, pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi bahasa Arab semakin meningkat, sehingga berpengaruh pada hasil belajar atau prestasi mereka. Kelebihan dari Media ini adalah bahwa para siswa tidak hanya dituntut pandai berteori, namun juga pandai dalam praktik, dengan mengaplikasikan mufradat yang sudah dihafal dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi untuk materi bahasa yang cukup berperan dalam dinamika kehidupan, baik dalam berkomunikasi, berinteraksi maupun bersosialisasi di masyarakat. Sesungguhnya banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk meningkatkan prestasi kepada anak didik diantaranya adalah dengan memberi angka atau nilai. Penilaian ini sesungguhnya telah dimulai dan dilakukan oleh guru ketika mereka telah selesai melakukan ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dan cara ini nampaknya dapat merangsang anak untuk giat belajar sehingga anak yang nilainya rendah mereka akan termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik. Kesuksesan belajar siswa juga tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana seorang pendidik menggunakan metode dan media yang tepat dalam proses pembelajaran.

54

Untuk menunjang kevalidan data, maka peneliti sertakan daftar nilai yang di capai siswa pada siklus pertama dan siklus kedua sebagai berikut: No Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Siklus I 60 50 60 56 90 45 66 80 20 60 50 80 60 85 88 82 82 50 78 72 90 20 64 50 80 58 84 89 95 60 70 50 95 50 90 85 20 60 65 90 70 90 85 85 15 55 80 40 100 30 20 65 95 65 100 90 Siklus II

55

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Jumlah

45 75 60 64 40 45 80 80 15 45 40 84 60 48 70 76 86 30 35 2927

40 95 70 70 50 40 50 90 85 20 60 50 90 70 60 85 80 15 55 45 40 3175

Dari tabel di atas, dapat di ketahui bahwa presrtasi siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat di hitung dengan menggunakan rumus: PostRate BaseRate BaseRate P= x 100% = 3175 - 2927 x 100% 2927

56

= 8,4 % Dari jumlah tersebut diatas prestasi siswa mengalami peningkatan sebesar 8,4 % . Maka dapat di katakan bahwa metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penerapan metode resitasi, guru juga tuntut untuk membimbing siswa dengan cara aktif bertanya atau memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir secara aktif, kreatif, dan inovatif karena guru juga berkewajiban untuk memberi stimulus respon yang baik kepada murid. Dari paparan di atas dan berdasarkan pada hasil uji coba, penerapan metode resitasi yang telah dianalisis sedemikian rupa. Nampaknya hasil ini telah menemui titik terang yang patut digaris bawahi, yaitu bahwasannya dengan menerapkan metode resitasi ternyata dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang. dan tidak dapat dipungkiri, bahwasannya dengan hasil yang memuaskan ini nampaknya penggunaan media gambar itu telah mampu menunjukkan bahwa dalam mengajar, guru itu harus benar-benar memperhatikan, media dan metode apa yang akan digunakan, seperti halnya media yang telah kami gunakan di sini. Disamping itu dapat diketahui bahwa data tindakan dan temuan, serta refleksi tindakan yang diperoleh selama penelitian, menjelaskan bahwa penggunaan media gambar sangat efektif digunakan dalam dalam proses belajar-mengajar bahas arab di kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang, disamping itu pula media ini juga dapat meningkatkan kreatifitas berfikir siswa karena hal ini dapat diketahui dari nilai-nilai tugas dan ulangan harian yang sangat memuaskan.

BAB V PENUTUP
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kami dapat menarik beberapa hal penting sebagai berikut: A.Kesimpulan Dengan penggunaan media Gambar ini, maka dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa, khususnya kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari

57

Malang. Hal ini diketahui dari peningkatan nilai akhir dan minimnya siswa yang remidi, serta pemahaman atau penguasaan para siswa terhadap materi bahasa Arab. Dengan penggunaan media Gambar ini, siswa diajak untuk benar-benar menguasai materi, baik secara teori maupun praktik. Karena media gambar ini lebih mengedepankan banyak latihan ketimbang sekedar penyampaian materi. Penggunaan media ini dapat dilaksanakan sebagai berikut: a.Siswa praktek secara langsung dikelas b.Siswa mengulang kembali (muroja'ah) tentang materi yang disampaikan. Dengan pemberian sial dari gambar yang digunakan. c.Siswa mengerjakan tugas penguasaan materi yang diberikan oleh guru, baik secara individual maupun kelompok melalui lembar kerja siswa yang berisi latihanlatihan soal. d.Siswa mendapatkan umpan balik dari hasil ujian praktek, karena guru akan memberikan evaluasi atau koreksi kepada mereka secara langsung, sehingga dalam kesempatan berikutnya tidak terjadi kesalahan atau ketidak mengertian tentang materi yang disampaikan. e.Guru berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator dalam pelaksanaan metode ini.

B. Saran berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas (ptk) di kelas VII E MTs Al-Ma'arif 01 Singosari Malang, maka ada beberapa hal yang perlu peneliti sampaikan, sebagai bahan masukan bagi pihak yang terkait dalam proses belajarmengajar, antara lain: Adanya berbagai media yang perlu digunakan di setiap kelas untuk

58

menarik minat para siswa serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan oleh guru Adanya pertimbangan materi serta referensi yang diberikan kepada para siswa. karena mengingat tingkat pemahaman mereka yang berbeda-beda. Adanya motivasi yang terus menerus, supaya para siswa semakin antusias terhadap proses belajar-mengajar.

59

You might also like