You are on page 1of 4

strategi pembelajaran sejarah sma

1. Bagaimanakah pembelajar sejarah yang baik untuk jenjang pendidikan SMA? Menurut Paul L Dressel dan Dora Marcus (1982) mengajar bukan sekedar mengetahui dan menyalurkan pengetahuan, melainkan suatu usaha yang dimaksudkan untuk mengilhami dan membantu siswa untuk belajar. Guru tidak lagi menjadi pusat kegiatan yang menentukan setiap aktivitas siswa. Justru siswa lah yang menjadi pusat, mereka bebas berpikir dan bertindak Sedangkan pendapat Eisner dalam (Craig, Mehrens, dan Clarizio, 1975) bahwa pembelajaran harus dilandasi dengan penciptaan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh siswa. Mengajar berotientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dalam pembelajaran sejarah, guru mempunyai peranan yang sangat sangat penting. Guru dituntut untuk bisa menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah. Keberhasilan seorang guru dapat diukur dari kemampuannya mengajar dan tingginya kualitas lulusan. Guru sebagai pembelajar sejarah hendaknya berasal dari lulusan program study pendidikan sejarah, hal ini bertujuan agar pendidikan sejarah terjadi keserasian antara pelajaran yang disampaikan dan ilmu yang dipelajari. Perlu dihindarkan pelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru yang disiplin ilmunya non pendidikan sejarah

2. Apa yang perlu diperhatikan dan di persiapkan oleh pembelajar sejarah di jenjang pendidikan SMA? a. Minat belajar siswa yaitu dalam melaksanankan setiap kegiatan seseiorang akan merasa tertarik jika ia telah mempunyai minat pada bidang kegiatan yang akan dilaksanakannya. Minat merupakan suatu kecenderungan perilaku seseorang yang tertarik pada obyek terentu. Dalam pembelajaran sejarah minat belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting. Hariyono (1995: 15) mengataka bahwa sejarah merupakan bidang ilmu yang cukup luwes, memberikan kesempatan pada siswa untuk meminatinya. Dengan adanya minat maka timbulah kegiatan belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Hal itu terjadi karena siswa mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, sehngga dapat disimpulkan apabila siswa mempounyai minat belajar yang tinggi maka siswa tersebut akan memperhatikan dan berusaha menekuni pelajaran sejarah sehingga secara otomatis tujuan pembelajaran sejarah akan tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan. b. Komponen-komponen pembelajaran sejarah.

1.

2.

3.

4.

3.

Pembelajaran sejarah yang terdiri dari beberapa komponen yang mendukung htercapainya pembelajaran sejarah. Komponen-komponen teersebut adalah: Materi pembelajaran sejarah,dalam kegiatan belajar siswa bersumber pada materi pembelajaran yang termuat dalam buku mata pelajaran. Materi pembelajaran sejarah merupakan titk utama dalam proses belajar mengajar Kurikulum yang berlaku, setiap aktifitas pendidikan selalu terkait dengan kurikulum, demikian pula dengan pembelajaran sejarah agar dapat mengajarkan sejarah secara baik dan menarik. Metode dan media pembelajaran, setiap pembelajaran tersa lebih baik jika menggunakan metode dan media pembelajaran. Penggunaan metode bertujuan untukl mengefektifkan komunikasi dan interaksi belajar mengajar antara guru dengan siswa dan juga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Kondisi kelas yang kondusif, Kondisi kelas yang kondusif sangat berpengaruh pada kelancaran proses belajar mengajar jika proses belajar mengajar lancar maka tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Sebutkan masalah-masalah yang dihadapi oleh pembelajar sejarah jenjang pendidikan SMA dan apa solusinya?

Masalah-masalah yang dihadapi pembelajar sejarah: a. suasana pembelajaran kurang kondusif, b. Cara penyampaian materi didominasi oleh metode ceramah yang membosankan, sedangkan guru kurang menguasai materi, c. guru hanya menyampaikan materi tanpa memotivasi siswa, d. aktivitas belajar siswa rendah, e. hubungan antara guru dengan siswa terkesan kaku. Beberapa tindakan perbaikan yang perlu dilakukan adalah: a. diskusi tentang pembelajaran sejarah (yang berkualitas), b. diskusi tentang metode, strategi dan pendekatan dalam pembelajaran sejarah, khususnya ditekankan pada penerapan proses historiografi, c. latihan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, d. les model pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan guru melaksanakan prosedur pembelajaran, dan peningkatan keterampilan menerapkan proses historiografi.

4. Apa yang perlu disiapkan oleh pembelajar sejarah khususnya setrategi pembelajaranya untuk siswa SMA? a. Pembelajaran sejarah diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, agar memungkinkan seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar untuk berkarya, dan melakukan kegiatan nyata) secara maksimal. Isi pembelajaran harus didesain agar relefan dengan karateristik siswa, karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan kemampuan. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara konkrit, luas dan mendalam. Hal yang perlu dilakukan guru proofesional dan peduli tehadap keberhasilan pembelajaran. Perumusan tujuan hal ini perlu dikarenakan dapat mempermudah dalam memilih atau merencanakan bahan pelajaran dan metode pembelajaran, mempermudah pengawasan dan penilaian, merupakan pedoman bagi siswa menyelesaikan belajar. Interaksi dalam pembelajaran merupakan komunikasi timbal balik satu atau lebih dengan lainya, suatu aktifitas yang melibatkan indra suatu individu untuk mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum diketahuinya kaitanya dengan belajar sejarah. Penilaian hasil belajar siswa dilakukan secara formatif sebagai diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang masa.

b.

c.

d.

e.

f.

Strategi Movie Learning Dalam Pembelajaran Sejarah


NOVEMBER 15, 2011
Movie Learning Jika teringat masa-masa sekolah dulu ketika saya masih duduk di bangku SMP dan SMA pelajaran sejarah adalah pelajaran yang paling membosankan, kenapa membosankan ? mungkin karena pelajaran sejarah hanya menghafal kejadian-kejadian di masa lampau, tanggal-tanggal kejadian, nama-nama tokoh, dan masih banyak lagi. Apalagi jika gurunya hanya menggunakan metode ceramah, sepertinya saat-saat belajar adalah saat-saat asyik untuk tidur. Untuk mengatasi keboringan siswa dalam mempelajari sejarah guru harus pandai memancing rasa penasaran siswa, terutama yang saya hadapi adalah siswa sekolah dasar, yang dunianya adalah belajar sambil bermain. Tentu metode ceramah adalah metode yang sangat tidak efektif untuk mereka. Guru perlu merancang metode-metode atau gunakan multimetode untuk membuat mereka bergairah dalam belajar. Intinya pembelajaran harus dikemas sebagaimana konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan). Salah satu metode terbaru saat ini yang paling sering saya gunakan adalah metode menyimak film, atau lebih dikenal dengan strategi movie learning. Strategi movie learning adalah strategi pembelajaran yang mengaitkan konsep pembelajaran dengan tayangan film (Munif Chatib). Semua target atau indikator-indikator pembelajaran terangkum dalam film yang akan kita putar. Strategi ini dinilai sangat berkesan sebab punya kekuatan emosi, dan strategi ini juga menyentuh mutiple intelligences siswa dalam ranah spasial-spisual, yang selanjutnya akan berkembang lagi bergantung pada prosedur aktivitas yang dirancang oleh guru. Agar strategi ini berjalan sukses dan efektif, artinya jangan sampai siswa kita sama sekali tidak dapat mengambil manfaat dari film yang kita putar. Guru harus mengikuti poin-poin prosedur sebagai berikut : Konsep, yaitu materi yang diajarkan kepada siswa, biasanya terdapat dalam indikator hasil belajar. Film, guru harus mampu selektif dalam memilih film yang akan menjadi solusi dari materi pembelajaran. Film dapat diputar secara utuh atau dipotong-potong, disesuaikan dengan waktu yang tersedia Diskusi, setelah menyimak film siswa mendiskusikan isinya dengan masalah yang sesuai dengan indikator hasil belajar. Berdasarkan pengalaman saya, strategi ini ternyata sangat digemari siswa. Sehingga siswa akan belajar dengan penuh semangat dan konsentrasi karena semua memusatkan perhatiannya.

You might also like