Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah agar kita mengetahui dan memahami suatu larutan, apakah bersifat asam ataupun basa.
II.
DASAR TEORI
Teori Asam Basa a. Teori Disosiasi Elektrolit Arhenius Di tahun 1886, Arrhenius mengusulkan teori disosiasi elektrolit, dengan teori ini ia mendefinisikan asam basa sebagai berikut: Teori asam basa Arrheniusasam : zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan proton (H+) Basa :zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-) Dengan demikian, keasaman asam khlorida dan kebasaan natrium hidroksida dijelaskan denga persamaan berikut: HCl + aq > H+(aq) + Cl-(aq) NaOH + aq > Na+(aq) + OH-(aq) (aq) menandai larutan dalam air. Walaupun teori Arrhenius baru dan persuasif, teori ini gagal menjelaskan fakta bahwa senyawa semacam gas amonia, yang tidak memiliki gugus hidroksida dan dengan demikian tidak dapat menghasilkan ion hidroksida menunjukkan sifat basa. Proton, H+ , adalah inti atom hidrogen dan tidak memiliki sebuah elektron pun. Jadi dapat diharapkan proton jauh lebih kecil dari atom, ion atau molekul apapun. Karena H2O memiliki kepolaran yang besar, proton dikelilingi dan ditarik oleh banyak molekul air, yakni terhidrasi (keadaan ini disebut hidrasi). Dengan kata lain, proton tidak akan bebas dalam air. Bila proton diikat dengan satu molekul H2O membentuk ion hidronium H3O+, persamaan disosiasi elektrolit asam khlorida adalah: HCl + H2O > H3O+ + Cl-
Karena telah diterima bahwa struktur nyata dari ion hidronium sedikit lebih rumit, maka proton sering hanya dinyatakan sebagai H+ bukan sebagai H3O+. b. Teori Bronsted dan Lowry Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum. Teori Bronsted dan Lowry asam: zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain basa: zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain. Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni HCl(g) + NH3(g) >NH4Cl(s) simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam. Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
c. Teori asam basa Lewis Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan. Teori asam basa LewisAsam: zat yang dapat menerima pasangan elektron. Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron Dalam reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida. H+ + OH- H2O Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry. HCl(g) + NH3(g) NH4Cl(s) Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas atom nitrogen. Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-. BF3 + F-> BF4Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis. Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas. Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa proton.
PRAKTIKUM 1 Tujuan : untuk membedakan larutan asam, larutan basa, dan larutan netral dengan menggunakan indikator MM, MO, Penoftalin, kertas lakmus merah dan biru serta universal indikator PH.
V.
Sampel
Air NaOH HCl Air cuka Aquades Air sabun Kapur Air garam Jeruk
Lakmus Lakmus Sifat sampel pH menurut Merah Biru (asam/basa/netral) indikator universal
Biru Biru Merah Merah Merah Biru Biru Biru Merah Biru Biru Merah Merah Biru Biru Biru Biru Merah Basa Basa Asam Asam Netral Basa Basa Basa Asam 4 14 1 2 5 11 10 9 3
VI.
pH =7 <7 >7 =7
2. Suatu larutan tidak mengubah warna indikator kertas lakmus merah, tidak dapat disimpulkan bahwa larutan itu bersifat asam. Karena bisa saja larutan tersebut bersifat netral. Dimana larutan netral bersifat tidak mengubah warna dari indikator kertas lakmus. 3.
Jenis larutan Air kapur Asam cuka Air jeruk Air sabun
Air jeruk mengubah lakmus biru menjadi merah Karena air jeruk bersifat asam , sedangkan air sabun merubah lakmus merah menjadi biru Karena air sabun bersifat basa
Berdasarkan data hasil pengamatan yang kami peroleh dari praktikum yang telah kami lakukan adalah : Diantara seluruh larutan yang di uji ternyata terdapat larutan yang bersifat asam, basa, maupun netral. Larutan yang bersifat asam diantaranya air jeruk, cuka, dan Asam Klorida ( HCl ). Larutan yang bersifat netral seperti aquades sedangkan larutan yang bersifat basa diantaranya air sabun, air kapur, air garam, natrium hidroksida ( NaOH ) dan air.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah : Masing-masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal ini di tentukan oleh ada tidaknya ion H ( untuk asam ) dan ion OH- ( untuk basa ) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
+
V.
Merah
biru
Warna lain
VI.
Asam sulfit : H2SO3 Asam sulfat : H2SO4 Asam fosfit : H3PO3 Asam fosfat : H3PO4 Asam Karbonat : H2CO3 Asam perklorat : HClO4
Asam organik Asam format (asam semut) : HCOOH Asam asetat (asam cuka) : CH3COOH Asam benzoat : C6H5COOH Asam oksalat : H2C2O4
Basa Natrium Hidroksida : NaOH Kalium hidroksida : KOH Magnesium hidroksida : Mg(OH)2 Strontium hidroksida : SR(OH)2 Barium Hidroksida : Ba(OH)2 Aluminium hidroksida : Al(OH)3 Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
Jawab : Reaksi (b) dan (d) , pasangan asam-basa konjugasi mempunyai perbedaan 1 buah atom H. reaksi (b) dan (d) adalah pasangan asam-basa konjugasi. 2. Asam lemah HA 0,1 M mengurai dalam air sebanyak 2%. Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah Jawab : Untuk asam lemah , berlaku rumus : H+ = = M Ka = 2 x M = (2 x 10-2)2 x 0,1 = 4 x 10-5 3. Garam CH3COOK adalah garam yang larut dalam air membentuk larutan yang bersifat basa, karena.. Jawaban: Garam yang dalam larutannya bersifat basa adalah garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat. 2= = 2% = = 2x10-2
4.
PH 1 litter larutan yang mengandung 0,2 mol asam asetat (Ka=1,8 x 10-5) dan 0,4 mol natrium asetat adalah.. Jawaban: Asam asetat +Na [H+] = Ka x = 1,8 x 10-5 x = 9 x 10-6 M. PH = 6-log 9 = 5,05. asetat lar.Penyangga (buffer)
5. Derajat ionisasi larutan asam asetat akan bertambah besar bila di tambahkan larutan H2O ( air ). Mengapa??. Jawab: Karena derajat ionisasi suatu zat akan semakin besar bila diencerkan.Penambahan ion sejenis akan memperkecil derajat ionisasi. 6. Bila suatu larutan asam (PH=1) Diencerkan dengan air sepuluh kali maka.. Jawab: Pengenceran asam kuat sepuluh kali menyebabkan: [H+] berkuarng menjadi kali .
7. HCl lebih kuat keasamannya daripada HBr. Mengapa ? Jawab : Karena berdasarkan kekuatan asam halida : HF < Hcl < HBr < HI Dimana keelektronegatifan F > Cl > Br > I Sehingga Hcl lebih asam daripada HBr 8. Sebutkan 3 contoh asam dan basa lemah Asam lemah : CH3COOH HCN HcOOH HNO2
20 ml 0,1 N larutan KOH (basa kuat) di netralkan dengan 20 ml 0,1 N larutan asam asetat (CHCOOH) Indikator manakah yang harus di pakai ? Jawab : Pada penetralan antara KOH dengan CH3COOH titik ekuivalen tercapai pada PH >7 , jadi indikator yang sesuai untuk titrasi ini adalah fenolftalein (indikator PP)
10. Sebutkan 4 contoh asam dan basa kuat ! Jawaban : Asam kuat : Hcl HNO3 H2SO4 HBr
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan praktikum kimia mengenai Asam dan Basa ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan standar kompetensi yang ada. Selain itu pembuatan Laporan ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia. Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum. Terima kasih disampaikan kepada Ibu Ni Nyoman Nuryani selaku guru mata pelajaran kimia yang telah membimbing demi lancarnya pengerjaan laporan ini. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini. Maka saran - saran dari pembaca dibutuhkan untuk menyempurnakan laporan ini lebih lanjut. Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat dan kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun