You are on page 1of 9

DI SUSUSN OLEH :

NAMA NIM FAKULTAS

: KUNTORO HADI : 20100112039 : TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN ( INTAN ) YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGENDALIAN ORGANISME
Yang dimaksud pengendalian di sini ialah segala kegiatan yang dapat menghambat,membasmi atau menyingkirkan microorganisme Prinsip-prinsip umum dan peristilahan yang nerkaitan dengan pengendalian microorganisme.

PENTINGNYA PENGENDALIAN MICROORGANISME Alasan utama untuk mengendalikan microorganisme 1. Mencegah penyebaran infeksi dan penyakit 2. Membasmi microorganisme pada inang yang terinfeksi 3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh microorganisme

DEFENISI ISTILAH : 1. Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan microorganisme. 2. Disinfektan adalah proses yang menghancurkan sel-sel vegetatif penyebab infeksi namun tidak selalu mematikan sporanya. 3. Antiseptik adalahSuatau substansi yang melawan infeksi (sepsis) atau mencegah pertumbuhan atau kerja microorganisme dengan cara menghancurkan mereka atau menghambat pertumbuhan serta aktivitasnya. 4. Bahan sanitasi adalah suatu bahan yang mengurangi populasi mikrobe sampai pada batas yang dianggap aman menurut persyaratan kesehatan masyarakat. 5. Germisida (mikrobisida) adalah suatu bahan yang mematikan sel-sel vegetatif tetapi tidak selalu mematikan bentuk-bentuk spora resisten kuman. 6. Bakterisida adalah suatu bahan yang mematikan bentuk-bentuk vegetatif bakteri 7. Bakteriostasis adalah suatu keadaan yang menghambat pertumbuhan bakteri 8. Bahan antimikrobial adalah bahan yang mengganggu pertumbuhan dan metabolis mikroba.

PENGENDALIAN MICROORGANISME DENGAN SARANA FISIK


proses atau sarana mana yang di gunakan bergantung kepada banyaknya faktor dan hanya dapat ditentukan setelah diadakan evaluasi terhadap keadaan khusus yang bersangkutan ,misalnya,untuk membasmi mikrobe penyebab infeksi pada hewan sakit yang mati karenanya, mungkin cocok untuk membakar saja hewan tersebut. PROSES DAN SARANA FISIK YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN UNTUK MENGENDALIKAN MICROORGANISME 1. SUHU TINGGI Penggunaan suhu tinggi digabung dengan kelembapan tinggi merupakan salah satu metode yang paling efektif untuk mematikan mikroorganisme, panas lembab mematikan mikroorganisme dengan cara mengkoagulasikan protein-proteinnya,panas lembab jauh lebih cepat mematikan dibandingkan dengan cara panas kering, yang menghancurkan microorganisme dengan cara mengoksidasi komponen-komponen kimiawinya. Penerapan Suhu Tinggi Untuk Mematikan Mikroorganisme Dalam penerapan ini terbagi 2 kategori : 1. Panas lembab Uap bertekanan adalah sarana paling praktis serta dapat di andalkan untuk sterilisasi. Ada beberapa macam sterilisali Sterilisasi bertahap Air mendidih Pasteorisasi Sterilisasi dengan udara panas Pembakaran Suhu renndah Tekanan osmotik Radiasi filtrasi (penyaringan) Pembersihan fisik

PENNGENDALIAN MIKROORGANISME DENGAN BAHAN KIMIA


Banyaknya zat kimia dapt menghambat atau mematikan mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat seprti perak dan tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti persenyawaan amonium kuaterner.

Ciri-ciri suatu disinfektan yang ideal 1. Aktivitas antimikrobial, persyaratan yang pertama ialah kemampuan substansi untuk mematikan mikroorganisme. Pada konsentrasi rendah, zat tersebut harus mempunyai aktivitas antimikrobial denganspektrum luas, artinya harus dapat mematikan berbagai macam mikrobe. 2. Kelarutan, substansi ini harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif 3. Stabilitas, perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa lama harus seminimsl mungkin dan tidak boleh mengakibatkan kehilangan sifat antimiikrobial dengan nyata. 4. Tidak bersifat racun bagi manusia maupun hewan lain, idealnya, perseyawaan itu harus bersifat letal bagi mikroorganisme dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan lain. 5. Keserbasamaan (homogeneity), Di dalam penyiapan,komposisinya harus seragam sehingga bahan aktifnya selalu terdapat pada bahan aplikasinya. Bahan kimia murni memang seragam, tetapi campuran berbagai bahan belum tentu serba sama. 6. Tidak bergabung pada bahan organik, Banyak disinfektan bergabung dengan protein atau bahan organik lain. Apabila disinfektan semacam itu digunakan di dalam keadaan yangbanyak mengandung bahan organik, maka sebbagian besardari disinfektan itu akan menjadi aktif. 7. Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh, Tidaklah perlu menaikkan suhu sampai di atas suhu yang biasanya di jumpai di lingkungan tempat digunakannya senyawa itu. 8. Kemampuan untuk menembus, Kecuali bila substansi itu dapat menembus permukaan, maka aksi antimikrobialnya hanya terbatas pada situs aplikasinya saja. 9. Tidak menimbulkan karat dan warna, Senyawa itu tidak boleh menimbulkan karat sebab tidak demikian maka akan menimbulkan cacat pada logam, dan tidak boleh menimbulkan warna atau merusak kain. 10. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap, Kemampuan suatu zat maendisinfeksi juga sambil menghilangkan bau tak sedap merupakan sifat yang dikehendaki, yang ideal ialah bila disinfektan itu sendiri tidak berbau atau hendaknya berbau sedap.

Pemilihan bahan antimikrobial kimiawi Beberapa faktor yang harus di pertimbangkan dalam pemilihan bahan antimikrobial kimiawi untuk tujuan praktis 1. Sifat bahan yang akan diberi perlakuan, suatu zat kimia yang digunakan untuk mendisinfeksi perabotan terkontaminasi mungkin tidak baik bila digunakan untuk kilit karna dapat amat sangat merusaksel-sel jaringan kulit (compatible) dengan bahan yang akan dikenainya. 2. Tipe mikroorganisme, tidak semua mikroorganisme sama rentannya terhadap sifat menghambat atau mematikan suatu zat kimia tertentu. karna itu harus dipilih zat yang telah diketahui efektif terhadap suatu tipe mikroorganisme yang akan dibasmi. contoh, spora bersifat lebih resisten dari pada sel-sel vegetatif. 3. Keadaan lingkungan, berhasilnya pengunaan suatu bahan antimikrobial mensyaratkan dipahaminya pengaruh kondisi-kondisi tersebut terhadap bahan yang dimaksud sehingga bahan itu dapat dipergunakan di dalam keadaan yang paling menguntungkan.

Kelompok-kelompok utama bahan antimikrobial kimiawi Beberapa kelompok utama bahan antimikrobial kimiawi adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Fenol dan persenyawaan fenolat Alkohol Halogen Logam berat dan persenyawaan Detergen Aldehide Komesterilisator gas

Perkembangan produk-produk baru kadang-kadang mensyaratkan perkembangan metode-metode baru untuk sterilisasinya, misalnya, alat-alat kedokteran yang terbuat dari plastik tidak dapat disterilkandengan autoklaf tanpa merusaknya sehingga dikembangkan alat-alat komersial yang menggunakan etilenokside. Bahan-bahankimia baru masih terusmenerus disintesis dan dievaluasin kemampuan antimikrobialnya dengan haraapan dapat menemukan bahan-bahan antimikrobe yang lebih efektif.

ANTIBIOTIKDAN ZAT KEMOTERAPEUTIK LAIN


Zat-zat kimiawi yang memiliki aktivitas antimikrobe,tetapi tidak beracun terhadap, dan kompetibel dengan inang sangat berharga untunk mengendalikan infeksi oleh mikrobe. Zat-zat kimia yang daya racunnya selektif dinamakan zat kemoterapeutik. Beberapa dari antara zat-zat kemoterapeutik ini disintesis di laboratorium kimia,namun demikian zat-zat kemoterapeutik yang mempunyai efek paling dramatis dan telah menimbulkan perubahan besar dalam pengobatan penyaki-penyakit menular adalah antibiotik. Zat-zat tersebut dihasilkan mikroorganisme baik seluruhnya maupun sebagian. Antibiatik kemoterapeutik yang disintesis sebagian oleh mikroorganisme dan kemudian dimodifikasi melalui reaksireaksi kimia dilaboratorium disebut semisintesis. Tidak semua antibiaotik baik sebagai zat kemoterapeutik,aktivitas mikrobe in vitro tidak menjamin aksinya in vivo. Lagi pula suatu antibiotik baru berguna untuk kemoterapi bila toksisitasnya selektif, artinya menghambat mikroorganisme dan tidak beracun bagi inangnya. Beberapa zat kemoterapeutik, yang disebut zat berspektrum luas, efektif terhadap berbagai macam mikroorganisme. Yang lain mempunyai aksi yang lebih spesifik dan terbatas. Teknik-teknik mikrobiologis secara rutin dipakai untuk menguji kadar potensi antibiotik komersial disamping juga mengukur konsentrasinya dalam zat alir tubuh seperti darah, serum, atau air seni. Salah satu masalah-masalah utama yang berkaitan dengan pemakian zat-zat kemoterapeutik secara luas ialah terbentuknya resistensi pada mikroorganisme terhadap obat-obatan ini. Dengan berkembangnya populasi mikrobe yang resisten, maka antibiotik yang efektif untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu kehilangan nilai kemoterapeutiknya. Terbentuknya resistensi yang merupakan fenomena bilogis mendasar, menunjukkan bahwa di dalam pemakaian zat-zat kemoterapeutik diperlukan kehati-hatian yang tinggi. Zat-zat tersebut tidak boleh digunakan sembarangan atau tanpa perbedaan. Sejalan dengan hal tersebut, jelas bahwa ada kebutuhan terus-menerus untuk, mengembangkan obat-obat baru dan berbeda untuk menggantikan obat-obat yang telah tidak menjadi efektif. Masih banyak yang perlu dipelajari mengenai kemoterapi terhadap penyakitpenyakit yang disebabkan oleh virus. Perkembangan dalam bidang ini belum mengalami keberhasilan seperti yang dicapai pada pengobatan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Demikian pula perkembangan bidang kemoterapi bagi penyakit-penyakit yang ganas masih dini sekali.

MIKROBIOLOGI PANGAN
Mikroorganisme berperan penting dalam bahan makanan karena beberapa alasan. Pada umumnya jumlah dan macam organisme yang terdapatc dalam bahan makanan mencerminkan kualitas sanitasi bahan makanan tersebut. Mikroorganisme dapat merusak bahan makanan banyak bahan makanan yang menunjang pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme, bila diberi kesempatan untuk tumbuh, mereka memetabolismekan bahan makanan yang menghasilkan produk-produk metabolik ynag tidak disukai. Mikroorganisme juga dipakai untuk membuat banyak produk pangan. Mikroorganisme itu sendiri dapat berlaku sebagai bahan makanan. Telah dihasilkan sejumlah sel yang dapat merupakan pelengkap atau pengganti bahan makanan lain. Kesediaan masyarakat untuk menerima dan adanya kenaikan permintaan akan bahan makanan yang telah diolah mengakibatkan terjadinya pertumbuhan pabrik-pabrik pengolahan bahan makanan yang terpusat. Sementara hal ini mungkin berkembangnya prosedur-prosedur yang efesien dan khusus, dipihak lain terciptalah suatu keadaanyaitu terjadinya kesalahan dalam pengolahan bahan makanan, dan penyebarannya yang luas membuka kemungkinan masyarakat luas memakan makanan yang rusak. Untuk mencegah terjadinya peristiwa-peristiwa semacam itu, sangatlah perlu untuk pengawasan biologis yang konstan terhadap proses dan produk pengolahan tersebut. Tidak perlu diragukan lagi dimasa yang akan datang akan berkembang proses-proses baru dalam pembuatan acar atau fermentasi yang menggunakan mikrobe. Namun demikian yang terpenting mengenai mikrobe mungkin sebagai bahan makanan itu sendiri. Mikrobe yang ditumbuhkan dalam jumlah yang besar sudah dimanfaatkan sebagai bahan pakan hewan. Pemanfaatan sel-sel mikrobe yang dihasilkan oleh substrat-substrat yang mudah dan tersedia dapat menjadi sumber bahan makanan bagi manusia, Mungkin diterimanya mikrobe secara luas sebagai salah satu bahan makanan manusia hanyalah waktu. Dibutuhkan kurang lebih 0.46 ha lahan untuk menghidupu seseorang melalui usaha tani yang efesien, padahal sebuah tanki pada lahan seluas satu meter persegi dapat, memenuhi kebutuhan semua kalori, protein dan vitamin bagi 1 orang. Budidaya mikrobe sebagai bahan makanan (proteinn sel tinggal) dapat digunakan salah satu pemecahan untuk mengatasi 3 masalah utama yang dihadapi manusia. Pemecahan terserbut ialah: 1. Pemanfaatan produk-produk buangan sebagai bahan makanan untuk menghasilkan protein hasil tunggal, jadi 2. Mengatasi kekurangan bahan panagn dapat dimungkinkan dengan 3. Membebaskan luasan lahan pertanian untuk penggunaan lain.

MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Mikroorganisme dapat dipandang sebagai pabrik kimia yang mempunyai kemampuan yang sangat meragam dalam menciptakan perubahan-perubahan kimiawi. Telah diterima sacara umum bahwa substansi alamiah dapat diubah oleh beberapa spesies mikroorganisme. Apabila dijumpai suatau proses mikrobial ternyata menghasilkan suatu produk yang diperlukan dan mempunyai nilai ekonomis, maka proses ini dapat dikembangkan untuk produksi industri. Dalam hal ini kita mencoba menggunakan mikroorganisme untuk keuntungan ekonomis dan sosial. Mikroorganisme mampu merombak banyak sekali bahan karena kemampuan biokimiawinya yang beragam. Industri yang senantiasa manyadari hal ini, mencoba mengembangkan produk-produk yang resisten terhadap perusakan untuk menghindari kerugian ekonomis dan kerugian-kerugian lainnya. Tidak perlu diragukan lagi, akan ditemukan banyak cara baru untuk memanfaatkan mikroorganisme untuk dikembangkan di dalam proses-proses indistri. Bidang-bidang penerapannya meliputi usaha mendapatkan logam dari bijih, pengubahan tumbuhan-tumbuhan menjadi energi untuk kepentingan domestik, produksi masal protein sel tunggal sebagai sumber makanan bagi manusia dan hewan. Kemampuan untuk memasukkan bahan genetik kedalam mikrobe, yaitu teknik yaitu disebut rekayasa genetika, telah membuka pintu menuju pengembangan jalur-jalur bakteri baru yang menghasilkan bahan obat-obatan yang dikehendaki. Sejauh ini telah dilaporkan proses produksi insulin dan interferon sacara mikrobilogis. Sangat boleh jadi bahwa banyak substansi penting yang berharga yang dihasilkan dalam skala industri oleh mikroorganisme yang telah mengalami rekaysa genetika. Terdapat masa depan yang cerah bagi prosesproses mikrobiologis industri untuk memenuhi kebutuhan nasional dan dunia.

RINGKASAN INI SAYA BUAT UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN NILAI SAYA, SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA IBU DOSEN. MOHON PERTIMBANGKAN NILAI SAYA DEMI KELANCARAN KULIAH SAYA BU, SEKALI LAGI SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH

You might also like