You are on page 1of 12

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Nama Nim Hari/tanggal Waktu Asdos

: Restu Fauzia Adila : J3L11009 : Rabu/21 september 2011 : 11:00 12:40 : Geni A.Z M .Bagja

PJP

: Emil Wahdi

TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA AKSEPTIK

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011 Pendahuluan Mikroorganisme terdapat di mana-mana, oleh karena itu mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki dapat masuk ke dalam biakan murni melalui aliran udara, kontak tangan yang tercemar, atau melalui tersentuhnya media atau permukaan tabung bagian dalam oleh benda yang belum disterilkan. Untuk mencegah mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke dalam biakan murni, perlu digunakan teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan yang akan digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik. Ada beberapa metode untuk memindahkan biakan murni dari satu wadah ke wadah yang lain secara aseptik: a. metode streak/gores b. metode spread/sebar c. metode pour plate/cawan tuang Menurut Dwijoseputro (1998) Metode biakan murni atau penanaman bakteri dapat

disebut juga metode inokulasi yaitu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Menurut Soetarto (2008), Bakteri merupakan mikrobia uniseluler yang termasuk dalam kelas Shizomycetes. Pada umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup bebas, besifat saprofitik, parasit, atau patogen pada manusia, binatang atau tumbuhan.ada beberapa jenis bakteri bersifat fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu bentuk bulat (coccus), batang (bacillus), dan melilit (spiral) (Irianto 2007).

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamana pun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Nutrient Agar Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

Nutrient Broth Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.

Plate Count Agar (PCA) PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast menyuplai vitamin B komplek

APDA Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.

Tujuan Praktikum bertujuan melatih mahasiswa dalam menguasai teknik pemindahan bakteri secara aseptic pada medium steril dan mengetahui serta mengamati bentuk- bentuk koloni bakteri yang tumbuh. Alat dan bahan Alat yang digunakan ialah tabung reaksi beserta tutupnya, cawan petri, kawat ose, pembakar spirtus, korek api, dan rak tabung. Bahan yang digunakan ialah Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), cawan petri yang sudah berisi koloni-koloni bakteri, alkohol 70%, tissue, dan aquades steril.

Prosedur percobaan Sebelum praktikum dimulai dilakukan proses sterilisasi terlebih dahulu, dengan cara mencuci tangan dengan sabun kemudian meja dan tangan jangan lupa disemprotkan alkohol 70%.

Gambar 1 Cara mensterilisasi meja kerja

Setelah proses sterilisasi selesai dilakukan proses pemindahan biakan secara akseptik melalui tabung. Pertama-tama pembakar Bunsen dinyalakan. Dua buah tabung dan kawat ose disiapkan. Tabung pertama berisi aquades steril dan tabung kedua berisi Nutrient Broth (NB) steril. Tabung pertama yang berisi aquades dipegang dekat pada api Bunsen, bersamaan dengan itu kawat ose dipanaskan pada nyala api. Tutup tabung dibuka namun tabung tetap berada disekitar api dan tutup dipegang tidak boleh diletakkan di meja lalu panaskan tabung dengan cara tabung diputar pelan-pelan, setelah itu kawat ose yang telah dipanaskan dicelupkan ke dalam tabung dan secepat mungkin tabung kedua yang berisi NB diambil dan dipanaskan setelah itu kawat ose tersebut dicelupkan ke dalam tabung berisi NB tersebut, lalu tabung ditutup rapat. Tabung disimpan selam 24 jam setelah itu diamati cairan yang terdapat dalam tabung keruh atau tidak jika dibandingkan dengan standar NB steril.

Gambar 2 Cara pemindahan biakan bakteri secara aseptic

Pemindahan metode pada cawan petri dilakukan dengan cara menyiapkan dua buah cawan petri dan kawat ose terlebih dahulu. Cawan petri yang pertama berisi koloni-koloni bakteri dan cawan petri yang kedua berisi Plate Count Agar (PCA). Cawan petri yang berisi koloni bakteri dipanaskan sebentar sambil kawat ose dipanaskan juga. Setelah itu diamkan kawat ose yang sudah dipanaskan tersebut sebentar, cawan petri berisi koloni bakteri dibuka dan diambil sedikit bakterinya dengan menggunakan kawat ose. setelah itu cawan petri kedua yang berisi Plate Count Agar (PCA) dipanaskan sebentar lalu dibuka, dengan segera kawat ose digoreskan ke permukaan cawan secara sinambung atau zig-zag lalu ditutup. Cawan petri disimpan selama 24 jam, setelah itu diamati yang terjadi.

Gambar 3 Cara pemindahan bakteri pada media cawan

Data dan Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil pengamatan pemindahan biakan mikroba secara aseptik No 1. Media NB (Nutrien Broth) Hasil Pengamatan Media cair menjadi keruh (-) gambar

Media cair secara aseptic (+)

2.

NA (Nutrien Agar)

Pemindahan secara aseptik

Pembahasan Mikroba merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh secara bebas dan dapat berpindah dengan cepat. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme terbagi dalam bentuk padat, semi-padat dan cair. Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. selain itu medium juga dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme (Waluyo L 2008).

Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika maupun kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Penyelidikan spesies mikrobia selalu didsarkan atas sifat biakan murni spesies tersebut. Biakan murni (pure culture) adalah biakan yang hanaya terdiri dari satu spesies microbe atau hanya hasil perbanyakan dari satu sel mikrobia. Oleh sebab itu diperlukan pemisahan atau pemeliharaan digunakan medium dan alat yang steril (Waluyo 2008). Macam-macam sterilisasi Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil 0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik. 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV 3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Metode yang digunakan pada percobaa pemindahan mikroba ini adalah dengan metode goresan (stereak) yang bertujuan mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Hal ini dilakuka dengan menggoreskam bakteri yang akan dipindahkan pada media batu dengan bentuk zig-zag

Berdasarkan hasil pengamatan pada media percobaan bakteri yang dipindahkan telah dilakukan secara aseptik karena pada tabung yang berisi medium tidak berubah menjadi keruh sedangkan pada media cawan petri tidak ada terlihat bakteri lain yang tumbuh selain pada garis zig-zag pada saat pemindah bakteri. Untuk memperoleh hasil yang baik maka harus dilakukan hal-hal seperti berikut : Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulatau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api.

Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pemindahan hasil biakan bakteri harus dilakukan pada medium yang steril agar terjadi biakan murni. Berdasarkan hasil pengamatan percobaan telah dilakukan secara sterilisasi karna pada biakan murni hanya tterdapat satu spesies mikrobia. Daftar Pustaka Dwidjoseputro D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan. Soetarto, E.S.2008. Mikrobiologi Fakultas Biologi .Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

rianto, K. 2007.Mikrobiologi. Yrama Widya, Bandung. Fathir F 2009. Mikrobiologi. [terhubung berkala]. http:/Fuadfathir.multiply.com/jurnal/item. (25 september 2011 20:15 PM) Waluyo.L.2008.Teknik Metode Dasar Mikrobiologi.Malang: UMM Press:

You might also like