You are on page 1of 25

Perkembangan Islam di India

Untuk awal masuknya Islam di India dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu periode Nabi Muhammad, periode Al Khulafa rasydun, dan dinasti Umayyah, periode Ghazni, dan pereode dinasti Ghuri . Pada masa nabi, banyak orang dari suku Jat (India) menetap di Arab. Di antaranya, ada yang mengobati dan menyembuhkan Aisyah, istri Rasulullah, kemudian manjadi khamdim-nya. Pada masa Al khulafa rasiydun, berbagai upaya dilakukan untuk menyebarkan Islam di wilayah India. Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi kemudian diperluas ke Khurasan dan diteruskan ke India. Pada masa Khalifah Usman, dikirimlah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi mengenal negeri India yang luas itu. Dan pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun 38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al Abdi ke India untuk menyelidiki jalan-jalan India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat India. Namun demikian, beberapa ekspedisi ke India melalui laut

tidak berhasil karena tenggelamnya armada, di samping tentara Arab kurang ahli laut. Invasi melalui laut selanjutnya dilarang oleh Umar bin Khatab. Pada 643-644 M, tentara Arab berhasil menguasai Kirman, Sizistan sampai Mekran. Setelah itu tidak ada kemajuan yang berarti kecuali hanya investigasi adat istiadat dan jalur menuju India. Pada masa Muawiyah ibn Sofyan, dinasti Umayyah, tentara Islam hanya mencapai kabul, ibu kota Afganistan sekarang. Pada zaman Walid ibn Abdul Mail, terjadi drama pembajakan terhadap orang-orang Islam di wilayah kekuasaan raja dahir. Menurut catatan Firistha, anak-anak dan istri-istri para pedagang Arab yang meninggal dunia di Jaziratulyaat (jawa) karena wabah, dikembalikan kepada Khalifah Al Walid 17051715 M, melalui Hajjaj disertai delapan kapal sarat hadiahhadiah. Di dekat Debal, mereka dibajak. Seseorang berhasil menyelamatkan diri dan melaporkan kepada Hajjaj yang kemudian protes keras kepada Dahir, agar para tawanan dan hadiah-hadiah dikembalikan disertai ganti rugi, dan para pembajak agar dihukum.

Dahir menolak menghukum para pembajak dengan alasan laut itu wilayah internasional dan tidak punya

kekuasaan menghukum mereka. Peristiwa ini mendorong gubernur jendral Al Masyriq (wilayah timur), Hajjaj ibn Yusuf, untuk menaklukan India dengan dua sebab lainya Dahri membantu Persia ketika pasukan Arab melakukan invasi ke sana dan menolak mengembalikan para pembangkang. Hajaj mengirim ibn Qasi untuk mempimpin pasukan menuju Sind ketika itu usinya baru 17 tahun. Jumlah tentara yang dipersiapkan 15.000 terdiri dari 6.000 pasukan berkuda, 6000 pasukan unta, dan 3000 pasukan unta yang mengangkut alat-alat perang pada 708 M malalui Sirah dan Mekran, sampai di Debal pada tahun 711 M. Dalam perjalanan ia mengumpulkan tentara tambahan termasuk pribumi sebagai penunjuk jalan. Seperti 4.000 orang suku Jat dan Med berkasta rendah yang tertindas, dari shahwand (shewand) yang bertemu dengan ibn Qasim, seluruhnya masuk Islam secara sadar dan secara

suka rela menjadi penunjuk tentara Arab ke Sind. Dalam ekspedisinya ke Sind, Qasim menawarkan tiga pilihan,masuk Islam, membayar jizyah atau memilih perang. Hanya dalam waktu 4 tahun lebih, India bagian barat laut (Sind dan Punjab) dapat ditaklukan dan dikuasai. Ibn Qasim menjalankan pemerintahan secara manusiawi. Riwayatnya justru berakhir menyedihkan akibat pertikaian politik antar Hajjaj dan Sulaiman. Penggantinya, Yazid ibn Abu Kabshah Al Suksuki, hanya bertahan 18 hari akibat pemberontakan rakyat. Kemudian, digantikan oleh saudaranya, Habib Al Muhallab, yang hanya menguasai daerah Alor. Setelah itu tidak ada penguasa baru, tetapi lebih ditujukan bagi penyiaran Islam. Daerah itu tetap dalam kekuasaan Islam sampai datangnya dinasti Ghazni Ali, 1908.

Taj Mahal, Saksi Perkemangan Islam India

Taj Mahal yang di dalamnya berdiri bangunan masjid, satu dari tujuh keajaibah dunia. Bangunan indah dan megah itu sumbangan peradaban masyarakat muslim, sebuah karya arsitektur yang sangat tinggi. Hal itu merepresentasikan kemajuan masyarakat muslim pada zamannya, menunjukkan kepada dunia betapa peradaban masyarakat muslim sudah sedemikian maju. Taj Mahal yang dibangun Syah Jehan Raja Mogul V untuk menghormati istrinya Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal, terletak di pinggir Sungai Yamuna, Agra, India sekitar 190 kilometer dari New Delhi. Istana pilihan yang di dalamnya terdapat makam mulai dibangun tahun 1632 dengan mempekerjakan 20.000 orang, total biaya mencapai 40 juta rupee. Bangunan inti selesai tahun 1643 dan secara keseluruhan selesai tahun 1654. Taj Mahal menjadi lambang kejayaan Dinasti Mogul, stabilitas di tengah penduduk yang majemuk namun kepemimpinan raja bijak, meski menganut ajaran Islam tapi tetap memberikan hak hidup terhadap beragam agama dan keyakinan. Syah Jehan mewarisi kebijakan

pendahulunya dalam kepemimpinan sehingga tampil sebagai pemimpin yang sukses. Taj Mahal merupakan gabungan berbagai arsitektur yang berkembang zaman itu, perpaduan karya arsitek terkemuka yang mengadopsi corak bangunan dari India, Pesia dan Asia Tengah. Konsultan pembangunan didatangkan dari Turki, Ustadz Isa seorang arsitek terkemuka ketika itu. Sebuah kerja yang mengagumkan sehingga mendatangkan kekaguman di sepanjang zaman melintasi batas ruang dan waktu. Kompleks Taj Mahal berbentuk bujur sangkar, membujur dari utara ke selatan terdiri tiga bagian. Di tengah terdapat taman bungan dengan kolam air mancur yang sangat menawan. Antara satu bagian dengan lainnya dibatasi bidang empat persegi panjang. Pintu gerbang di bagian selatan dan mausoleum sebagai bangunan utama dilingkupi dua bangunan simetris. Di bagian barat terdapat masjid dan timur ruang jawaban. Mausoleum berbentuk segi delapan dan di atasnya ditutup kubah, tinggi bangunan tujuh meter dan puncak kubahnya mencapai 26 meter. Dinding bagian dalam dilapisi batu pualam warna kemerah-merahan dan di bagian luar sudut-sudutnya terdapat menara yang menjulang tinggi. India yang berpenduduk 871 juta jiwa (tahun 1990), sebanyak 11,4% menganut ajaran Islam. Di sepanjang sejarahnya masyarakat muslim India meski merupakan kelompok minoritas, namun memberikan sumbangan peradaban yang sangat berarti bagi dunia. Peranannya

dapat dilihat dari beberapa sejak sebelum Kerajaan Mogul, masa kekuasaan Kerajaan Mogul, masa penjajahan Inggris dan masa kontemporer hingga sekarang. Masyarakat muslim mulai masuk anak benua India sejak abad pertama hijriyah berlangsung secara bergelombang, orang-orang Arab masuk sekitar abad kedelapan, orangorang Turki mulai masuk abad keduabelas dan orang-orang Afghan masuk abad keenambelas. Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan ekspedisi pada tahun 643, sepeninggal khalifah orang-orang Arab membuka jalan dengan menguasai Bakra di Baluchistan. Pada masa Bani Umayyah di bawah panglima Muhammad bin Qasim melanjutkan ekspedisi dan menguasai Sind dan mulai tahun 871 kaum muslimin mulai menetap di sana. Mahmud Gaznawi tahun 1020 mengembangkan pengaruhnya dan mampu mengajak raja-raja setempat dalam Islam. Sepeninggal Mahmud Gaznawi muncul dinasti kecil seperti Mamluk, Khalji, Tugluq dan terakhir dinasti Lody yang didirikan Bahlul Khan Lody. Ketika terjadi kekacauan di negerinya, raja mengundang Zahiruddin Muhammad Babur dari Kabul yang di kemudian hari berhasil mendirikan Kerajaan Mogul tahun 1526. Sepeninggal Babur Mogul dipimpin putranya Humayun namun kalah menghadapi Bahadur Syah dari Gujarat, baru 15 tahun kembali berkuasa dan meninggal dunia setahun kemudian. Akbar Khan menggantikan dan memerintah 49 tahun sehingga puncak masa kejayaan dapat diraih setelah berhasil mempersatukan daerah,

golongan dan agama di India. Mogul di masa jayanya berhasil membangun peradaban bahkan menjadi negara adikuasa dengan menguasai beberapa wilayah. Luasnya membentang meliputi Kabul, Lahore, Multan, Gujarat, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Melwa, Bihar, Bengal, Kandes, Berar, Ahmadnagar, Ousra, Bajipur, Galkanda, Tajore dan Trichinopoli. Dalam bidang ekonomi umat Islam di Mogul berhasil mengekspor sejumlah produk ke Eropa. Sedang dalam bidang pendidikan dan ilmu Mogul berhasil mencapai prestasi cemerlang. Mereka membangun masjid, madrasah dan perpustakaan. Pengajaran terdiri berbagai ilmu seperti logika, filsafat, geometri, geografi, sejarah, politik dan matematika. Di masdrasah pelajaran meliputi ilmu tafsir, hadis, fiqih. Sedang perpustakaan di Agra mengoleksi lebih 24 ribu buku. Sekolah tinggi terkemuka dibangun pada masa itu. Dalam bidang arsitektur berkembang sangat mengagumkan, banyak bangunan indah yang dihasilkan pada masa pemerintahan Mogul. Benteng Merah menjadi salah satu bangunan megah, selain bangunan masjid, istana dan makam para pembesar kerajaan. Puncak karya arsitektur paling tinggi ketika itu yang dapat disaksikan hingga hari ini adalah Taj Mahal.

Masuknya Islam di India


Islam yang masuk ke India pada abad ke-7 disebarkan melalui beberapa saluran. Saluran pertama adalah melalui kegiatan perdagangan, kemudian mendirikan kerajaan dan sekaligus bersamaan

dengan itu datang pula para penyebar Islam (dai / muballigh) yang mendakwahkan agama Islam kepada masyarakat India. Dengan penyebaran Islam seperti itu, maka masyarakat Islam India wakut itu dapat dibagi menjadi dua: 1. Golongan keturunan asing yang datang ke India membawa agama Islam. 2. Golongan penduduk asli yang tadinya memeluk suatu agama tertentu dan kemudian masuk Islam melalui berbagai cara dakwah secara bertahap dalam periode tertentu. Kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di India di antaranya: a. Kerajaan Ghazna Cikal bakal kerajaan ini adalah sebuah kerajaan kecil yang berdaulat penuh dengan ibu kotanya Ghazni. Pendirinya adalah seorang hambasahaya dari Kerajaan Turki yang dapat memerdekakan dirinya. Dan namanya adalah Alpitigin. Kemudian ia digantikan oleh menantunya yang bernama Sabaktigin (Mahmud Sabaktigin bin Alp Takin dari Ghazna). Dibawah pemerintahannya Kerajaan Ghazna semakin luas berkembang sampai Afganistan. Kemudian dibawah penggantinya yaitu Mahmud Ghazna berhasil memasuki perbatasan India, negara tetangga yang kaya raya dan sangat diidam-idamkan para leluhurnya itu. Namun sepeninggal Mahmud Ghazna, pamor Kerajaan Ghazna menjadi pudar. b. Kerajaan Ghori Kerajaan ini berdiri pada tahun 1186. Pendirinya ialah Alaiddin Husen bin Husen. Rajanya yang terkenal ialah Muhammad Abul Mudzaffar bin

Husein Al Ghari yang berhasil menaklukkan Delhi, Kanuj, And, Gujarat, Benares, Bihar, dan Benggala. Sepeninggal Abul Muzaffar, yang menjadi raja adalah dari dinasti hamba sahaya (mamluk) seperti Qutbuddin Aibak (1206-1211 M); Malik Syamsuddin Iltutmiah / At Tamasy (1211 - 1236 M); dan Bulban (1236 1287 M). Sepeninggal Bulban, Kerajaan Ghori runtuh. Peninggalan mereka adalah masjid Jami di Delhi dan menara Khuttub Mini yang menjulang tinggi. c. Kerajaan Khilji / Khiljia (1290 - 1320 M) Kerajaan ini didirikan oleh Jalaluddin. Pada masa pemerintahannya kerajaan berada dalam keadaan aman. Akan tetapi raja akhirnya terbunuh oleh Alauddin, kemenakannya sendiri. Pada masa inilah orangorang Mongol (di India disebut orang Moghul atau Mughal) mulai memasuki India dan berangsur-angsur menetap disana. d. Kerajaan Tuglaq / Kesultanan Delhi (1321 - 1388 M) Kerajaan Khilji runtuh akibat serangan Syamsuddin Malik dari dinasti Tughlak. Kerajaan ini mencapai kejayaan pada masa Firus Syah Tughlak. e. Kerajaan Lodi (1451 - 1526 M) Setelah dinasti Tughlaq runtuh pada tahun 1388 M, tidak diketahui siapa penerusnya. Namun pada tahun 1414 M muncul Khizir Khan yang mendirikan dinasti Sayyid. Tetapi dinasti Sayyid akhirnya dikalahkan oleh dinasti Lodi (1451-1526 M) dengan rajanya yang terkenal bernama Ibrahim Lodi. Dinasti Lodi ini berakhir karena dikalahkan oleh orangorang Mughal.

f. Kerajaan Mughal (1256 - 1258 M) Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482 - 1530), salah satu keturunan kelima dari Timur Lenk (penghancur Kota Delhi). Masa pemerintahan Kerajaan Mughal merupakan puncak kekuasaan muslim di India. Seni, sastra, dan arsitektur berkembang; namun yang dapat dinikmati sekarang lebih banyak berupa karya arsitektur. Pada masa akbar dibangun Istana Fatepur Sikri di Sikri, villa dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal (makam istri Syah jehan yang bernama Arjumand Bano / Mumtaz Mahal) di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore. Meskipun India lama dikuasai oleh pemerintahan Islam, namun orang Islam di India tergolong minoritas. Tekanan-tekanan terhadap umat Islam sering kali sangat keras. Meski demikian umat Islam berusaha bertahan. Mereka berusaha menggerakkan bidang pendidikan, ekonomi, dan kebudayaan. Sekolah-sekolah dan akademi-akademi serta universitas Islam sebagai peninggalan kerajaan-kerajaan Islam terdahulu sampai sekarang tetap berjalan. Misalnya Darul Ulum dan Nadwatul Ulama di Lucknow, Universitas Osmaniyyah dan Akademi Dairatul Maarif di Heiderabad. Organisasi-organisasi mahasiswa Islam juga berkembang di berbagai universitas. Cara kaum Rajput Hindu merongrong Muslim selama 500 tahun Cara Muslim memanfaatkan aristokrat Hindu Thn 980, panglima Muslim, Sabuktagin menggunakan mata2 utk mempelajari taktik perang Hindu. Menurut mata2, Hindu memulai

perang pada saat matahari terbit dan mengakhirinya pada saat matahari terbenam. Setelah mempelajari taktik in, Sabuktagin menantang raja Jayapal Shahiya utk berperang dan keduanya menyetujui tempat dan waktu perang. Keduanya sampai pada tempat yg ditentukan, satu hari sebelum tanggal perang yg sudah ditetapkan dan keduanya saling mengirimkan utusan utk menyetujui permulaan perang pada saat matahari terbit keesokan harinya. Tapi malam itu juga Muslim menyusup masuk kamp Hindu dan membantai sebagian besar tentara Hindu. Keesokan harinya, sisa2 tentara Hindu mengundurkan diri ke ibukota mereka, Kubha , sambil dikejar Muslim. Kota itupun direbut Muslim dan menamakan kota itu; KABUL. Hindu semakin terdesak ke timur.

Masuknya Islam di India dan Asia tenggara


The Source: indonesia.info/indo - 29/5/2008

Peran Hadharim Dalam berhijrah ke suatu negeri, dakwah adalah sebuah motivasi bagi hadharim (etnis hadhramaut). Negara-negara yang mereka tuju antara lain Afrika Timur, Zanjibar, Pantai Gading, Madaghaskar, dan Asia mulai dari India hingga Indonesia.

Tidak semua hadharim yang berhijrah bertujuan mengais rejeki. Namun di antara kelompok muhajirin itu juga mempunyai misi dakwah. Penganut tasawwuf banyak melakukan reformasi dalam bidang sosial kemasyarakatan dan sangat berpengaruh dalam merubah corak sosial negara yang baru di tempatinya. Sehingga masyarakat pribumi dengan senang hati memeluk agama Islam dan menyerap ajaran-ajaran Islam. Mereka merintis suatu kulturisasi peradaban dan kebudayan pribumi dengan peradaban Islami. Namun dengan tetap mengkokohkan ajaran Islam. Ini mendalilkan, ajaran Islam selalu sesuai dengan segala aspek kehidupan, di manapuan dan kapan pun. Hadharim mempunyai tempat yang spesial di mata pribumi. Banyak dari pribumi yang kemudian mengawinkan putri-putrinya dengan hadharim. Sebagian ada yang diangkat sebagai pemuka masyarakat. Hadharim telah terbukti partisipasinya dalam mengagungan Islam. Mereka juga mampu memberikan jawaban dan tantangan. Hal itu bisa dilihat tatkala Andalus sebagai pusat peradaban Islam justru sedang mengalami kekalahan, hadharim sanggup menyebarkan Islam di beberapa penjuru dunia dalam masa yang relatif singkat. Kenyataan ini terukir dalam sejarah. Saat pertama kali bangsa Eropa (Inggris, Spanyol dan Portugal) mengirimkan pasukan perang salib dan melebarkan sayap imperialisme ke segala penjuru dunia Islam, dan daerahdaerah yang sulit dijangkau pemerintahan Usmani (Ottoman), hadharim bahu-membahu dengan pribumi melakukan perjuangan perlawanan terhadap imperialisme barat. Meski dengan fasilitas apa adanya. Bantuan pada pribumi bukan saja dalam sektor ekonomi dan

budaya, tapi juga di bidang politik militer dan siasat perang. Penganut tasawwuf yang menghindar dari perpolitikan di Hadramaut, yang merupakan hasil dari pertumpahan darah antar kabilah yang tak berujung, melibatkan diri dalam perpolitikan negeri singgahannya. Sekaligus, menyebarkan Islam juga. Dalam sejarah Afrika, Hadharim ikut serta dalam perjuangan rakyat melawan penjajah Eropa. Sebelumnya telah terjadi hubungan baik dalam bidang dagang antara Yaman dan Afrika sejak pra Islam. Lalu hubungan ini bertambah baik pasca kedatangan Islam. Bahkan seorang hadhrami pernah menjadi Amir (pemimpin) di sebagian pemerintahan daerah sepanjang pantai Afrika Timur, dari Somalia sampai ke Mozambik. Ini terjadi sebelum datangnya Imperialis Barat ke Afrika. Begitu pula keterlibatan mereka dalam perang melawan kolonial Potugal. Dalam pemerintaha Omman, mereka juga mempunyai pengaruh yang kongkrit. Hadharim mempunyai pengaruh besar di Madagascar. Bani Alawy berhasil memimipin tampuk pemerintahan di Juzurul Qomar (Comoro).

Kronologi Masuknya Islam ke India dan Asia Tenggara

Mayoritas sejarawan menguatkan pendapat, masuknya Islam ke India dan Asia Tenggara sudah dimulai sejak kurun pertama Hijriyah. Hanya saja, penyebaran Islam tidak bisa langsung seperti menggebyah uyah ke berbagai daerah dalam satu waktu, Namun Islam masuk dalam berbagai tempat yang berbeda dan dalam waktu yang tidak bersamaan. Tepatnya pada kurun keenam Hijriyah, Islam meluas ke daerah-daerah secara kontinyu hingga kurun kesebelas melalui imigran dari

Hadhramaut. Yaman juga terkenal mempunyai hubungan dagang yang baik dengan India dan Asia Tenggara semenjak pra Islam. Hubungan itu terus berkembang sampai kehadiran Islam. Hubungan ini tidak sebatas pada bidang dagang, tetapi juga mencakup bidang-bidang kehidupan lain. Para ahli sejarah hampir sepakat tentang masuknya Islam ke India dan Asia Tenggara melalui perantara Hadharim. Di samping juga melalui orang India, Persi, ataupun Indonesia . Hadharim dikenal dengan sifat-sifat terpuji yang menyebabkan penduduk setempat tertarik dan simpati. Pengaruh positif yang dirasakan itu juga merembet ke medan perpolitikan regional. Mereka datang bukan untuk berperang dan menjajah. Bahkan, para pribumi menganggap mereka sebagai simbol bangsa yang mampu membumikan kemaslahatan dan keinginan pribumi di daerah tersebut. Faktor-faktor yang memotifasi mereka untuk terjun dalam aktivitas politik pribumi antara lain untuk menyebarkan Islam, perjuangan melawan penjajah, dan motivasi-motivasi lain.

penyebaran Islam dan Walisongo


Seperti telah disinggung, tidak semua hadharim yang hijrah hanya untuk mencari rejeki. Namun banyak sekali kalangan dai dan

ulama yang juga hijrah untuk menyebarkan Islam. Mereka hijrah menuju India, dan disambut baik oleh raja-raja India Muslim. Hal itu dilakukan sebab mereka membutuhkan kehadiran ulama yang dapat dijadikan panutan dalam rangka menopang pemerintahanya dalam menghadapi rakyat yang beragama Hindu. Juga untuk menyebarkan Islam di beberapa wilayah, terutama pada kelompok Mabila. Para dai tersebut mempunyai posisi penting di mata raja-raja India Muslim. Di antaranya, al-Alamah as-Sufi as- Syekh Muhammad bin Umar Bahroq (W 1524 M). Ia disambut oleh Raja Sulthan Mudhaffar bin Mahmud Bahbikroh, yang kemudian berdomisili di Gujarat dalam kurun waktu yang cukup lama. Ia mempunyai kedudukan terhormat dalam kerajaan dan masyarakat, sebagai tumpuan dalam menghadapi pengaruh orang-orang Hindu dan para Brahmana. Karena itu, para musuh berfikir keras untuk melenyapkan dan melakukan tipu muslihatnya dengan cara meracuni hingga ia meninggal dunia. Demikian juga as-Sayyid Abdullah al-Idrus (W 1632 M) yang hidup pada masa kerajaan Bayjayyur. Pengaruhnya sangat kuat, khususnya pada pribadi Sultan Ibrahim Adil Syah. Otomatis, aliran kebijakan kerajaan yang asalnya Syiah, berubah menjadi Sunni. Selain itu, baju resmi kebesaran kerajaan berganti dengan model Arab, sebagai ganti baju model Persi.

Keluarga yang mempunyai pengaruh paling besar di India dan Asia Tenggara adalah keluarga Abdul Malik bin Alawi (Ammul fagih) bin Muhammad (Shahib Mirbath). Mereka datang dari Hadhramaut ke India pada akhir abad ke-6 Hijriyah. Keturunan Abdul Malik telah mempunyai hubungan baik dengan kerajaan India, para pembesar dan para ulama di sana. Tak heran bila keluarga ini bisa menyebar di segala penjuru India. Keluarga besar ini punya nilai penting bagi masyarakat Muslim India. Keluarga Abdul Malik Juga mendapat julukan Ali Adzamat Khan. Salah satu cucu Abdul Malik merupakan salah satu dari Wali Songo yang masyhur di Asia Tenggara. Yaitu Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik. Ia mempunyai pengaruh besar pada kerajaan India. Terbukti dengan jabatannya sebagai salah satu menteri di India dalam waktu yang cukup lama. Itu berlangsung sebelum terjadi gejolak politik di India yang menyebabkan putra-putranya mengungsi ke China, Siam (Thailand) dan Kamboja.

Islam masuk ke India melalui dua jalan. Pertama, melalui Pantai Barat India, sebagai pintu masuk Islam dari Semanjung Arab Selatan. Kedua, melalui bagian Barat Laut, yaitu Afghanistan dan Turki.

Hubungan antara negara Arab dan India sebelum kedatangan Islam sudah lama terjalin baik, terutama dalam hubungan perdagangan. Sejak lama ramai orang-orang Arab yang berlayar ke India untuk berniaga dan mencari bahan makanan. Hubungan antara dua negeri tersebut hanya melalui jalur laut. Banyak kapal layar bangsa Arab dan India hilir-mudik di perairan Laut Arab dan Teluk Persia dan terdapat juga yang terus ke bagian selatan Semenanjung Arab menuju Yaman dan Laut Merah. Hampir keseluruhan pantai barat India menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal Arab yang hendak berlayar ke Cina, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Menurut Hamka dalam bukunya, Sejarah Umat Islam, pada tahun 684 M,

atau pada abad pertama Hijriyyah, di bahagian barat Sumatera terdapat satu perkampungan Arab. Jadi orang Arab memang sudah lama berlayar mengarungi Lautan India dalam perjalanan mereka menuju Asia Tenggara dan Cina. Dan sudah menjadi kelaziman pula kapal-kapal bangsa Arab singgah di Pantai Barat India untuk menambah persiapan bahan makanan dan kelengkapan yang diperlukan. Di samping itu buku-buku sejarah memang banyak menyebutkan bahwa pantai barat India, seperti Gujarat, Malabar, Kerala, dan Bombay merupakan pusat perdagangan dan tempat pertukaran barang-barang yang datang dari Timur dan Barat . Cara kaum Rajput Hindu merongrong Muslim selama 500 tahun Setelah menjajah Sindh, Muslim menyerang Punjab tapi kalah. Kemudian mereka menyerang Rajputana, tetapi kalah oleh Raja Bhoj, dan saat mereka menyerang Gujarat, merkea dikalahkan para Chalukya (Solankis) dari Anahilwada. Jadi dari thn 715 sampai 980, Muslim tidak maju2 dari Sindh. Hanya di thn 980, Muslim bisa menyerang India lagi.

Delegasi Utsman RA
Jalur pelayaran bangsa Arab melalui lautan India dan sering kali kapalkapal mereka singgah di sekitar pantai barat India. Di samping menjalankan perniagaan, mereka pun berusaha menyebarkan agama Islam ke India, sebagaimana yang terjadi di Nusantara.

Khalifah Utsman RA, khalifah ketiga yang berkuasa antara 23 H hingga 25 H/644-656 M pernah mengirim utusannya ke India untuk melihat dari dekat dan mempelajari situasi India. Rombongan utusan, yang dipimpin Hakam bin Jabalah Al-Abdi, berhasil masuk wilayah Sind, atau Pakistan Selatan sekarang. Setelah melihat keadaan sekitarnya, mereka pulang menghadap Khalifah dan menceritakan keadaan wilayah Sind dengan bersyair:
Air di sana sangat sedikit pencurinya garang tanahnya tandus Jika dikirim ke sana tentara yang banyak mereka akan mati kelaparan dan jika dalam jumlah sedikit mereka akan lenyap dan musnah

Mendengar keterangan tersebut, keinginan Khalifah Utsman RA untuk mengirim tentaranya tertahan. Namun ia beroleh manfaat dari kabar yang dibawa delegasi tersebut, hingga ia mengetahui dengan lebih dekat adat-istiadat masyarakat setempat dan juga dapat mengetahui jalan yang menghubungkan Arab dan India hingga tidak menjadi kesulitan yang besar untuk menaklukkan benua kecil itu pada suatu saat kelak. Setelah melewati beberapa pergantian kekhalifahan, pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan, khalifah kelima Dinasti Bani Umayyah, muncullah inisiatif untuk menaklukkan India. Namun usaha penaklukan India baru terlaksana pada masa pemerintahan putra Abdul Malik yang bernama Al-Walid atas saran gubernur Irak, Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Tahun 87 H/706 M, Khalifah Al-Walid mengirim pasukan sebanyak enam

ribu orang ke wilayah Sind di bawah pimpinan seorang panglima yang masih muda, Muhammad bin Qasim Ats-Tsaqafi, yang ketika itu baru berusia 17 tahun, dengan seorang pembantunya, Abul Aswad Jahm bin Zuhair Al-Jufi.

Penaklukan Kota demi Kota


Muhammad bin Qasim bersama pasukan perangnya berangkat ke India melalui jalur darat dan melintasi wilayah Sind. Wilayah Sind ketika itu di bawah kekuasaan Kerajaan Dahar, yang berpusat di kota Dibul. Dikisahkan, saat itu Kerajaan Dahar menjadi penghalang bagi masuknya Islam ke tanah India. Karenanya, Muhammad bin Qasim terlebih dulu merancang untuk membuang batu penghalang tersebut. Muhammad bin Qasim mengerahkan tentaranya ke kota Makran, karena kota tersebut merupakan pembuka jalan pada penaklukan selanjutnya. Kota Makran pun dapat ditaklukkan dengan mudah. Setelah itu, kota demi kota, termasuk Qanzbur, Armail, dan Dibul, pun jatuh ke tangan pasukan kaum muslimin.Di kota Dibul, ibu kota Kerajaan Dahar, panglima terpaksa menghadapi tantangan yang sangat hebat dari penduduk kota tersebut. Namun, berkat kesungguhan dan keteguhan Muhammad bin Qasim, pasukan muslimin berhasil merebut benteng pertahanan kota ini dan menguasainya.

Setelah mengetahui berita jatuhnya kota itu, raja Dahar berupaya melarikan diri menuju kota Makran. Akan tetapi pasukan kaum muslimin terus mengepungnya dan akhirnya raja itu dapat ditangkap. Muhammad bin Qasim Ats-Tsaqafi meneruskan serangannya ke kotakota lain, seperti Sawandai, Rurr, dan Multan, sehingga keseluruhan wilayah Sind itu dapat dikuasai. Demi mengingat jasa-jasa besar yang ditorehkan pemuda Muhammad bin Qasim, seorang penyair Arab memujinya: Dalam usia tujuh belas tahun ia sudah dapat membangun negeri Sedangkan kawan-kawan sebayanya ketika itu sedang asyik bermain Tak lama setelah itu terdengarlah berita bahwa Muhammad bin Qasim wafat di dalam penjara. Tindakan Khalifah Sulaiman terhadap Muhammad bin Qasim tersebut dilatarbelakangi adanya faktor intrik politik antara dirinya dan keluarga Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi, dan Muhammad bin Qasim termasuk dalam keluarga Hajjaj bin Yusuf. Sementara pihak menilai, seandainya panglima muda ini tidak dipanggil pulang ke Damaskus, tentu keadaan India tidak seperti sekarang ini. Boleh jadi India saat ini menjadi negara Islam yang kuat. Namun demikian nama Muhammad bin Qasim tetap harum dan dikenang oleh masyarakat muslimin India, terutama di daerah Sind dan sekitarnya.
Hanafiyah dan Syafiiyah Setelah Muhammad bin Qasim wafat, kedudukan kaum muslimin mulai goyang dan melemah. Tiga abad kemudian, barulah kedudukan mereka

menguat kembali dan sangat berpengaruh setelah kedatangan Sultan Mahmud Al-Ghaznawi dari Afghanistan. Sultan ini berjasa dalam mendirikan kerajaan Islam di tanah India tersebut. Gerakan yang dipimpin Sultan Mahmud Al-Ghaznawi datang melalui celah-celah gunung yang curam di Afghanistan, menembus Genting Khaibar yang terkenal curam. Dengan kedatangan Sultan Mahmud, India mulai membuka lembaran baru dalam sejarahnya, yaitu berada di bawah kekuasaan Islam secara mutlak. Peristiwa ini terjadi di akhir abad keempat Hijriyyah. Selain raja-raja, nama-nama kaum ulama dan dai juga banyak memenuhi halaman-halaman buku sejarah India. Mereka datang semata-mata untuk mensyiarkan agama. Pengaruh mereka di tengah-tengah masyarakat lebih kuat dan mendalam dari pengaruh para raja, yang lebih mementingkan kedudukan dan perluasan daerah kekuasaan. Di antara ulama yang terkenal ialah Syaikh Ismail Al-Lahori (w. 448 H/1056 M), yang berhasil mengislamkan puluhan ribu penduduk Lahore, Syaikh Muinuddin Al-Jisyti (w. 627 H/1230 M), yang telah mengislamkan ratusan ribu penduduk Ajmir, Syaikh Fariduddin Al-Ajwadi (w. 664 H/1266 M) dan Syaikh Ali bin Syihab Al-Hamdzani (w. 784 H/1382 M), yang berhasil mengislamkan sebagian besar penduduk India lainnya. Masih banyak lagi kaum ulama yang berjasa besar dalam dakwah Islamiyah di kalangan masyarakat India, seperti yang disenaraikan dalam kitab Al-Muslimun fi al-Hind, karya Sayyid Abul Hasan Ali AnNadwi. Selain para ulama yang datang dari lereng pegunungan Afghanistan, India diramaikan pula dengan kedatangan para ulama dari Semenanjung Arab Selatan, seperti Yaman dan Hadhramaut, yang turut berdakwah dan menyebarkan agama Islam di India bersama para saudagar Islam yang berjiwa dakwah. Orang-orang seperti ini pulalah yang membawa agama Islam ke tanah Melayu dan sekitarnya. Pemahaman agama atau madzhab yang dianut kaum muslimin India, yaitu Madzhab Hanafi dan Madzhab Syafii, menunjukkan kenyataan sejarah tersebut. Dapat disimpulkan, Islam masuk ke India melalui dua jalan. Pertama, melalui Pantai Barat India, sebagai pintu masuk Islam dari Semanjung Arab Selatan. Dan kedua, melalui bagian Barat Laut, yaitu Afghanistan dan Turki. Kebanyakan kaum muslimin yang menetap di India sebelah barat dan selatan menganut Madzhab SyafiI, karena mereka menerima Islam dari Semenanjung Arab yang dibawa oleh orang-orang Yaman dan Hadhramaut, yang bermadzhab Syafii. Sementara kaum muslimin India yang menetap di bagian utara dan timur, hampir keseluruhannya bermadzhab Hanafi, sebab mereka menerima ajaran Islam dari orang-orang Afghanistan dan Turki, yang kebanyakannya bermadzhab Hanafi.

NAMA NIS

: YULIANA SALAM : 20911331 BY ABDUL RAZAK S.Ag

KELAS : XI TPHP 1

Smk negeri 2 pinrang

You might also like