You are on page 1of 13

Assalamualaikum Wr Wb

Azsrul Fiqih Ayu Ika Ningrum Noor Sukmo Ayu L. Achmad Faqih Andri Ginanjar Wisnu Kelompok IV : (201110220311012) (201110220311013) (201110220311015) (201110220311016) (201110220311017) (201110220311021)

ANALISA KADAR VITAMIN C

Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain (Godam, 2006). Naidu (2003) menyatakan bahwa vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen. Menurut WHO (2007) kebutuhan vitamin C manusia sebesar 45 mg/hari.

Pendapat Almatsier (2004) bahwa keadaan yang menyebabkan kehilangan vitamin C adalah pencucian, memasak dengan suhu tinggi untuk waktu yang lama, memasak dalam panci besi atau tembaga.

Methods which can be applied to determine vitamin C in fruits or vitamin supplement can be summarised into five methods such as direct titration with iodine solut ion, titration with dichlorolindo phenol solut ion, using capillary electrophoresis with UV- VIS and diode array detection in high performance liquid chromatography [HPLC], using ion pair reversed phase in HPLC and UV-diode detection and enzymatic method.

Struktur Vitamin C

TITRASI Cara penetapan vitamin C sesuai dengan metode Jacobs, dalam Sudarmaji, et al ., (1984), dengan menggunakan larutan yodium sebagai titrasi.

Metode Oksidimetri Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam askorbat sudah mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna(Merah jambu).

Prosedur Penetapan kadar Vitamin C dengan Larutan Dye a. Standarisasi larutan dye (2,6 Diklorofenol indofenol). 1)Dipipet 5,0 ml larutan standar vitamin C. 2)Ditambah 2 ml larutan asam oksalat 2 %. 3)Dititrasi dengan larutan dye sampai warna merah jambu. b.Prosedur penetapan kadar vitamin C. 1) Penetapan kadar vitamin C a) Ditimbang 8 gram sampel yang sudah diblender, dimasukan kedalam labu ukur 50 ml. Kemudian ditepatkan dengan larutan asam oksalat 2% sampai tanda batas, dihomogenkan, dan disaring. b) Larutan dipipet 5,0 ml, dimasukan erlenmeyer. Dititrasi dengan larutan diklorofenol indofenol (larutan dye) sampai warna merah jambu yang konstan.

Kromatografi cair kinerja tinggi [HPLC]


Metode HPLC juga dapat digunakan sebagai dasar dari analisis vitamin C, yakni dalam menentukan susunan kimianya.Susunan kimia vitamin C ditemukan pada tahun 1933 oleh ilmuwan Inggris dan Swiss. Isolasi asam askorbat mula-mula ditemukan oleh King dari USA dan Szent-Gyorgy dari Hungaria. Vitamin ini mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk oksidasi (bentuk dehydro) dan bentuk reduksi. Kedua bentuk ini mempunyai aktivitas biologi. Dalam makanan bentuk reduksi yang terbanyak. Banyak dehydro dapat terus teroksidasi menjadi diketogulonic acid yang inaktif.

Versari et al, (2004). Ditentukan vitamin C dalam jus buah komersial menggunakan elektroforesis kapiler dengan UV VIS dan deteksi berbagai dioda tinggi Kromatografi Cair Kinerja (KCKT). Sampel yang dianalisa adalah dua puluh enam sampel dalam tiga jenis jus komersial aprikot (5 organik, anorganik 5 dan 16 konvensional). Batas deteksi (LOD) adalah 1,6 dan 1,1 mg / L untuk L-AA dan D - IAA. Sistem pemisahan terbaik untuk mendeteksi L-AA dan D - IAA adalah dengan kapiler elektroforesis menggunakan mode zona kapiler dan misel elektrokinetikkapiler kromatografi.
Kedua kondisi analisis diuji, pemisahan terbaik diperoleh pada 30 C menggunakan 50 tricine mM pada pH 8,8 sebagai penyangga berjalan. Absorbansimaksimum untuk kedua sampel adalah 265 nm, tetapi pergeseran serapan ke panjang gelombang lebih pendek dilaporkan terjadi dengan pH lebih rendah pada kondisi asam.

Metode Enzimatik
Shekhovtsova et al, (2006). Menerapkan metode enzimatik digunakan untuk menentukan vitamin C dalam sampel produk jus, susu dan asam-susu untuk gizi bayi dari sinyal reaksi indikator. Reaksi indikator yang digunakan adalah o dianisdini (OD) dan 3,3 '5, 5'-tetramethylbenzidine (TMB). Metode lain untuk menentukan vitamin C dengan menggunakan pH-transistor. PH -transistor sebagai reaksi indikator o-fenilendiamin-asam askorbat (ASA) kedua substrat lobak (HRP), dimana vitamin C bertindak sebagai zat kedua enzim. Nilai pH optimum indikator dengan adanya vitamin C ditemukan terletak pada kisaran pH 4,5-6,5 dan larutan buffer dengan kalium ftalat solusi. Induksi terpanjang pe riod muncul di hadapan vitamin C pada pH 4,5 yang dekat dengan pK ASA 4,25. Reaksi indikator pada pH 4,5 dan penerapan durasi periode induksi sebagai sinyal analitik yang memberikan penentuan cukup sensitif vitamin C dalam sampel nyata atau makanan dalam khusus.

You might also like