You are on page 1of 8

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Perkembangan akuntansi dari sistem buku berpasangan. Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Pacioli dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistem yang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (AngloSaxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon). Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manager dan pengambil keputusan lainnya untuk mengambil keputusan alokasi sumber daya. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Audit, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat/opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manager, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan.

Akuntansi Keperilakuan Sebagian orang akan membayangkan bahwa akuntansi keperilakuan merupakan salah satu cabang dari akuntansi manajemen. Hal ini disebabkan penelitian Argyris di tahun 1952 menulis mengenai proses penganggaran yang merupakan bagian dari pengendalian manajemen. Yang tidak banyak disadari orang adalah bahwa penelitian di pasar modal juga merupakan penelitian di bidang keperilakuan. Perbedaan antara penelitian dengan penelitian akuntansi lainnya yang dianggap sebagai penelitian akuntansi keperilakuan adalah level objek. Pada akuntansi keperilakuan, objek studinya adalah pada level individu atau kelompok, sedangkan pada penelitian pasar modal objeknya adalah pada level agregat (pasar) secara keseluruhan. Sebagai contoh penelitian pasar modal ingin meneliti reaksi para investor secara keseluruhan terhadap peristiwa (event study) atau terhadap suatu laba. Perbedaan antara penelitian akuntansi keperilakuan dengan penelitian di pasar modal menjadi sangat tipis. Bahkan sekarang sudah banyak juga ahli di bidang finance sehingga sekarang sudah banyak penelitian pasar modal yang berkategori behavioral. Penelitian akuntansi keperilakuan menganalisis isu di berbagai bidang akuntansi seperti: akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, auditing, pajak, sistem informasi akuntansi. Penelitian akuntansi keperilakuan mengobservasi, menganalisis dan menguji fenomena individu dan kelompok dalam kaitannya dengan menciptakan, penggunaan dan pengenaan akibat dari adanya aspek keperilakuan dalam bidang akuntansi secara keseluruhan. Ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa akuntansi keperilakuan bukan merupakan bagian dari akuntansi, melainkan bidang psikologi atau organisasional. Pandangan ini justru keliru karena bidang ini justru selama ini diambil oleh bidang lain karena akuntan tidak mampu untuk menanganinya. Hal ini sangat ironis, karena persoalannya adalah apakah kita mau melepas tangan, ikut nimbrung saja atau secara konsisten untuk menekuni bidang ini yang sangat erat terkait dengan pekerjaan akuntan. Akuntansi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memberikan informasi keuangan yang digunakan para pemakainya dalam rangka proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah untuk dapat mengalokasikan sumber daya dan mengoptimalkan pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Tetapi, dalam keputusan bisnis tersebut tidak lepas dari aspek keperilakuan manusia, sehingga akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiyah dan Indriantoro, 2000). Aspek keperilakuan pada bidang akuntansi, baik dari pihak pelaksana dan penyusun laporan keuangan adalah seseorang atau kumpulan yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal hingga akhir terwujudnya laporan keuangan, sehingga pihak pelaksana dan penyusun memainkan peranan yang penting dalam memopang kegiatan atau operasi harian organisasi. Para pemakai laporan keuangan terbagi menjadi dua kelompok pengguana yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal. Pemakaian laporan keuangan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan yang diperuntukkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja, seperti: karyawan (pegawai), manajer hingga dewan direksi perusahaan dan pemegang saham. Pemakai laporan keuangan pihak eksternal yang berasal dari luar perusahaan seperti: investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat, yang dapat memberikan tindakan yang mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pencatatan akuntansi dapat dijalankan hanya secara minimal atau bahkan tidak sama sekali ketika mereka merasakan kecilnya manfaat dari

akuntansi. Di sinilah letak perilaku pihak eksternal yang dapat memaksa para akuntan untuk memperhatikan dan memperbaiki akuntansi agar dapat digunakan secara maksimal oleh pihal eksternal. Akuntansi Konvensional Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir.Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam organisasi. Beberapa defenisi dan arti akuntansi ditulis oleh para ahli dan peneliti yang merupakan pakar di bidang akuntansi. Menurut Accounting Principle Board Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi yaitu : sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif. Menurut American Accounting Association ( AAA ) Akuntansi itu merupakan : Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut ". the proceed of identifying, measuring and communicating economic information to permit informed judgment and decisions by user of the information Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Dari beberapa defenisi di atas, dapat dilihat bahwa akuntansi pada dasarnya juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis, artinya akuntansi memiliki hubungan yang bersifat defenitif dengan praktek akuntansi, maka akuntansi dalam arti sempit dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang meliputi pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi

sebagai akibat dari kegiatan operasinal suatu unit organisasi dengan cara-cara tertentu, untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kuantitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer/manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi. Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja Tujuan Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasiinformasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut. Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami. Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui

sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu. Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang. Akuntansi adalah Sistem Sistem informasi yang baru dapat juga menimbulkan hubungan kerja yang baru diantara karyawan yang ada, perubahan pekerjaan, bahkan mungkin perubahan struktur organisasi. Dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menent penting yang menentukan efektukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jackson (1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu : 1.Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan perusahaan. 2.Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem. 3.Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek teknisnya. 4.Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang akan diperoleh dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal tersebut. 5.Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, yaitu : 1.Tidak ada keterlibatan (no-involvement) 2.Keterlibatan simbolis (symbolic involvement) 3.Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice) 4.Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control) 5.Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing) 6.Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by strong control. Akuntansi adalah Informasi Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu informasi. Perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan kompetitif. Agar proyek pengembangan sistem informasi tidak sia-sia, perlu dipahami tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti yang diutarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995), yaitu : 1.Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem 2.Perancangan sistem yaitu proses menspesifikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem 3.Implementasi sistem yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat menyediakan

atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada pihakpihak yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi Akutansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses menyendikan sejumlah observasi ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanimpulasi sinyal sistem pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya. Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris. Pertama, pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi. Kedua, pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender) merupakan hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi keperilakuan. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan Penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sebenarnya sudah ada lebih awal dibandingkan dengan penelitian di bidang pasar modal efisien. Penelitian pasar modal efisien mulai popular ketika Ball dan Brown pada tahun 1968 melakukan penelitian tentang kegunaan informasi laba dalam pasar modal. Penelitian akuntansi keperilakuan dapat dikatakan dimulai tahun 1952 ketika Agryris dibiayai oleh Controllership Foundation meneliti The impact of Budgets om People, yang kemudian dilanjutkan ladi oleh Agryris di tahun 1953 dalam jurnal Harvard Business Review dengan judul Human Problems with Budgets. Bahkan penelitian Agryris ini mendahului Maslow, McGregor atau Likert yang dianggap sebagai pionir penelitia bidang keperilakuan dalam bisnis. Namun, istilah akuntansi keperilakuan itu sendiri baru muncul pada tahun 1967 dalam artikel Journal of Accounting Research oleh Becker yang mereview tulisan Coo (1967). Becker lebih lanjut mengatakan bahwa perbedaan penelitian akuntansi keperilakuan dengan bidang lain adalah penelitian akuntansi mengaplikasi teori dan metodologi dari ilmu keperilakuan untuk memeriksa persinggungan antara informasi dan proses akuntansi dengan perilaku manusia (termasuk perilaku organisasi). Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan: Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor. 1.Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.

2.Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini. Jurnal yang secara khusus memuat mengenai akuntansi keperilauan masih belum ada sampai dengan tahun 1976 ketika munculnya jurnal baru dengan judul Accounting, Organization, and Society. Jurnal ini menjadi penyelamat karena seringkali peneliti akuntansi keperilakuan tidak mendapat perlakuan yang sepantasnya dalam jurnal akuntansi prestisius seperti The Accounting Review atau Journal of Accounting Reseach pada saat itu. Jurnal yang secara khusus memuat mengenai penelitian akuntansi keperilakuan baru lahir pada tahun 1989. Jurnal ini di beri nama Behavioral Reseach in Accounting (di kenal dengan sebutan BRIA). Perkembangan penelitian akunatnsi keperilakuan setelah jurnal ini lahir menjadi semakin pesat karena wadah yang tepat sekarang sudah dimiliki. Beberapa peneliti yang paling sering muncul tulisannya di jurnal baru ini diantaranya adalah Philip M. Recker, Arnold M. Wright, Jacob G. Birnberg, Steven E. Kplan, dan Michael K. Shaub. Penelitian akuntansi keperilakuan di Indonesia sudah semakin berkembang, menjelang pergantia abad ke 20 menuju ke abad ke 21, semakin banyak jurnal akuntansi yang muncul dan terakreditasi yang memungkinkan banyaknya publikasi penelitian akuntansi keperilakuan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI) yang diterbitkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Pendidik pertama kali terbit pada tahun 1998 telah didomonasi oleh penelitian akuntansi keperilakuan. Jurnal ini dipandang sebagai salah satu jurnal akuntansi yang bermutu dipandang dari pengelolanya dari IAI Kompartemen Akuntan Pendidik, Pereviewnya mayoritas doktor akuntansi dari penjuru nusantara, dan penerbitannya rutin. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan Hudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif. Pada tahun 1952 Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi

manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi. Dari penelitian Argyris yang berjudul The Impact of Budget on People, mulai saat itu tumbuhlah kesadaran untuk mengintegrasikan ilmu akuntansi dan ilmu-ilmu keperilakuan terutama ilmu psikologi dalam penelitian akuntansi. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach). Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut: 1.Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal lainnya. 2.Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya. 3.Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan. 4.Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan. 5.Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya Penelitian yang tergolong awal menggunakan teori kontijensi adalah Bruns dan Waterhouse (1975) yang menemukan bahwa pengendalian melalui anggaran tergantung pada bermacammacam aspek seperti tingkat desentralisasi dan sentralisasi dan sampai sejauh mana kegiatankegiatan yang ada terstruktur. Merchant (1981) menemukan bahwa terdapat hubungan kontijensi antar aspek-aspek perusahaan (ukuran perusahaan, jenis produk dan desain organisasi) dengan penggunaan informasi akuntansi). Penelitian Chenhall dan Morris (1986), meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.

You might also like