You are on page 1of 6

Tujuh Gaya Belajar Efektif

Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut adalah
tujuh gaya belajar yang mungkin bisa Anda ikuti

1. Bermain dengan kata.


Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang
senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca
serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa
membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal
lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
2. Bermain dengan pertanyaan.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu
dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita
memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiaop
kali muncuil jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan
hasil yang paling akhirnya atau kesimpulan.
3. Bermain dengan gambar.
Anda sementar orang yang lebih suka belajar dengan membuat
gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang
yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu
dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat
perubahan, merangkai dan membaca kartu. Jika Anda termasuk
kelompok ini, tak salah bila Anda mencoba mengikutinya.
4. Bermain dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu
instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak
orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara
menginat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme
hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai
beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang
kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan
dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik
bagaimanalagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada
saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu,
bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia,
teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.
5. Bermain dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan
tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara
belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah
memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah
kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok
yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan
beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.
6. Bermain dengan bersosialisasi.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik
mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul,
kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan
mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat
dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.
7. Bermain dengan Kesendirian.
Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya,
termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini,
biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga
privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki
kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara
mandiri.
(Sumber TEMPO Interaktif - 23 April 2001)

Lima Prinsip Belajar


1. Mengenali betul apa yang menarik untuk kita
Jika kita mengetahui betul apa sesungguhnya yang menarik bagi
kita, tentu akan lebih mudah mencari ragam informasi penting yang
akan kita pelajari. Tak ada seorang pun yang mampu memberikan
informasi tentang apa yang menarik untuk kita pelajari kecuali kita
sendiri.
Ada baiknya, sekali waktu, Anda berhenti dulu belajar, lalu tanyakan
pada diri Anda sendiri, untuk apa Anda belajar? Jika Anda cukup
punya alasannya, tak salah bila Anda mencoba mengujinya dengan
mengikuti beberapa tes untuk melihat tingkat pemahaman kita dan
cara untuk meningkatkannya. Hal terpenting yang perlu diingat
adalah seberapa cepat pun kita bisa memahami suatu informasi,
maka informasi itu dengan mudah bisa hilang dari ingatan jika
ternyata informasi tersebut bukan seperti sesuatu yang menjadi inti
ketertarikan kita.
2. Kenalilah kepribadian diri sendiri.
Jika kita tahu betul siap kita dan apa yang kita inginkan, maka
mempelajari sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan
kepribadian kita menjadi lebih mudah dilakukan. Sebab, apapun
yang akan kita pelajari dan pahami, seringkali menjadi sia-sia jika
ternyata tak sesuai dengan kepribadian kita.
3. Rekam semua informasi dalam kata.
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan
mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling
mudah dan bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua
informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa
saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis
buatan tangan sendiri.
4. Belajar bersama orang lain.
Cara termudah untuk belajar sesungguhnya adalah bila kita
melakukannya secara bersama-sama. Prinsip belajar ini hampir
selalu efektif bagi setiap orang, apa pun karakter belajar yang
dimilikinya. Selain itu, belajar juga menjadi terasa lebih
menyenangkan dan ringan, bila dilakukan secara bersama-sama.
5. Hargai diri sendiri.
Belajar memahami dan menyerap informasi akan menjadi lebih
terasa bermanfaat dan berarti bila kita menghargainya. Jadi,
rencanakan apa yang Anda akan pelajari dan pahami. Setelah itu,
cobalah membuat jeda di antara waktu belajar yang Anda laklukan.
Setelah itu, lihat seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam
mempelajari suatu informasi atau fakta tertentu. Bila Anda merasa
itu berhasil, maka Anda layak menghargai jerih-payah Anda belajar
dengan cara apa saja. Misalnya, merayakannya dengan makan
enak atau membeli sesuatu yang bisa mengingatkan Anda akan
keberhasilan yang Anda pernah capai. (Sumber TEMPO Interaktif -
23 April 2001)

Cara Belajar Yang Baik Menurut Hukum Newton

Oleh : Uripto Trisno Santoso


Banyak orangtua, guru dan mungkin teman kita memberikan nasihat agar
kita belajar jauh hari sebelum waktu pelaksanaan ujian tiba. Tidak sedikit
buku tentang cara belajar yang juga memberikan nasihat demikian.
Secara umum kita semua setuju, terutama ketika kita masih duduk di
bangku sekolah, agar belajar secara bertahap dan sistematis.

Sebaliknya, pada dasarnya kita tidak setuju cara belajar dengan Sistem
Kebut Semalam (SKS), yakni belajar semalam suntuk hanya pada saat
menjelang ujian keesokan harinya. Selain melelahkan dan mendatangkan
stres, cara belajar SKS tidak memberikan hasil yang memuaskan, bahkan
cenderung menuai kegagalan. Namun, dengan berbagai alasan banyak
siswa atau mahasiswa yang masih suka belajar dengan cara SKS.

Melihat betapa besar pengorbanan orangtua dan mungkin juga sanak-


saudara, mengeluarkan biaya dan mencurahkan perhatian kepada kita
dengan harapan kita memperoleh pendidikan yang baik dan kelak
memiliki bekal ilmu. Atau setidaknya ijazah yang dapat dijadikan
prasyarat guna mendapatkan pekerjaan. Lebih jauh, masyarakat di
kampung hingga negara juga menaruh harapan besar di pundak siswa
sebagai penerus bangsa. Apa pun alasannya, belajar jelas penting dan
sangat perlu apalagi bagi siswa, minimal untuk mencapai syarat
kelulusan.

Untuk lebih memotivasi siswa dan guru, pada kesempatan ini penulis
memaparkan tentang cara belajar yang baik ditinjau dari sudut pandang
sains (ilmu pengetahuan), Juga memberikan alasan ilmiah mengapa kita
lebih baik belajar secara berkesinambungan jauh hari sebelum ujian,
bukan belajar dengan cara dadakan (SKS).

Ada beberapa hukum dalam sains yang dapat dijadikan landasan ilmiah
tentang cara belajar yang baik, misalnya Hukum Newton. Hukum Newton
sangat terkenal terutama dalam pelajaran fisika dan telah diaplikasikan
dalam banyak bidang hingga sekarang. Misalnya untuk pembangunan
jalan, jembatan, rumah, gedung bertingkat, perancangan peluru kendali
hingga peluncuran roket ke luar angkasa.

Hukum I Newton

Hukum I Newton (Hukum Kesatu Newton), dikenal juga sebagai hukum


kelembaman menyatakan, ‘Setiap benda akan tetap berada dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan bila tidak dikenai gaya dari
luar (resultan gaya sama dengan nol, SF = 0)’. Ini dapat diartikan, untuk
mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak, atau dari
bergerak menjadi diam, diperlukan suatu gaya. Sedangkan benda yang
bergerak lurus beraturan tidak memerlukan gaya lagi untuk tetap
bergerak lurus beraturan (tanpa percepatan).

Sebagai contoh, pada saat kita berada dalam kendaraan yang sedang
bergerak kemudian kendaraan dihentikan (direm) tiba-tiba, maka kita
akan terdorong ke depan. Sebaliknya, pada saat kita berada dalam
kendaraan yang sedang diam kemudian secara tiba-tiba dijalankan, maka
kita akan cenderung tertarik ke belakang. Efek ini semakin nyata kalau
kendaraan dijalankan dengan tiba-tiba pada kecepatan cukup tinggi. Apa
artinya ini dikaitkan dengan cara belajar yang efektif?

Kita seringkali atau pernah mengalami suatu keadaan di mana kita


merasa sangat kesulitan untuk memulai belajar. Ketika itu kita mungkin
sudah menyiapkan buku dan perlengkapan belajar lainnya, kemudian
duduk dan mungkin sambil menghidangkan makanan/minuman ringan
sekadarnya disertai alunan musik dari radio/tape, tetapi bukannya materi
pelajaran yang masuk, melainkan hanya membolak-balik halaman
pertama. Sementara tanpa terasa makanan ringan di meja akhirnya habis,
kita merasa lelah, berebah di tempat tidur, seakan-akan tiada kekuatan
untuk berkonsentrasi dan melawan rasa malas, dan selanjutnya.

Tertidur. Hal ini dapat dimengerti, karena kita dari keadaan diam (belum
pernah belajar) cenderung untuk tetap diam (tidak belajar). Lain halnya
kalau kita diberi tugas atau PR (pekerjaan rumah) yang harus
dikumpulkan esok harinya dan tugas ini akan dinilai serta mempengaruhi
kualitas kelulusan, maka jika kita belum mengerjakannya dapat dipastikan
kita memiliki suatu kekuatan besar dan terdorong untuk menyelesaikan
tugas tersebut. Jadi, memang diperlukan suatu gaya dari luar (energi
pendorong atau motivasi kuat) yang dapat memaksa kita dari keadaan
diam (tidak belajar) menjadi berada dalam keadaan belajar.

Sebaliknya, jika kita berada dalam keadaan belajar dan bergerak lurus
beraturan (maksudnya kita sudah memahami materi pelajaran, merasa
enjoy belajarnya), maka kita sering ‘lupa waktu’. Kita tidak merasa berat
untuk belajar bahkan sering merasa tertarik untuk terus belajar, kecuali
kalau ada gaya dari luar yang sangat kuat. Misalnya, acara film yang
sangat disukai atau kedatangan tamu spesial yang tidak bisa kita tolak.

Ini sesuai dengan Hukum I Newton, benda yang berada dalam keadaan
bergerak lurus beraturan akan cenderung bergerak lurus beraturan,
kecuali jika ada gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi,
menurut Hukum I Newton, kita sebaiknya belajar secara
berkesinambungan dan teratur serta menghindari atau mengatasi segala
sesuatu yang dapat menghambat usaha belajar kita.

Hukum II Newton

Kalau Hukum I Newton berbicara tentang kelembaman (keengganan


untuk berubah), maka Hukum II Newton berbicara tentang percepatan
(perubahan kecepatan). Hukum II Newton menyatakan, percepatan yang
ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda sebanding
dengan besar gaya, searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik
dengan massa kelembaman benda tersebut.

Artinya, semakin besar gaya yang bekerja pada benda maka semakin
besar percepatan yang ditimbulkan. Sebaliknya, semakin kecil gaya yang
bekerja maka semakin kecil percepatan yang ditimbulkan. Bila gaya yang
bekerja pada benda sama dengan nol maka tidak ada percepatan yang
dihasilkan, artinya pada keadaan seperti ini Hukum I Newton yang
berlaku. Karena percepatan berbanding terbalik dengan massa
kelembaman, maka semakin besar massa benda semakin kecil
percepatan yang dihasilkan oleh gaya yang sama. Jika suatu benda
mengalami percepatan, maka kecepatannya akan semakin besar dengan
bertambahnya waktu. Jika kecepatan benda semakin kecil dengan
bertambahnya waktu, ini berarti benda tersebut mengalami perlambatan.
Bagaimana kaitan antara Hukum II Newton dengan cara belajar yang
baik?

Adakalanya semangat belajar begitu besar, tetapi di lain waktu kadang


kita merasa kurang bersemangat untuk belajar. Karena semangat belajar
mempengaruhi kualitas proses belajar maka tentu saja semangat belajar
akan turut menentukan hasil dari proses belajar, yakni penguasaan
materi, pengembangan materi hingga kualitas kelulusan kita (nilai hasil
ujian).

Dari Hukum I Newton kita tahu, jika kita sudah dalam keadaan belajar
secara beraturan berkesinambungan dan tidak ada sesuatu yang dapat
mengganggu belajar kita maka kita cenderung untuk tetap terus belajar
(berkesinambungan), namun dengan kecepatan penguasaan materi yang
sama. Dari Hukum II Newton dapat kita nyatakan, diperlukan gaya
(motivasi) untuk mengubah kecepatan pengusaan materi belajar. Jika
besarnya motivasi untuk maju sama besar dengan keengganan kita untuk
maju (yang berdampak pada suatu kemunduran), maka resultan gaya (SF)
sama dengan nol. Berarti, proses belajar kita tidak mengalami kemajuan
(tetap segitu-gitu aja). Tanpa adanya motivasi untuk lebih cepat
menguasai materi atau motivasi untuk lebih banyak materi yang dikuasi.
Bila kita menginginkan percepatan yang besar, diperlukan suatu motivasi
yang semakin besar.

Massa kelembaman dapat diartikan sebagai tingkat keengganan


(kemalasan) kita sendiri atau tingkat kesulitan materi pelajaran yang
dihadapi. Semakin besar tingkat kemalasan atau semakin tinggi tingkat
kesulitan materi pelajaran, maka diperlukan gaya (motivasi) yang besar
untuk mencapai tingkat percepatan yang sama dalam proses penguasaan
materi. Dengan kata lain, untuk tingkat penguasaan yang sama (setara),
materi pelajaran yang lebih sulit memerlukan motivasi lebih besar
daripada materi pelajaran yang relatif lebih mudah. Jika tingkat motivasi
untuk pelajaran yang sangat sulit (kita memang mengalami kesulitan
untuk menguasainya) kita buat sama dengan tingkat motivasi untuk
pelajaran yang mudah, maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh akan
berbeda.

Hukum III Newton

Hukum III Newton disebut juga Hukum Aksi-Reaksi. Apabila sebuah benda
mengerjakan gaya pada benda lain (disebut aksi), maka benda kedua ini
juga akan mengerjakan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi
berlawanan arah dengan gaya dari benda pertama. Ini dapat diartikan,
jika kita membenci suatu materi pelajaran, apa pun alasannya, maka
pelajaran tersebut akan balas membenci kita. Akibatnya, semakin sulit
bagi kita untuk menguasai materi pelajaran tersebut jika kita sendiri
membenci pelajaran itu. Jadi, kita harus berusaha menyenangi pelajaran
yang akan kita pelajari agar kita lebih mudah menguasai materi pelajaran
tersebut.

Terkait dengan Hukum Newton tersebut, ada beberapa tips tentang cara
belajar yang baik yang disarankan:

1. Jangan belajar hanya pada saat menjelang ujian. Jika terlalu lama dalam
keadaan diam (tidak belajar), maka kita semakin sulit untuk memulainya.
Semakin lama kita tidak belajar, semakin besar kecenderungan kita untuk
tetap tidak belajar.

2. Buat suatu keadaan sedemikian hingga seolah-olah kita selalu dalam


keadaan belajar. Ini tidak berarti kita harus terus menerus belajar tanpa
istirahat. Dimaksud di sini, kita belajar secara berkesinambungan dan
teratur. Sinambung artinya nyambung antara proses belajar hari ini
dengan hari-hari kemarinnya. Kalaupun kita liburan, upayakan kita tidak
lepas sama sekali dengan mata pelajaran.

3. Bangkitkan motivasi yang kuat untuk belajar, terutama untuk pelajaran


yang lebih sulit. Semakin sulit materi pelajaran, semakin besar motivasi
yang diperlukan untuk menguasainya. Untuk membangkitkan motivasi
ada berbagai cara, antara lain: Bayangkan betapa puas dan bangganya
kita kalau kita mampu menguasai pelajaran yang sulit; Anggaplah semua
pelajaran penting dan berguna bagi masa depan kita; Kejarlah prestasi
terbaik karena kesempatan yang lebih baik biasanya lebih memihak pada
orang-orang terbaik; Ingat belajar itu termasuk ibadah. Tuhan tidak
menilai kesuksesan belajar kita hanya dari nilai hasil ujian, tetapi Tuhan
akan menilai proses perjuangan kita untuk memperoleh nilai tersebut.

4. Jangan sekali-kali membenci suatu mata pelajaran. Pepatah


mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Dalam hal ini mungkin anda
belum mengenal mata pelajaran tersebut. Coba kenali lebih jauh,
mungkin anda akan menyayanginya.

Staf Pengajar Fakultas MIPA Unlam Banjarbaru

You might also like