You are on page 1of 18

ANALISIS STRATEGI REFORMASI BIROKRASI DI BPS KOTA BENGKULU MELALUI PENDEKATAN SWOT Tina Wahyufitri *) ABSTRAK Pembangunan di segala

bidang semakin membutuhkan tersedianya data statistik yang akuntabel dan terpercaya baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Untuk mewujudkan visi BPS sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, diperlukan strategi yang jitu dari dalam organsisasi BPS. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal yang dapat menimbulkan peluang dan ancaman, serta faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi BPS Kota Bengkulu, sehingga dapat diketahui strategi apa yang sesuai untuk diterapkan di BPS Kota Bengkulu. Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan jenis data primer sebagai sumber penelitian. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di BPS Kota Bengkulu sebanyak 22 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, sedangkan data hasil penelitian dianalisis dengan analisa IFAS, EFAS dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan strategi yang sesuai di BPS Kota Bengkulu dalam Pilar Peningkatan Pelayanan Publik adalah Strategi Progresif antara lain melatih petugas website, menginventaris data yang sering dicari pengguna data. Penentuan strategi yang sesuai untuk Pilar Penataaan Sistem Manajemen SDM adalah strategi Progresif antara lain mengadakan seminar secara berkala, pertemuan untuk membahas angka kredit fungsional. Sedangkan penentuan strategi yang sesuai bagi Pilar Penataan Tata Laksana adalah Diversifikasi Strategi antara lain memaksimalkan pengawasan, menscan peta hasil pemutakhiran survey dan lain-lain. Kata kunci : Strategi, Reformasi Birokrasi, SWOT 1. PENDAHULUAN Pembangunan di segala bidang semakin membutuhkan tersedianya data statistik yang akuntabel dan terpercaya baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Untuk mewujudkan visi BPS sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, diperlukan strategi yang jitu dan realistis dari dalam organsisasi BPS. Strategi tersebut seyogyanya menitikberatkan pada hal-hal yang dapat membuat insan BPS Kota Bengkulu berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai inti yang dianut BPS yaitu Profesional (kompeten, efektif, efisien, inovatif, sistemik), Integritas (dedikasi, disiplin, konsisten, terbuka, akuntabel) dan Amanah (terpercaya, jujur, tulus, adil). Core values BPS tersebut jika diterapkan secara terus menerus akan menjadi pondasi kokoh dan menjadikan BPS sebagai organisasi yang memiliki ciri-ciri sebagai Good Governance dan Clean Government. Menurut Rohim (2008), diperlukan penentuan strategi yang sesuai dengan kekuatan internal dan peluang eksternal suatu organisasi, sehingga organisasi tersebut menjadi corporations dinstintive competence (perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing). Agar kualitas data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS meningkat, dibangun pilar-pilar yang sesuai dengan keinginan reformasi birokrasi, yaitu: 1. Pilar penguatan akuntabilitas kinerja, dan penataan manajemen sumber daya manusia 2. Pilar peningkatan kualitas pelayanan publik (Quick Wins) 1 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

3. Pilar penataan laksana (Kualitas Data) BPS Kota Bengkulu sebagai salah satu perwakilan BPS RI di daerah tingkat dua, tentunya memiliki tantangan dalam menjalankan kegiatan perstatistikan. Tuntutan pengguna data yang semakin meningkat, terbatasnya jumlah sumber daya serta pesatnya perkembangan teknologi, membuat setiap unsur di BPS Kota Bengkulu harus dapat bergerak cepat dan tepat agar terus tumbuh dan berkembang sesuai misi yang dijalankan. 1.1 Tujuan Penelitian Dengan latar belakang diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi manakah yang paling sesuai untuk diterapkan di BPS Kota Bengkulu. Analisis akan dilakukan pada tiga indikator yang dianggap dapat mempercepat pelayanan publik antara lain: indikator pilar peningkatan kualitas pelayanan publik, pilar penataan sistem manajemen SDM, dan pilar penataan tata laksana, sehingga reformasi birokrasi di BPS dapat terlaksana. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif merupakan penelitian tentang status obyek tertentu, menjelaskan berbagai karakteristik data berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Rohim, 2008). 2.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di BPS Kota Bengkulu yang berjumlah 22 orang. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner periode penelitian adalah minggu terakhir bulan Maret 2012. 2.3 Skala Pengukuran Skala yang digunakan dalam pengukuran data dalam penelitian ini adalah Rating Scale. Menurut Sugiono dalam Rohim (2008), rating scale adalah data yang diperoleh adalah data berupa angka kemudian dikualitatifkan. Adapun rating scale dalam penelitian ini yaitu: Tabel 1. Rating Scale
Nilai 4 3 2 1 Keterangan Sangat baik Cukup baik Kurang baik Sangat tidak baik

3. Metode Analisis Data 3.1 Analisis IFAS dan EFAS Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) merupakan suatu alat yang efektif untuk menyajikan analisa kondisi internal BPS Kota Bengkulu ke dalam matrik yang telah diberi bobot dan rating tertentu untuk mengetahui seberapa besar kekuatan dan kelemahan yang ada di lingkungan BPS Kota Bengkulu. Matriks EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) merupakan suatu alat analisa yang menyajikan secara sistematis, digunakan untuk menggambarkan 2 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

kondisi eksternal BPS Kota Bengkulu dalam menentukan faktor peluang dan ancaman yang dihadapi. Pemberian bobot dan rating diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang telah diolah datanya. Penghitungan untuk Matriks IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut (Rohim, 2008): Nilai = SB x 4 + CB x 3 + KB x 2 + STB x 1 Bobot = (untuk bobot internal) Bobot =

(untuk bobot eksternal)

Rating = Skor = bobot x rating Pertemuan hasil skor dari analisa EFAS dan IFAS akan menunjukkan posisi strategi yang sesuai untuk BPS Kota Bengkulu. Gambar 1. Posisi Strategi Organisasi Dalam Kuadran SWOT Opportunity O ( -, +) Ubah Strategi Kuadran III W Weakness Kuadran IV (- , -) Strategi Bertahan Kuadran I Kuadran II S Strength (+ , -) Diversifikasi Strategi (+, +) Progresif

T Threath Kuadran I (Positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi yang disarankan adalah strategi untuk menangkap peluang dan menonjolkan kekuatan. Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi. Artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi 3 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan. Artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terpuruk. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. 3.2 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities and Threats) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut Rangkuti dalam Nurmianto (2004), perencanaan strategis untuk menganalisa faktor-faktor strategis organisasi disebut dengan analisis situasi dan model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT meliputi: 1. Strengths (kekuatan-kekuatan) Adalah keunggulan internal dan kondisi internal yang dimiliki oleh BPS Kota Bengkulu yang memungkinkan mendapatkan keuntungan strategis dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Keunggulan tersebut dapat berupa tersedianya Undang-Undang Statistik yang tidak dimiliki oleh lembaga survei lainnya, metodologi, SDM yang kompeten, sinergi dari struktural dan fungsional dan lain-lain. 2. Weaknesses (kelemahan-kelemahan) Adalah kelemahan-kelemahan internal dan kondisi lainnya yang dimiliki oleh BPS Kota Bengkulu dan memungkinkan untuk mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat berupa beban tugas beberapa pegawai yang berlebihan, sistem rekrutmen mitra yang kurang efektif, tidak adanya pelatihan untuk program dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan lain-lain. 3. Opportunity (peluang-peluang) Adalah faktor dan situasi eksternal yang secara nyata membantu usaha BPS Kota Bengkulu dalam mencapai tujuan-tujuannya. Peluang peluang tersebut antara lain semakin majunya teknologi mempermudah penyediaan data secara murah dan cepat, peraturan mengenai pejabat fungsional yang memacu pegawai untuk lebih kompeten dan lain-lain. Michael M. Robert dalam Artati (2007) menganjurkan agar suatu instansi menjawab pertanyaan utama sebelum bertindak menangkap peluangpeluang tersebut. Empat pertanyaan tersebut adalah: a. Apakah peluang itu bertentangan dengan misi dan visi organisasi ? b. Apakah peluang itu berlawanan dengan grand strategy yang sedang dilaksanakan? c. Apakah peluang itu mengharuskan instansi mempelajari suatu bidang baru dari awal ? d. Apakah peluang itu akan mampu didukung oleh kondisi keuangan organisasi? 4 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Dengan menjawab keempat pertanyaan tersebut diharapkan suatu organisasi tidak akan memilih jalan yang salah dalam menanggapi adanya peluang-peluang. 4. Threats (ancaman-ancaman) Adalah faktor eksternal yang memungkinkan BPS Kota Bengkulu mengalami kegagalan dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pilar Peningkatan Pelayanan Publik (Quick Wins) Pelayanan publik merupakan pilar utama dalam reformasi birokrasi. Salah satu sasaran dalam reformasi birokrasi nasional adalah meningkatkan kualitas layanan publik kepada masyarakat sebagai salah satu ciri good governance. Tabel-tabel berikut memberikan gambaran bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh BPS Kota Bengkulu dalam mendukung program Quick Wins. Tabel 2. Jawaban Responden Pada Penilaian Pilar Peningkatan Pelayanan Publik
No Faktor Strategi Internal SB 1 2 3 4 5 6 Kekuatan (Strengths) : Brand BPS sebagai pelopor penyedia data terlengkap dan terpercaya Potensi SDM yang siap untuk dilatih untuk kompeten dalam hal pelayanan publik Ketersediaan data dengan scope kelurahan hingga nasional untuk dieksplorasi Kondisi perpustakaan BPS Kota Bengkulu Program yang disediakan BPS pusat untuk peningkatan pelayanan publik Kemampuan pegawai untuk menganalisa data BPS 7 5 1 0 3 4 PenilaianInternal CB 13 12 8 13 18 6 KB 2 5 13 9 1 10 STB 0 0 0 0 0 2

Kelemahan (Weaknessess) :
7 8 9 10 11 Data-data yang disajikan masih kurang up to date Harga jual publikasi BPS dinilai mahal Tidak ada pelatihan membuat website yang sesuai dengan format yang ditentukan oleh pusat Kemampuan analisa pegawai untuk menterjemahkan data BPS masih kurang Tidak ada petugas khusus pelayanan data di BPS Kota Bengkulu karena terbatasnya jumlah pegawai yang mampu mencari informasi yang diinginkan pengguna data Beban tugas bagi beberapa pegawai berlebih Anggaran untuk membuat variasi publikasi terbatas 0 6 1 1 0 17 10 11 13 8 5 6 8 7 12 0 0 2 1 2

12 13

1 1

11 4

10 15

0 2

Peluang (Opportunity) :
14 Tersedia dukungan teknologi untuk menyebarkan data secara murah dan mudah 4 13 5 0

5 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

15 16 17 18

Undang-undang pemerintah yang menetapkan BPS sebagai instansi resmi penyedia data publik Kerjasama dengan instansi lain dalam menghasilkan data yang dibutuhkan instansi tsb Minat akademisi untuk memakai data BPS Minat masyarakat untuk menjadi mitra statistik

1 2 4 9

8 14 14 12

9 6 4 1

4 0 0 0

Ancaman (Threats) :
19 20 21 - Tingkat kepuasan pengguna data dalam hal kemutakhiran data - Pelayanan instansi lain yang juga mengeluarkan data - Tingkat pemahaman masyarakat umum/akademisi akan data BPS 1 17 4 0

0 0

16 11

6 11

0 0

Dari rangkuman jawaban responden diatas, disusun matriks IFAS dan EFAS sebagai berikut: Tabel 3. Matriks IFAS Pilar Peningkatan Pelayanan Publik (Quick Wins) Bobot Rating Skor Faktor Strategi Internal
Kekuatan (Strengths) : Brand BPS sebagai pelopor penyedia data terlengkap dan terpercaya Potensi SDM yang siap untuk dilatih untuk kompeten dalam hal pelayanan publik Ketersediaan data dengan scope kelurahan hingga nasional untuk dieksplorasi Kondisi perpustakaan BPS Kota Bengkulu Program yang disediakan BPS pusat untuk peningkatan pelayanan publik Kemampuan pegawai untuk menganalisa data BPS Total Kelemahan (Weaknessess) : Data-data yang disajikan masih kurang up to date Harga jual publikasi BPS dinilai mahal Tidak ada pelatihan membuat website yang sesuai dengan format yang ditentukan oleh pusat Kemampuan analisa pegawai untuk menterjemahkan data BPS masih kurang Tidak ada petugas khusus pelayanan data di BPS Kota Bengkulu karena terbatasnya jumlah pegawai yang mampu mencari informasi yang diinginkan pengguna data Beban tugas bagi beberapa pegawai berlebih - Anggaran untuk membuat variasi publikasi terbatas 0.09 0.09 0.07 0.09 0.07 0.08 3.23 3.00 2.45 2.59 3.09 2.55 0.30 0.26 0.17 0.19 0.27 0.19 1.38 0.08 0.09 0.07 0.08 0.07 2.77 3.00 2.50 2.64 2.27 0.22 0.26 0.18 0.20 0.15

0.07 0.06

2.59 2.18

0.19 0.14

Total Total Strength and Weakness *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

1.33 2.72 6

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang memiliki bobot tertinggi adalah pada brand BPS, ada ruangan perpustakaan dan dipakainya data BPS sebagai sumber penelitian. Dipakainya BPS sebagai bahan rujukan karena metodologi yang dimiliki BPS serta Undang-Undang tentang Statistik membuat tingginya permintaan data di BPS Kota Bengkulu. Faktor tersebut memberikan dampak positif pada pelayanan publik. Sedangkan pada faktor kelemahan, nilai bobot tertinggi adalah data (harga publikasi atau data mentah BPS) masih dianggap mahal oleh pengguna data. Standar harga publikasi BPS adalah berdasarkan standar harga barang dan jasa milik pemerintah dimana uang pembelian publikasi akan langsung disetorkan pada kas negara. Dalam hal ini, BPS hanya menjalankan ketentuan yang berlaku. Kelemahan dalam pelayanan public yang harus segera dicarikan solusi adalah kurangnya pelatihan mengenai pembuatan website sesuai format, mengaplikasikan program PST dan kegiatan lain yang tingkat kesulitannya cukup tinggi. Terbatasnya waktu, sumber daya manusia yang mampu serta beban pekerjaan berlebih menyebabkan hasil kerja pegawai yang ditunjuk untuk menjalankan PST tidak maksimal jika harus belajar secara otodidak. Hasil total skor kekuatan dan kelemahan sebesar 2,72 yang berarti diatas 2,50, ini berarti BPS Kota Bengkulu telah berusaha untuk mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada (Wijaya,2006). Tabel 4. Matriks EFAS Pilar Peningkatan Pelayanan Publik (Quick Wins) Bobot Rating Skor Faktor Strategi Eksternal Peluang (Opportunity) :
- Tersedia dukungan teknologi untuk menyediakan data secara murah dan mudah - Undang-undang pemerintah yang menetapkan BPS sebagai instansi resmi penyedia data publik - Kerjasama dengan instansi lain dalam menghasilkan data yang dibutuhkan instansi tsb - Minat akademisi untuk memakai data BPS - Kemampuan masyarakat untuk menjadi mitra statistik 0.13 0.10 0.13 0.13 0.12 2.92 2.27 2.82 3.00 3.36 0.39 0.23 0.35 0.40 0.50

Total Ancaman (Threats) :


- Tingkat kepuasan pengguna data dalam hal kemutakhiran data - Pelayanan instansi lain yang juga mengeluarkan data dengan topik sama bahkan sebenarnya data dari BPS dengan proses yang lebih mudah - Tingkat pemahaman masyarakat umum/akademisi akan data BPS Total 0.13 0.12 2.86 2.73

1.87 0.36 0.33

0.11

2.50

0.28

0.97 2.85

Total Opportunity and Threaths

7 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Untuk mengetahui Matriks faktor srategi eksternal dapat dilihat pada tabel 4. Dalam tabel tesebut terlihat bahwa faktor peluang yang memiliki bobot tinggi adalah tersedia dukungan teknologi untuk menyebarluaskan data secara murah dan mudah, serta banyak jurnal yang membahas data BPS. Semakin mudah ditemuinya akses internet seperti warnet, hotspot area, smartphone, membuat penyebarluasan data BPS dapat dikembangkan lebih lanjut. Banyaknya jurnal yang menggunakan data BPS sebagai bahan penelitian menunjukkan posisi BPS sebagai tempat rujukan data statistik cukup kuat. Sedangkan pada faktor ancaman, nilai bobot tertinggi adalah tingkat kepuasan pengguna data dalam hal pemutakhiran data. Hal ini ditanggapi dengan sebagian besar responden menyatakan bahwa BPS Kota Bengkulu sudah cukup baik dalam memenuhi tuntutan yang ada. Dengan menganalisa total skor faktor-faktor eksternal diperoleh angka sebesar 2,85. Karena total skor berada diatas 1, maka mengindikasikan BPS Kota Bengkulu telah merespon peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman. Berdasarkan data-data faktor internal dan eksternal dari Kuiseioner SWOT Pilar Peningkatan Pelayanan Publik (Quick Wins) didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 1,38 ; faktor kelemahan =1,33 ; faktor peluang = 1,87; faktor ancaman = 0,97. Skor pembobotan diatas selanjutnya diplotkan pada gambar analisa diagram SWOT yang terdiri dari 4 kuadran seperti pada gambar 1. Dari perpotongan keempat garis factor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka didapatkan koordinat (0,0025 ; 0,45) yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

1,381,33 1,870,97 2 2 (0,025 ; 0,45)

Penentuan strategi yang sesuai bagi BPS Kota Bengkulu dalam Pilar Peningkatan Pelayanan Publik berdasarkan koordinat diatas adalah masuk pada kuadran I, yakni Progresif. Kondisi internal BPS Kota Bengkulu berada di kuadran satu artinya siap untuk memberikan peningkatan pelayanan publiksi. Untuk itu dalam rangka reformasi birokrasi yaitu percepatan pelayanan publik, strategi-strategi yang dirumuskan adalah langkah-langkah untuk menangkap peluang yang ada dan menonjolkan kekuatan supaya organisasi dapat meraih kemajuan secara maksimal. Dengan kondisi internal dan eksternal dari BPS Kota Bengkulu diatas, dapat dilihat strategi yang sedang dan akan dilakukan oleh seluruh pegawai di BPS Kota Bengkulu pada tabel 5. Strategi ini sebagian masih merupakan rencana yang dilaksanakan di tahun 2012 namun beberapa sudah diterapkan antara lain menata ruang perpustakaan supaya data mudah ditemukan, pembuatan website BPS Kota Bengkulu dan lain-lain.

8 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Tabel 5. Matriks SWOT Pilar Peningkatan Pelayanan Publik (Quick Wins) IFAS Strengths (S) Weakness (W)
- Brand BPS sebagai pelopor penyedia data terlengkap dan terpercaya - Memiliki SDM yang siap untuk dilatih untuk kompeten dalam hal pelayanan publik - Ketersediaan data dengan scope kelurahan hingga nasional untuk dieksplorasi - Kondisi perpustakaan BPS Kota Bengkulu - Program yang disediakan BPS pusat untuk peningkatan pelayanan publik - Kemampuan pegawai untuk menganalisa data BPS - Data yang disajikan belum up to date - Harga publikasi BPS untuk dijual dinilai mahal - Tidak ada pelatihan untuk membuat website seperti format yang ditentukan oleh pusat - Kemampuan analisa pegawai untuk menterjemahkan data BPS masih kurang - Tidak ada petugas khusus pelayanan data di BPS Kota Bengkulu karena terbatasnya jumlah pegawai yang mampu mencari data yang diinginkan pengguna data - Beban tugas bagi beberapa pegawai berlebih - Anggaran untuk membuat variasi publikasi terbatas Strategi Weakness Opportunity - Untuk instansi pemerintah, publikasi dapat diperoleh secara gratis sesuai dengan ketentuan yang berlaku - Mengusulkan pada BPS Propinsi untuk membuat pelatihan membuat website sesuai format pusat - Dukungan kepala kantor bagi pegawai yang belajar membuat analisa sederhana - Penyusunan KCA yang tepat jadwal - Memutakhirkan MFD online dari data terbaru yang dikumpulkan oleh KSK - Menata ruang perpustakaan supaya data mudah ditemukan - Menunjuk satu orang pegawai khusus untuk melayani pengunjung perpus

EFAS Opportunities (O) - Tersedia dukungan teknologi untuk menyediakan data secara murah dan mudah - Undang-undang pemerintah yang menetapkan BPS sebagai instansi resmi penyedia data publik - Kerjasama dengan instansi lain dalam menghasilkan data yang dibutuhkan instansi tsb - Minat akademisi untuk memakai data BPS - Minat masyarakat untuk menjadi mitra statistik Strategi Strength Opportunities - Menginventaris buku BPS yang berisi metodologi dan konsep yang digunakan BPS karena sering dibutuhkan oleh konsumen - Melatih pegawai BPS Kota Bengkulu supaya dapat memenuhi tuntutan Quick Wins misalnya pembuatan website, inventaris buku dan lain lain - Mengupayakan semakin banyak data dengan lingkup kelurahan atau kecamatan melalui dukungan pembuatan publikasi dari KSK - Menginventaris data yang sering dipakai sebagai bahan penelitian dan menyusunnya runtut waktu sehingga pada saat ada permintaan data, proses pemberian data lebih cepat dan mudah

9 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Threats (T)

Strategi Strength - Threats - Melatih pegawai BPS yang berminat untuk menganalisa data statistik yang dipublikasikan BPS tanpa melihat asal seksi/bidang - Mengirimkan publikasi BPS ke instansi lain yang sering dirujuk oleh pengguna data sehingga data BPS semakin tersebar

Strategi Weakness -Threats - Meminimalisir ketidak puasan pengguna data dengan menyajikan data runtut waktu yang cukup panjang baik - Melakukan semacam seminar intern sebelum KCA dipublish - Menyediakan data yang sering dibutuhkan dalam bentuk print out - Membuat news flash yang menjelaskan mengenai proyek BPS yang sedang berjalan atau membuat analisa data BPS yang baru dipublish - Menunjuk pegawai yang khusus melayani pengguna data

- Tingkat kepuasan pengguna data dalam hal akurasi dan kemutakhiran data - Pelayanan instansi lain yang juga mengeluarkan data dengan topik sama bahkan sebenarnya data dari BPS dengan proses yang lebih mudah - Tingkat pemahaman masyarakat umum/akademisi akan data BPS

4.2 Pilar Penataan Sistem Manajemen SDM Salah satu kegiatan dalam pilar penataan sistem manajemen SDM adalah evaluasi jabatan. Dalam kegiatan ini harus disusun kelas pekerjaan (job class), nilai pekerjaan (job values) dan peta jabatan yang terdiri dari jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum. Jabatan fungsional statistisi dan jabatan fungsional pranata komputer menjadi pilihan utama untuk pegawai BPS mengingat BPS menjadi pembina PNS dengan jabatan fungsional tersebut. Tabel-tabel berikut memberikan gambaran bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh BPS Kota Bengkulu dalam menata sistem manajemen SDM. Tabel 6. Jawaban Responden Pada Pilar Penataan Sistem Manajemen SDM
PenilaianInternal No Faktor Strategi Internal Kekuatan (Strengths) : Pelaksanaan tugas pegawai setelah menjadi funsgional (profesional) Pembinaan BPS sebagai pembina jabfung Motivasi untuk bekerja dalam rangka menyusun angka kredit Dukungan program one man one PC Kelemahan (Weaknessess) : Ketidaksesuaian penempatan jabfung dengan latar belakang pendidikan Ketidaksesuaian minat pegawai dengan posisi jabfung Sarana untuk pengembangan jabatan fungsional seperti pelatihan analisa, seminar, dan lain-lain masih kurang Kurangnya pemanfaatan komputer untuk menunjang jabfung SB 5 1 6 3 CB 14 11 5 9 KB 3 10 12 8 STB 0 0 0 2

1 2 3 4

5 6 7

2 2 4

13 14 4

7 6 13

0 0 1

12

10 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

9 10 11

Peluang (Opportunity) : Kemungkinan fungsional untuk naik pangkat lebih cepat Minat fungsional untuk pelaksanaan seminar, meningkatkan kompetensi pegawai Minat fungsional untuk membuat karya tulis dan meningkatkan kompetensi pegawai Ancaman (Threats) : Kemampuan fungsional untuk memenuhi angka kredit yang ditetapkan Motivasi fungsional jika ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikannya

7 7 3

13 10 7

2 5 11

0 0 1

12 13

4 0

9 3

9 18

0 1

Dari rangkuman jawaban responden diatas, dihitung bobot, rating dan skor sehingga diperoleh hasil perhitungan dan analisis sebagai berikut: Tabel 7. Matriks IFAS Pilar Penataaan Sistem Manajemen SDM Bobot Rating Skor Faktor Strategi Internal
Kekuatan (Strengths) : - Pelaksanaan tugas pegawai setelah menjadi fungsional (profesional) - Pembinaan BPS sebagai pembina jabfung - Motivasi untuk bekerja dalam rangka menyusun angka kredit - Dukungan one man one PC 0.14 0.12 0.12 0.12 3.09 2.59 2.68 2.59 0.44 0.31 0.33 0.31

Total
Kelemahan (Weaknessess) : - Ketidaksesuaian penempatan jabfung dengan latar belakang pendidikan - Ketidaksesuaian minat pegawai dengan posisi jabfung - Sarana untuk pengembangan jabatan fungsional seperti pelatihan analisa, seminar, dan lain-lain - Pemanfaatan komputer untuk menunjang jabfung 0.13 0.13 0.12 0.12 2.77 2.82 2.50 2.59

1.39
0.36 0.37 0.29 0.31

Total Total Strength and Weakness

1,32 2,72

Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang memiliki bobot tertinggi adalah dengan adanya jabatan fungsional, maka pelaksanaan tugas akan lebih profesional. Hal ini menunjukkan tingginya penerimaan pegawai BPS Kota Bengkulu jika terjadi peralihan menuju ke fungsional (resistensi pegawai rendah). Sedangkan pada faktor kelemahan, nilai bobot tertinggi penempatan jabatan fungsional tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pegawai. Ada kekhawatiran 11 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

sebagian kecil pegawai bahwa pada saat penempatan posisi fungsional, lebih mengedepankan pada unsur praktis daripada mempertimbangkan aspirasi pegawai. Hasil total skor kekuatan dan kelemahanpada pilar penataan sistem manajemen SDM sebesar 3,18 yang berarti diatas 2,50, yang berarti BPS Kota Bengkulu telah berusaha untuk mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada (Wijaya,2006). Tabel 8. Matriks EFAS Pilar Penataaan Sistem Manajemen SDM Bobot Rating Skor Faktor Strategi Eksternal Peluang (Opportunity) : - Jabfung memungkinkan untuk naik pangkat lebih
cepat - Angka kredit yang tinggi untuk pelaksanaan seminar, meningkatkan kompetensi pegawai - Angka kredit yang tinggi untuk membuat karya tulis akan memotivasi pegawai dan meningkatkan kompetensi pegawai 0.24 0.23 0.19 3.23 3.09 2.55 0.76 0.70 0.47

Total Ancaman (Threats) : - Sulitnya pemenuhan angka kredit membuat pegawai BPS tertinggal dengan fungsional di tempat lain sehingga menimbulkan keresahan bagi pegawai BPS - Tidak sesuainya penempatan akan membuat demotivasi bagi pegawai Total Total Opportunity and Threaths
0.20 2.77

1,93
0.56

0.15

2.09

0.32

0,88 2,81

Untuk mengetahui Matriks faktor srategi eksternal dapat dilihat pada tabel 8. Dalam tabel tesebut terlihat bahwa faktor peluang yang memiliki bobot tertinggi adalah jabatan fungsional memungkinkan pegawai untuk naik pangkat lebih cepat dan angka kredit yang tinggi untuk melaksanakan seminar menarik minat pegawai sehingga akhirnya dapat meningkatkan kompetensi mereka di bidang masing-masing. Sedangkan pada faktor ancaman, nilai bobot tertinggi adalah sulitnya pemenuhan angka kredit di BPS akan membuat fungsional BPS tertinggal dibandingkan dengan fungsional di tempat lain. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa pegawai menerangkan kecilnya angka kredit pada tugas-tugas yang mereka laksanakan. Hal ini membuat mereka sedikit pesimis untuk bisa naik pangkat secepat fungsional di tempat lain seperti guru, polisi dan lain-lain. Dengan menganalisa total skor faktor-faktor eksternal diperoleh angka sebesar 2,81. Karena total skor berada diatas 1, maka mengindikasikan BPS Kota Bengkulu telah merespon peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman. Berdasarkan data-data faktor internal dan eksternal didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 1,39 ; faktor kelemahan =1,32 ; faktor peluang = 12 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

1,93; faktor ancaman = 0,88. Dari skor pembobotan diatas selanjutnya diplotkan pada gambar analisa diagram SWOT yang terdiri dari 4 kuadran seperti pada gambar 1. Dari perpotongan keempat garis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka didapatkan koordinat (0,04 ; 0,52) dari perhitungan sebagai berikut: ; 2 2 , , , , ; (, ; , ) Penentuan strategi yang sesuai bagi BPS Kota Bengkulu dalam Pilar Penataaan Sistem Manajemen SDM berdasarkan koordinat diatas adalah masuk pada kuadran I, yakni Strategi Progresif. Ini berarti BPS Kota Bengkulu dinilai siap menyongsong perubahan status pegawai menjadi fungsional. Hal ini juga tercermin dari harapan pegawai bahwa kinerja dalam melaksanakan tugas akan membaik (lihat tabel 6). Penilaian pada poin-poin tertentu yang dominan pada berkriteria Kurang baik dijelaskan oleh para responden bahwa mereka membutuhkan kepahaman lebih lanjut mengenai aturan penyusunan angka kredit bagi pejabat fungsional dan dalam hal ini pembinaan dari BPS Provinsi Bengkulu atau BPS Pusat sangat dibutuhkan. Dengan penempatan posisi fungsional yang sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikan, maka kondisi internal akan sangat dimungkinkan untuk terus memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Untuk mencapai hal tersebut, pada tabel 9 disusun strategi yang menekankan pada dukungan untuk memfasilitasi kebutuhan pegawai pada saat posisi sebagai seorang fungsional telah diterapkan juga memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh BPS seperti posisi BPS sebagai pembina jabfung statistisi, menyusun publikasi yang memiliki angka kredit cukup tinggi dan lain-lain. Tabel 9. Matriks SWOT Pilar Penataaan Sistem Manajemen SDM IFAS Strengths (S) Weakness (W) - Dengan adanya jabatan fungsional maka pelaksanaan tugas akan lebih profesional - BPS sebagai lembaga pembina jabfung - Pegawai lebih termotivasi untuk bekerja dalam rangka menyusun angka kredit - Dukungan one man one PC - Pendidikan tidak sesuai penempatan jabfung - Penempatan pegawai pada posisi jabfung tidak sesuai dengan minat pegawai yang bersangkutan - Belum adanya sarana untuk pengembangan jabatan fungsional seperti pelatihan analisa, seminar, dan lain-lain - Belum optimalnya pemanfaatan komputer

EFAS

13 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Opportunities (O) - Jabfung memungkinkan untuk naik pangkat lebih cepat - Angka kredit yang tinggi untuk pelaksanaan seminar, meningkatkan kompetensi pegawai - Angka kredit yang tinggi untuk membuat karya tulis akan memotivasi pegawai dan meningkatkan kompetensi pegawai

Strategi Strength Opportunities - Pertemuan rutin fungsional untuk membahas angka kredit yang diperoleh pada bulan yang bersangkutan - Mengadakan seminar secara berkala bagi pegawai yang akan mengambil angka kredit untuk makalah/karya tulis - Pegawai dapat menggunakan fasilitas agenda pada komputer untuk menyusun jadwal kegiatan

Strategi Weakness Opportunity - Pemetaan jabatan fungsional disesuaikan dengan pendidikan dan minat pegawai - Mendorong pegawai menyusun angka kreditnya setiap bulan dengan lembar kemajuan pegawai (dibuat formatnya oleh tata usaha) - Memfasilitasi seminar makalah untuk publikasi yang secara rutin dikerjakan oleh pegawai - Fungsional komputasi dapat mengambil kredit dengan melakukan pelatihan untuk mencerdaskan sesama pegawai Strategi Weakness -Threats

Threats (T)

Strategi Strength - Threats

- Sulitnya pemenuhan angka - Pegawai diinformasikan - Dibuat simulasi perhitungan kredit membuat pegawai angka kredit yang dapat angka kredit pegawai jika BPS tertinggal dengan diterima ketika melakukan diposisikan pada suatu jabatan fungsional di tempat lain suatu kegiatan fungsional tertentu sehingga menimbulkan - Pada saat kegiatan selesai, keresahan bagi pegawai semua pegawai yang terlibat BPS dalam kegiatan tersebut - Tidak sesuainya menginventaris angka kredit penempatan akan membuat yang seharusnya diterima demotivasi bagi pegawai

4.3 Pilar Penataan Tata Laksana Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam Pilar Penataan Tata Laksana adalah upaya untuk meningkatkan kualitas data statistik. Pada penelitian ini dimensi yang diangkat adalah yang berkaitan erat dengan pelaksanaan di lapangan yaitu dimensi accuracy dimana dimensi ini berkaitan erat dengan kualitas petugas lapangan. Tabel 10. Jawaban Responden Pada Penilaian Pilar Penataan Tata Laksana
PenilaianInternal No Faktor Strategi Internal Kekuatan (Strengths) : BPS memiliki dukungan program dari Pusat untuk mengawasi tingkat keakurasian data lapangan BPS memiliki dukungan sistem dalam hal pengawasan, monitoring kualitas dan editing SB 3 CB 18 KB 1 STB 0

15

14 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

3 4

6 7

BPS memiliki dukungan peta blok sensus untuk memudahkan pencarian lokasi Dukungan anggaran untuk pelaksanaan lapangan secara lengkap Kelemahan (Weaknessess) : Perekrutan mitra statistik tidak melalui sistem yang ketat sehingga baru bermasalah ketika di lapangan Waktu pelaksanaan lapangan sering terlambat Proses editing kurang optimal Peluang (Opportunity) : Laptop umumnya dimiliki calon mitra entri Ancaman (Threats) : Tuntutan pengguna data yang semakin meningkat misalnya data by name by address

3 0

14 7

5 15

0 0

11

1 1

12 14

9 7

0 0

13

11

Dari rangkuman jawaban responden diatas, dihitung bobot, rating dan skor sehingga diperoleh hasil perhitungan IFAS, EFAS dan analisis sebagai berikut: Tabel 11. Matriks IFAS Pilar Penataan Tata Laksana Bobot Rating Faktor Strategi Internal Kekuatan: - BPS memiliki dukungan program dari Pusat untuk mengawasi tingkat keakurasian data lapangan - BPS memiliki dukungan sistem dalam hal pengawasan, monitoring kualitas dan editing - BPS memiliki dukungan peta blok sensus untuk memudahkan pencarian lokasi - Dukungan dana untuk pelaksanaan lapangan secara lengkap Total Kelemahan - Perekrutan mitra statistik tidak melalui sistem yang ketat sehingga baru bermasalah ketika di lapangan - Waktu pelaksanaan lapangan sering terlambat - Proses editing kurang optimal Total Total Strength and Weakness 0.16 3.09
Skor

0.50

0.15 0.15 0.12

2.86 2.91 2.32

0.43 0.44 0.28 1.65

0.13

2.55

0.34

0.14 0.14

2.64 2.73

0.36 0.39 1.09 2.75

Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang memiliki bobot tertinggi adalah BPS memiliki dukungan program dari Pusat untuk mengawasi tingkat keakurasian data lapangan. Faktor human error dapat diminimalkan dengan program 15 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

validasi yang menunjukkan ketidaksinkronan data kuesioner. Hasil dari warning program harus ditindaklanjuti dengan sebenar-benarnya oleh petugas lapang BPS Kota Bengkulu lewat melalui sistem yang juga telah disediakan oleh BPS antara lain revisit, monitoring kualitas dan task force. Sedangkan pada faktor kelemahan, nilai bobot tertinggi adalah proses editing oleh pengawas yang masih kurang optimal. Proses editing disadari kurang optimal berdasarkan masih sering ditemuinya error pada saat entri. Walaupun pemeriksaan dokumen telah dilakukan, namun masih ada beberapa item yang terlewat atau meragukan. Dengan dukungan program dari pusat, error-error tersebut dapat diketahui dan karena proses entri ada di BPS Kota Bengkulu, maka hal permasalahan tersebut dapat segera dikonfirmasi pada petugas yang bersangkutan. Hasil total skor kekuatan dan kelemahanpada pilar penataan tata laksana untuk dimensi akurasi adalah sebesar 2,75 yang berarti diatas 2,50, berarti BPS Kota Bengkulu telah berusaha untuk mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada (Wijaya,2006). Tabel 12. Matriks EFAS Pilar Penataan Tata Laksana Bobot Rating Faktor Strategi Eksternal Peluang: - Laptop umumnya dimiliki calon mitra entri Total Ancaman - Tuntutan pengguna data yang semakin meningkat misalnya data by name by address Total Total Opportunity and Threaths 0.51 2.59 0.49 2.45

Skor

1.19 1.19 1.33 1.33 2,52

Untuk mengetahui Matriks faktor srategi eksternal dapat dilihat pada tabel 12. Dengan menganalisa total skor faktor-faktor eksternal diperoleh angka sebesar 2,52. Karena total skor berada diatas 1, maka mengindikasikan BPS Kota Bengkulu telah merespon peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman. Berdasarkan data-data factor internal dan eksternal didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 1,65 ; faktor kelemahan = 1,09 ; faktor peluang = 1,19 ; faktor ancaman = 1,33. Dari skor pembobotan diatas selanjutnya diplotkan pada gambar analisa diagram SWOT yang terdiri dari 4 kuadran seperti pada gambar 1. Dari perpotongan keempat garis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka didapatkan koordinat (0,28 ; -0,07) dari perhitungan sebagai berikut: ; 2 2 , , , , ; (, ; , ) Penentuan strategi yang sesuai bagi BPS Kota Bengkulu dalam Pilar Penataan Tata Laksana berdasarkan koordinat datas adalah masuk pada kuadran II, yakni 16 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Diversifikasi Strategi. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa organisasi (BPS Kota Bengkulu) dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktis dengan memperlebar ruang lingkup kegiatan yang menitikberatkan pada perwujudan keakurasian data. Pada tabel 13 disusun strategi SWOT yang ditekankan pada banyaknya perlakuan untuk mengatasi suatu permasalahan. Misalnya permasalahan keakuratan data, diatasi dengan bermacam jenis pengawasan seperti PML, mutu kualitas dan task force. Menumpuknya dokumen yang masuk dari lapangan sehingga mengurangi mutu pemeriksaan diantisipasi dengan penggunaan tenaga mitra sehingga dokumen dapat segera diolah dan diketahui item- item yang masih error dan ditindaklanjuti ke petugas lapangan. Tabel 13. Matriks SWOT Pilar Penataan Tata Laksana IFAS Strengths (S) Weakness (W) - BPS memiliki dukungan
program dari Pusat untuk mengawasi tingkat keakurasian data lapangan - BPS memiliki dukungan sistem dalam hal pengawasan, monitoring kualitas dan editing - BPS memiliki dukungan peta blok sensus untuk memudahkan pencarian lokasi - Dukungan anggaran untuk pelaksanaan lapangan secara lengkap - Perekrutan mitra statistik tidak melalui sistem yang ketat sehingga baru bermasalah ketika di lapangan - Waktu pelaksanaan lapangan sering terlambat - Proses editing masih kurang optimal

EFAS Opportunities (O)


Laptop umumnya dimiliki calon mitra entri

Strategi Strength Opportunities


- Memaksimalkan pengawasan sesuai SOP yang telah ditetapkan oleh BPS - Tersedianya dana untuk pemutakhiran peta di setiap kegiatan survei - Diberikan kesempatan untuk menerima mitra entri - Inventarisasi peta blok sensus yang telah dimutakhirkan dengan scanner - Petugas task force diterjunkan di wilayah pencacahan yang dipilih secara random

Strategi Weakness Opportunity


- Dibuat sistem perekrutan mitra yang terbaik, menurut kesepakatan penanggung jawab kegiatan di BPS Kota Bengkulu - Pemantauan kegiatan lapangan lewat perangkat teknologi misalnya seperti monitoring.bps.go.id - Menumpuknya dokumen dari lapangan dan keterbatasan perangkat entri, diantisipasi dengan menerima mitra entri yang memiliki laptop - KSK kontinu memperbaiki database wilayahnya untuk mengurangi waktu pencarian jika ada tugas baru - Kerjasama antara pengolahan, subject matter dan pelaksana lapangan untuk mengatasi data-data yang masih error

17 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

Threats (T)

Strategi Strength - Threats

Strategi Weakness -Threats


- Untuk mitra yang memiliki catatan baik pada kegiatan statistik, namanya masuk pada database dan diprioritaskan untuk menjadi petugas di survey/sensus berikutnya

Tuntutan pengguna data - Dilakukan coklit pada wilayahyang semakin meningkat wilayah yang isian kuesionernya misalnya data by name meragukan by address

5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis SWOT, dapat disimpulkan bahwa BPS Kota Bengkulu siap untuk melakukan reformasi birokrasi dan percepatan dalam hal pelayanan publik harus segera diterapkan. Dari hasil perhitungan matriks EFAS dan IFAS, posisi organisasi berada pada kuadran satu untuk Pilar Peningkatan Pelayanan Publik dan Pilar Penataan Sistem Manajemen SDM di BPS Kota Bengkulu yang artinya kondisi internal telah siap dan dimungkinkan untuk maju dengan maksimal. Strategi yang disarankan untuk reformasi birokrasi adalah strategi-strategi progresif yang menonjolkan kekuatan BPS Kota Bengkulu untuk menangkap peluang serta mengubah ancaman menjadi peluang. Pelaksanaan reformasi birokrasi di BPS Kota Bengkulu membutuhkan evaluasi yang integrative dan komprehensif pada kegiatan-kegiatan yang sedang dijalankan sehingga ke depannya dapat disusun strategi yang sesuai dengan tuntutan perubahan. Namun strategi apapun yang dilakukan, jika tanpa didukung oleh BPS Provinsi Bengkulu baik dukungan peralatan IT, pembinaan dan lain sebagainya, akan membuat pelaksanaan program reformasi birokrasi di BPS Kota Bengkulu kurang maksimal.

Daftar Pustaka BPS, Rapat Kerja Teknis Nasional Pimpinan BPS Kabupaten/Kota Tahun 2011. Bandung. Nurmianto, Eko, et al. 2004. Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan Metode AHP dan SWOT Jurnal Teknik Industri. Vol 6 No. 1 Juni 2004. Rohim, Abdul. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Melalui Pendekatan SWOT Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis. Vol II No. 1 April 2008. Wijaya, Bayu, et al. 2006. Analisis Pengembangan Wilayah dan Sektor Potensial Guna Mendorong Pembangunan di Kota Salatiga.Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol 3 No. 2 Desember 2006

18 *) Penulis adalah pegawai BPS Kota Bengkulu

You might also like