You are on page 1of 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................i 1. PENDAHULUAN............................................................33 1.1 Latar Belakang....................................................................33 1.2 Pengertian Dasar Dan Tujuan .............................................36 1.3 LINGKUP PERENCANAAN.....................................................36 1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan.................................36 1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan....................................37 2. METODOLOGI PERENCANAAN.......................................41 2.1 TAHAP I : SURVEY DAN ANALISIS.........................................42 2.1.1 Survey Fisik : Pengenalan Terhadap Kondisi Existing Dan Potensi Sumber Daya......................................43 2.1.2 Survey Dan Analisis Pasar Wisata............................45 2.1.3 Survey Dan Analisis Kabijaksanaan Pemerintah Daerah....................................................................46 2.2 TAHAP II : KEBIJAKSANAAN DAN PRIORITAS ARUS WISATA. .46 2.3 TAHAP III : PENYUSUNAN RENCANA FISIK (MASTER PLAN) PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KAWASAN WISATA...........48 2.4 TAHAP IV : REKOMENDASI PENANGANAN PENANGGULANGAN DAMPAK............................................................................48 3. RENCANA KERJA..........................................................33 3.1 JADWAL PENYELESAIAN PEKERJAAN....................................33 3.2 ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK..................................34

RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA dan RTR KW. DANAU SEBEDANG

PROPOSAL TEKNIS-

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam tiga dekade terakhir, sektor pariwisata telah berkembang menjadi sektor ekonomi terbesar di dunia saat ini. Pengembangan sektor pariwisata telah disadari sebagai usaha yang sangat strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sektor pariwisata telah terbukti mampu berperan penting dalam perekonomian beberapa negara yang memiliki obyek-obyek wisata unik dan menarik minat para wisatawan dunia. Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) telah mampu meningkatkan intensitas interaksi kegiatan ekonomi, dan peningkatan intensitas kegiatan ekonomi telah pula meningkatkan pergerakan manusia bukan saja yang terlibat langsung dalam kegiatan bisnis tetapi juga pada mereka yang melakukan perjalanan non bisnis akibat kemampuan finansial yang meningkat. Meningkatnya volume kegiatan serta peningkatan kesejahteraan, meningkatkan kebutuhan akan pelayanan rekreasi serta pelayanan-pelayanan lain yang dapat memberikan rasa senang sehingga tekanan-takanan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan rutin sehari-hari dapat dikendurkan. Sementara disisi lain, pesatnya perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi semakin memudahkan pencapaian obyek-obyek wisata yang sebelumnya dirasakan jauh dan sulit dicapai. Dengan demikian, secara cepat, pariwisata telah berubah dari barang mewah menjadi suatu kebutuhan, bukan lagi milik sekelompok kecil orang tetapi telah menjadi sesuatu yang diterima dan dibutuhkan oleh sebagian masyarakat dunia. Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki keunggulankeunggulan alam tropis, kekayaan seni dan budaya yang sangat majemuk, serta posisi geografis yang sangat strategis telah pula menyadari besarnya peranan sektor pariwista ini. Bahkan pemerintah dalam kebijakan ekonominya telah tegas menetapkan, bahwa pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan lain yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan negara, serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan Indonesia. Namun pada kebijakan lain juga diingatkan bahwa pembangunan kepariwisataan harus dijaga tetap terpeliharanya

RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA dan RTR KW. DANAU SEBEDANG

PROPOSAL TEKNIS-

33

PENDAHULUAN

34

kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Arah dan kebijakan pembangunan sektor pariwisata diatur pula pada tingkat undang-undang yaitu UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan (yang rencanan akan diubah menjadi UU baru di Tahun 2008 ini). Tujuan dari undang-undang ini adalah, pertama memperkenalkan, mendayagunakan, melestariakan, dan meningkatkan persahabatan antar bangsa; kedua, memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa; ketiga, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; keempat, meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; mendorong pendayagunaan produksi nasional. Keseriusan pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata nampak semakin nyata dari usaha-usaha yang telah dilakukan selama ini. Kemudahan memperoleh visa, pembukaan pintu gerbang internasional, peningkatan pelayanan ditempat-tempat masuk untuk urusan bea cukai dan imigrasi serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan promosi pariwisata merupakan rangkaian usaha untuk menjadikan industri pariwisata sebagai salah satu komoditi alternatif untuk menambah devisa negara. Di tingkat Propinsi Kalimantan Barat, pengembangan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi dicerminkan oleh adanya berbagai kebijaksanaan pemerintah daerah yang mengacu pada RPJP dan RPJM Propinsi Kalimantan Barat. Sasaran pembanguan pariwisata Kalimantan Barat dalam RPJP adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik manca negara maupun nusantara sehingga dapat membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang semakin luas bagi masyarakat Kalimantan Barat. Pemerintah propinsi melalui Dinas Pariwisata Propinsi Kalimantan Barat telah menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kalimantan Barat. Tujuan dari penyusunan rencana ini adalah untuk memberikan pedoman/arahan bagi pengembangan pariwisata di Propinsi Kalimantan Barat baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga mampu mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan Kalimantan Barat sebagai kegiatan ekonomi yang andal untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam dan nilai budaya daerah. Pemerintah Kabupaten Kayong Utara melalui RPJP dan RPJM daerah Kabupaten Kayong Utara telah menetapkan kebijaksanaan prioritas pembangunan dimana salah satunya adalah program peningkatan dan

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

35

pengembangan transportasi dalam rangka membuka isolasi daerah, menggali potensi daerah, mendorong pengembangan pemasaran, pembinaan keamanan dan stabilitas daerah serta pengembangan kepariwisataan. Lebih khusus lagi, dalam Rencana Strategis, pembangunan pariwisata diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi SEKTOR ANDALAN yang mampu menggalakkan kegiatan sektor lainnya yang terkait melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan daerah. Arah pengembangan ini diharapkan didukung pula dengan pengembangan fasilitas/sarana dan prasarana, peningkatan promosi pariwisata, penataan kawasan-kawasan wisata serta peningkatan daya dukung sumberdaya manusia baik melalui pendidikan formal kepariwisataan, penyuluhan, pembinaan sarta peningkatan partisipasi masyarakat dibidang pengemangan seni, budaya dan kerajinan rakyat. Semua ini mencerminkan betapa pemerintah daerah berkeinginan besar untuk mengembangkan sektor pariwisata menjadi sektor ekonomi yang berperan besar dalam pertumbuhan perekonomian daerah. Akan tetapi, keinginan besar pemerintah daerah ini belum mendapat sambutan dari pihak investor. Rendahnya minat investor ini banyak disebabkan oleh belum diketahuinya secara jelas seberapa besar potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara dan sejauh mana dukungan pemerintah secara nyata terhadap pengembangan pariwisata. Untuk itulah, pemerintah daerah Kabupatan Kayong Utara melalui Dinas Komunikasi, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kayong Utara, merasa perlu untuk menyusun suatu rencana pengembangan pariwisata daerah yang dapat dijadikan pedoman sekaligus acuan baik bagi pemerintah sendiri maupun pihak investor dan masyarakat luas dalam mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Kayong Utara. Ini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk penentuan langkah-langkah lanjutan yang lebih operasional. Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Kayong Utara juga merasa perlu untuk segera menata salah satu Kawasan Wisata yang selama ini telah banyak dikenal baik lokal maupun regional, memiliki aksesibilitas tinggi, serta secara relatif telah berkembang dan dikembangkan. Kawasan yang dianggap prioritas tersebut adalah Kawasan Wisata Danau Sebedang, Kawasan Wisata Kota Pemangkat, Kawasan Wisata Budaya Kayong Utara, Kawasan Wisata Kerajinan Sejangkung, Kawasan Wisata Alam Bahari Pantai Seraii, dan Kawasan Wisata Khusu Perbatasan, yang selain memiliki keunggulankeunggulan di atas juga memiliki nilai wisata yang cukup khas khususnya di wilayah utara Kalimantan Barat.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

36

1.2

Pengertian Dasar Dan Tujuan

Pariwisata sendiri mempunyai pengertian suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang di kunjungi, tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sedangkan rencana pengembangan, pengertiannya adalah suatu penetapan mengenai arah, tujuan, serta langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam pembangunan sektor (pariwisata) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Rencana Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara merupakan rencana induk (masterplan) yang mengatur arah, tujuan, kebijaksanaan, prioritas dan indikasi program pembangunan pariwisata di wilayah Kabupaten Kayong Utara baik dalam waktu jangka panjang (20 tahun) maupun jangka pendek sampai menengah (1-5 tahun). Tujuan dari penyusunan RIPPDA Kabupaten Kayong Utara ini adalah memberikan suatu arahan/pedoman pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Kayong Utara sehingga dengan arahan dan pedoman tersebut pemerintah, swasta maupun masyarakat luas memiliki kesamaan pandangan (wawasan) dan kesamaan langkah serta mampu mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi pariwisata daerah secara optimal, terarah, efektif dan efisien namun tetap meperhatikan prinsip pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dan budaya daerah. Dengan demikian di harapkan pariwisata menjadi sektor yang andal untuk mengembangkan perekonomian daerah melalui peningkatan penerimaan devisa, perluasan kesempatan dan lapangan kerja serta mampu memperkenalkan alam, nilai seni dan budaya daerah.

1.3
1.3.1

LINGKUP PERENCANAAN

Lingkup Wilayah Perencanaan

Wilayah perencanaan secara konkrit meliputi seluruh wilayah administratif Kabupaten Kayong Utara yang meliputi 17 kecamatan dengan luas total 624.428 Ha (lihat gambar 1) dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Sarawak (Malaysia Timur) Sebelah Timur berbatasan dengan Sarawak dan Kabupaten Bengkayang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

37

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna.

Akan tetapi dalam kegiatan analisis terutama dalam analisis pasar wisata dan kedudukan dan peran Kabupaten Kayong Utara dalam Konteks regionalnya, lingkup wilayah pengamatan dapat diperluas ke tingkat propinsi, regional, nasional bahkan internasional terutama wilayah Asia Pasifik. 1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan

Seperti telah dikemukakan dalam latar belakang, pekerjaan penyusunan RIPPDA ini dilakukan simultan dengan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Danau Sebedang. Beberapa materi pokok yang tercakup adalah sebagai berikut : I) SURVAI A) Survai Pasar (Market Surveys) Survey pasar merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai karakteristik pasar wisata baik internasional, nasional maupun lokal (regional/propinsi/kabupaten). B) Survai Wilayah/ makro (Regional Surveys) Survey ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi mengenai karakteristik wilayah perencanaan ditinjau dalam konteks regionalnya, baik dalam wilayah Propinsi Kalimantan Barat, dalam konteks nasional bahkan dalam konteks ASEAN, Asia Pasifik dan dunia internasional. Data-data yang penting adalah mengenai aksebilitas ke wilayah perencanaan, lokasi obyek wisata dan tujuan wisata di luar wilayah perencanaan, dan lain-lain. C) Survai Potensi Wilayah Perencanaan (Internal Surveys) Survei potensi wilayah perencanaan di bedakan menjadi dua, yaitu survai potensi umum wilayah dan survei khusus pariwisata daerah. Survei umum dimaksudkan untuk menggali informasi mengenai potensi dan kendala wilayah yang meliputi aspek fisik alamiah, fisik binaan, demografi, perekonomian, sasaran dan prasarana wilayah secara umum. Sedangkan survey khusus pariwisata daerah dimaksudkan untuk mengidentifikasi potensi, kendala dan permasalahan kepariwisataan di dalam Wilayah Kabupaten Kayong Utara. D) Survai Kebijaksanaan

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

38

Maksud dari survai ini adalah meninjau semua bentuk kebijaksanaan pemerintah baik pusat maupun daerah yang berkaitan dengan pengembangan wilayah Kabupaten Kayong Utara pada umumnya, khususnya kebijaksanaan yang berkaitan langsung dengan pengembangan pariwisata dan sektor lain yang terkait. E) Survey Tapak Kawasan Wisata Terpilih/Prioritas Survey ini merupakan penggalian data-data primer maupun sekunder yang difokuskan pada Kawasan-Kawasan Wisata yang diprioritaskan pengembangannya. Data-data yang dikumpulkan adalah mencakup data fisik (topografi, jenis tanah, hidrologi, struktur vegetasi, dll), data kependudukan dan sosial budaya masyarakat setempat, data-data sejarah setempat, serta data mengenai karakteristik kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut. II) ANALISIS APRAISAL DAN FORMULASI POTENSI DAN PERMASALAHAN PARIWISATA A) Analisis dan Apraisal Pasar Wisata (Analysis & Appraisal of Tourism Demand) Analisis ini merupakan analisis dari aspek permintaan (demand) dilakukan untuk merumuskan beberapa hal pokok, seperti karakteristik asal wisatawan, motivasi wisata, frekwensi kunjungan wisatawan, fasilitas yang di butuhkan wisatawan, serta faktor-faktor lain yang berpengaruh pada perkembangan di masa yang mendatang. Dari analisis dan penilaian pasar wisata ini diharapkan dapat dirumuskan potensi dan permasalahan pasar wisata baik internasional, naisonal maupun lokal dikaitkan dengan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara. B) Analisis Sumberdaya Wilayah Perencanaan (Resource Analysis) Analisis ini merupakan pengkajian aspek penawaran (supply) dengan menilai wilayah perencanaan terutama dari aspek fisik dasar dan ketersediaan sarana dan prasarana. Dari analisis ini dapat dirumuskan potensi yang dimiliki wilayah perencanaan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di wilayah tersebut. Pada analisis ini, kajian dari aspek makronya sangat penting disamping aspek mikro untuk mengetahui kedudukan, peranan dan pengaruh wilayah perencanaan terhadap wilayah perencanaan terhadap wilayah yang lebih luas, juga sebaliknya pengaruh regional terhadap wilayah perencanaan.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

39

Kajian tentang daya dukung terhadap pengembangan kawasan pariwisata dari unsur manusianya sangat penting, hal ini karena berkembangnya kawasan yang direncanakan bergantung juga pada partisipasi dan kepedulian penduduk di wilayah perencanaan dan sekitarnya. Dari analisis dan apraisal ini diharapkan dapat dirumuskan besarnya potensi dan prospek pengembangan berbagai obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara serta rumusan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan potensi tersebut. C) Analisis Tapak (Site Analysis) Analisis ini merupakan pengkajian terhadap data-data dan informasi yang terkait dengan Kawasan Wisata Terpilih yang diprioritaskan penataannya. Termasuk dalam analisis ini adalah analisis daya dukung fisik kawasan, analisis kependudukan dan sosial budaya, analisis daya dukung fasilitas penunjang kawasan, analisis daya dukung prasarana kawasan serta analisis pengelolaan kawasan. D) Analisis Kebijaksanaan (Policy Analysis) Analisis ini ditujukan untuk mengkaji kebijaksanaan pemerintah pusat maupun daerah yang mempunyai dampak terhadap pengembangan pariwisata di wilayah perencanaan, khususnya aspek struktur administrasi dan finansial. III) PERUMUSAN RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA A) Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara meliputi : i) Rencana Penanganan Obyek-obyek Wisata Yang Berpotensi Tinggi ii) Rekomendasi Program Pariwisata Jangka Pendek, Menengah dan Panjang iii)Rumusan Skala Prioritas Program dan Kawasan iv)Strategi Pelaksanaan, Koordinasi dan Program Investasi Pembangunan Pariwisata Daerah. B) Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Prioritas Terpilih meliputi: i) Rencana Tapak / Siteplan Kawasan ii) Rencana Pengembangan Fasilitas Penunjang Pariwisata iii)Rencana Pengembangan Utilitas Kawasan iv)Rencana sirkulasi, lalu-lintas internal serta sistem perparkiran Kawasan Wisata Danau Sebedang v) Rencana Pengaturan Bangunan dan Indikasi Pengembangan Arsitektur Bangunan

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

40

vi)Rencana Pengelolaan Kawasan Kabupaten Bantul yang kaya akan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) minat khusus merupakan daerah tujuan wisata (DTW) wisatawan pada masa yang akan datang. Program pembangunan daeah Bantul merupakan pedoman yang harus dipertimbangkan dalam RIPPDA. Tujuan dari Rencana Induk Pengembangan Pariwisata adalah mendapatkan gambaran tentang pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul yang meliputi rencana pengembangan angka panjang (11 tahun-20 tahun), rencana pengembangan jangka pendek Sebagai rencana pengembangan pariwisata yang berjangka panjang 10 tahun maka Rencana Induk Pengembangan Pariwisata ini berisi : 1.Gambaran seluruh potensi obyek-obyek wisata yang dimiliki, potensi dan kendala-kendala yang ada. 2.Pedoman akanusaha pengembangan dan menyusun berbagai aturanaturan yang diperlukan dalam rangkamelaksanakan kegiatan pengembangan kepariwisataan. 3.Penyediaan media bagi keterpaduan lintas sektoral guna melancarkan pelaksanaan penyelengaaraan urusan-urusan pengembangan kepariwisataan. 4.Penciptaan media bagi keterpaduan lintas sektoral guna melancarkan pelaksanaan penyelenggaraan urusan-urusan pengembangan kepariwisataan. 5.Gambaran kepada mayarakat luas, bagaimana pengembangan itu diarahkan, agar berbagai partisipasi upaya membangun obyek wisata dan kegiatan wisata dapat menjurus kepada terciptanya suatu sasaran yang jelas, terpadu dan terencana. RIPPDA Bantul ini pada prinsipnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Propinsi, yang menjadi sistem perencanaan makro kepariwisataan di Bantul. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Bantul dapat terlihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mengalami peningkatan dari tahun 1993 sebesar Rp 701.668.000,00 menjadi Rp 1.782.056.000,00 pada tahun 1999. Dari segi budaya, keaslian budaya yang ada di Kabupaten Bantul merupakan andalan untuk pengembangan obyek pariwisata di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam analisis SWOT terdapat dua faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu korporasi. Dalam konteks pengembangan pariwisata, Kabupaten Bantul merupakan korporasi yang dimaksud. Elemen-elemen yang dimiliki Kabupaten Bantul akan dianalisis kekuatan dan kelemahannya berdasarkan atas tolok ukur yang diturunkan dari misi yang harus dilaksanakan oleh pariwisata. Dengan demikian komponen yang akan dianalisis antara lain komponen produk, manajemen, kelembagaan, sumberdaya manusia, promosi dan pemasaran, serta dampak lingkungan.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

41

2.

METODOLOGI PERENCANAAN

Tujuan dan sasaran penyusunan Rencana induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kayong Utara, sebagaimana tertulis dalam bab sebelumnya, dapat dicapai melalui serangkaian proses perencanaan. Secara umum proses perencanaan meliputi tiga bagian, yaitu pengumpulan data,tahap analisis, dan penyusunan rencana. Kedudukan analisis dalam hal ini menjadi penting karena keakurtan serta kedalaman rencana yang dihasilkan sangat tergantung kepada metode/teknik analisis yang dipergunakan di dalam tahap analisis ini. Dengan demikian, keputusan untuk mengambil suatu teknik atau metode analisis tersebut menjadi awal dari kegiatan analisis ini serta merupakan bagian terpenting. Dalam hal penyusunanrencana ini, keputusan mengenai teknik dan metode analisis yang perlu dilakukan mengacu pada isu-isu pokok pengembangan pariwisata melalui pengamatan data dan informasi awal yang dilandasi kerangka teoritis yang kuat. Beberapa Analisis yang akan dilakukan disusun dalam suatu kerangka yang sifatnya sistematis dan terintegrasi untuk menjamin efektifitas dan efisiensi proses perencanaan. Masing-masing analisis memiliki keluaran tertentu dari sejumlah masukan yang diolah dengan satu atau lebih metode/teknik analisis. Dua atau lebih analisis mungkin memerlukan masukan yang sama, dan keluaran suatu analisis dapat merupakan masukan bagi analisis yang lain. Keterkaitan inilah yang mendasari mengapa analisis-analisis tersebut dirumuskan dalam suatu kerangka analisis yang terpadu. Kerangka pendekatan yaang digunakan dalam perencanaan pariwisata Kabupaten Kayong Utara diilustrasikan dalam gambar 3. Secara teoritis, kerangka pendekatan perencanaan ini disebut sebagai Metode PASOLP (Product Analysis Sequence for Outdoor Leisure Planning), yaitu suatu pendekatan bagi permasalahan perencanaan pengembangan pariwisata dan rekreasi alam terbuka (outdoor recreation), dengan dasar penekanan pada produk wisata (atau rekreasi). Pengerian dasar dari produk wisata adalah pengejawantahan secara konkrit dari keinginan wisatawan (tourist image). Produk wisata ini

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

42

memiliki 3 komponen utama yaitu : sumberdaya, fasilitas, dan transportasi ke daerah tujuan. Pemilihan pada metode pendekatan yang memberi penekanan pada produk wisata ini dilandasi pada dua pertimbangan yaitu : I) Produk wisata harus semenarik dan sesuai mungkin dengan segmen pasar yang dibidik dan harus mampu berkompetisi dengan tujuan wisata lain yang berdekatan. II) Penerapan/pelaksanaan produk wisata mementingkan kerjasama seluruh sektor yang terkait dalam pengembangan pariwisata baik instansi pemerintah maupun swasta, baik di dalam maupun di luar negeri. Kedua dasar pemikiran tersebut terakomodasi secara lengkap dalam pendekatan PASOPL ini. Disamping itu, penerapan metode pendekatan ini juga memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut : 1) Metode ini memungkinkan analisis dan penilaian dampak sosial ekonomi dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh pengembangan suatu produk wisata yang ditujukan untuk menarik suatu arus wisata tertentu. 2) Metode ini menjamin terbentuknya suatu rencana pemanfaatan sumberdaya secara optimal. 3) Metode ini juga menganalisis kemampuan bersaingnya produk wisata yang direncanakan dengan produk yang sama di kawasan wisata lainnya (sampai pada lingkup internasional). 4) Dengan metode ini, dipertimbangkan pula pendapat berbagai kalangan yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kawasan. 5) Metode ini juga membuat penegasan kuat antara pengembangan kawasan wisata dalam jangka pendek (penentuan dan pengembangan produk-produk wisata), dan pengembangan jangka menengah dan panjang (perlindungan dan peningkatan sumberdaya). 6) Prosedurnya dapat diterapkan walau dalam kondisi atau ketersediaan data yang relatif minim seperti halnya banyak terjadi pada kawasan-kawasan yang kurang berkembang. Seperti terlihat pada gambar 3, pendekatan ini terdiri dari 4 tahap yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.1

TAHAP I : SURVEY DAN ANALISIS.

Tahap ini merupakan rangkaian pengumplan data dan analisis untuk merumuskan potensi arus wisata utama (demand aspect) dan obyek/daerah/kawasan utama yang memiliki daya tarik wisata baik

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

43

yang sudah ada/berkembang maupun yang potensial dikembangkan (supply aspect) di wilayah perencanaan. Rumusan ini ditentukan dengan melakukan perbandingan dan pengkajian antara permintaan pasar wisata baik yang terjadi saat ini maupun yang potensial (dari market analysis) dengan sumberdaya dan potensi atraksi wisata yang dimiliki wilayah perencanaan. Disamping itu, pada tahap ini juga dilakukan kajian terhadap struktur, kebijaksanaan dan prioritas pembangunan daerah untuk menentukan tujuan-tujuan utma pengembangan pariwisata nasional dan daerah. Untuk melaksanakan kedua analisis utama itu, pada awal tahap ini dilakukan kegiatan survey/pengumoulan data. Data-data yang dikumpulkan dikategorikan dalam 3 jenis data utama yaitu : 1) Pengumpulan data-data/ informasi yang berkaitan dengan wilayah perencanaan (aspek suply). 2) Pengumpulan data-data/ informasi yang berkaitan dengan pasar wisata (aspek permintaan). 3) Pengumpulan data-data/ informasi yang berkaitan dengan kebijaksanaan, struktur dan prioritas pembangunan baik tingkat nasional maupun daerah. 2.1.1 Survey Fisik : Pengenalan Terhadap Kondisi Existing Dan Potensi Sumber Daya

Data-data yang dikumpulkan dalam rangka survey sumberdaya wisata ini adalah : I) Atraksi-atraksi wisata yang ada dan potensial dikembangkan. A) Sumberdaya Alam : yang mempengaruhi pengembangan pariwisata terutama adalah : Iklim makro dan mikro meliputi : Suhu udara dan kelembaban minimum dan maksimum serta variasinya setiap bulan; periode, intensitas dan daerah curah hujan serta durasi rata-rata sinar matahari; karakteristik hembusan angin; dll. Geomorfologi yang berkaitan dengan iklim, aktifitas wisata seperti pendakian, panorama alam, dan obyek-obyek alam khusus seperti gunung berapi, danau, gua, bukit pasir dan lain-lain. Vegetasi/tanaman.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

44

Hidrologi, khususnya ketersediaan air sebagai : Sumberdaya dasar berbagai aktivitas wisata (laut, danau, sungai); nilai visual (danau, air terjun,dll); pemasok air baku bersih. Fauna (wildlife) untuk rekreasi visual (foto safari,taman nasional, dan lain-lain serta untuk memancing dan berburu). Flora dan Kesuburan Tanah untuk pengembangan agro wisata.

B) Unsur Buatan Manusia : Arkeologi dan monumen yang bernilai sejarah. Aktifitas khusus seperti penangkapan tradisional,perkebunan (biasanya holtikultura), dll. ikan

Budaya masyarakat seperti, kerajinan rakyat, desa adat dan rumah adat, dll. Acara/ pertunjukan berkala seperti pesta rakyat, karnaval, peristiwa budaya, olah raga, festival, dll.

II) Kendala Pengembangan Wisata : A) Kelemahan-kelemahan alami seperti aspek geomorfologi yang tidak mendukung (rawa-rawa, mengrove, dll) serta bahaya penyakit (populasi nyamuk, wabah, dll). B) Perubahan-perubahan akibat perbuatan manusia seperti penambangan, penebangan hutan, dll. Serta aktivitas-aktivitas yang menimbulkan polusi baik polusi air, tanah maupun udara juga polusi suara dan polusi visual. III) Fasilitas dan infrastruktur pengembangannya. yang ada serta kemungkinan

Fasilitas wisata seperti akomodasi, catering, fasilitas olah raga dan rekreasi. Produk-produk wisata yang ada. Sarana dan prasarana transportasi. Infrastruktur pelayanan fasilitas ekonomi/ perdagangan , struktur sosial dan kependudukan serta ketersediaan sumberdaya manusia untuk mendukung pengembangan pariwisata.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

45

IV) Data-data Regional/ Nasional : Jaringan jalan, rute penerbangan dan alur pelayaran Sebaran obyek wisata di seluruh wilayah serta jangkauan pelayanannya masing-masing. 2.1.2 Survey Dan Analisis Pasar Wisata

Survey dan kajian pasar dilakukan secara simultan dengan survey dan kajian sumberdaya wisata serta survey kebijaksanaan dan kelembagaan. Beberapa analisis yang dilakukan adalah : A. Identifikasi dan Analisis Arus Wisata Utama Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi arus-arus wisatawan potensial berdasarkan asal dan motrivasi utamanya. Analisis ini juga dapat berkembang dalam bentuk yang lebih detail sesuai dengan kualitas dan ketersediaan data. Setiap arus wisata potensial berhasil diidentifikasi tersebut kemudian dianalisis satu persatu karena setiap arus wisata memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda sehingga memerlukan fasilitas yang berbeda pula. Analisis setiap arus wisata dilakukan untuk menentukan : o o o o Volume, musim kunjungan, kecendrungan (trend). Karakteristik sosial-ekonomi. Motivasi utama dan sebatas mana motivasi/ keinginan tersebut terpuaskan di daerah tujuan. Karakteristik konsumsi meliputi transportasi yang digunakan lama tinggal,pola kebutuhan fasilitas, frekwensi kunjungan, tingkat pengeluaran, obyekobyek yang lebih disukai, dll. Alternatif tujuan wisata lain yang dipertimbangkan. varisi, evaluasi dan

Beberapa kajian tersebut dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data statistik dan dalam beberapa aspek yang memerlukan penekanan khusus ditunjang dengan data-data yang dikumpulkan dari survey khusus (melalui wawancara, kuesioner, dll). B. Analisis Prospek Pasar Wisata

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

46

I.

Penilaian pasar di masa datang didasarkan pada proyeksi permintaan saat ini pada analisis kapasitas sumberdaya. Setiap arus wisata, baik yang ada saat ini maupun yang potensial terjadi harus dinilai secara terpisah dan dibandingkan dengan sumberdaya dan fasilitas yang tersedia. Peramalan terhadap pasar wisata di masa datang dilakukan baik secara kualitatif (jenis produk, kebutuhan fasilitas, lama tinggal) maupun kuantitatif (jumlah wisatawan, besarnya pengeluaran, dll). Proyeksi-proyeksi tersebut didasarkan pada : Deskripsi kondisi pasar eksiting, kecenderungan dan evaluasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi. Analisis sumberdaya, daya tarik dan kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan pariwisata. Perbandingan antara sumberdaya yang ada ataupun potensial ada di wilayah perencanaan dengan sumberdaya yang dimiliki daerah wisata lain yang kompetitif.

II.

2.1.3

Survey Dan Analisis Kabijaksanaan Pemerintah Daerah

Walaupun pengembangan pariwisata sangat ditentukan oleh sumberdaya (supply) dan pasar wisata (demand), kebijaksanaan ekonomi, politik dan administratif pemerintah (pusat maupun daerah) seringkali merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan. Dengan menganalisis kebijaksanaan pemerintah terutama yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata di harapkan rencana pengembangan yang di hasilkan nantinya berada dalam kerangka kebijaksanaan politik pemerintah. Kajian kebijaksanaan ini meliputi : Kebijaksanaan pengembangan ekonomi wilayah Kelembagaan yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata Rencana-rencana pengembangan pariwisata yang telah disusun Sasaran pemerintah baik pusat maupun daerah dalam usaha pengembangan sektor pariwisata.

2.2

TAHAP II : KEBIJAKSANAAN DAN PRIORITAS ARUS WISATA

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

47

Pada tahap ini, beberapa analisis utama dilakukan yaitu : Analisis untuk menentukan alternatif paling tepat dalam pengembangan pariwisata, dilakukan untuk setiap arus wisata yang telah diintensifikasikan. Untuk setiap arus wisata, alternatif produk wisata di tentukan dan dianalisis dengan masukan dari berbagai instansi yang terkait termasuk calon investor. Setiap produk wisata dibanding dengan produk-produk lain yang kompetitif dari aspek biaya dan besarnya daya tarik. Kelayakan investasi setiap produk kemudian dievaluasi termasuk pula analisis dampak sosial ekonomi yang mungkin di timbulkan. Perumusan/ pemilihan arus wisata yang diprioritaskan dengan tambahan masukan dari hasil analisis kebijaksanaan pada tahap I.

Dalam merancang produk wisata yang layak, beberapa hal yang dipertimbangkan adalah : Kelayakan fasilitas : Keterkaitan antara biaya investasi, biaya oprasi, lamanya musim kunjungan wisata serta jangkauan daya tarik obyek. Peningkatan daya tarik produk wisata. Ambang batas minimal jumlah wisatawan. Faktor-faktor Pembatas/Penghambat.

Disamping itu, penilaian setiap produk yang akan dipilih didasarkan pada 6 parameter berikut : 1. Implementabilitas : Kelayakan teknis pelaksanaannya ; 2. Kelayakan ekonomi/biayanya; 3. Kemampun kompetitifnya dengan produk lain dikawasan wisata lain yang berdekatan; 4. Kesesuaiannya dengan produk wisata lain yang terkait; 5. Waktu yang tepet untuk mengembangkannya; 6. Dampak baik dampak positif maupun negatif terhadap sosialekonomi masyarakat dan terhadap lingkungan. Metode analisis yang di terapkan dalam analisis dan perumusan pada tahap ini secara garis besar adalah : 1. 2. Analisis biaya-manfaat (Cost- Benefit Analysis). Goal achievement Matrik : Mengukur seberapa jauh setiap produk dapat menjawab tujuan dan kebijaksanaan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

48

3.

Oppotunity Cost : Membandingkan keuntungan yang diperoleh biaya yang dikeluarkan. Keuntungan meliputi negara/daerah, keuntungan sektor swasta dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. Sedangkan biaya meliputi biaya investasi, biaya operasional dan lain-lain serta biaya-biaya yang tidak bersifat materi seperti kerusakan lingkungan dan budaya.

2.3

TAHAP III : PENYUSUNAN RENCANA FISIK (MASTER PLAN) PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KAWASAN WISATA.

Rencana komprehensif pariwisata ini akan terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. Rekomendasi kebijaksanaan dan prioritas pengembangan. Program penambahan fasilitas yang dibuthkan. Rencana Tata Ruang Kawasan. Strategi pelaksanaan, koordinasi dan pembiayaan. Rekomendasi penanggulangan dampak lingkungan dan sosialekonomi. 6. Program jangaka pendek, menengah, dan panjang. Dalam hal ini, rencana tata ruang kawasan merupakan bagian yang terpenting. Rumusan rencana ini disusun berdasarkan 3 masukan hasil analisis sebelumnya yaitu : 1. Rumusan kebutuhan fasilits tambahan 2. Rumusan potensi penggunaan lahan kawasan 3. Rumusan obyek/tujuan wisata yang diinginkan wisatawan.

2.4

TAHAP IV : REKOMENDASI PENANGANAN PENANGGULANGAN DAMPAK

Dalam tahap ini dirumuskan dampak yang mungkin timbul dari rencana pengembangan yang telah disusun, serta diberikan rekomendasi penanganan dampak tersebut baik dampak terhadap lingkungan maupun dampak sosial-ekonominya.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

3.

RENCANA KERJA

Setelah ditentukan kerangka pendekatan perencanaan, terutama kerangka analisisnya, maka untuk menghasilkan beberapa keluaran yang diinginkan tepat pada waktunya, perlu disusun rencana operasional penanganan pekerjaan penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara dan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Danau Sebedang. Rencana operasional ini pada dasarnya berisikan penjadwalan pekerjaan, organisasi pelaksanaan, dan alokasi sumber daya manusia yang menangani pekerjaan ini, sesuai dengan kemampuan yang diinginkan dan keterlibatannya dalam keseluruhan pekerjaan. Dengan adanya Rencana Operasional yang jelas, pengelolaan serta pengendalian pekerjaan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien, untuk mencapai hasil yang optimal.

3.1

JADWAL PENYELESAIAN PEKERJAAN

Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara dan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Danau Sebedang, diperkirakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara, hingga menghasilkan laporan akhir adalah selama kurang lebih 150 hari (atau 22 minggu). Kegiatan perencanaan dalam jangak waktu tersebut meliputi empat tahapan kegiatan, seperti di jelaskan berikut ini. 1. Tahap Pendahuluan, memiliki bobot 5% dari keseluruhan pekerjaan, dan dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu. Tercakup dalam tahapan ini antara lain : pemahaman secara seksama petunjuk pelaksanaan penyusunan RIPPDA Kabupaten Kayong Utara, survei pendahuluan (reconnaissance survey), perumusan isu pokok kepareiwisataan Kabupaten Kayong Utara, penyusunan rencana kegiatan dan lain-lain. Hasil tahap ini berupa Buku Laporan Pendahuluan diharapkan selesai pada akhir minggu kedua. Tahap Survey / Pengumpulan Data, memiliki bobot 20 % dari keseluruhan proses perencanaan dan diselesaikan dalam jangka waktu enam minggu. Beberapa tahapan yang tercakup dalam tahapan ini adalah pengumpulan data-data lapangan baik primer maupun sekunder yang belum didapatkan, tabulasi dan sistematika data.

2.

RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA dan RTR KW. DANAU SEBEDANG

PROPOSAL TEKNIS-

33

PENDAHULUAN

34

3.

Tahap Analisis dan Perumusan Masalah, memiliki bobot 35 % dari keseluruhan pekerjaan dan diselesaikan selama 7 minggu sejak minggu ke-6 sampai minggu ke-12. Tahap Perumusan Rencana, memiliki bobot 20 % dari keseluruhan pekerjaan dan diselesaikan dalam 5 minggu sejak minggu ke-12 sampai minggu ke-17. Pada akhir tahap ini konsultan meyerahkan Buku Rancangan Rencana sebagai bahan diskusi untuk mendapat penyempurnaan. Pada akhir minggu ke-17 ini pekerjaan telah mencapai kemajuan 80 %. Sejak awal minggu ke-18 sampai akhir minggu ke-22 merupakan tahap terakhir pekerjaan dengan bobot 15 %. Tahapan ini merupakan tahapan penyempurnaan Rancangan Rencana berdasarkan masukan yang didapat dari forum diskusi. Pada akhir tahap ini, konsultan menyerahkan Laporan Akhir berupa Buku Rencana.

4.

5.

3.2

ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK

Penyusuanan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kayong Utara ini akan dikerjakan oleh sebuah tim kerja dengan struktur organisasi seperti terlihat pada Gambar 4. Tim ini dipimpin oleh sebuah koordinator tim yang dibantu oleh beberapa ahi dari berbagai disiplin ilmu dalam hal teknis. Staf ahli dibantu oleh beberapa asisten ahli, seluruh pekerjaan ditunjang oleh staf penunjang. Tugas masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut : Koordinator Tim Tugas Utama Koordinator tim adalah mengkoordinasikan seluruh proses pelaksanaan proyek baik teknis maupun administratif. Ketua dapat mengarahkan jalannya proses perencanaan sesuai dengan jadwal dan teamwork yang telah ditetapkan. Koordinator tim bertanggungjawab langsung kepada Direktur Perusahaan. Ahli Planologi dan Pariwisata Ahli Planologi dan Pariwisata adalah satu dari sekian banyak tenaga ahli yang paling berperanan besar dalam keseluruhan teknis penyusunan rencana, sejak penyusunan rencana kegiatan sampai pada penyelesaian akhir buku rencana. Dengan demikian ahli ini harus dapat mengkoordinasikan beberapa tenaga ahli yang terlibat termasuk pula asisten ahli.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

PENDAHULUAN

35

Ahli Planologi dan Pariwisata terlibat hampir di seluruh tahapan persiapan, pengumpulan data, kompilasi, analisis dan penyusunan rencana. Ahli Ekonomi dan Pembiayaan Tugas utama ahli ekonomi adalah mengkaji berbagai implikasi dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan terhadap perubahan struktur ekonomi, kemudian menyusun rencana penanganan agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana yang disusun dan tidak menimbulkan masalah bagi perkembangan masyarakat secara ekonomi. Ahli Ilmu Kemasyarakatan dan Kebudayaan Tugas ahli bidang ilmu ini adalah menganalisis dampak pengembangan ruang terhadap aspek kemasyarakatan dan pola aktivitas, serta dampak budaya yang mungkin ditimbulkannya. Asisten Ahli Asisten Ahli terdiri dari beberapa orang sarjana yunior (fresh graduate) sesuai dengan disiplin ilmu staf ahli. Tugas utamanya adalah membantu staf ahli terutama dalam tahap survai, data entry, analisis tahap awal dan penyusunan laporan. Staf Pendukung Staf Pendukung terdiri dari Drafter dan operator komputer, bertugas mendukung keseluruhan proses penyelesaian pekerjaan dari tahap persiapan sampai tahap penyelesaian laporan akhir baik teknis maupun administratif.

PENYUSUNAN RIPPDA KABUPATEN KAYONG UTARA

PROPOSAL TEKNIS

You might also like