You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KONJUNGTIVITIS

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Hari/ Tanggal Waktu Tempat Struktur Organisasi Penyaji Moderator Notulen Observer/fasilitator

: Penyakit Sistem Sensori Dan Persepsi : Konjungtivitis : Masyarakat : Senin 24-10-2011 : 08.00-08.30 WITA : Desa Adat Buruan

: Mahendra : Netiari : Widjayanti : Ariif Kurniawan

A. Latar Belakang Manusia dipengruhi berbagai system untuk memudahkan mereka memenuhi kebutuhsn hidupnya. Salah satu system yang sangat penting adalah system indra. Namun yang dibahas disini adalah mata, salah satu dari mata adalah konjungtiva . yang lebih mengkhusus membahasa tentang gangguan pada konjungtiva. Sebagai anggota tim kessehatan khususnya perawat,kita penting mengetahui bagaimana konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan dari mata khususnya pada pasien gangguan konjungtiva . Pentingnya mengetahui konsep

dasar penyakit mata memudahkan kita untuk memaahami lebih dalam system kerja indra penglihatan. B. Tujuan Umum Pada akhir penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu memahami tentang pengertian konjungtivitis, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan serta

pencegahannya. C. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian konjungtivitis 2. Menjelaskan penyebab konjungtivitis 3. Menjelaskan gejala klinis konjungtivitis 4. Menjelaskan tentang terapi tindakan pengobatan penyakit konjungtivitis D. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi dan tanya jawab E. Media 1. Laptop 2. LCD 3. Leaflet F. Isi Materi 1. Pengertian konjungtivitis 2. Penyebab konjungtivitis 3. Tanda dan Gejala konjungtivitis 4. Pencegahan konjungtivitis 5. Pengobatan konjungtivitis

G. Proses Pelaksanaan Sasaran No 1. Waktu 5 menit Kegiatan Penyajian Pembukaan a. Salam pembuka b. Perkenalan c. Menyampaikan tujuan d. Kontrak waktu e. Melakukan apersepsi Menyampaikan salam pembuka, maksud dan tujuan serta kontrak waktu pelaksanaan kegiatan kepada peserta penyuluhan dengan bahasa yang sopan dan jelas serta penggunaan kata yang efisien. Menanyakan beberapa pertanyaan seputar opini peserta mengenai topik penyuluhan. Menyampaikan materi dengan jelas dan tepat sesuai dengan metode yang dipilih Menyampaikan materi tidak berbelit-belit serta efisien sehingga mencegah kekurangan waktu Memanfaatkan semua media yang tersedia untuk menyampaikan materi dengan baik. Melalukan dialog interaktif dengan peserta penyuluhan. Menanyakan beberapa pertanyaan singkat kepada pasien tentang materi penyuluhan untuk mengetahui feed back. Misalnya dengan memberikan studi kasus Masyarakat Menjawab salam Memperhatikan dan terlihat antusias mengikuti penyuluhan

2.

15 menit

Kegiatan Inti a. Penyampaian materi Pengertian konjungtivitis Penyebab konjungtivitis Tanda dan Gejala konjungtivitis Pencegahan konjungtivitis Pengobatan konjungtivitis Penutup a. Sesi tanya jawab b. Melakukan evaluasi c. Menyimpulkan materi yang didiskusikan d. Mengakhiri kegiatan dengan salam

Menyimak dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan antusias.

3.

10 menit

Peserta penyuluhan dengan antusias bertanya dan berdialog tentang materi penyuluhan. Bersama penyaji menyimpulkan materi. Mengerti dan

dan hadiah kepada peserta yang bisa menjawab dengan benar. Menyampaikan kesimpulan dengan singkat dan jelas. Menyampaikan salam penutup dan ucapan terimakasih dengan sopan dan jelas.

mempunyai pengetahuan baru tentang materi penyuluhan ditandai dengan hampir keseluruhan peserta dapat menjawab studi kasus. Menjawab salam.

H. Setting Tempat Penyuluhan dilaksanakan di balai Desa Sukawati


tembok

Laptop

Penyaji

LCD

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

Peserta Penyuluhan

I. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur o SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan. o Media (Laptop, LCD, Leaflet) dan tempat sudah siap o Moderator dan sekretaris sudah siap. o Peserta siap mengikuti penyuluhan. 2. Evaluasi Proses o Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana. o Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah direncanakan. o Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluhan. 3. Evaluasi Hasil o Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. o Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik. o Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami tentang isi penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.

J. Referensi Arief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3 jilid 1. Jakarta: Penerbit Media Esculapius FKUI.. Arthur C. Guyton and John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC. Daniel G. Vaughan, dkk. 2000. Oftamologi Umum. Jakarta: Widya Medika. Marylin E. Doengoes, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Peneribit Buku Kedokteran EGC. http://duniavirly.blogspot.com/2012/02/askep-konjungtivitis.html, diakses tanggal 16 Februari 2012 http://ners-blog.blogspot.com/2011/03/askep-gangguan-konjungtiva.html, diakses tanggal 16 Februari 2012 Smeltzer Bare, dkk. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Volume III. Jakarta: EGC

LAMPIRAN
A. DEFINISI Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis. Konjungtivitis (mata merah) adalah inflamasi pada konjungtiva oleh virus, bakteri, clamydia, alergi, trauma/ sengatan matahari (Long B C, 1996). Konjungtivitis adalah infeksi atau inflamasi pada konjungtiva mata dan biasa dikenal sebagai pink eye. Konjungtivitis biasanya tidak ganas dan bisa sembuh sendiri. Dapat juga menjadi kronik dan hal ini mengindikasikan perubahan degenerative atau kerusakan akibat serangan akut yang berulang. Klien sering datang dengan keluhan mata merah. Pada konjungtivitis didapatkan hyperemia dan injeksi konjungtiva, sedangkan pada iritasi

kojungtiva hanya injeksi konjungtiva dan biasanya terjadi karena mata lelah, kurang tidur, asap, debu, dan lain-lain. Konjungtivitis inflamasi dapat terjadi karena terpapar alergen atau iritan dan tidak menular. Konjungtivitis infeksi lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan mudah menular. Penyebab tersering meliputi bakteri, virus dan klamidia. Sedangkan penyebab yang kurang sering adalah alergi, penyakit parasit dan yang jarang adalah infeksi jamur atau occupational irritant. Bentuk idiopatik dapat berhubungan dengan penyakit sistemik tertentu seperti ertema multipormis dan penyakit tiroid. Konjungtivitis terbagi dalam tiga jenis, yaitu konjungtivitis alergi atau vernal, infeksi atau bacterial, dan viral 1. Konjungtivitis Alergi Infeksi ini bersifat musiman dan berhubungan dengan sesitifitas terhadap serbuk, protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan atau obat (atropine dan antibiotic golongan mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray, tatarias, asap rokok. Asma, demam kering dan eczema juga berhubungan dengan konjungtivitis alergi.

Gejala jenis konjungtivitis ini adalah edema konjungtiva ringan sampai berat, sensasi terbakar dan injeksi vaskuler. Lakrimasi kadang-kadang terjadi. Rasa gatal adalah yang paling parah pada bentuk konjungtivitis ini. Kadang-kadang didapatkan rabas seperti air. 2. Konjungtivitis Infektif Jenis konjungtivitis ini juga berhubungan dengan pink eye dan mudah menular. Wabah pink eye dapat terjadi pada populasi yang padat dan dengan standar kesehatan yang rendah. Penyebab infeksi ini adalah Staphylococcus aureus. Dapat juga terjadi setelah terpapar Haemophilus influenza atau N. gonorhoea. Dapat terjadi bersamaan dengan morbili, parotitis epidemika, bleferitis, obstruksi duktus nasolakrimalis, karena penyinaran cahaya (konjungtivitis elektrika). Gejalanya, dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora dan rabas pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi lebih tebal atau mucus dan berkembang menjadi purulent yang menyebabkan kelopak mata menyatu dalam posisi tertutup terutama saat bangun tidur pagi hari. Dapat ditemukan kerusakan kecil pada epitel kornea. 3. Konjungtivitis Viral Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling sering adalah keratokonjungtivitis epidemika) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan mononucleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Gejalanya, pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotopobia dan sensasi adanya benda asing pada mata. Epiofora merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva dapat menjadi kemerahan dan bisa terjadi nyeri periorbital. B. ETIOLOGI Penyebab konjungtivis tergantung dari jenis konjungtivis. Berikut ini etiolgi berdasarkan klasifikasi konjungtivis yaitu

1. Konjungtivis Alergi Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat merupakan bagian dari Sindrom Steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat akibat reaksi alergi pada orang dengan presdiposisi alergi obat-obatan. Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi. 2. Konjungtivis Infektif Disebabkan oleh bakteri seperti: Stafilokok Streptokok Corynebacterium diphtheriae Pseudomonas aeruginosa Neisseria gonorrhoea Haemophilus influenza

3. Konjungtivis Viral Disebabkan oleh virus seperti: Adenovirus Herpes simpleks Herpes zoster Klamidia New castle Pikorna Enterovirus

C. GEJALA KLINIS Tanda-tanda konjungtivitis, yakni: 1. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak. 2. Produksi air mata berlebihan (epifora).

3. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas. 4. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan. 5. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya. 6. Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). 7. Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah) (Anonim, 2009). Gejala Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi (Anonim, 2004). Gejala lainnya adalah: 1. Mata berair 2. Mata terasa nyeri 3. Mata terasa gatal 4. Pandangan kabur 5. Peka terhadap cahaya D. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi tergantung pada penyebabnya, terapi dapat meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak mata, atau kompres hangat. Bila konjugtivits disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan instruksipada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah.

Terapi pada infeksi bakteri adalah dengan antibiotic (sulfonamid topikal), pada infeksi virus dengan sulfonamide/antibiotika tetes mata spectrum luas untuk mencegah infeksi sekunder, sedangkan untuk infeksi alergi diberikan vasokonstriktor tetes seperti nafazolin, kompres dingin, dan antihistamin oral Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan. Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotiksteroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis. Pada banyak kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif, tanpa adanya kontraindikasi. Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea, diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin sebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengan doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk menyingkirkan tuberkulosis. E. PENCEGAHAN 1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih. 2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit. 3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya. 4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

You might also like