You are on page 1of 6

Rubrik Corporate Governance

PENERAPAN GCG di PT INDOFARMA


Pendahuluan Pengertian GCG (Good Corporate Governance) atau tata kelola perusahaan yang baik menurut Kementerian BUMN RI adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika (sesuai Kep-Men No.117/M-MBU/2002 pasal 1). Unsur atau aspek serta organ dalam penerapan GCG , antara lain : 1. Komitmen, adalah Peraturan atau Kebijakan tertulis mengenai GCG berikut upaya untuk melaksanakan aturan Corporate Governance yang ada, serta penyajian usaha yang dilakukan dalam penerapan praktek GCG.

2. Organ Utama, terdiri dari : 2.1. Pemegang Saham, menyangkut struktur kepemilikan saham, hak dan perlindungan bagi pemegang saham serta perannya dalam RUPS. 2.2. Komisaris, menyangkut Struktur Dewan Komisaris dan seluruh proses yang terjadi dalam kaitannya sebagai pengawas perusahaan. 2.3. Direksi, menyangkut Struktur dan Komposisi Direksi dan seluruh proses yang terkait dengan perannya sebagai pengelola perusahaan. 3. Organ Pendukung, terdiri dari: Komite-Komite Komisaris, Sekretaris Komisaris, Corporate Secretary, auditor internal dan auditor eksternal. 4. Stake Holder lainnya, antara lain karyawan, pemerintah, customer, supplier dan masyarakat pada umumnya. Disini harus ada Panduan yang jelas mengenai pengelolaan hubungan antara Perusahaan dengan Stakeholders, kemudahan memperoleh informasi bagi Stakeholders serta kebijakan yang mencerminkan Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat secara luas. Selain organ organ yang harus ada di atas, penerapan Good Corporate Governance harus menganut prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Transparancy ( Transparansi )

Yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan, keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai Perusahaan bagi publik, Dewan Komisaris, Pemegang Saham atau Stakeholders lainnya. 2. Accountability ( Akuntabilitas ) Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung-jawaban organ Perusahaan. Masing-masing mempunyai wewenang dan tanggungjawab yang jelas dan wajib melaporkan pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab tersebut. 3. Responsibility ( Pertanggungjawaban ) Yaitu kesesuaian atau kepatuhan pengelolaan Perusahaan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Contoh : Kepatuhan terhadap UU keselamatan kerja dan lingkungan, kepatuhan dalam pembayaran pajak. 4. Independence ( Kemandirian ) Yaitu bebas dari pengaruh (tekanan) pihak luar yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat serta menghindari konflik kepentingan dalam semua pengambilan keputusan. 5. Fairness ( Kewajaran ) Yaitu perlakuan yang adil dan setara terhadap hak-hak semua pihak (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan Perundangundangan yang berlaku.

Penerapan GCG di PT Indofarma Bagaimana penerapan GCG di PT Indofarma (Persero), Tbk? Dengan kata lain sejauh mana PT Indofarma telah melaksanakan GCG sesuai ukuran-ukuran di atas tersebut? Pada tahun buku 2009 implementasi GCG di Indofarma telah dilakukan assessment oleh lembaga independen (yakni BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Republik Indonesia). Hasil skor penerapan GCG di PT Indofarma adalah 77,61 yang termasuk kategori Baik. Hal ini memberikan gambaran bahwa perusahaan telah menerapkan GCG secara baik kepada semua stake holder dalam berbagai aspeknya seperti di bawah ini.

Aspek Komitmen Aspek komitmen terkait dengan ketersediaan pedoman/kebijakan GCG, PT. Indofarma telah memiliki : 1. Code of Corporate Governance (Pedoman Corporate Governance) yang telah disahkan pada tahun 2007. 2. Board of Manual 3. Code of Conduct (Kode etik perilaku) 4. Audit Committee Charter (Komite Audit Charter) 5. Internal Audit Charter 6. Kebijakan Sistem Pengendalian Internal, yang memuat tentang : Lingkungan pengendalian, Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, Aktivitas pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Aktivitas pemantauan dan monitoring 7. Kebijakan umum Teknologi Informasi yang mengatur tentang kebijakan umum, tahapan pengembangan, pengendalian dan keamanan. 8. Kebijakan tentang hak-hak dan kewajiban karyawan, tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama. 9. Kebijakan tentang hak-hak konsumen. 10.Pedoman Pengadaan barang dan Jasa 11.Kebijakan tentang Corporate Social Responsibility Penerapan GCG pada aspek komitmen perusahaan tercermin dari pemenuhan Best Practices penerapan GCG pada 3 (tiga) indikator yakni (i) Penandatanganan Pedoman / Kebijakan (ii) Pelaksanaan aturan Corporate Governance (iii) Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku. Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut :

Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik, dalam arti memenuhi atau mendekati Best Practices penerapan GCG, nampak dalam pelaksanaan praktek yang terkait dengan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, baik peraturan perundang-undangan dari Pemerintah Pusat maupun Daerah yang terkait dengan bidang usaha perusahaan. Hal ini tercermin dari tidak adanya tuntutan atau sanksi yang disebabkan oleh pelanggaran terhadap peraturan Perundang-undangan dari Pemerintah Pusat maupun Daerah. Sedangkan yang masih memerlukan perbaikan atau penyempurnaan, antara lain tentang : 1. Penandatanganan Pedoman/Kebijakan, belum seluruh pegawai menandatangani Code of Conduct serta perlunya pembaharuan Code of Conduct secara berkala. 2. Pedoman Corporate Governance dan Code of Conduct telah disosialisasikan ke seluruh jajaran Perusahaan, namun belum semua memahaminya.

Aspek Hak dan Tanggungjawab Pemegang Saham Hak dan tanggungjawab pemegang saham yang sudah berjalan dan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, antara lain : 1. Pemegang Saham melalui RUPS telah menyetujui semua transaksi penting sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. RUPS menyetujui/mengesahkan Laporan Perhitungan Tahunan Perseroan. 3. RUPS mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direksi. 4. RUPS menetapkan auditor eksternal. 5. RUPS menetapkan gaji/remunerasi Direksi dan Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Pelaksanaan RUPS sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan. Sedangkan Hak dan tanggungjawab Pemegang Saham yang masih memerlukan penyempurnaan, antara lain : 1. Transparansi dalam proses pemilihan Komisaris dan Direksi. 2. Pengangkatan anggota Komisaris belum melalui mekanisme Fit and Proper Test.

3. Penilaian terhadap Komisaris belum dilakukan baik kolegial maupun individual karena belum ada mekanismenya. Aspek Komisaris Komisaris sebagai salah satu organ utama penerapan GCG sudah berjalan, hal ini terlihat dalam pelaksanaan praktek sebagai berikut : 1. Persetujuan Komisaris dalam RJPP dan RKAP. 2. Kemudahan Komisaris dalam mendapatkan informasi tentang Perusahaan. 3. Setiap anggota Komisaris telah mendatangani mengantisipasi adanya conflict of interest. Pakta Integritas untuk

Sedangkan hal-hal yang masih memerlukan perbaikan antara lain : 1. Peran Komisaris dalam pemilihan calon anggota Direksi belum terlihat terlibat, baik berupa usulan nama maupun dokumentasi hasil seleksi. 2. Pemantauan efektivitas praktek GCG. Aspek penerapan GCG organ Direksi secara umum sudah berjalan baik, hal ini. nampak dalam pelaksanaan praktek sebagai berikut : 1. Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggungjawab dan otoritas yang tercermin dalam Struktur Organisasi Perusahaan, dan pada umumnya pejabat yang ditempatkan Direksi untuk mengisi jabatan telah sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. 2. Peran Direksi dalam perencanaan perusahaan telah sesuai dengan ketentuan yang ada dan melalui analisa SWOT, penetapan sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja RJPP 3. Setiap anggota Direksi telah menandatangani mengantisipasi adanya conflict of interest Pakta Integritas untuk

4. Direksi telah memberlakukan yang sama (fairness) dalam memberikan informasi kepada Pemegang Saham, Komisaris dan Stakeholders lainnya. Sedangkan hal-hal yang masih memerlukan penyempurnaan antara lain : 1. Kontrol terhadap implementasi rencana kebijakan perusahaan, antara lain pelaksanaan manajemen risiko, pelaksanaan sistem teknologi informasi serta tindak lanjut hasil pemeriksaan SPI dan auditor eksternal.

2. Belum ada penetapan Key Performance Indicator sampai unit kerja Untuk aspek organ pendukung dalam penerapan GCG, perusahaan secara umum sudah memenuhinya, hal ini terlihat dengan sudah adanya komite-komite yang dibentuk oleh Komisaris, antara lain Komite Audit, Komite Remunerasi, Komite GCG dan lain lain, serta adanya organ pendukung lainnya misalnya auditor internal, auditor eksternal dan Corporate Secretary. Ringkasnya implementasi GCG secara umum di PT. Indofarma (Persero) Tbk, dapat dikatakan sudah baik. Sekali lagi hal itu tercermin dari assesment tim BPKP untuk tahun 2009 yang hasilnya skor/nilai 77,61 (Baik) dari skor maksimal 100. Perlu diketahui skor ini lebih baik daripada skor yang didapat saat assessment tahun 2006 yakni 71,53.

(Ditulis oleh Durrokhim Syamsuri, Manajer Implementasi GCG dan Manajemen Risiko PT Indofarma)

You might also like