You are on page 1of 24

1

KONSEP HARTA DALAM ISLAM KONSEP HARTA DALAM ISLAM KONSEP HARTA DALAM ISLAM KONSEP HARTA DALAM ISLAM
( (( (Kajian Terhadap Peran Harta Dalam AItivitas Bisnis Berbasis Syari Kajian Terhadap Peran Harta Dalam AItivitas Bisnis Berbasis Syari Kajian Terhadap Peran Harta Dalam AItivitas Bisnis Berbasis Syari Kajian Terhadap Peran Harta Dalam AItivitas Bisnis Berbasis Syari` `` `ah ah ah ah) )) )
Oleh SoIyan ZeIri, SHI., MSI.
1


BAB I BAB I BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Dalam menjalanIan aItivitas bisnis, tentunya di laIuIan untuI mendapat
Ieuntungan sebanyaI-banyaI berupa harta, dan ini di benarIan dalam Islam. Karena di
laIuIannya bisnis memang untuI mendapatIan Ieuntungan materi (qimah madiyah).
Dalam IonteIs ini hasil yang di peroleh, di miliIi dan dirasaIan, memang berupa harta.
Dewasa ini, dalam realitas masyaraIat di seIitar Iita IepemiliIan atas harta
merupaIan standarisasi dalam menentuIan Iebahagiaan hidup seseorang, harta yang
melimpah menunjuIIan bahwa ia adalah orang yang berbahagia. Sehingga dengan
asumsi tersebut, menurut hemat penulis, cuIuplah menjadi sebuah alasan mengapa
manusia cendrung berlomba-lomba untuI memperbanyaI harta IeIayaan yang
dimiliIi, Iarena Iebutuhan manusia atau Iesenangan manusia terhadap harta sama
posisinya dengan Iebutuhan hidup manusia terhadap anaI dan atau Ieturunan.
Sehingga dengan demiIian Iebutuhan manusia terhadap harta merupaIan Iebutuhan
yang mendasar, sebagaimana Firman Allah swt dalam surat al-KahIi ayat 46, yang
berbunyi :
` ' ='\ _` . ,'\ ` - ., ' , ='\ ' ,'.` .\
Dari latar belaIang di atas, mungIin aIan muncul pertanyaan sederhana
tentang bagaimana IeduduIan harta dalam Islam ? Dan Seperti apa meIanisme ber
mu`amalat atas harta yang diIehendaIi dalam aItivitas Bisnis yang Islamy ?. Serta
bagaimana peran harta dalam Iehidupan manusia sebagai 'alat untuI mencapai
Iebahagian dunia aIhirat ?.

1
Penulis adalah CPNS CAKIM di Pengadilan Agama Sidoarjo Jawa Timur dan Alumni
Mahasiswa pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga YogyaIarta Konsentrasi HuIum Bisnis Syariah (HBS).
2
UntuI itu, dalam paper ini penulis aIan mencoba meng-elaborasiIan Ionsep
harta dalam tataran deIenisi, Iungsi, jenis-jenis, unsure harta dan urgensinya dalam
Islam, serta analisis yang penulis laIuIan terIait peran harta dalam aItivitas Bisnis
Islam, sebagai 'alat guna membangun IemaImuran dan Iesejahteraan dalam hidup
dan Iehidupan.
BAB II BAB II BAB II BAB II
PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A. A. A. A. PENGERTIAN HARTA PENGERTIAN HARTA PENGERTIAN HARTA PENGERTIAN HARTA
Harta dalam bahasa arab disebut al-mal, yang merupaIan aIar Iata dari
laIadz yang berarti condong, cenderung, dan miring.
Dalam al-Muhith
2)
dan Lisan Arab
3)
, menjelasIan bahwa harta merupaIan
segala sesuatu yang sangat diinginIan oleh manusia untuI menyimpan dan
memiliIinya. Dengan demiIian unta, sapi, Iambing, tanah, emas, peraI dan segala
sesuatu yang disuIai oleh manusia dan memiliIi nilai (qimah), ialah harta IeIayaan.
-Ibnu Asyr- mengataIan bahwa ; 'IeIayaan pada mulanya berarti emas dan
peraI, tetapi Iemudian berubah pengertiannya menjadi segala barang yang disimpan
dan dimiliIi.
4

SedangIan harta (al-ma l), menurut HanaIiyah ialah
,=,'= -,\; _,= _' =., _>=, =.; ' _\; . -='=\
5)

MaIsud pendapat di atas deIenisi harta pada dasarnya merupaIan sesuatu
yang bernilai dan dapat disimpan. Sehingga bagi sesuatu yang tidaI dapat disimpan,
tidaI dapat diIatagoriIan sebagai harta.
6)
Adapun manIaat termasuI dalam Iatagori
sesuatu yang dapat dimiliIi, ia tidaI termasuI harta.
7)
SebaliInya tidaIlah termasuI

2
Majduddin al-Firuzabadi, Al-Qamus al-Muhith. jilid 4 (MD. 817) , hlm 52.
3
Jamaluddin Abul Fadhl Muammad binMuIrim bin Manzur al-Anshari al-AIriqi al-Mashri Lisan
al-Arab, (MD. 771 H) artiIel lam bagian mim
4
YusuI al-Qaradhawi, Fiqhuz ZaIat, jilid Ie-1 (Bairut-Libabon : Muassasat ar-Risalah, 1973),
hlm 123
5
Yaitu : 'Sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan memungIinIan untuI disimpan
hingga dibutuhIan.
6
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah. Ed. 1 (JaIarta : PT. Raja GraIindo Persada, 2007), hlm. 9
7
Ulama` HanaIiyah membedaIan deIenisi harta dengan miliI : MiliI MiliI MiliI MiliI (al-milI) ialah sesuatu yang
dapat digunaIan secara Ihusus dan tidaI dicampuri penggunaannya oleh orang lain sedangIan Harta Harta Harta Harta (al-
3
harta IeIayaan sesuatu yang tidaI mungIin dipunyai tetapi dapat diambil manIaatnya,
seperti cahaya dan panas matahari, Begitu juga tidaIlah termasuI harta IeIayaan
sesuatu yang pada gahlibnya tidaI dapat diambil manIaatnya, tetapi dapat dipunyai
secara IongIrit dimiliIi, seperti segenggam tanah, setetes air, seeIor lebah, sebutir
beras dan sebagainya.
8)
Dengan demiIian, Ionsep harta menurut -Imam HanaIi- yaitu segala sesuatu
yang memenuhi dua Ieriteria :
Pertama : Sesuatu yang dipunyai dan bisa di ambil manIaatnya menurut
ghalib.
Kedua : Sesuatu yang dipunyai dan dan bisa diambil manIaatnya secara
IongIrit (a`yan), seperti tanah, barang-barang perlengIapan,
ternaI dan uang.
9)


Menurut Jumhur Ulama` Iiqh selain HanaIiyyah, mendeIenisiIan Ionsep
harta sebagai beriIut :
. '- ' -, ', -'-- -- -'- .
(10
. - -, ,''-
11
.
(

Dari pengertian di atas, Jumhur Ulama` memberiIan pandangan bahwa
manIaat termasuI harta, sebab yang penting adalah manIaatnya dan buIan dzatnya.
Intinya bahwa segala macam manIaat-manIaat atas sesuatu benda tersebut dapat
diIuasai dengan menguasai tempat dan sumbernya, Iarena seseorang yang memiliIi
sebuah mobil misalnya, tentu aIan melarang orang lain mempergunaIan mobil itu
tanpa izinnya.
12)

MaIsud manIaat menurut jumhur Ulama` dalam pembahasan ini adalah
Iaeadah atau Iegunaan yang dihasilIan dari benda yang tampat, seperti mendiami
rumah atau mengendarai Iendaraan. Adapun HaI, yang ditetapIan syara` Iepada

mal) adalah sesuatu yang dapat disimpan untuI digunaIan IetiIa dibutuhIan. Dalam penggunaannya,
harta bisa dicampuri oleh orang lain. Lihat, EnsiIlopedi EIonomi dan PerbanIIan Syari`ah, Iarya Habib
Nazir dan AIiI Muhammad., hlm. 368.
8
YusuI al-Qaradhawi, Fiqhuz ZaIat., hlm. 124.
9
Habib Nazir dan AIiI Muhammad, EnsiIlopedi EIonomi dan PerbanIIan Syari`ah. Cet Ie1
(Bandung : KaIi Langit, 2004), hlm. 368.
10
Yaitu : 'segala sesuatu yang bernilai dan mesti merusaInya dengan menguasainya
11
Yaitu : "segala sesuatu yang memiliIi nilai dan bersiIat harta.
12
Habib Nazir dan AIiI Muhammad..., hlm. 368.
4
seseorang secara Ihusus dari penguasaan sesuatu, terIadang diIaitIan dengan harta,
seperti haI miliI, haI minum, dan lain-lain. AIan tetapi terIadang tidaI diIaitIan
dengan harta, seperti haI mengasuh dan lain-lain.
13)

Menurut -Imam as-Suyuthi- harta ialah segala sesuatu yang dapat dimiliIi
dan mempunyai nilai jual yang aIan terus ada, Iecuali bila semua orang telah
meninggalIannya. Kalau baru sebagian orang saja yang meninggalIannya, barang itu
mungIin masih bermanIaat bagi orang lain dan masih mempunyai nilai bagi mereIa.
14)

Menurut -ahli huIum positiI- dengan berpegang pada Ionsep harta yang
disampaiIan Jumhur ulama` selain HanaIiyyah. MereIa mendeIenisiIan bahwa benda
dan manIaat-manIaat itu adalah merupaIan Iesatuan dalam Iatagori harta IeIayaan,
begitu juga haI-haI, seperti haI mengarang, haI paten, haI cipta dan sejenisnya. Oleh
Iarena itu IeIayaan menurut mereIa lebih luas dari pada Ionsep harta IeIayaan
menurut ahli-ahli Iiqh.
15)

Menurut sebagian ulama`, yang dimaIsud dengan harta ialah :
'= ,=, -,\; _,=\ _=, -, .,\ _.=\
(16

Menurut sebagian ulama lainnya, bahwa yang dimaIsud dengan harta ialah :
> _,= .. -=, -,.'= -\..= _,, _'.\
(
17

Sementara Konsep harta menurut -Hasby Ash-Shiddiqy- ialah segala sesuatu
yang memiliIi Iatagori sebagai beriIut :
1) Nama selain manusia yang diciptaIan Allah untuI mencuIupi
Iebutuhan hidup manusia, dapat dipelihara pada suatu tempat dan
dapat diIelola (tasarruI) dengan jalan iIhtiar.
2) Sesuatu yang dapat dimiliIi oleh setiap manusia,baiIoleh seluruh
manusia maupun sebagian manusia.
3) Sesuatu yang sah untuI diperjual beliIan.

13
Rahmad SyaIei, Fiqh Mu`amalah (Bandung : PustaIa Setia, 2006), hlm 23.
14
Habib Nazir dII, EnsiIlopedi EIonomi dan PerbanIIan Syari`ah., hlm. 368
15
SyeIh Ali KhaIiI, AhIam Mu`amalat as-Syar`iyyah (ttIp.ttp.tt). hlm 3-4.
16
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah., hlm. 10. Yaitu : 'Sesuatu yang diinginIan manusia
berdasrIan tabiatnya, baiI manusia itu aIan memberiIannya atau aIan menyimpannya.
17
Ibid. Yaitu : 'Segala sesuatu yang berharga, bersiIat materi yang berputar di antara manusia.
5
4) Sesuatu yang dapat dimiliIi dan mempunyai nilai (harga), dapat
diambil manIaatnya dan dapat disimpan.
5) Sesuatu yang berwujud, sesuatu yang tidaI berwujud mesIipun dapat
diambil manIaatnya tidaI termasuI harta. Semisal manIaat, Iarena
manIaat tidaI berwujud,maIa tidaI termasuI harta.
6) Sesuatu yang dapat disimpan dalam waItu yang lama atau sebentar
dan dapat diambil manIaatnya IetiIa dibutuhIan.


18)

-Ibnu Najm- mengataIan, bahwa harta IeIayaan, sesuai dengan apa yang
ditegasIan oleh ulama`-ulama` Ushul Fiqh, adalah sesuatu yang dapat dimiliIi dan
disimpan untuI Ieperluan tertentu dan hal itu terutama menyangIut yang IongIrit.
Dengan demiIian tidaI termasuI di dalamnya pemiliIan semata-mata atas manIaat-
manIaat saja. Dalam hal ini, beliau menganalogiIan Ionsep harta dalam persoalan
waris dan waIaI, sebagaimana dalam al-KasyI al-Kabir disebutIan bahwa zaIat
maupun waris hanya dapat terrealisasi dengan menyerahIan benda (harta atau tirIah
dalam hal waris) yang IongIrit, dan tidaI berlaIu jiIa hanya IepemiliIan atas manIaat
semata, tanpa menguasai wujudnya.
19)

Dari beberapa deIenisi yang telah diuraiIan, dalam memahami Ionsep harta
disini, penulis aIan mendialeItiIaIan Ionsep harta dengan nash-nash berIenaan
dengan aItivitas bisnis. UntuI itu, menurut hemat penulis bahwa pada dasarnya harta
(al-Mal) merupaIan segala sesuatu yang memiliIi nilai-nilai legal dan IongIrit (a`yan)
wujudnya, disuIai oleh tabiat manusia secara umum, bisa dimiliIi, dapat disimpan
serta dapat dimanIaatIan dalam perIara yang legal menurut syara`, seperti sebagai
modal bisnis, pinjaman, Ionsumsi, hibah dan sebagainya.

B. B. B. B. UNSUR UNSUR UNSUR UNSUR- -- -UNSUR HARTA. UNSUR HARTA. UNSUR HARTA. UNSUR HARTA.
Menurut para Iuqaha, harta dalam perspeItiI Islam bersendi pada dua unsur ;
Pertama, unsur aniyyah dan Kedua, unsur urI. Unsur aniyyah ialah bahwa harta itu

18
Hasby Ash-Shiddiqy, Pengantar Ilmu Mu`amalah (JaIarta: Bulan Bintang,1994), hlm. 140.
19
Ibnu Najm, al-Bahr ar-Raiq, jilid 2, hlm 217. atau lihat YusuI al-Qaradhawi, Fiqhuz ZaIat.,
hlm. 124.
6
ada wujudnya dalam Ienyataan (a`yun). ManIaat sebuah rumah yang dipelihara
manusia tidaI disebut harta, tetapi termasuI miliI atau haI.
SedangIan unsur urI ialah segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh
manusia atau oleh sebagian manusia, tidaIlah manusia memelihara sesuatu Iecuali
menginginIan manIaatnya, baiI manIaat yang bersiIat madiyyah maupun
ma`nawiyyah.
20)


C. C. C. C. KEDUDUKAN HARTA DALAM ISLAM KEDUDUKAN HARTA DALAM ISLAM KEDUDUKAN HARTA DALAM ISLAM KEDUDUKAN HARTA DALAM ISLAM

Sesungguhnya Iaidah pertama dalam membangun eIonomi Islam adalah
menghargai nilai harta benda dan peranannya dalam Iehidupan manusia. Karena
asumsi yang beredar sebelum datangnya Islam, baiI sebagai pemahaman agama atau
aliran, telah menganggap harta sebagai IeburuIan, sedangIan IemisIinan dianggap
sebagai IebaiIan, bahIan menganggap segala sesuatu yang berIaitan dengan
IeniImatan materi merupaIan Iotoran bagi ruhani dan penghambat bagi peningIatan
Iemuliaan ruhani.
DemiIian itu sebagaimana diIenal dalam IalsaIah Brahma di India dan di
dalam aliran Manawi' di Paris, sebagaimana juga diIenal dalam agama Kristen.
Kecenderungan ini semaIin jelas dalam sistem Ierahiban (Iependetaan).
21)

Para pemiliI Injil (Matius, Marcus, dan LuIas) menceritaIan dari Al Masih,
"Bahwa sesungguhnya ada seorang pemuda Iaya yang ingin mengiIuti Al Masih dan
ingin masuI Ie agamanya, maIa Al Masih berIata Iepadanya, "Jual lah harta miliImu
Iemudian beriIanlah dari hasil penjualan itu Iepada Iuqara' dan Iemari iIuti aIu."
MaIa IetiIa dirasa berat bagi pemuda itu maIa Al Masih pun berIata, "Sulit bagi
orang Iaya untuI memasuIi Ierajaan langit! Saya IataIan juga Iepadamu,
"Sesungguhnya masuInya unta Ie lubang jarum itu lebih mudah, daripada masuInya
orang Iaya Ie Ierajaan Allah."
22)


20
Hendi Suhendi, Fiqh Mu`amalah., hlm. 9
21
YusuI Qaradhawi, Sistem MasyaraIat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah. Cet. Ie 1 (Solo :
Citra Islami Press, 1997), hlm. 78.
22
Ibid
7
Berbagai aliran (faham) baru seperti Materialis dan Sosialis, mereka
menjadikan perekonomian itu sebagai tujuan hidup dan menjadikan harta sebagai
Tuhannya bagi individu dan masyarakat.
23)
Adapun Islam tidak memandang harta
kekayaan itu seperti pandangan mereka yang pesimis dan antipati, bukan pula
memandang seperti pandangan kaum materialistis yang berlebihan, tetapi Islam
memandang harta itu sebagai berikut:
Pertama, Harta sebagai pilar penegaI Iehidupan.
Allah SWT berIirman:
' \ ` .'` . .' , ` =\ ` ,` > \ '= ' _ .` \ = = ` \\ ` - ',` > \ ' =' , ',` =` ` ' ' ,, ',` =` ='> ` \` ',` , \ ' \'
' ` '= =
(24


Kedua, Di dalam beberapa ayat Al Qur'an harta disebut dengan Iata,
"Khairan" yang berarti suatu IebaiIan sebagai beriIut:
- ' , - = ' , ='' -, - - ' .
(25

'` ' = ',` .' '. ' '_ = ', = _', . \ '\ \ _, , ' ''\ _ =' . ,'\ _, >' = ='\ _', , ,` =\ ' = ` \ =' . '_ = ', =
` _ , -` \\ - , ,, \ = .
(26



, .` > ',` >', \ = . ; = = ` ,` > . = ' ` .' ='\ '_ ; = . ', = ` -` , = '\ _', . \ '\ \ _, , ' ''\ ` '= ='\' , '` =
_ \ = _, ` .` ='\ .
(27


Ketiga, KeIayaan merupaIan niImat Allah yang diberiIan Iepada para
Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman dan bertaqwa dari hamba-hamba-Nya, Allah
berIirman:

23
Ibid
24
An-Nisa': 5. artinya "Dan janganlah Iamu serahIan Iepada orang-orang yang belum sempurna
aIalnya, harta (mereIa yang ada dalam IeIuasaanmu) yang dijadiIan Allah sebagai poIoI (penegaI)
Iehidupan."
25
Al 'Adiyaat: 8. artinya "Dan sesunggahnya manusia itu sangat baIhil Iarena cintanya Iepada
IebaiIan (harta)"
26
Al Baqarah: 215. artinya :"KataIanlah, "Apa saja IebaiIan (harta) yang Iamu naIIahIan
hendaIlah diberiIan Iepada ibu bapaI, Iaum Ierabatmu, anaI-anaI yatim, orangorang misIin...."
27
Al Baqarah: 180. artinya 'DiwajibIan atas Iamu, apabila seorang di antara Iamu Iedatangan
(tanda-tanda) maut, jiIa ia meninggalIan harta yang banyaI, berwasiat untuI ibu bapaI dan Iari
Ierabatnya secara ma'ruI,, (ini adalah) Iewajiban atas orang-orang yang bertaqwa."
8
= . = ' \ .' = _ .'= '
(28
'_ ; ',` .' = - \', = ' = ` ,` >, .'=` , ` -` \\ '_ = - \'= '_ ; .' = ` _ ; -` \\ ,, \ = ,, > = .
(29

' \ ` _ ' '= ' _ ` '\ ` . = . ' ` . ' .'= . \ ', ,', \ = .' > , _ = .' =` =\ _' ''\ '_ > \ ` ,` . > ',` =' .'. = '
' = , ` .' > _` , ='> , .
(30


',` >'. .'=` , '= ' , _, . ,
(31

Keempat, harta IeIayaan merupaIan cobaan atau ujian hidup. Dan seIaligus
harta dapat membawa musibah bagi orang yang berpaling dari-Nya dan IuIur terhadap
niImatnya, Allah SWT berIirman:
, = ` = > . = - ,' '. .' > - . = . -` . . ='=` = ' ,, .'' , ' ,` ' . = _` = ` ` > _' > = '. > ,` ='. ' , =
, . ' ' ` = _' , \ _` ='\ ' ='\ ' = , ` .' > _` = .'= ,
(32
.

',` >` . ` \', . \ .'_ = , _ = ' ='\ _` ='\ _' . _ = '= ''\ _` '. ''\ . =` .\ ` = , _, ,'` =\ .
(33


Kelima, Nabi SAW menentuIan pandangannya terhadap harta dengan
sabdanya yang ringIas:
"SebaiI-baiI harta adalah harta yang diberiIan (yang dimiliIi) oleh hamba
yang shalih!" (HR. Ahmad).

Al-Qur`an sebagai pedoman hidup manusia, telah menyebutIan Iurang lebih
86 Iali item mal (.'-) dalam IlasiIiIasi wazan yang beragam
34)
. Lebih dari 20 Iali
pula al-Qur`an menyebutIan bahwa inti IepemiliIan segala harta yang ada di bumi ini
merupaIan miliI Allah saw yang di anugerahIan oleh Nya untuI Iehidupan Iita

28
Adh-Dhuha: 8. artinya "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang IeIurangan, lalu Dia
memberiIan IecuIupan."
29
At-Taubah : 28. artinya : "Dan jiIa Iamu Ihawatir menjadi misIin, maIa Allah aIan
memberiIan IeIayaan Iepadamu dari Iarunia-Nya, jiIa Dia menghendaIi."
30
Al A'raaI: 96. artinya : "JiIalau seIiranya penduduI negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah
Kami aIan melimpahIan Iepada mereIa berIah dari langit dan bumi..."
31
Nuh : 12. artinya "(Allah) memberiIan bantuan Iepadamu dengan harta anaI laIi-laIi"
32
An-Nahl: 112. artinya : "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri
yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeIinya datang Iepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru,
tetapi (penduduI)nya mengingIari niImat Allah; Iarena itu Allah menimpaIan Iepada mereIa paIaian
Ielaparan dan IetaIutan, disebabIan apa yang selalu mereIa perbuat."
33
Al-Baqarah. 155. artinya 'Dan sungguh aIan Kami beriIan cobaan Iepadamu, dengan sediIit
IetaIutan, Ielaparan, IeIurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan beriIanlah berita gembira Iepada
orang-orang yang sabar
34
lihat, Ahmad bin Hasan, Fathu ar-Rahman : Li Tholabi Ayat al-Qur`a n (Surabaya: al-Hidayah,
1322 H), hlm 419-420. artiIel (.,-)
9
sebagai waIil (IhaliIah) Allah untuI mengelolannya. Dengan pemahaman tersebut,
tentunya proses pengelolaan yang Iita laIuIan sebagai IhaliIah harus sesuai dengan
prosedur pengelolangan harta yang telah di tentuIan oleh Sang pemiliI (Allah sw).
Sebagaimana di nyataIan dalam al-Qur`an :
` = _ .` \ _ \ = ',` > \ ' = _ _' ''\ ' =, = = ` ,` . _ .'= _ \ ; .' =` =\ ` _` =` = _', = . = = ` = ` ` > ,
.'_ = ,, \ =
35)

-` \ \ ` ='\` = . =` =\ _' ''\ ' = ' =` , .', , -', \ ; , = ='\ .`
36 (

*** ***
Kemudian, sampai sejauhmana status IepemiliIan atas harta yang telah
diIuasai oleh manusia ?.
Dari apa yang telah penulis uraiIan di atas, bahwa posisi manusia atas harta
IeIayaan adalah sebagai IhaliIah Allah yang bertugas untuI mewujudIan IemaImuran
dan Iesejahteraan dalam hidup dan Iehidupan
37)
serta tugas pengabdian dalam arti
luas
38)
. MaIa status IepemiliIan atas harta yang telah diIuasai oleh manusia menurut
Ietentuan nash al-Qur`an adalah sebagai beriIut :
1. Harta sebagai amanat (titipan, as a trust) dari Allah swt. Karena manusia,
dalam bahasa Einstien, tidaI aIan mampu menciptaIan energi; yang
mampu manusia laIuIan adalah mengubah dari satu bentuI energi Ie
bentuI energi yang lain. Pencipta awal energi adalah Allah swt. DemiIian
pula atas harta benda yang Iita miliIi, yang pasti aIan dimintai
pertanggung jawaban, sebagaimana Allah menyataIan :
' =` . ; ',` >` \ '= ' ',` >` .' \' ' - .'. ` -` \\ ` .'. = '= ' ,, = = .
(39


2. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungIinIan manusia bisa
meniImatinya dan tidaI berlebih-lebihan dalam pengunaannya. Manusia

35
Al-Baqarah : 29. artinya 'Dia-lah Allah, yang menjadiIan segala yang ada di bumi untuI Iamu
dan Dia berIehendaI menuju langit, lalu dijadiIan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu. ...
36
al-Ma`idah : 18. artinya '... Dan Iepunyaan Allah-lah Ierajaan langit dan bumi serta apa yang
ada antara Ieduanya. Dan Iepada Allah-lah Iembali (segala sesuatu).
37
Al-An`am : 165
38
adz-Dzariyat : 56
39
at-Taghabun: 15. artinya : 'Sesungguhnya hartamu dan anaI-anaImu hanyalah cobaan
(amanah) dan di sisi Allah lah pahala yang besar.
10
memiliIi Iecendrungan yang Iuat untuI memiliIi, meniImati dan
menguasai harta. Namun taI jarang Iarna IeIuasaan tersebut, harta
menyebabIan manusia menjadi angIuh, sombong dan membanggaIan
diri, sehingga lupa aIan Iitrahnya sebagai seorang hamba (abdn).
Sebagiaman Iirman-Nya :
'` \ > ` _ ; _' ='. ,'\ _ ='= , \ '_ ' ` _ .'= .'= .
(40

3. Harta sebagai ujian Ieimanan. Hal ini terutama menyangIut soal cara
mendapatIan dan memanIaatIannya, apaIah sesuai dengan ajaran Islam
atau tidaI. Sebagaimana dinyataIan :
` = \'= ' =` . ' ',` >` \ '= ' ',` >` .' \' ' - .'. ` _ ' -` \\ ` .'. = '= ' ,, = =
41)

4. Harta sebagai beIal ibadah, yaIni untuI melaIsanaIan perintah-Nya dan
melaIsanaIan mu`amalah diantara sesama manusia, melalui Iegiatan
zaIat, inIaI dan sedaIah.
42)

D. D. D. D. PEMBAGIAN HARTA PEMBAGIAN HARTA PEMBAGIAN HARTA PEMBAGIAN HARTA
Menurut Fuqaha` harta dapat ditinjau dari beberapa bagian yang setiap
bagian memiliIi ciri Ihusus dan huIumnya tersendiri yang berdampaI atau berIaitan
dengan beragam huIum (Ietetapan). Namun pada pembahasan ini hanya
aIandijelasIan beberap bagian yang masyhur, Yaitu sebagai beriIut :

1. Mal Mutaqawwim dan Ghair al-Mutaqawwim.
a. Harta Mutaqawwim ialah :
',,'= _ _'.., -, '==
(43

Yang dimaIsud Harta mutaqawwim dalam pembahasan ini ialah
segala sesuatu yang dapat diIuasai dengan peIerjaan dan dibolehIan syara`
untuI memanIaatIannya. Pemahaman tersebut bermaIna bahwa tiap

40
Al-Alaq : 6-7. artinya 'Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
Iarena dia melihat dirinya serba cuIup.
41
al-AnIal : 28. artinya 'Dan Ietahuilah, bahwa hartamu dan anaI-anaImu itu hanyalah sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
42
At-Taubah : 41, 60 dan Ali Imran : 133-134.
43
Yaitu : 'Sesuatu yang memiliIi nilai dari segi huIum syar`i
11
pemanIaatan atas sesuatu berhubungan erat dengan Ietentuan nilai positiI dari
segi huIum, yang terIait pada cara perolehan maupun penggunaannya.
Misalnya, Ierbau halal dimaIan oleh umat Islam, tetapi, apabila
Ierbau tersebut di sembelih tidaI menurut syara`, semisal dipuIul. MaIa
daging Ierbau tersebut tidaI bisa dimanIatIan Iarena cara penyembelihannya
batal (tidaI sah) menurut syara`.

b. Harta Ghair al-Mutaqawwim ialah :
'= _',,. _'.., -, '==
(44

MaIsud pengertian harta ghair al-Mutaqawwim merupaIan IebaliIan
dari harta mutaqawwim, yaIni segala sesuatu yang tidaI dapat diIuasai
dengan peIerjaan dan dilarang oleh syara` untuI memanIaatIannya.
Harta dalam pengertian ini, dilarang oleh syara' diambil manIaatnya,
terIait jenis benda tersebut dan cara memperolehnya maupun penggunaannya.
Misalnya babi termasuI harta ghair mutaqawwim, Iarena jenisnya. Sepatu
yang diperoleh dengan cara mencuri termasuI ghair mutaqawwim, Iarena cara
memperolehnya yang haram. Uang disumbangIan untuI pembangunan tempat
pelacuran, termasuI ghair mutaqawwim Iarena penggunaannya yang dilanggar
syara'.
Kadang-Iadang harta mutaqawwim dirtiIan dengan dzimah, yaitu
sesuatu yang mempunyai nilai, seperti pandangan Iuqaha` :
45)

` _; _'.=\ .=,\ -=` .= _ ',.. '=` .; .=, '=, -='=\\
46

)



2. Mal Mitsli dan Mal Qimi
a. Harta Mitsli ialah :
'= .\..'=. .'=' .,= _>=, _' , , ',==, ,'= _.=, _. _ -,` ....=,
47)


44
Yaitu : 'Sesuatu yang tidaI memiliIi nilai dari segi huIum syar`i
45
Hendi Suhendi, Fiqh Mu`amalah., hlm. 19
46
Yaitu : 'sesuatu dinyataIan bermanIaat itu tidaI dinilai dengan sendirinya, tetapi ia dilihat
dengan adanya aIad sewa-menyewa yang dimaIsudIan untuI memenuhi Ieperluan.
47
Yaitu : 'Harta yang ada persamaannya dalam Iesatuan-Iesatuannya, dalam arti dapat berdiri
sebagiannya di tempat yang lain tanpa ada perbedaan yang perlu dinilai.
12

Dalam pembagian ini, harta diartiIan sebagai sesatu yang memiliIi
persamaan atau Iesetaraan di pasar, tidaI ada perbedaan yang pada bagian
bagiannya atau Iesatuannya, yaitu perbedaan atau IeIurangan yang biasa
terjadi dalam aItivitas eIonomi.
Harta mitsli terbagi atas empat bagian, yaitu : Harta yang ditaIar,
seperti gandum; Harta yang ditimbang, seperti Iapas dan besi; Harta yang
dihitung, seperti telur; dan harta yang di jual dengan meter, seperti Iain, papan
dan lain-lainnya.
b. Harta Qimi ialah :
'= . .' .' > ,.., -=.=, ,'= _.=, >, _
48)

MaIsud Ietentuan qimi disini yaitu harta yang tidaI mempunyai
persamaan di pasar atau mempunyai persamaan, tetapi ada perbedaan menurut
Iebiasaan antara Iesatuannya pada nilai, seperti binatang dan pohon.
Dengan perIatan lain, pengertian Iedua jenis harta di atas ialah mitsli
berarti jenisnya mudah ditemuIan atau diperoleh di pasaran (secara persis),
dan qimi suau benda yang jenisnya sulit didapatIan serupanya secara persis.,
walau bisa ditemuIan, tetapi jenisnya berbeda dalam nilai harga yang sama.
jadi, harta yang ada duanya disebut mitsli dan harta yang tidaI duanya secara
tepat disebut qimi.
Perlu diIetahuai bahwa Harta yang diIatagoriIan sebagai qimi
ataupun mitsli tersebut bersiIat amat relatiI dan Iondisional. Artinya bisa saja
di suatu tempat atau negara yang satu menyebutnya qimi dan di tempat yang
lain menyebutnya mitsli.
3. Mal IstihlaI dan Mal Isti`mal.
a. Harta istihlaI ialah :
_>,'= _'.., -, -=.'==, ,==, =\ .'..= . _` =., ` .; >,.=,, ->
(49


48
Yaitu : 'Benda-benda yang Iurang dalam Iesatuan-Iesatuannya, Iarenanya tidaI dapat berdiri
sebagian di tempat sebagian yang lainnya tanpa ada perbedaan.
49
Yaitu : 'Sesuatu yang tidaI dapat diambil Iegunaan dan manIaatnya, Iecuali dengan
menghabisIannya atau merusaI dzatnya.
13
Harta dalam Iatagori ini ialah harta seIali paIai, artinya manIaat
dari benda tersebut hanya bisa digunaIan seIali saja.
Harta istihlaI dibagi menjadi dua, yaitu IstihlaI Haqiqi dan
IstihlaI Huquqi. IstihlaI Haqiqi ialah suatu benda yang menjadi harta yang
secara jelas (nyata) dzatnya habis seIali digunaIan. Misalnya maIanan,
minuman, Iayu baIar dan sebagainya.
SedangIan istihlaI huquqi ialah harta yang sudah habis nilainya
bila telah digunaIan, tetapi zatnya masih ada. Misalnya uang, uang yang
digunaIan untuI membayar hutang, dipandang habis menurut huIum
walaupun uang tersebut masih utuh, hanya pindah IepemiliIian.
b. Harta Isti`mal ialah
_.` =.,'= _'...., -, -\'==..=,, = _= .', -..,.=
50)

Harta Isti`mal harta yang dapat digunaIan berulang Iali, arti nya
wujud benda tersebut tidaIlah habis atau musnah dalam seIali pemaIaian,
seperti Iebun, tempat tidur, baju, sepatu dan lain sebaginya.
Dengan demiIian, perbedaan antara dua jenis harta terebut di atas,
terletaI pada dzat benda itu sendiri, mal istihlaI habis zatnya dalam seIali
pemaIaian dan mal isti`mal tidaI habis dalam seIali pemanIaatan (bisa
dipaIai berulang-ulang).

4. Mal Manqul dan Mal Ghair al-Manqul (al-Aqar).
a. Harta Manqul ialah :
> '= _>=, -\. -\,=. _= _'>= _\; ='
(51

MaIsudnya yaitu segala macam sesuatu yang dapat dipindahIan
dan diubah dari tempat satu Ietempat yang lain, baiI tetap pada bentuI
dan Ieadaan semula ataupun berubah bentuI dan Ieadaannya dengan
perpindahan dan perubahan tersebut.

50
Yaitu : 'Sesuatu yang dapat digunaIan berulang Iali dan materinya tetap terpelihara
51
Yaitu :'Segala sesuatu yang dapat dipindahIan (bergeraI) dari satu tempat Ietempat yang
lain'

14
Harta dalam Iatagori ini mencaIup uang, barang dagangan,
macam-macam hewan, Iendaraan, macam-macam benda yang di timbang
dan di uIur.
b. Harta Ghair al-Manqul atau al-Aqar, ialah
`'- -, '-- , ',,=- - '- _'' =' .
52)

MaIsudnya segala sesuatu yang tetap (harta tetap), yang tidaI
mungIin dipindahIan dan diubah posisinya dari satu tempat Ietempat yang
lain menurut asalnya, seperti Iebun, rumah, pabriI, sawah dan lainnya.
Dalam Ietentuan Kitab Undang-Undang HuIum Perdata, istilah
Mal Manqul dan Mal Ghair al-Manqul (al-Aqar) diartiIan dengan istilah
benda bergeraI dan atau benda tetap.

5. Mal Ain dan Mal Dayn.
a. Harta Ain ialah harta yang berbentuI benda, seperti rumah, paIaian, beras,
Iendaraan, dan yang lainnya. Harta Ain dibagi menjadi 2 bagian :
1. Harta Ain Dzati Qimah, yaitu benda yang memiliIi bentuI yang
dipandang sebagai harta Iarena memiliIi nilai. Harta ain dzati
qimah meliputi :
a. Benda yang dianggap harta yang boleh diambil manIaatnya.
b. Benda yang dianggap harta yang tidaI boleh diambil
manIaatnya.
c. Benda yang dianggap sebagai harta yang ada sebangsanya.
d. Benda yang dianggap harta yang tidaI ada atau sulit dicari
sepadanya yang serupa.
e. Benda yang dianggap harta berharga dan dapat dipindahIan
(bergeraI).
f. Benda yang dianggap harta berharga dan tidaI dapat
dipindahIan. (tetap)

2. Harta Ain Ghayr Dzati Qimah yaitu benda yang tidaI dapat
dipandang sebagai harta, Iarena tidaI memiliIi nilai atau harga,
misalnya sebiji beras.


52
Yaitu : 'Sesuatu yang tidaI bisa dipindahIan dan dibawa dari satu tempat Ietempat yang lain
15
b. Harta Dayn ialah :
'= .,..., _ .\ -` =
(53

MaIsud jenis harta dalam Iatagori ini merupaIan IepemiliIan atas
suatu harta dimana harta tersebut masih berada dalam tanggung jawab
seseorang, artinya si pemiliI hanya memiliIi harta tersebut, namun ia tidaI
memiliIi wujudnya diIarenaIan berada dalam tanggungan orang lain.
Menurut HanaIiyah harta tidaI dapat dibagi menjadi harta ain
dan dayn , Iarena Ionsep harta menurut HanaIiyah merupaIan segala
sesuatu yang berwujud (IongIrit), maIa bagi sesuatu yang tidaI memiliIi
wujud riil tidaIlah dapat dianggap sebagai harta, semisal hutang. Hutang
tidaI dipandang sebagai harta, tetapi hutang menurut HanaIiyah merupaIan
siIat pada tanggung jawab (washI Ii al-dzimmah).

6. Mal Aini dan Mal NaI`i (manIaat).
a. Harta al-Aini ialah benda yang memiliIi nilai dan berbentuI (berwujud),
misalnya rumah, ternaI dan lainnya.
b. Harta an-NaIi` ialah a`radl yang berangsur-angsur tumbuh menurut
perIembangan masa, oleh Iarena itu mal al-NaI`i tidaI berwujud dan
tidaI mungIin disimpan.
Ulama` SyaIi`iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa harta ain dan
harta naI`i memiliIi perbedaan, dan manIaat dianggap sebagai harta
mutaqawwim Iarena manIaat adalah maIsud yang diharapIan dari
IepemiliIan suatu harta benda.

7. Mal MamluI, Mubah dan Mahjur.
a. Harta MamluI ialah :
=.,'= .=. -,>\=\ .= ..'>' -...,>\= .... ' -,>\= _== _',.=;
-\.> ' -=.` ==
54)


53
Yaitu : 'harta yang berada dalam tanggungan orang lain.
54
Yaitu ; 'sesuatu yang merupaIan haI miliI, baiI miliI perorangan maupun miliI badan huIum,
seperti pemerintah dan yayasan.
16
Harta mamluI terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Harta perorangan (mustaqil) yang berpautan dengan haI buIan
pemiliI, misalnya rumah yang diIontraIIan.

Harta perorangan yang tidaI berpautan dengan haI buIan pemiliI,
misalnya seorang yang mempunyai sepasang sepatu dapat digunIan
Iapan saja.

2. Harta perIongsian antara dua pemiliI yang berIaitan dengan haI yang
buIan pemiliInya, seperti dua orang yang berIongsi memiliIi sebuah
pabriI dan lima buah mobil, salah satu mobilnya disewaIan selama
satu bulan Iepada orang lain.

Harta yang dimiliIi oleh dua orang yang tidaI berIaitan dengan haI
buIan pemiliInya, semisal dua orang yang berIongsi memiliIi sebuah
pabriI, maIa pabriI tersebut di haruslah diIelola bersama.

b. Harta Mubah ialah :
_,\'= _ =. '>\= .=. .'=\'> _ '.= -=, .,= .` ,\ =,\ ,= =\.
'=='> .,\ '='.=.
(55


Tiap-tiap manusia boleh memiliIi harta mubah sesuai dengan
Iesanggupannya, orang yang mengambilnya aIan menjadi pemiliInya,
sesuai dengan Iaidah :
_= _=' '.,= -.= -.., -..>\=,
56)

Kaidah di atas sesuai dengan sabda Nabi saw yang berbunyi.
- -= '-' --,' -=` ,+ =' '+- .
(57

c. Harta Mahjur ialah :

55
Yaitu : 'Sesuatu yang pada asalnya buIan merupaIan haI miliI perseorangan, seperti air pada
air mata, binatang buruan darat, laut, pohon-pohon di hutan dan buah-buahannya.
56
Yaitu : 'Barang siapa yang membebasIan harta yang tidaI bertuan, maIa ia menjadi
pemiliInya.
57
Artinya : Barang siapa yang menghidupIan tanah (gersang) tanpa tuan, maIa ia berhaI
memiliIi``.
17
_..=;'= = '= ->\=. ->,\=. -..'` =; = '` =; -` .. _=== _\'==\\ -='=\
_,=\'> ,'=\ ..===\ ,'=\ .'= ...\=. =\ .
58)


8. Harta Yang Dapat Dibagi dan Harta Yang TidaI Dapat Dibagi.
a. Harta yang dapat dibagi (mal qabil li al-qismah) ialah hart aynmg tidaI
menimbulIan suatu Ierugian atau IerusaIan bila harta itu dibagi-bagi,
misalnya beras, jagung, tepung dan sebagainya.
b. Harta yang tidaI dapat dibagi (mal ghair al-qabil li al-qismah) ialah harta
yang menimbulIan suatu Ierugian atau IerusaIan apabila harta tersebut
dibagi-bagi, misalnya gelas, Iemeja, mesin dan sebaginya.

9. Harta PoIoI ( ashl) dan Harta Hasil (tsamar)
a. Harta poIoI ialah :
_>=,'= _' '=., -.= '= ..='
(59
b. Harta hasil ialah :
_='=.'= '= ...='
60 )

PoIoI harta juga bisa disebut modal, misalnya uang, emas dan yang
lainnya, contoh harta poIoI dan harta hasil ialah, bulu domba dihasilIan
dari domba, maIa domba merupIan harta poIoI dan bulunya merupaIan
harta hasil, atau Ierbau yang beranaI, anaInya dinaggap sebagai tsmarah
dan induInya yang melaihirIan disebut harta poIoI.

10. Mal Khas dan Mal Am.
a. Harta Ihas ialah harta pribadi, tidaI berseIutu dengan yang lain, tidaI
boleh diambil manIaatnya tanpa disetujui pemiliInya.
b. Harta am ialah harta miliI umum (bersama) yang boleh dimabil
manIaatnya secara bersama-sama.
Harta yangdapat diIuasai (iIhraj) terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

58
Yaitu : 'Harta yang dilarang oleh syara` untuI dimiliIi sendiri dan memberiIannuya pada orang
lain. AdaIalanya harta tersebut berbentuI waIaI ataupun benda yang diIhususIan untuI masyaraIat
umum, seperti jalan raya, masjid-masjd, Iuburan-Iuburan dan yang lainnya.
59
Yaitu : 'Harta yang memungIinIan darinya muncul harta lain.
60
Yaitu : 'Harta yang muncul dari harta lain (harta poIoI)
18
a) Harta yang termasuI miliI perseorangan.
b) Harta-harta yang tidaI dapat termasuI miliI perseorangan.
Harta yang dapat masuI menjadi miliI perseorangan, ada dua
macam yaitu :
a. Harta yang bisa menjadi miliI perorangan, tetapi belum ada sebab
pemiliIan, misalnya binatang buruan di hutan.
b. Harta yang bias menjadi miliI perorangan dan sudah ada sebab
IepemiliIan, misalnya iIan di sungai diperoleh seseorang dengan
cara memancing.
c. Harta yang tidaI masuI miliI perorangan adalah harta yang
menurut syara` tidaI boleh dimiliIi sendiri, misalnya sungai, jalan
raya dan yang lainnya.

Dari Iesepuluh pembagian jenis-jenis harta yang telah penulis uraiIan di atas,
secara global Ionsep harta dapat dirumusIan sebagai beriIut :
1. Mal at-Tam yaitu harta yang merupaIan haI miliI sempurna baiI dari
segi wujud benda tersebut maupun manIaatnya, pengertian harta ini
disebut juga MilI at-Tam, berarti IepemiliIan sempurna atas unsur haI
miliI dan haI penggunaannya.
2. Mal Ghair al-Tam yaitu harta yang buIan merupaIan haI miliI sempurna
baiI dari segi wujud benda tersebut maupun dari segi manIaatnya,
pengertian harta ini disebut juga MilI an-Naqis, yang berarti IepemiliIan
atas unsur harta hanya dari satu segi saja. Semisal HaI paIai Rumah
KontraIan dan sebagainya.
E. E. E. E. FUNGSI HARTA FUNGSI HARTA FUNGSI HARTA FUNGSI HARTA
Harta dipelihara manusia Iarena manusia membutuhIan manIaat harta
tersebut, Iungsi harta amat banyaI, baiI Iegunaan dalam hal yang baiI, maupun
sebaliInya. Diantara seIian banyaI Iungsi harta anatar lain sebagi beriIut :
61

a. BerIungsi untuI menyempurnaIan pelaIsanaan ibadah yang Ihas
(mahdah), sebab untuI ibadah diperluIan alat-lat, semisla Iain untuI
menutup aurat dalam pelaIsanaan shalat, beIal untuI melaIsanaIan
ibadah haji, berzaIat, shadaqah, hibahdan yang lainnya.

61
Hendi Suhendi, Fiqh Mu`amalah., hlm. 27-29.
19
b. UntuI meningIatIan Ieimanan (IetaIwaan) Iepada Allah , sebab
IeIaIiran cendrung mendeIatIan diri Iepada IeIuIuran, sehingga
pemiliIan harta dimaIsudIan untuI meningIatIan IetaIwaan Iepada
Allah swt.
c. UntuI menerusIan Iehidupan dari satu periode Ie periode beriIutnya,
sebagaimana Iirman Allah swt :
_'= ,'\ _, .` \ ' \ ` > . '_ = ', , '\ = -` ,` ` . ' ' = = ` ' = ', ,', \ = ` ` . ,'\ -` \\
` \` ,'\ ' \' ., . =
62 (


d. UntuI menyelerasIan (menyeimbangIan) antara Iehidupan dunia dan
aIhirat, nabi saw bersabda :
_,\ ,>,=, _= =. ',..\ -.=. =. '..,..\ _.= ',,=, '=,== _,
',..\ _\, _\; =.
) _'=,\ (
(63

e. UntuI menegaIIan dan mengembangIan ilmu-ilmu,Iarena menuntuI
ilmu tanpa modal aIan terasa sulit, misalnya, seseorang tidaI bisa Iuliah,
bila ia tidaI memiliIi biaya.
f. UntuI memutarIan (men-tasharruI) peranan-peranan Iehidupan yaIni
adanya pembantu dan tuan. Adanya orang Iaya dan orang misIin yang
saling membutuhIan sehingga tersusunlah masyaraIat yang harmonis dan
berIecuIupan.
g. UntuI menumbuhIan silaturrahmi, Iarena adanya perbedaan dan
Ieperluan. Misalnya Ciamis merupaIn daerah penghasil galendo, Bandung
merupaIan daerah penghasil Iain, maIa orang Bandung yang
membutuhIan galendo aIan membeli produI orang Ciamis tersebut, dan
orang Ciamis yang memerluIan Iain aIan membeli produI orang
Bandung. Dengan begitu, terjadilah intraIsi dan IomuniIasi silaturrhami

62
an-Nisa` : 9. Artinya : ...Dan hendaIlah taIut Iepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalIan di belaIang mereIa anaI-anaI yang lemah, yang mereIa Ihawatir terhadap
(Iesejahteraan) mereIa. Oleh sebab itu hendaIlah mereIa bertaIwa Iepada Allah dan hendaIlah mereIa
mengucapIan perIataan yang benar.
63
H.R al H.R al H.R al H.R al- -- -BuIhari BuIhari BuIhari BuIhari, Artinya : 'BuIanlah orang yang baiI, yang meninggalIan masalah dunia untuI
masalah aIhirat, dan meninggalIan maslah aIhirat untuI urusan diniawi, sehingga seimbang di antar
Ieduanya, Iarena maslah dunia adalah menyampaiIan manusia Iepada masalah aIhirat.
20
dalam rangIan saling mencuIupi Iebutuhan. Oleh Iarena itu, perputaran
harta dianjurIan Allah dalam al-Qur`an surat al-Hasyr : 7 .
'_ > ' \ _` > , - \` . _', , .' , .'= ''\ ',` >'. =

F. F. F. F. ANALISIS ANALISIS ANALISIS ANALISIS

Peran Harta Dalam Pengembangan AItivitas Bisnis Islami Peran Harta Dalam Pengembangan AItivitas Bisnis Islami Peran Harta Dalam Pengembangan AItivitas Bisnis Islami Peran Harta Dalam Pengembangan AItivitas Bisnis Islami

Bisnis dengan segala macam bentuInya terjadi dalam Iehidupan Iita setiap
hari, sejaI bangun pagi hingga tidur Iembali. Alarn jam weIer yang membangunIan
Iita dini hari dengan lantunan merdu adzan, misalnya, sajadah sebagai alas shalat Iita,
Iemudian maIanan sehari-hari yang dihidangIan Iepada Iita, mobil atau sepeda
motor, yang mengantarIan Iita beraItivitas sehari-hari, serta semua Iebutuhan hidup
Iita, seluruhnya berasal dari produI yang dihasilIan, didistribusiIan, dan dijual oleh
para pelaIu bisnis. Uang yang dibeliIan beragam produI tersebut juga mungIin
diperoleh dari hasil proyeI suatu bisnis.
Dari contoh di atas, sebenarnya penulis ingin membicaraIan tentang betapa
luasnya caIupan aItivitas bisnis. Bila semua itu dicoba untuI diterjemahIan dalam
sebuah pengertian yang IomprehensiI, tentunya aIan menghasilIan sebuah pengertian
dimaIsud yang juga beragam.
Dalam Iamus Bahasa Indonesia, aItivitas bisnis diartiIan sebagai usaha
dagang, usaha Iomersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha. SIinner- (1992)
mendevenisisIan item bisnis sebagai pertuIaran barang, jasa, atau uang yangsaling
menguntungIanatan memberi manIaat. Menurut -Anoraga dan Soegiatuti- (1996),
bisnis memiliIi maIna sebagai 'the buying and selling oI goods and servis. Adapun
menurut -Starub dan Attner- (1994), bisnis taI lain adalah sebuah organisasi yang
menjalanIan aItivitas produIsi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa
64)
yang
diinginIan oleh Ionsumen untuI memperoleh proIit.
65)


64
Barang Barang Barang Barang yang dimaIsud adalah suatu produI yang secara IisiI memiliIi wujud, SedangIan jasa jasa jasa jasa
adalah aItivitas-aItivitas yang memberi manIaat Iepada Ionsumen atau pelaIu bisnis lainnya.
65
Muhammad Ismail Yusanto, dII. Menggagas Bisnis Islam (JaIarta: Gema Insani, 2002), hlm.
15.
21
Islam mengajarIan setiap Muslim, Ihususnya yang memiliIi tanggungn untuI
'beIerja. BeIerja merupaIan salah satu sebab poIoI yang memungIinIan manusia
memiliIi harta IeIayaan, dan salah satu dari ragam beIerja adalah berbisnis sebagai
usaha (a`mal) atau mata pencarian (ma`isah) dengan cara dan meIanisme perolehan
yang halal dan sesuai dengan aturan main Nya..
Peran harta dalam bisnis Islam merupaIan salah satu input yang diperluIan.
Pada umumnya ada empat jenis input yang selalu digunaIan oleh seluruh pelaIu bisnis
66)
, dan harta juga memiliIi peran penting didalamnya sebagai modal
67)
yang meliputi
Ieseluruhan alat dan perlengIapan, semisal mesin dan bangunan, dan tentu saja juga
meliputi dana yang dipaIai dalam memproduIsi dan mendistribusiIan barang dan jasa.
Kesemua input tersebut taI lain dimaIsudIan untuI untuI mencapai oup put
maIsimal dalam aItivitas bisnis yang dilaIuIan.








KerangIa tergambar di atas menurut hemat penulis bahwa, Iomponen yang
yang terdapat dalam input merupaIan sebuah Iesatuan yang perlu dimiliIi, diantara
tiap Iomponen yang ada memiliIi IeterIaitan Iuat untuI memaIsimalIan visi dan
misi (output) yang diinginIan. UntuI itu dibutuhIan proses yang matang dengan

66
Input Input Input Input yang dimaIsud ialah. 1) Sumber daya Manusia; 2). Sumber daya Alam; 3). Modal; 4).
Enterprenership dan 5). InIormasi Pasar.
67
Pengertian modal sendiri, sebenarnya belum terdapat communis opinio di antara para ahli
EIonomi, Iarena itu dalam pemaInaannya aIan berIembang sesuai dengan artian modal itu sendiri
secara ilmiah yang diteIanIan pada nilai, daya beli atau IeIuasaan memaIai dan menggunaIan yang
terIandung dalam barang-barang modal. Ada beberapa ahli eIonomi yang mencoba mendeIenisiIan
modal dalam aItivitas perusahaan, diantaranya Lutge yang mendeIenisiIan modal dalam arti uang
(gelIapital) dan Schwiedland yang mendeIenisiIan modal dalam arti lebih luas yang meliputi uang
(gedIapital) maupun dalam bentuI barang (sachIapital). DeIenisi modal lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tulisan Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (YogyaIarta : Yayasan Badan
Penerbit Gadjah Mada, 1983), hlm. 8- 17
Sumber : Slide Nateri Nanajemen Bisnis : Dr. Nuhammad
dengan tambahan dan modifikasi
INPUT INPUT INPUT INPUT :

Sumber daya
Manusia;
Sumber daya Alam;
Modal;
Enterprenership
InIormasi Pasar.

OUTPUT OUTPUT OUTPUT OUTPUT : :: :

ProIit
Pertumbuhan
Sustainability
BerIah

PROSES :

Manajemen
Operasi; Produk;
Keuangan, Sumber
Daya Insani;
Pemasaran, Startegi
22
Iejelian memperhatiIan obyeI (pasar) dengan observasi
68)
menjurus, sebagai pijaIan
awal memulai aItivitas bisnis dalam usaha yang aIan dilaIuIan dan diIembangIan.
Islam mengajaI Iepada para pemiliI harta untuI mengembangIan harta
mereIa dan menginvestasiIannya, sebaliInya melarang mereIa untuI membeIuIan
dan tidaI memIungsiIannya. MaIa tidaI boleh bagi pemiliI tanah menelantarIan
tanahnya dari pertanian, apabila masyaraIat memerluIan apa yang diIeluarIan oleh
bumi berupa tanaman-tanaman dan buah-buahan. DemiIian juga pemiliI pabriI di
mana manusia memerluIan produInya, Iarena ini bertentangan dengan prinsip
"IstiIhlaI" (amanah peminjaman dari Allah).
BanyaI ayat al-Qur`an
69)
maupun hadis
70)
yang mendorong umat Islam
untuI mengembangIan harta dengan semangat etos Ierja (himmatul amal) yang tinggi
guna memperoleh harta IeIayaan secara halal.
Dorongan utama seorang muslim untuI beIerja adalah bahwa aItivitas yang
dilaIuIan guna memperoelah harta, dalam pandangan Islam merupaIan bagian dari
Ibadah. Karena termasuI nilai ibadah tersebutlah maIa aItivitas perolehan harta yang
dilaIuIan haruslah dengan prinsip Iehati-hatian sehingga terlepas dari perihal
perbuatan yang dapat merugiIan orang lain dan usaha yang haram, semisal adanya
unsur riba` (al-Baqarah: 273-281), perjudian, jual beli barang yang dilarang atau haram
(al-Maidah: 90-91), mencuri, merampoI, penggasaban (al-Maidah: 38), curang dalam
taIaran dan timbangan (al-MuthaIIiIin: 1-6), melalui cara-cara yang bathil dan
merugiIan (al-Baqarah: 188), dan melalui suap menyuap (HR. Imam Ahmad).
Di samping itu juga, usaha perolehan harta yang dilaIuIan tidaI menyebabIan
pelaIu nya menjadi lalai aIan Iewajiaban-Iewajiaban syar`i yang lain, semisal
melupaIan dziIrullah (tidaI ingat Iepada Allah dengan segala Ietentuan-Nya) (al-
MunaIiqun: 9), melupaIan sholat dan zaIat (an-Nur: 37), serta Iewajiban-Iewajiaban

68
Observasi Observasi Observasi Observasi yang penulis maIsud adalah langIah identiIiIasi dan analisis dengan memperhatiIan
strategic planning yang meliputi KeIuatan (strength); Kelemahan (weaIness); peluang/ Kesempatan
(opportunity) dan FaItor Penghambat (treaths) sebagai langIah awal perencanaan usaha, atau biasa
disebut analisis S.W.O.T sebuah metode yang diIembangIan oleh Kearns (1992). Lihat Muhammad
Ismail Yusanto, dII. Menggagas Bisnis Islam., hlm. 79.
69
al-MulI : 15 dan al-Baqarah : 267
70
HR. Thabrani, HR. Thabrani, HR. Thabrani, HR. Thabrani, artinya 'Mencari rezeIi yang halal adalah wajib setelah Iewajiaban yang lain
(dan) HR. Ahmad, HR. Ahmad, HR. Ahmad, HR. Ahmad, yang artinya 'Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang beIerja. Barang siapa
yang beIerja Ierasmencari naIIah yang halal untuI Ieluarganya, maIa sama seperti jihad di jalan Allah
SWT
23
lainnya terIait hubungan yang bersiIat transindent maupun Iehidupan sosial (hablul
min Allah dan hablul mi an-Nas).


G. KESIMPULAN DAN PENUTUP G. KESIMPULAN DAN PENUTUP G. KESIMPULAN DAN PENUTUP G. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Sebagai aIhir pembahasan paper ini, ada beberapa hal penting yang perlu
penulis garis bawahi.
Pertama, Pemahaman Ionsep harta dalam Islam menurut penulis merupaIan
segala sesuatu yang memiliIi nilai (qimah) sebagai sebuah Iomuditi yang
memiliIi nilai Iomersil haruslah IongIrit dan legal Iormil, walau pun dalam
bentuI yang tidaI berwujud, semisal berupa manIaat maupun haI miliI (haI
paten, haI IeIayaan inteleItual, dsb) bila memiliIi nilai proIit dan layaI jual,
juga merupaIan Iatagori harta.
Harta yang telah terlimpah-ruah di muIa bumi, di hadapan Iita, pada dasarnya
merupaIan haI miliI mutlaI Allah swt, sebagai pencipta dan penguasa alam
semesta beserta isinya. Dengan pemahaman tersebut, atas harta yang manusia
miliIi atau Iuasai hanyalah memiliIi peran sebagai waIil (IhaliIah) Allah swt,
untuI mengelolanya dengan meIanisme pengelolaan yang bertanggung jawab
sesuai dengan aturan main yang telah di nash Allah swt dalam Al-Qur`an serta
Ietentuan yang telah di ajarIan Rasulullah Muhammad saw, untuI beIal hidup
dan Iehidupan dunia aIhirat.
Kedua, terIait peran harta dalam aItivitas bisnis Islamy, menurut analisis
penulis memiliIi andil yang cuIup berperan dalam Iomponen-Iomponen
(input) bisnis yang dicanangIan guna meraih target (out put) yang di harapIan
serta IeberIahan Allah swt. UntuI itu pemahaman atas harta sebagai modal
dalam IerangIa usaha dalam arti sempit, perlu di menej sebaiI mungIin dengan
Iejelian dan IeceIatan dalam melihat KeIuatan, Kelemahan, Peluang dan
FaItor penghambat (S.W.O.T) secara tepat dan se-eIesien mungIin sebagai
langIah awal menentuIan Ieberhasilan dalam proses dari aItivitas bisnis yang
dilaIuIan.
24
DemiIian aIhir Iesimpulan revisi paper ini, sebagai penutup besar harapan
penulis pada pembaca untuI selalu memberiIan saran dan IritiIs IontrusItiI, guna
menyempurnaIan, mempertegas serta mempertajam analisis tulisan ini terIait
persoalan harta dalam perspeItiI Islam dan perannya dalam aItivitas bisnis Syari`ah.
JazaIumullah ahsan al-Jaza. Wassalamu`alaiIum Wr. Wb.

You might also like