You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA (PTK II)

DIBUAT OLEH : IKA MERDEKAWATI NIM : 2008 43 0027 JURUSAN : TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA 2009

JUDUL PERCOBAAN Penentuan viskositas zat cair PRINSIP PERCOBAAN Mengalairkan cairan dalam pipa kapiler dari viscosimeter ostwald dengan mencatat waktunya. TUJUAN PERCOBAAN Untuk menentukan koefisien zat x TEORI PERCOBAAN Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi. HUBUNGAN FLUIDA DAN VISCOSITAS Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar terdapat ditengah-tengah pipa aliran. Viscositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viscositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viscositas yang lebih besar. Bila lapisan atas bergerak sejajar dengan lapisan bawah pada kecepatan V cm/detik relatif terhadap lapisan bawah, supaya fluida tetap mempunyai kecepatan V cm/detik maka harus bekerja suatu

gaya sebesar F dyne. Dari hasil eksperimen didapatkan bahwa gaya F berbanding lurus dengan kecepatan V, luas A dan berbanding terbalik dengan arak L. Persamaannya : Tetapan viscositas ( ) Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau viscositas (viscosity). Oleh karena itu, viscositas berkaitan dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida itu mengalir. Viscositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan. Beberapa zat cair dan gas mempunyai sifat daya tahan terhadap aliran ini, dinyatakan dengan Koefisien Viscositas (). Viscositas ialah besarnya gaya tiap cm2 yang diperlukan supaya terdapat perbedaan kecepatan sebesar 1 cm tiap detik untuk 2 lapisan zat cair yang parallel dengan jarak 1 cm. Viscositas dapat dihitung dengan rumus Poiseville. R = Jari-jari pipa dialiri cair (cm) T = Waktu alir (detik) P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir ( ) V = Volume zat cair (liter) = Panjang pipa (cm) = Koefisien Viscositas (centipoise) Makin besar kekentalannya, makin sukar zat cair itu mengalir dan bila makin encer makin mudah mengalir. Q = Fluiditas Fluiditas yaitu kemudahan suatu zat cair untuk mengalir. Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa Fluiditas berbanding terbalik dengan kekentalan (Koefisien Viscositas). SIFAT DAN JENIS FLUIDA Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir dan bentuknya selalu berubah dengan perubahan volume. Yang termasuk dalam kategori fluida adalah zat cair dan gas. Fluida mempunyai kerapatan yang harganya tertentu pada temperatur dan tekanan tertentu. Harga kerapatannya tergantung pada temperatur dan tekanan, apabila temperatur dan tekanan suatu fluida berubah maka kerapatannya akan berubah. Bagi zat cair kerapatannya tidak akan terpengaruh oleh perubahan temperatur dan tekanan, hal ini juga dinamakan fluida tidak dapat mampat (incompresible) sedangkan gas sangat dipengaruh oleh

perubahan temperatur dan tekanan dan dikenal juga sebagai fluida dapat mampat (compresible). Jadi berdasarkan kerapatannya maka fluida dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Fluida tidak dapat mampat (incompresible) 2. Fluida dapat mampat (compresible) Dan berdasarkan mekanika fluida, fluida dapat dibedakan menjadi 2 jenis : Fluida tidak bergerak / dalam keadaan diam (statika fluida) Fluida bergerak / dalam keadaan bergerak (dinamika fluida) PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISCOSITAS Viscositas merupakan besaran yang harganya tergantung terhadap temperatur. Pada kebanyakan fluida cair, bila temperatur naik viscositas akan turun, dan sebaliknya bila temperatur turun maka viscositas akan naik. Pada Dinyatakan dengan rumus ; A dan B tetapan untuk cairan tertentu T = Temperatur mutlakRumus ini dapat dipakai untuk cairan murni, adapun rumus untuk sistem beberapa cairan adalah ; A, B dan C adalah tetapan PENENTUAN KEKENTALAN (VISCOSITAS) Viscositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder, cara ini dapat digunakan untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk ditentukan, dalam prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatifnya yaitu perbandingan antara kekentalan zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (biasanya sebagai pembanding digunakan air). Besaran-besaran yang terkandung dalam hokum Stokes merupakan besaran-besaran yang secara teknis sudah ditentukan besarnya., kecuali harga (koefisien viscositas)dan V (kecepatan benda). Oleh karena itu, terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan hubungan ini untuk menentukan viscositas fluida, apabila dengan suatu harga V dapat ditentukan maka harga dapat dihitung dari persamaan ; Koefisien Viscositas R = Jari-jari bola (cm) = Massa jenis bola peluru = Massa jenis zat cair V = Kecepatan ( )

g = Kecepatan gravitasi ( ) Viscositas juga dapat dihitung dengan rumus Poiseville. R = Jari-jari pipa dialiri cair (cm) T = Waktu alir (detik) P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir ( ) V = Volume zat cair (liter) L = Panjang pipa (cm) = Koefisien Viscositas (centipoise) Pengukuran viscositas yang tepat dengan menggunakan metode viscometer Ostwald atau hukum Poiseville sukar dicapai. Hal ini disebabkan karena harga R (jari-jari pipa) dan L (panjang pipa) sulit untuk ditentukan secara tepat, maka untuk menghindari hal itu digunakan cairan pembanding seperti air dan harga V (volume cairan), L (panjang pipa) dan R (jari-jari pipa)dianggap sama, maka didapat persamaan sebagai berikut ; = Massa jenis air = Massa jenis zat cair yang dicari MACAM-MACAM VISCOSITAS Alat yang dipakai untuk menentukan Viscositas dinamakan Viscometer. Ada beberapa jenis iscometer, diantaranya : a) Viscometer Ostwald b) Viscometer Lehman c) Viscometer bola jatuh dari Stokes.

A. VISCOMETER OSTWALD Cara penggunaannya :

Jika air dipakai sebagai pembanding, mula-mula air dimasukkan melaui tabung A kemudian dihisap agar masuk ke tabung B tepat sampai batas a kemudian dilepaskan dan siapkan stopwatch sebagai pengukur waktu. Umpamanya waktu yang diperlukan air untuk bergerak dari permukaan a sampai b sama dengan t1, setelah itu percobaan diganti dengan zat cair lain dengan cara yang sama seperti disamping. Gambar Viscometer Ostwald Umpamanya diperlukan t2 dengan menggunakan rumus Poiseville karena V, L dan R sama maka didapat persamaan: = Massa jenis air = Massa jenis zat cair yang dicari Pada Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui batas a dan b dapat diukur menggunakan stop watch. B. VISCOMETER LEHMAN Nilai viscositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yang akan diuji atau dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik dengan waktu kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan adalah air. Persamaannya adalah sebagai berikut : C. VISCOMETER BOLA JATUH STOKES Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga macam gaya, yaitu : Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan. Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya ini keatas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu. Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya keatas dan besarnya seperti yang dinyatakan oleh persamaan : Fg = Gaya gesek k = Konstanta V = Kecepatan benda ( )

Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar, tetapi dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Benda yang bentuknya tidak beraturan dan rumit serta besar akan menghasilkan harga k yang besar. Fluida yang viscositasnya besar akan menghasilkan harga k yang besar pula.untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari R dan fluida dengan viscositas besarnya k dapat dinyatakan sebagai berikut ; Hubungan ini diberikan oleh Stokes dan berlaku untuk aliran fluida yang laminer. Jika kedua rumus digabungkan, maka akan diperoleh gaya gesek ; Alat ini terdiri dari sebuah tabung yang di bagian dinding luarnya diselubungi dengan air agar suhu di dalamnya konstan. Digunakan untuk menentukan Viscositas cairan yang kental tetapi yang tembus cahaya agar dapat mengamati jatuhnya bola peluru sampai ke dasar tabung.. menurut hokum Stokes : Koefisien Viscositas (centipoise) R = Jari-jari bola (cm) = Massa jenis bola peluru = Massa jenis zat cair V = Kecepatan ( ) g = Kecepatan gravitasi ( ) Hukum Stokes merupakan dasar viscositas bola jatuh. Viscositas ini terdiri atas gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukkan kedalam termostat. Untuk mendapatkan viscositas cairan yang lebih teliti maka diperlukan cairan pembanding. Sebagai bahan pembanding dipakai air. Setelah tabung diisi air lalu bola peluru dilepaskan dari permukaan a sampai dasar b dan waktu dicatat missal t1, kemudian percobaan diganti dengan zat cair x umpamanya diperlukan waktu t2. Dari kedua percobaan itu didapatkan persamaan ; = Massa jenis air = Massa jenis zat cair x SIFAT ALIRAN DISEKITAR BENDA JATUH

Untuk menentukan sifat aliran disekitar benda jatuh dapat dipakai ukuran besarnya Bilangan Reynolds dari aliran tersebut. Dalam hal ini ; ; = Koefisien Viscositas (centipoise) Re = Bilangan Reynolds = Massa jenis bola peluru V = Kecepatan ( ) L = Panjang karakteristik benda (cm) Aliran dikatakan aliran laminar apabila harga Re . Apabila lebih harga Re lebih dari satu maka aliran ini akan mengalami transisi ke turbulen. Aliran turbulen memiliki harga Re lebih besar dari 10.

ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN Alat-alat yang dipakai o Viskometer ostwald o Baskom o Termometer o Statip dan klem o Beeaker glass o Bunsen o Picnometer o Stopwatch Bahan-bahan yang dipakai o Zat sampel o Aquadest o Batu es o HCl pekat

o K2Cr2O7 o Aceton

PROSEDUR KERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. Cuci viskometer ostwald dengan HCl pekat dan K2Cr2O7 kemudian keringkan dengan tentukan dari zat x dan H2O dengan picnometer alirkan H2O sebagai larutan standard dalam viskometer ostwald ini dari garis a dan b, viskometer dibersihkan dan dikeringkan kembali, kemudian dialairkan zat x yang akan ulangi tiap-tiap zat beberapa kali dengan variasi temperatur 10, 20,dan 30. tentukan zat dengan perhitungan.

aceton

catat waktu yang diperlukan ditentukan viskositasnya.

PERTANYAAN PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISCOSITAS Viscositas merupakan besaran yang harganya tergantung terhadap temperatur. Pada kebanyakan fluida cair, bila temperatur naik viscositas akan turun, dan sebaliknya bila temperatur turun maka viscositas akan naik. Pada Dinyatakan dengan rumus ; A dan B tetapan untuk cairan tertentu T = Temperatur mutlak. Rumus ini dapat dipakai untuk cairan murni, adapun rumus untuk sistem beberapa cairan adalah A, B dan C adalah tetapan

KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah: 1. Kekentalan zat cair (viskositas) mengakibatkan terjadinya perubahan laju atau kecepatan alir 2. Semakin besar nilai koefisien kekentalan zat cair semakin lambat kecepatan alir zatnya 3. Luas penampang mempengaruhi besar koefisien zat cair. DAFTAR PUSTAKA UMJ, TEKNIK KIMIA, 2009. PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA II. www.google.com

You might also like