You are on page 1of 12

Apa dan Siapa BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun

2004 atas perintah UU Nomor 13 tahun 2003, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, utamanya pasal 4 Ayat 1) : Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyarataan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Ayat 2) : Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP. BNSP merupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi personil dan bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja. Pembentukan BNSP merupakan bagian integral dari pengembangan paradigma baru dalam sistem penyiapan tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan paradigma lama yang berjalan selama ini, sistem penyiapan tenaga kerja dalam format paradigma baru terdapat dua prinsip yang menjadi dasarnya, yaitu : pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan pengguna (demand driven); dan kedua, proses diklat sebagai wahana penyiapan tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training / CBT). Pengembangan sistem penyiapan tenaga kerja dengan paradigma baru ini dimulai pada awal tahun 2000 yang ditandai dengan ditandatanganinya Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Menteri Tenaga Kerja, Menteri Pendidikan Nasional, Ketua Umum Kadin Indonesia. Didalam SKB tersebut disepakati pembentukan Badan Nasional Pendidikan dan Pelatihan Profesi (BN3P) sebagai wadah untuk pengembangan CBT di Indonesia. Pada awalnya BN3P diusulkan untuk dibentuk berdasarkan keputusan Presiden (Keppres). Tetapi setelah pembahasan mendalam secara lintas sektoral bersama dengan Sekretariat Negara (Sekneg) pada tahun

2001 akhirnya disepakati untuk diusulkan pembentukannya berdasarkan Undang Undang. Mempertimbangkan bahwa pengusulan secara khusus pembentukan BN3P yang kemudian berubah menjadi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) berdasarkan Undang Undang pada waktu itu diperkirakan membutuhkan waktu yang lama. Maka untuk memudahkan proses dan sekaligus mempersingkat waktu akhirnya disepakati untuk memasukkan pembentukan BNSP kedalam Rancangan Undang Undang Ketenagakerjaan yang pada tahun 2002 dalam proses pembahasan dengan DPR-RI. Pada tahun 2003, Undang Undang No. 13 disahkan yang didalamnya secara eksplisit mencantumkan tentang prinsip prinsip pelatihan tenaga kerja berdasarkan paradigma baru dan menetapkan BNSP sebagai pelaksana sertifikasi kompetensi kerja. Kepengurusan BNSP Struktur Organisasi BNSP terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua sebagai unsur pimpinan, 25 orang anggota sebagai unsur pengurus, dan Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat BNSP. Untuk memperlancar pelaksanaan tugasnya, secara internal anggota BNSP dikelompokkan kedalam enam komisi, yaitu Komisi Standardisasi, Komisi Lisensi, Komisi Sertifikasi, Komisi Kerjasama Kelembagaan dan Promosi, Komisi Sistem Manajemen Mutu dan Komisi Perencanaan dan Pengembangan. Komisi BNSP terdiri dari seorang ketua dan beberapa orang anggota.Personalia BNSP terdiri dari unsur masyarakat (13 orang) dan unsur pemerintah (12 orang). Mereka mewakili berbagai sektor ekonomi dan berbagai bidang profesi. Anggota dari unsur masyarakat mewakili sektor sektor seperti : lembaga latihan, asosiasi asuransi, dan sektor pendukung lainnya. Sedangkan anggota dari unsur pemerintah mewakili instansi teknis seperti : Kemenakertrans, kemenperindustrian, kemenhutanan, kemenperdagangan, kemenlaut dan perikanan, kemenkes, kemen PU, dan Kadin. Sedangkan personil Sekretariat adalah tenaga PNS dari

Kemenakertrans. Anggota BNSP adalah :


Dr. Adjat Daradjat, M.Si (Ketua BNSP) Ir. Sumarna F. Abdurrahman, MSc. (Wakil Ketua BNSP) Ir. Surono, M.Phil ( Ketua Komisi Sertifikasi dan Lisensi ) Ir. Drs. Asrizal Tatang ( Anggota Komisi Sertifikasi dan Lisensi ) Dr. Ir. Slamet Riyadi Gadas, M.F.R ( Anggota Komisi Sertifikasi dan Lisensi ) Sanromo, A.Pi, M.Ed ( Anggota Komisi Sertifikasi dan Lisensi ) Ir. H. Teuku Suriansjah, M.Si ( Anggota Komisi Sertifikasi dan Lisensi ) Dra.Nurmaningsih, M.B.A (Ketua Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Bonardo Tobing, BSBA (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Ir. Bachtiar Siradjuddin, M.M, I.P.M (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Hasnwati , S.K.M, M.Kes (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Drs. Rambun Sumardi, M.Si (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Prof. Dr. Ir. Richardius Eko Indrajit, M.Sc, M.B.A, M.A, M.Phil (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Drs. Mohammad Zubair, M.Si, AIIS (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) R.A. Hj. Ning Sudjito, S.T (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Gembong Setyawan Purboyo, S.M.I, M.B.A (Anggota Komisi Harmonisasi dan kelembagaan) Drs. Mulyanto, M.M ( Ketua komisi Pengendalian ) Hendra Pribadi, S.Pd ( Anggota komisi Pengendalian ) Drs. Krisna Nur Miradi ( Anggota komisi Pengendalian ) Dra. Inda Mapiliandari, M.Si ( Anggota komisi Pengendalian ) Drs. Martinus Darmosi, M.Si ( Anggota komisi Pengendalian )

Drs.

Sugiyanto,

M.B.A,

Ph.D

(Ketua

Komisi

Perencanaan

dan

Pengembangan )

Ir. Muhammad Najib, M.B.A ( Anggota Komisi Perencanaan dan Pengembangan ) Ir. Rama Boedi, M.Si, IPU ( Anggota Komisi Perencanaan dan Pengembangan )

Rizal Yamin, M.B.A ( Anggota Komisi Perencanaan dan Pengembangan )

Renstra KEBIJAKAN Kebijakan adalah norma atau rambu-rambu yang memberi batasan atau arahan dalam pengembangan program dan kegiatan untuk pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan. Dalam rangka pelaksaan strategi BNSP, kebijakan yang ditetapkan adalah : 1. Mendukung peningkatan daya saing industri. Artinya program dan kegiatan BNSP haruslah menghasilkan luaran dan dampak yang mendukung peningkatan daya saing industri, baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri 2. Mendukung pelaksanaan kesempatan kerja dan penanggulangan pengangguran. Erat kaitannya dengan kebijakan tersebut butir 1, apabila daya saing indstri meningkat, akan terjadi pengembangan usaha yang berdampak pada perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan pengangguran. 3. Mendukung peningkatan kualitas, produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia. Program dan kegiatan BNSP secara langsungdan tidak langsung harus dapat meningkatkan kualitas, produktivitas, dan daya saing tenaga kerja Indonesia, baik di pasar kerja dalam negeri maupun pasar kerja luar negeri. Hal ini penting untuk menghadapi pasar kerja global yang semakin kompetitif. 4. Mendukung peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Optimalisasi pendayagunaan tenaga kerja secara kuantitatif dan kualitatif perlu diupayakan Tetapi tenaga kerja bukanlah sekedar faktor produksi, tetapi juga berperan sebagai subyek dan sekaligus obyek dalam pembangunan. Oleh karena itu, program dan kegiatan BNSP juga harus dapat meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja baik sebagai subyek maupun sebagai obyek pembangunan. PROGRAM

Program adalah kumpulan kegiatan sebagai pelaksaan strategi yang telah digariskan dalam mencapai tujuan dan sasaran. Program BNSP meliputi : 1. Sosialisasi dan Promosi Sertifikasi Kompetensi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pihak akan arti pentingnya sertifikasi kompetensi. Disamping itu ia juga untuk memperkenalkan keberadaan BNSP/LSP sebagai lembaga penyelenggara uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang memiliki otoritas dan terpercaya. a. Kegiatan yang dikembangkan dalam program ini antara lain : b. Penyelenggaraan berbagai forum komunikasi c. Pengembangan Sistem Informasi d. Penyelenggaraan Kompetisi Kompetensi e. Pemberian Anugerah Profesi 2. Pemantapan dan Pengembangan Standar Program ini bertujan untuk menyiapkan pranata sistem sertifikasi, terutama yang bersifat perangkat lunak. Kegiatannya antara lain : a. Penyusunan Pedoman dan Prosedur Standarisasi b. Pemantapan KKNI c. Pembakuan SKKNI d. Pembakuan Standar Asessor e. Kajian SKKNI 3. Pemantapan Pelaksanaan dan Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi Tujuan programini adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas dan kredibilitas LSP agar dapat menjadi lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang akuntabel. Kegiatan dikembangkan antara lain:

a. Pedoman dan Prosedur Pembentukan dan Akreditasi LSP/TUK b. Pelatihan dan Sertifikasi Assessor c. Perluasan Jaringan TUK d. Pengembangan Manajemen LSP e. Penyelenggaraan Lisensi LSP 4. Pengendalian Pelaksanaan Sertifikasi Program ini bertujuan untuk mengendalikan pelaksanaan uji kompetensi dan setifikasi kompetensi yang dilakukan oleh LSP, agar tidak menyimpang dari ketentuan dan rambu-rambu yang telah ditetapkan. Hal ini penting dilakukan agar sertifikasi yang dilakukan oleh LSP betul-betul menjamin mutu kompetensi sesuai dengan SKKNI. Kegiatan yang dikembangkan antara lain : a. Pedoman dan Prosedur Sertifikasi b. Pengembangan MUK c. Kodifikasi dan registrasi d. Monitoring dan Evaluasi e. Pengawasan dan Penegakan Disiplin

5. Pengembangan Jejaring Kerjasama Tujuan program ini memperluas dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain yang berkaitan dengan standarisasi dan sertifikasi kompetensi serta pendidikan dan pelatihan profesi, baik dalam lingkup Nasional maupun Internasional. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya Nasional dan Internasional secara sinergik. Kegiatan ini antara lain : a. Harmonisasi Regulasi b. Sinkronisasi Program Perkuatan LSP dan LDP

c. Pengembangan MRA dengan Negara lain d. Pengembangan Website BNSP

6. Pengembangan Sistem Manajemen Mutu Pengembangan ini bertujuan untuk menjamin bahwa sistem Sertifikasi Profesi yang diselenggarakan oleh BNSP/LSP selalu dalam jaminan mutu. Setiap aspek dan prosesnya selalu terkendali mutunya. Dalam rangka ini kegiatan yang dilakukan antara lain : a. Pengembangan Pedoman Organisasi, Tata Kerja Kode Etik dan Tata Tertib b. Pengembagan Prosedur Tetap dan Instrumen Kendali Mutu c. Pengembangan SDM BNSP/LSP d. Pengembangan Sarana dan Prasarana Kendali Mutu e. Penerapan SMM mengacu ISO 17011 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi BNSP sebagai otoritas sertifikasi personel sesuai PP No. 23 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi tahun 2004, utamanya pasal 4 Ayat 1) : Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Ayat 2) : Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP.

Visi dan Misi Visi : Menjadi lembaga otoritas sertifikasi profesi yang independen dan terpercaya dalam menjamin kompetensi tenaga kerja di dalam maupun luar negeri. Misi :

Mengembangkan sistem sertifikasi kompetensi profesi yang terpercaya Meningkatkan rekognisi dan daya saing tenaga kerja Indonesia di dalam maupun di luar negeri; Membangun kerjasama saling pengakuan sertifikasi kompetensi secara

internasional. Komitmen BNSP

Komitmen BNSP dalam berperan membangun Life Long Learning


Lifelong Learning, atau yang sering disebut Pembelajaran Sepanjang Hayat adalah suatu konsep tentang motivasi untuk terus menerus belajar guna meningkatkan kualitas diri dan pribadi individu. Diantaranya adalah kualitas kompetensi dan profesionalisme dan dimana pembelajaran sepanjang hayat tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. BNSP sebagai lembaga otoritas di bidang sertifikasi kompetensi profesi, memiliki komitmen kiat untuk ikut serta mengembangkan Lifelong Learning tersebut. Diantaranya melalui pengembangan sistem sertifikasi yang terpercaya dan menjamin mutu kompetensi, pengembangan kerangka kualifikasi, pengembangan akses sertifikasi bagi tenaga kerja berpengalaman/otodidak dan survailen kompetensi bagi para pemegang sertifikat kompetensi

Sertifikasi Kompetensi Profesi


PENDAHULUAN Penelitian menunjukkan dengan sangat jelas bahwa daya saing suatu perusahaan maupun Negara tergantung kepada kemampuan tenaga kerjanya, untuk memenuhi tuntutan yang terus menerus berubah baik domestik maupun global yang tertuang dalam ISO 9001 : 2008 Tentang Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa personel yang melaksanakan pekerjaan harus kompeten atas dasar pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman disamping juga berdasarkan amanat Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 18 yang

menyatakan pengakuan kompetensi kerja dilakukan melalui sertifikasi yang bertujuan untuk mendukung Pertumbuhan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkesinambungan, dan hal tersebut dapat dilakukan melalui sistem Competency Based Training (CBT) dan Competency Based Assessment (CBA). Trend Dunia Usaha dan Dunia Industri didalam mengembangakan sumber daya manusianya saat ini mengarah pada CBT/CBA dimana CBT/CBA merupakan pendekatan pelatihan dan asesmen yang diarahkan oleh outcomes yang spesifik, pendekatan ini membantu individu untuk menguasai ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan sehingga mereka mampu menunjukkan hasil kerjanya secara optimal. Tujuan CBT/CBA : Tujuannya adalah untuk mengembangkan kompetensi kerja Individu terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), memperbaiki kompetensi angkatan kerja Indonesia secara menyeluruh dan memperbaiki efektifitas dan kemampuan Perusahaan/Industri di Indonesia terhadap perkembangan baru. Keuntungan CBT/CBA Bagi Perusahaan : - Meningkatkan produktifitas - Mengurangi kesalahan dan kecelakaan kerja - Meningkatkan penjualan - Mengurangi karyawan yang keluar masuk - Memiliki tenaga kerja yang berdaya saing, terampil dan termotivasi - Mempermudah seleksi dan rekrutmen karyawan - Mengembangkan Standar Operasional - Loyalitas kepada perusahaan - Komitmen terhadap kualitas - Meningkatkan kualitas pelayanan. Keuntungan CBT/CBA Bagi Karyawan : - Jenjang Karir yang lebih baik - Meningkatkan akses untuk berkembang - Pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki Bentuk Kegiatan : 1. Kegiatan Asesmen Kompetensi ini bertujuan untuk memberikan rekognisi kompetensi terkini bagi karyawan baik PKWTT maupun PKWT sekaligus mengidentifikasi gap (kelemahan dan kekuatan) sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam penyusunan strategi SDM jangka panjang. 2. Mengidentifikasi Job Title dan Job Description yang disepakati untuk di sertifikasi. 3. Tinjauan lapangan 4. Matching antara Job Title dan Job Description terhadap SKKNI LogamMesin, yang dipakai sebagai benchmark

5. 6. 7. 8.

Penyusunan Skema Klaster SKKNI Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Pelaporan hasil asesmen Penyerahan Sertifikat Kompetensi

Metoda Assessment yang digunakan meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Interview Observasi Demonstrasi Praktik Bukti Portofolio Tes Tulis Laporan Pihak Ketiga

Aspek yang dapat diungkap : 1. Aspek Ketrampilan bisa meliputi :


Interpretasi drawing, spesifikasi Penyiapan tempat kerja Persiapan dan urutan pemasangan Memilih mesin dan perkakas Memasang perkakas potong Mengeset mesin Menerapkan standar yang relevan Mengikuti instruksi lisan dan tertulis Mengukur material sesuai spesifikasi Menghidupkan dan mematikan mesin Membentuk material sesuai ukuran dan spesifikasi Mengecek hasil akhir sesuai spesifikasi Melaksanakan pengelasan sesuai prosedur Menentukan hasil-hasil pengelasan sesuai prosedur pengelasan Menggunakan perkakas tangan dan perkakas tangan bertenaga Identifikasi cacat las Repair cacat las Pengesetan benda kerja pada mesin perkakas Kalkulasi dan pengesetan pahat potong dan speed Melaksanakan turning

2. Aspek Pengetahuan bisa meliputi :


Teknik-teknik instalasi Persyaratan Regulasi Persyaratan K3L Bahaya-bahaya di tempat kerja termasuk Kebersihan dan Kerapian (5 R)

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Cara-cara dan prosedur kerja aman Karakteristik metoda pemotongan Proses dan prosedur pemotongan Prosedur perakitan Penggunaan dan aplikasi perkakas, peralatan Pengesetan peralatan Aplikasi berbagai konsumabel Defect perakitan komponen fabrikasi Metoda penyiapan plat dan pipa sesuai standar pengelasan Polaritas las, Klasifikasi elektroda Karakteristik material las Instruksi, simbol-simbol las Jenis-jenis pahat Karakteristik berbagai material dan pengaruhnya pada kecepatan Teknik-teknik dan perkakas yang digunakan untuk mengukur material dan komponen mesin.

3. Aspek Dimensi Kompetensi :


Task Skill (Melaksanakan tugas individu) Task Management Skill (Mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam satu pekerjaan) Contingency Management Skill (Kemampuan merespon dan mengelola kejadian ireguler dan masalah) Job/Role Environment Skills (Kemampuan menyesuaikan dengan tanggung jawab dan harapan lingkungan kerja)

Waktu & Tempat Pelaksanaan Assessment 1. Waktu pelaksanaan asesmen akan disesuaikan dengan jadwal yang disepakati oleh pihak Konsultan dan Perusahaan, dengan pengaturan secara efektif sehingga tidak banyak menghilangkan jam kerja produktif. 2. Tempat pelaksanaan Asesmen : dilaksanakan secara on the Job Assessment/di tempat kerja dan workshop Perusahaan. Kualifikasi Asesor & Master Asesor kami :

Memiliki Sertifikat Asesor TAA dari BNSP Memiliki Sertifikat Master Asesor TAA dari BNSP Memiliki Pengetahuan Teknis dan Pengalaman Kerja di Bidang Welding, Fabrication, Assembly, Machining, Maintenance, Design, Planning, OHS, Supervisi dsb.

Bentuk Laporan

Berita Acara Pelaksanaan Uji Kompetensi Hasil Penilaian Uji Kompetensi Sertifikat Kompetensi dari BNSP

Profesional Fee

Biaya investasi per orang sebesar Rp. 1.800.000,- belum termasuk pajak (jumlah minimum peserta 20 orang) dibayarkan ke Rekening PT. Bhakti Karya Widya Sentosa melalui BANK MANDIRI Surabaya Cabang Diponegoro dengan No. Rek. 1420006035793. Profesional Fee akan ditentukan setelah mendapatkan gambaran scope penugasan yang akan kami lakukan.

Ketentuan Lain-lain 1. Penentuan skema klaster sertifikasi akan disesuaikan dengan rumusan antara team kami dengan pihak yang mewakili Perusahaan 2. Penyerahan laporan hasil asesmen akan dilaksanakan segera setelah rapat pleno antara Asesor yang ditugaskan bersama Master Asesor. 3. Sertifikat kompetensi BNSP akan segera diserahkan setelah dokumen hasil asesmen dikirim dan diverifikasi oleh LSP Logam Dan Mesin Indonesia (LSP-LMI) di Jakarta PENUTUP Demikian usulan kerjasama yang kami sampaikan, kami berharap penawaran diatas dapat memenuhi harapan Bapak/Ibu. Atas perhatian dan kepercayaan yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

You might also like