You are on page 1of 1

>Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan membuat larutan standar dan menentukan kadar asam asetat dalam

cuka perdagangan. Titik akhir titrasi ialah titik dimana setelah penambahan setetes demi setetes larutan ke larutan lain, tepat berubah warna ketika diaduk/digoyang-goyangkan. NaOH merupakan larutan baku sekunder sehingga peru distandarisasi dengan asam oksalat dihidrat yang merupakan larutan baku primer. Ini dikarenakan NaOH bersifat higroskopis dan tidak stabil. Syarat senyawa dapat dijadikan standar primer : kemurnian 100%, bersifat stabil pada suhu kamar dan suhu pemanasan karena biasanya standar primer dipanaskan dahuu sebelum ditimbang, tersedia di mana-mana, memiliki berat molekul (Mr) yang tinggi, hal ini untuk menghindari kesalahan relative pada saat menimbang. Perlu diperhatikan, saat meneteskan PP, larutan yang telah diteteskan harus segera dititrasikan, karena jika terlalu lama didiamkan, maka larutan itu akan terkontaminasi dengan udara, warna yang semula oink ketika dteteskan PP akan menjadi pudar. Asam oksalat dihidrat dan asam asetat dalam cuka perdagangan perlu diencerkan dahulu agar titrannya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu pekat. Reaksi dalam pembuatan larutan standar : H2C2O4.2H2O(S) + 2NaOH(aq) Na2C2O4 (aq) + 4H2O(l) Reaksi dalam penentuan kadar asam cuka : CH3COOH (aq) + NaOH(aq) NaCH3COOH (aq) + H2O(l) Percobaan 1 merupakan asidimetri, menggunakan larutan baku asam untuk menentukan jumlah basa yang ada. Percobaan 2 merupakan alkalimetri, menggunakan larutan baku basa untuk menentukan jumlah asam yang ada. >Kesimpulan Normalitas NaOH = 0,104 N Kadar asam asetat = 17,471 % b/v Indikator PP memiliki trayek pH 8,3 10 Percobaan 1 (pembuatan larutan standar) = asidimetri Percobaan 2 (penentuan kadar asam cuka) = alkalimetri

You might also like