You are on page 1of 6

Bakteri Vibrio sp.

Sebagai Patogen di Perairan Nongsa, Kota Batam Provinsi Riau

Laut dapat mengandung sejumlah pembawa virus, bakteri dan fungi yang sebagian besar bersifat patogen pada manusia. Sumber sebagian besar patogen ini adalah fekal, dan pembawanya ke laut adalah buangan domestic, industri pengolahan, sampah dan limbah peternakan. pencemaran yang disebabkan oleh bakteri dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan. Pencemaran limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera (Shuval, 1986). Menurut WHO (1988) terdapat tiga kelompok bakteri indikator pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu fecal coliform, fecal streptococus dan patogen. Vibrio sp. merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam Filum Proteobacteria, Class Gammaproteobacteria, Ordo Vibrionales, Famili Vibrionaceae. Bakteri ini bersifat gram negatif, fakultaif anaerobik, fermentatif, bentuk sel batang dengan ukuran panjang antara 2-3 um, menghasilkan katalase dan oksidase dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel (Austin, 1988). Austin (1988) mengatakan Vibrio merupakan patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya

memungkinkan. Menurut Wagia (1975), bakteri Vibrio yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus dan sebagainya. Menurut dampak langsung bakteri patogen dapat menimbulkan penyakit, parasit, pembusukan DNA toksin yang dapat menyebabkan kematian biota yang menghuni perairan yang terkontaminasi Vibrio. Dikutip dari Thayib (1977), beberapa jenis Vibrio yang bersifat patogen yaitu dengan cara mengeluarkan toksin ganas dan seringkali mengakibatkan kematian pada

manusia dan hewan. V. cholera yang bersal dari darat atau air tawar, sudah dikenal sebagai penyebab penyakit muntah berak (muntaber) di Indonesia. Austin dan Austin (1993) mengatakan jenis Vibrio yang bersifat patogen pada ikan dan invertebrata laut adalah V. alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V. anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. pelagia, V.

splendida, V. fischeri dan V. harveyi. Menurut hasil penelitian dari jurnal Feliatra (1999) yang dikaji yaitu dilakukan analisis pada ketiga stasiun yang diamati pada dua kali pengambilan sampel parameter lingkungan yang diamati tidak terlihat perbedaan yang nyata. Suhu berkisar antara 27 oC - 32oC, dimana suhu tertinggi diperoleh pada pengambilan sampling pertama dan tertinggi pada pengambilan sampling kedua. Pada temperatur 4oC dan 45 oC bakteri V. parahaemolyticus, V.harveyi dan V. alginolyticus tidak dapat tumbuh, dan pada suhu >55oC bakteri akan mati, maka berdasarkan data kisaran suhu yang diperoleh selama penelitian dapat dinyatakan bahwa bakteri Vibrio sp. akan dapat hidup di perairan tersebut. Demikian juga halnya dengan parameter lingkungan lainnya merupakan kisaran bakteri Vibrio sp. dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan pengamatan visual dari Feliatra (1999) terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio, maka bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang tumbuh pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu kamar (30oC). Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri Vibrio sp. ditemukan enam spesies bakteri patogen Vibrio sp. pada perairan tersebut yaitu :

1.

V. anguillarum

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan berkilau. Karakteristik fisika dan biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S hasilnya negatif.

2.

V. alginolyticus Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik fisika dan biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, laktosa, dan manitol hasilnya positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa hasilnya negatif.

3.

V. cholera

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik fisika dan biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol hasilnya positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.

4.

V. salmonicida

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : berwarna bening, diameter <1 mm, bulat, menonjol dan utuh. Karakteristik fisika dan biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa hasilnya positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galak-tosa, manitol sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. 5. V. vulnificus

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : berwarna biru sampai hijau, diameter 23 mm. Karakteristik fisika dan biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol hasinya positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.

6.

V. parahaemolyticus

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : berwarna biru sampai hijau, diameter 35 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua. Karakteristik fisika dan biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol hasilnya positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, methyl red dan H2S bersifat negatif. Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan pantai menandakan adanya kontak dengan buangan limbah industri dan rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa bahan makanan lainnya, dimana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan berkembang bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan ini kemudian akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada manusia (Feliatra, 1999). Bakteri dari spesies Vibrio secara langsung akan menimbulkan penyakit (pathogen), yang dapat menyebabkan kematian biota laut yang menghuni perairan, dan secara tidak langsung bakteri yang terbawa oleh biota laut seperti ikan akan dikonsumsi oleh manusia kemudian akan menyebabkan penyakit pada manusia (Feliatra, 1999). Salah satu jenis bakteri yang dikenal berbahaya pada manusia adalah Bakteri V. cholera, bakteri ini dikenal sebagai penyebab penyakit pada saluran pencernaan (gastroenteritis) yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Bakteri ini sebenarnya adalah penghuni darat (terestrial) dan air tawar. Keberadaannya di laut disebabkan karena terbawa oleh aliran sungai atau air buangan. Hal ini menyebabkan perairan pantai akan terkontaminasi oleh bakteri V. Cholera (Feliatra, 1999).

Daftar Pustaka

Austin B. dan D.A.Austin. 1993. Bacterial Fish Pathogens: Diseasein Farmed and Wild Fish Second Edition. Chichester: Ellis Horword limited. Austin B. 1988. Marine Microbiology. Cambridge: Cambridge University Press. Shuval,H.I. 1986. Thalasogenicdisease. UNEP Regional seasreport and studies No. 79. Neirobi : UNEP. Thayib, S S. 1977. Vibrio Laut yang Mengganggu Kehidupan Manusia dan Ikan. Pewarta Oseana No.24 : 1-6. WHO. 1988. Guidelines For Monitoring The Quality of Coastalrecreation and Shelfish Growing Areas. Reference Methods for Marine Pollution Studies No. 1 rev.i. Neirobi: UNEP. Feliatra. 1999. Identifikasi Bakteri Patogen (Vibrio sp.) di Perairan Nongsa Batam Provinsi Riau. Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 28 - 33 (1999)

TUGAS EKOLOGI PERAIRAN Bakteri Vibrio sp. Sebagai Patogen di Perairan Nongsa, Kota Batam Provinsi Riau

Disusun oleh : Dina Puspa Andini 140410090071 Melly Harfiantie 140410090080

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran 2011

You might also like