You are on page 1of 6

NASEHAT PERNIKAHAN

Untuk

RESA DAN RICKY


Oleh Dra.Hj. Meiliarni Rusli Assalamualaikum Wr. Wb

Yang berbahagia keluarga besar Bapak Masri (Alm) dan Ibu Nurni, keluarga besar Bapak H. Zulbachyar Habdi dan Ibu Erma R, serta kedua mempelai Resa dan Ricky Kita baru saja menyaksikan upacara Aqad Nikah antara anak, kakak, adik, kemenakan, dan saudara kita yang kita cintai dan sayangi yaitu Resa dan Ricky. Untuk kepada itu kami semua mengucapkan selamat berbahagia ananda berdua,

semoga pernikahan ananda berdua dianugerahi kehidupan yang manis dan bahagia dalam suatu rumah tangga muslim, rukun, damai penuh maghfirah, keluarga sakinah mawaddah warrahmah yang diridhai Allah SWT. Ananda berdua yang kami sayangi Dengan berlakunya aqad nikah, resmilah ananda berdua menjadi suami isteri sesuai dengan tuntunan agama kita karena pernikahan adalah perintah Allah dan Rasul yaitu untuk mengikat dua hati menjadi satu dengan tujuan membina suatu kehidupan yang bahagia, rukun, dan damai. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum:21

Selain itu, Rasulullah SAW berpesan nikah adalah sunnahku, dan siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka tidaklah masuk golonganku. Jika kita memperhatikan surat Ar-Rum : 21 di atas, maka akan terdapat beberapa inti atau hikmah yang harus kita renungkan antara lain: Pernikahan adalah untuk membina suatu kehidupan yang tenang dan bahagia (litaskumu ilaiha) Pernikahan untuk mematrikan rasa cinta dan kasih sayang antara kedua suami isteri (mawaddah warrahmah), menyatukan dua hati menjadi satu sehingga merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan saling melengkapi dan saling membutuhkan (soulmate). Ketentraman hati dan rasa cinta akan terwujud bila suami atau isteri sama-sama berusaha untuk menciptakannya, ada usaha bersama yang mengikat keduanya untuk membangun rumah tersebut menjadi tempat tinggal keluarga/Home Sweet Home (baiti jannati) Ananda berdua yang berbahagia dan hadirin yang mulia Dalam Islam pernikahan tidaklah dimaksudkan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis dan materilistis semata, tapi juga agar dengan pernikahan itu kita saling beribadah. Pernikahan tidak bisa disamakan dengan transaksi dagang yang berpikir untung rugi, dimana masing-masing mengambil untung sebesarbesarnya dengan modal sekecil-kecilnya. Tapi pernikahan adalah untuk mematrikan rasa cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri. Pernikahan yang dilandasi cinta dan kasih sayang adalah tali halus yang mengikat suami-isteri menjadi satu, sesakit sesehat, sepahit semanis, satu dalam suka dan duka. Walaupun badan berjauhan, walaupun banyak godaan dari kiri dan kanan, namun jika kedua hati telah terikat dengan kokoh, godaan

tersebut tidak akan mampu memisahkan keduanya, apalagi sampai mengkhianati pasangannya. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan beberapa landasan pernikahan bahagia. Pertama, menghayati makna pernikahan. Pernikahan bukan lampu aladin yang dapat mendatangkan bahagia dengan cepat atau seperti membalikkan telapak tangan. Pernikahan sebagimana juga kehidupan, mengundang bermacam problema dan persoalan baik pahit ataupun manis. Tiada pernikahan tanpa masalah, oleh karena itu hayati makna pernikahan. Pernikahan harus diikat dengan saling menghayati dan memahami. Ananda berdua harus ingat bahwa kecantikan memang memikat, namun akan lebih menarik bila diimbangi oleh kelembutan, kesetiaan, dan ramah tamah. Gagah tentu juga tidak kalah menarik tetapi akan lebih disenangi bila gagah diiringi dengan tanggung jawab, kasih sayang, dan kejujuran. Kedua, memupuk rasa cinta. Cinta dan kasih adalah kebutuhan dasar manusia. Waktu kecil dicintai Papa, Mama, dan keluarga. Setelah dewasa cinta itu berkembang dengan kecintaan suami/isteri dan akan mekar lagi bila kedua suami-isteri sudah dikaruniai keturunan sebagai buah kasih mereka. Tapi harus ananda ingat bahwa cinta tersebut tidak boleh melupakan apalagi mematikan cinta yang telah ada. Dengan lain perkataan, cinta kepada suami atau isteri tidak boleh mematikan cinta kepada orangtua atau sebaliknya. Cinta bukan berarti buta atas segala kekurangan dan kelemahan pasangan, akan tetapi berusaha menyempurnakan kekurangan tersebut dan memaafkan segala kekhilafan. Ketiga, membangun saling pengertian. Suami mengerti isteri dan isteri mengerti suami itulah hakikat pernikahan. Kepada

ananda tunjukkanlah sikap sebagai suami ideal yaitu suami adalah kepala keluarga, pahlawan bagi anak atau isteri, menjadi qawwamuuna alan nisa, pembela, pembimbing, dan pelindung isteri, pemimpin yang demokratis dan penuh toleran. Selanjutnya kepada ananda , kami pesankan, sebagai isteri ananda pun, harus mengerti dirimu sebagai isteri yang baik, ananda harus menjaga diri, memelihara harta rumah tangga dengan ikhlas (almar`atu ra`iyatunti baiti zaujiha), dan tidak mendorong suami berlaku serong apalagi menjadi penyebab suami tenggelam dalam keruwetan dan permasalahan. Keempat, memberikan pengabdian. Pernikahan menuntut

pengabdian yang ikhlas dari kedua pihak, isteri mengabdi kepada suami dan suami mengabdi kepada isteri. Tanpa pengabdian, pernikahan tidak akan mencapai sasaran. Abu Bakar Siddiq menasehati Asma` binti Abu Bakar waktu akan menikah mengabdilah kamu pada suamimu seolah-olah kamu menjadi sahaya, kelak suamimu akan mengabdi pula kepadamu sebagai seorang hamba. Untuk itu tanamkanlah dalam hati masingmasing, apakah yang akan kupersembahkan kepada pasanganku. Isteri berpikir apa yang kupersembahkan buat suamiku tercinta dan suami pun juga demikian, apakah yang akan aku berikan untuk isteriku tersayang. Kelima, last but not least, kokohkan iman dan akhlak. Iman dan akhlak adalah faktor yang mampu memberi ketenangan hidup keluarga terutama di era globalisasi ini. Tanpa iman dan akhlak, manusia akan kehilangan tongkat dan pemandu dalam hidupnya dan cepat pula mengalami frustasi dan putus asa bila dihadang cobaan. Banyak fakta kita lihat, betapa rapuhnya rumah tangga yang kropos dari iman dan rendah dalam aspek akhlak. Rasulullah SAW telah mengingatkan, pilihlah pasangan yang beriman dan taat beragama.

Jika kelima landasan tersebut dapat dipenuhi oleh suami-isteri, InsyaAllah perahu pernikahan Ananda akan melaju mencapai pantai tujuan. Ananda berdua yang semoga selalu dirahmati Allah SWT Ketika ananda berdua menjadi ayah dan ibu jadilah orang tua yang bijak, mendidik, membimbing, dan memelihara buah cinta tersebut dengan penuh kasih sayang. Mudah-mudahan bisa dididik menjadi anak yang shaleh, qurrata a`yun berbakti kepada kedua orang tua, taat beribadah, berguna bagi agama dan bangsa. Ada suka dan duka dalam hidup, pandailah bersyukur bila mendapat karunia Allah SWT, dan belajarlah memiliki sabar yang handal dalam meredam musibah, Shabrun Jamil. Rezeki dan karunia Allah SWT banyak sekali dan ada dimana-mana. Carilah karunia Allah SWT dengan gesit tapi jangan lupa mengingat Allah SWT agar tidak sesat dan tidak salah langkah. Harta perlu untuk kesejahteraan hidup, namun berkahnya harta akan dirasakan bila didapat dengan cara yang halal. Islam tidak melarang kita banyak harta, asal tidak diperoleh secara haram, asal saja tidak lupa bahwa harta bisa juga membuat manusia arogan bahkan rakus dan akhirnya berujung pada malapetaka. Ananda berdua yang berbahagia Dengan pernikahan ananda Resa dan Ricky saat ini timbullah pertalian keluarga yang sangat akrab. Keluarga besar kedua mempelai mungkin saja mempunyai perbedaan. Namun perbedaan tersebut tidak akan menyebabkan pertentangan tapi menjadi aset dan kekayaan kita bersama. Sebagai orang minang kita mempunyai falsafah bahwa yang menikah adalah kedua pengantin, tapi yang kawin adalah kedua keluarga, yang pangkalnya adalah antara kedua mertua dan menantu kemudian

mengikut antara ipar dan besan, kemudian mengikut antara ando dan sumando, serta bako dan anak pisang. Untuk itu marilah kita pelihara pertalian ini sehingga silaturrahim dan ukhuwah kita semakin tumbuh dan berkembang menjadi pertalian yang menghangatkan, akrab, penuh rasa sayang, dan saling merindukan. Hendaklah ananda berdua menjaga pertalian itu. allahumma barik lahuma fi khairin, rabbana hab lana min azwajina wa zurriyyatina qurrata ayun, wajalna lilmuttaqina imama. rabbi habbli min ladunka dzurriyatan thoyyibatan, innaka samiiu addhua. rabbi ajalnii muqiima ashlati wa min dzurriyati, rabbana wa taqabbal dhua. rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabannar. rabbana taqabbal minna innaka anta as samiiu al alim. Walhamdulillahirabbilalamin Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh Simabua, 1433H 10 2012M Februari 17 Rabiul Awal

You might also like