You are on page 1of 9

PENGARUH METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PEMBANGUNAN 2 LEMPUING JAYA

PROPOSAL Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l.) Oleh M. KHABIB MUSTOFA NIM/ NIMKO: 2009.01.125 Program Studi Pendidikan Agama Islam SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR'AN AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN KOPERTAIS WILAYAH VII SUMBAGSEL 2011 PROPOSAL PENELITIAN A. Latar Belakang Pengajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan sestemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi berjalan secara teratur, saling tergantung, komplementer, dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan pengolahan yang baik. Pengelolaan pengajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengajaran. Guru harus mempertimbangkan segi dan strategi pengajaran, yang seharusnya dirancang secara sistematis, bersifat konseptual tetapi praktis, realistik dan fleksibel, baik yang menyangkut masalah interaksi pengajaran, pengelolaan kelas, pendayagunaan sumber belajar (pengajaran), maupun penilaian pengajaran. Pengajaran memang bukan konsep atau praktik yang sederhana tetapi bersifat kompleks,yang menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Pengajaran itu berkaitan erat dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan pembinaan dimensi kepribadiaan peserta didik. Oleh karena itu melaksanakan pengajaran tidak mudah seperti menyuapi makanan bayi. Dengan kata lain, tugas pengajaran, (mengajar) adalah berat, kompleks, perlu keseriusan, tidak asal jadi atau coba - coba. Mengingat tugas dari tanggung jawab guru dalam pengajaran yang sedemikian berat, banyak para ahli pakar serta orang - orang yang berkecimpung didalam dunia pendidikan melakukan penelitian serta memberikan konstribusi pemikiran dalam bentuk tulisan guna membantu para guru dan calon guru yang hendak meningkatkan tugas profesionalitas kepengajaranya. Untuk pencapaian sebuah hasil belajar yang maksiamal salah satunya diperlukan sebuah metode pengajaran yang baik dan juga disenangi oleh siswa, sehingga mereka merasa tertarik, semangat dalam belajar dan pada akhimya akan mencapai nilai yang kits harapkan..

Diskusi adalah salah satu metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan dengan kemampuan yang berbeda-beda mereka dapat berbagi dengan sesama mereka dalam penyelesaian masalah yang diberikan, Menurut pendapat Ahmadi Abu dan Joko Prasetya (2005: 57) diskusi selalu diarahkan pada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhimya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota kelompoknya. Teknik Brainstorming dilakukan dengan cara melontarkan suatu masalah kekelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat dan komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru (Roestiyah, 2001:73). Penerapan metode diskusi melalui teknik brainstorming berarti siswa menjawab suatu masalah dan menyatakan komentar mereka dengan menerima masukkan pendapat dari rekan mereka melalui diskusi kelompok sehingga dengan berbagai macam pendapat tersebut siswa mampu menyelesaikan masalah secara bersama dan mampu membuat kesimpulan yang tepat serta dapat mengkomunikasikan pendapat tersebut dengan baik. Kondisi pendidikan saat ini, menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran matematika masih relatif rendah dan kurangnya minat siswa dalam belajar. Hal ini berdasarkan Informasi dari salah satu guru bidang studi matematika. dalam proses pembelajaran dilembaga- lembaga pendidikan telah melaksanakan berbagai metode pembelajaran yaitu ceramah, tanya jawab dan lain-lain. Namun dalam penyampaiannya guru mata pelajaran sering kali menggunakan metode pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga terlihat monoton. Guru hanya meminta siswa untuk mencari penyelesaian suatu masalah dan tidak pernah mengajak siswa untuk menyelesaikannya dengan diskusi, yang mengakibatkan siswa lebih bersifat pasif atau hanya mendengarkan penjelasan guru, hal ini memicu kebosanan siswa dalam belajar, walaupun pada dasarnya siswa tersebut sudah cukup mengerti dengan apa yang disampaikan guru mereka. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan eksperimen pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi melalui teknik brainstorming dimana hal ini diharapkan dapat mengetahui aktifitas dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa melalui penerapan metode diskusi dengan teknik pembelajaran brainstorming. sehingga peneliti tertarik untuk memilih judul penelitian yaitu "PENGARUH METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PEMBANGUNAN 2 LEMPUING JAYA. B. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu meluas dan menyimpang dari sasaran yang diharapkan, maka penulis membatasi penelitian ini pada: 1. Penerapan pelaksanaan, dalam hal ini penerapan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan teknik brainstorming. 2. Metode diskusi dengan menggunakan teknik brainstorming suatu penerapan metode mengajar didalam kelas dimana siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berfikir secara kreatif dengan menjawab, memberikan pendapat, ide atau komentar terhadap permasalahan yang dilontarkan guru dikelas. 3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil tes setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi dengan teknik brainstorming. 4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan bangun ruang sisi datar. 5. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas IX SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya Semester genap tahun ajaran 2010/ 2011. C. Rumusan Masalah. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktivitas siswa selama diterapkan metode diskusi menggunakan teknik brainstorming pada pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. 2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan metode diskusi dengan menggunakan teknik

brainstorming pada pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. 6. Adakah pengaruh yang signifikan antara metode diskusi dengan teknik brainstorming terhadap hasil belajar belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat diterapkan metode diskusi dengan teknik brainstorming pada pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang penerapan metode diskusi dengan teknik brainstorming pada pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah1. Bagi guru, sebagai masukan atau informasi dalam merencanakan dan melaksanakan proses pengajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika. 2. Bagi siswa, sebagia cara untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kerja sama antara sesama siswa dan dapat menambah motivasi belajar matematika siswa. 3. Bagi para peneliti yang akan mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dan hal-hal yang berkaitan dengannya. 4. Bagi peneliti sendiri, sebagai ajang latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan menanbah wawasan untuk mendalami sebagai pendidik dan pengajar.

E. Tinjauan Pustaka. 1. Pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi ynag tersusun meliputi unsur-unsure manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan pembelajaran ( Djamarah, 2006 : 57 ) Menurut Dimyati dan Mujiono ( 2002 : 297 ) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam sain instruksional, untuk belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber balajar. Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya pembelajaran siswa dengan mengkombinasikan unsur- unsur yang berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri. 1) Ciri-Ciri Pembelajaran. Ada tiga ciri khas yang tergantung dalam sistem pembelajaran yaitu: a. Rencana Rencana adalah penataan ketenagaan, material dan priosedur yang merupakan unsur-unsur sitem pembelajaran dalam suatu rencana khusus. b. saling ketergantungan ( Independence ). Antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran. c. Tujuan. Sistem pembelajaran mempunyai tujuan yang hendak dicapai, ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sitem pembelajaran adalah agar siswa belajar. 2. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode. Metode adalah cara atau siasat yang digunakan dalam pengajaran. Sebegai strltegi metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran ( Djamarah dan Aswan Zain, 2006:53 ). Didalam proses pengajaran matematika metode memiliki peranan yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan pembelajaran. Karena, mengajar matematika merupakan kegiatan pengajar agar peserta didiknya belajar untuk mendapatkan matematika, yaitu kemampuan, keterampilan dan sikap matematika itu. Keterampilan dan sikap yang dipilih pengajar itu hares relevan dengan tujuan belajar yang disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik. Ini dimaksudkan agar interaksi antara pengajar dan peserta didik. Interaks? akan terjadi bila menggunakan Cara yang_ cocok yang disebut metode mengajar matematika. b. Macam-Macam Metode Menurut (Ahmadi Abu dan Joko Prasetya, 2005 : 57). Metode mengajar beraneka ragam diantaranya: 1. Metode ceramah. 2. Metode tanya jawab. 3. Metode diskusi. 4. Metode pemberian tugas ( resitasi ). 5. Metode demonstrasi dan eksperimen. 6. Metode ker a kelompok. 7. Metode sosiodrama dan bermain peran. 8. Metode karyawisata. 9. Metode mengajar beregu. 10. Metode proyek ( unit ). Namur dalam pelaksanaannya tidak metode diatas dapat digunakan dalam proses pengajaran matematika, misalnya metode sosiodrama dan bermain peran dan metode karyawisata, dimana metode tersebut lebih cocok dan tepat digunakan dalam pelajaran ilmu sosial. c. Metode Diskusi. Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi selalu diarahkan pads pernecahan masalah yang menimbulkan berbagai mAcarn pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota kelompoknya. (Ahmadi Abu dan Joko Prasetya, 2005:57). Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang formal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pernecahan. masalah ( Usman Uzer, 2002:94 ). Menurut Ahmadi Abu dan Joko Prasetya untuk melaksanakan diskusi guru harus memberikan pertolongan berupa, pertanyaan atau problem sebagai perangsang, bimbingan dan pengarahan. 1. Syarat-syarat pertanyaan diskusi sebagai berikut: a. harus mengandung nilai-nilai diskusi, jangan hanya satu jawaban. b. harus merangsang adanya pemunculan suara. c. harus mengandung kemungkinan jawaban lebih dari satu. d. harus membutuhkan pertimbangan, perbandingan dari kenyataan. e. harus menarik perhatian sesuai dengan taraf umur. 2. Tugas Guru dalam metode diskusi. 1. Sebagai pengatur lalu lintas. Yang berarti bahwa semua pendapat, saran atau usul harus melewati pemimpin diskusi. 2. Pemimpin Sebagai Dinding Penangkis. Yang berarti bahwa pemimpin diskusi harus bertindak sebagai juru pengaman yang menerima, menolak atau rnenyarnpaikan segala pendapat atau usul-usul itu kepada seluruh peserta diskusi. a. Segi Positif dari Metode Diskusi: 1. Suasana kelas akan hidup. Sebab anak-anak mengarahkan pilkirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi anak dalam metode ini lebih baik. 2. Dapat mcnaikan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berfikir sistematis, sabar dan sebagainya. 3. Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahmi anak karena anak didik mengikuti proses berfikir

sebelum sampai kepada kesimpulan. 4. Anak-anak belajar memetuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah sebagi latihan pads musyawarah yang sebenarnya. b. Segi Negatif Metode Diskusi: 1. Kemungkinan anak-anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanngung jawab. 2. Sulit menduga hasil yang akan dicapai, karena waktu yang dipergunakan untuk diskusi cukup panjang. d. Teknik Brainstorming Brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah kekelas oleh guru, kmudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah barn. Tujuan teknik ini adalah untuk menguras habis apa yang dipikirkan pars siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan oleh guru kekelas tersebut. Dalam pelaksanaan metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menangapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa tersebut benar/salah; jugs tidak perlu disimpulkan, guru hanya Pnenaynptmg semua pemyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa didalam kelas mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi. Sedangkan tugas murid adalah menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya; atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan pendapat dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaa dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya. a. Keunggulan dari brainstorming adalah: 1. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat. 2. Melatih siswa untuk berfikir secara tepat dan logis. 3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru. 4. Ter adi tersaingan yang hebat. 5. Anak merasa bebas dan gembira. 6. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan. b. Permasalahan yang perlu diatasi dalam brainstorming adalah: 1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir dengan baik. 2. Anak kurang selalu ketinggalan. 3. Kadang-kadang pembicaraan selalu dimonopoli oleh anak yang pandai saja. 4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan. 5. Siswa tidak pernah tabu apakah pendapatnya itu betel atau salah. 6. Tidak menjamin pemecahan masalah. 7. Masalah bisa berkembang kearah yang tidak diharapkan. e. Langkah Langkah Metode Diskusi dengan Teknik Brainstorming. No. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaran 1. Pendahuluan 1. menciptakan kondisi awal 2. guru melakukan apersepsi atau penilaian kemampuan awal siswa. 2. Pengembangan 1. guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara- cara pemecahanya. 2. guru membantu siswa untuk membentuk kelompok- kelompok diskusi, memilih ketua sekretaris, mengatur tempat duduk, dan susana. 2. Siswa berdiskusi membahas masalah yang telah disampaikan guru sebelumnya. 3. guru memantau siswa, menjaga ketertiban,memberikan dorongan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok dapat berpartisipasi aktif.

3. Penerapan 1. setiap kelompok melaporkan atau memaparkan hasil diskusi. 2. setiap kelompok mencatat hasil pemaparan kelompok lain. 3. guru meminta setiap kelompok memberikan ulasan dan mempertimbangkan gagasan / pendapat kelompok yang lain. 4. dengan bantuan guru, siswa menetukan gagasan yang paling tepat untuk memecahkan masalah tersebut. 4. Penutup 1. guru dan kelompok membuat kesimpulan. 2. untuk memberikan penguatan-penguatan yang memberikan latihan. 3. Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar. a. Hasil Belajar. Slameto (2003:20) menyatakan "belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untijk memperoleh suatu perubahan timgkah laku yamg bare secara keseluruhan, sebagi hasil pengalamannya sendiri dalam lingkunagn". Sardinian (2003: 2) menyimpulkan "belajar dapat diartikan Sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuaan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Menurut Sudjana bahwa tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga bidang yaitu kognitif ( penguasaan intelektual ), bidang efektif ( berhubungan dengan sikap dan nilai ), serta bidang psikomotorik ( kernampuan atau ketrampilan bertindak/berprilalku. Menurut Sudjana (1995:95), ketiga komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu kesatuan yang secara jelas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tujuan pengajaran yang dirumuskan dalam kernampuan atau tingkah laku yang diharapkan dukiasai/dimliki siswa setelah melaksanakan program pengajaran. Dari berbagai pendapat diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh oleh seseorang melalui proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran baik dari bidang kognitif, efektif maupun psikomotorok. Proses belajar dapat dilakukan secara formal, informal, dan non formal. Lingkungan formal adalah sekolah dan lingkungan informal adalah keluarga, sedangkan lingkunagn non formal yaitu dapat berupa lembaga -lembaga diluar sekolah, misalnya lembaga kursus. b. Aktivitas Belajar. Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang. Aktivitas dalam pembelajran merupakan salah satu unsur paling penting dalam menentukan efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. Tanpa aktivitas proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik ( Sardinian, 2005:95 ). Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan seharihari ( Yamin, 2007: 77 ). Dierich ( dalam Yamin, 2007:84 ) membagi aktivitas belajar dalam delapan kelompok, masing-masing adalah: 1. Aktivitas Visual. Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain beker a atau bermain. 2. Aktivitas Lisan. Menyatakan,' bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,mengadakan wawancara diskusi. 3. Aktivitas Mendengar. Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan radio. 4. Aktivitas Menulis. Menulis cerita, menulis laporan. memeriksa karangan, membuat rangkuman, menger akan tes, dan mengisi angket. 5. Aktivitas Menggambar. Menggambar membuat grafik, chart, diagram pen, dan pola.

6. Aktivitas Motorik. Melakukan percobaan, melihat alat-alat, melaksanakan pameran. 7. Aktivitas Mental. Memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8. Aktivitas Emosional. Minat, gembira, bersemangat, berani, tenang dan lain-lain. Dari aktivitas belajar diatas penilaian menerapkan metode diskusi dengan menggunakan teknik brainstorming tidak hanya dititik beratkan pada aspek kognitif saja akan tetapi psikomotor dan afektif, dan dapat juga menggambarkan prestasi hasil belajar siswa, balk dalam pokok masalah maupun menger akan togas. Aktivitas yang diamati dalam metode ini adalah aktivitas visual, lisan, menulis, karena aktivitas ini sangat menonjol dan membuat siswa lebih aktif Berta mudah diamati dalam penerapan metode ini. F. Variable Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 110). Variabel dalam penelitian dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu : 1. Variabel yang dipengaruhi : disebut penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X). 2. Variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel (Y). (Suharsimi Arikunto, 2006 : 118) Adapun variabel penelitian ini adalah: X : Aktivitas siswa selama diterapkan metode diskusi dengan tehnik brainstorming pada pokok bahasan pemfaktoran suku aljabar. Y : Hasil belajar siswa setelah diterapkan metode diskusi dengan tehnik brainstorming pada pokok bahasan pemfaktoran suku aljabar.

G. Hipotesis Hipotesis adalah Sebagian suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto, 2006:70) Hipotesis secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Adapun hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel X1 dan Y1 atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesis akan diterima jika hasil penelitian membenarkan pernyataan tersebut dan menolak jika pernyataan tersebut bertentangan. Berdasarkan observasi awal, hipotesis yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut : Ho : Menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran diskusi teknik Brainstorming dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya Ha : Menyatakan bahwa adanya hubungan antara metode pembelajaran diskusi teknik Brainstorming dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya H. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sample. a. Populasi. Populasi adalah keseluruhan objek peneliti ( Arikunto, 2002: 108 ), populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa dalam satu kelas yaitu kelas IX SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya yang berjumlah 30 orang. b. Sampel Sampel merupakan Sebagian dari yang diteliti, Karna Populasi dari penelitian penulis kurang dari 100, maka penulis mengambil semua sampel untuk di jadikan objek penelitian, sebagaimana di sebutkan oleh Suharsimi Arikunto bahwa jika populasinya kurang dari 100 lebih baik dijadikan sampel semua. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 30 Orang. 1. Jenis dan sumber data a. Jenis data Penelitian ini akan mengolah data dengan metode statistik, maka data yang diperlukan adalah data kuantitatif dalam bentuk metode analisa deskriptif kuantitatif yaitu data berupa angka-angka. karena penyusun mempunyai tujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis mengenai permasalahan dalam penelitian ini, Untuk memperoleh data yang lengkap dan obyektif maka penyusun skripsi ini melakukan cara sebagai berikut : penelitian lapangan (field research) yaitu penyusun langsung ke objek penelitian, yaitu di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya yang terletak di Ds. Mukti sari, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. b. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu : 1. Sumber data Primer yaitu data yang diperoleh dari siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data ini diperlukan untuk mengetahui keaktifan dan kekreatifan siswa pada saat mengikuti pelajaran Matematika dengan menggunakan metode diskusi teknik brainstorming di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. 2. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperolah dari dokumen Administrasi Kelas. Data ini dapat berupa daftar nilai, Grafik nilai dan lain-lain. c. Tehnik Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan sebagaimana tersebut diatas akan dikumpulkan melalui metode sabagai berikut : 1. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kesimpulan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002: 127). Metode tes dalam metode ini adalah metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. 2. Observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis ( usman husaini, 2008: 52 ). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tingkat keaktifan siswa dalam kelompok selama diterapkannya metode diskusi dengan tehnik brainstorming. 3. Angket atau kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kompetensi siswa, penyimpangan penyimpangan prilaku siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar, serta kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran matematika dalam menumbuhkan keaktifan dan kekreatifan belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. d. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisis data dan analisis kuantitatif. Berikut ini beberapa cara yang dilakukan dalam analisis kuantitatif yaitu:

a. Editing yaitu mengoreksi data bila terdapat kesalahan. b. Skoring yaitu mengumpulkan jawaban dari responden, serta memberikan skor terhadap jawaban. c. Tabulasi yaitu memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel. (Suharsimi Arikunto, 2006: 295) Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan analisa data dengan rumus Korelasi Product Moment . Dalam menganalisis data secara kuantitatif, penulis menggunakan alat Bantu computer progam SPSS for windows 17. Untuk itu penulis menggunakan rumus berikut : a) Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode diskusi dengan tehnik brainstorming terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. . Rumus yang digunakan : r= (Suharsimi Arikunto, 2006 :162 ) Keterangan : r yx : Koefisiensi korelasi antara x dan y N : Number Of Case X : Skor variabel independe (variable bebas) Y : Skor variabel dependen (variable akibat) a) Uji t Penguji terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan menggunakan Uji t. Uji t merupakan Uji secara individu terhadap koefisiensi regresi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini Uji t digunakan mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas yaitu penerapan metode diskusi dengan teknik brainstorming terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IX SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya (Y). Rumus yang digunakan adalah: t=r (Sugiyono, 2006:230) Keterangan : r : Koefisiensi korelasi n : Jumlah sampel Jika t > maka hipotesis diterima. b) Uji R Uji R2 digunakan untuk mengetahui tinggi derajat hubungan antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Adapun untuk mencari koefisiensi determinasi (R ) Yang secara umum adalah dengan mengkuadratkan koefisiensi regresi. Dalam menganalisis data penulis menggunakan alat Bantu komputer yaitu SPSS for windows 17,0 interprestasi dengan melihat angka signifikan apabila suatu koreasi memiliki nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan korelasi tersebut adalah signifikan . Signifikansi < 0,05, berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penerapan metode diskusi dengan teknik brainstorming terhadap belajar siswa kelas IX di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya. Signifikan > 0,05, berarti tidak ada pengaruh yang positif dan signifikasi antara penerapan metode diskusi dengan teknik brainstorming terhadap belajar siswa kelas IX di SMP Pembangunan 2 Lempuing Jaya.

You might also like