You are on page 1of 6

Tes Inteligensi Alfred Binet

Disusun oleh:

Maria Isabella Sarah Sukova Gistla Arum Fanny Ruth Margaretha Alexandra Melvina Agung Ria Kurniati

2007-034-009 2007-034-014 2007-034-016 2009-034-017 2007-034-036 20102011-034-018

Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta 2012

Pembahasan

Alfred Binet memulai serangkaian penelitian dan publikasi yang didefinisikan sebagai psikologi individual pada tahun 1891 saat bekerja di Sorbone sebagai asisten sukarela tanpa bayaran. Rangkaian penelitian dan publikasi psikologi individual ini kemudian menghasilkan tes inteligensi sebagai karya puncaknya (Gregory, 2005). Pada awal penelitiannya Binet banyak menggunakan pendekatan Cattell dalam melakukan tes inteligensi. Cattell memiliki pandangan yang sama dengan Galton bahwa orang yang paling inteligen adalah mereka yang memiliki kemampuan sensori paling baik (Cohen & Swedlik, 1999). Oleh sebab itu baik Cattell maupun Galton keduanya melakukan tes inteligensi dengan menyelenggarakan tes-tes pembedaan indrawi terhadap waktu reaksi (Anastasi & Urbina, 2007). Nmaun cara penilaian dengan membandingkan waktu reaksi dan ketajaman sensori saat diterapkan pada kedua putrinya memberikan hasil yang menurut Binet tidak konsisten dan sulit untuk diartikan. Dalam berbagai percobaannya, seperti yang telah diduga, secara umum kedua putrinya memiliki waktu reaksi yang lebih lambat dari pada orang dewasa. Namun, dalam beberapa percobaan kinerja putri-putrinya mendekati atau bahkan melebihi tingkat orang dewasa. Dari penemuan inilah, Binet menyimpulkan bahwa perhatian adalah komponen kunci dari inteligensi (Gregory, 2005). Pada 1896, Binet dan asistennya di Sorbone, Victor Henri, mempublikasikan tinjauan dari penelitian mengenai perbedaan individual yang telah dilakukan di Jerman dan Amerika. Dalam publikasi ini, keduanya beragumen bahwa inteligensi lebih baik diukur dengan proses psikologis yang lebih tinggi dari pada proses sensori terhadap waktu reaksi. Akhirnya melalui berbagai percobaan pada tahun 1905, Binet dan Simon akhirnya menemukan format dari skala inteligensi mereka (Gregory, 2005). Binet (1905) menyatakan bahwa kemampuan paling penting dalam inteligensi di kehidupan praktis adalah judgment (kemampuan menilai/membuat pertimbangan), atau yang disebut juga good sense/akal sehat, practical sense, inisiatif, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Kegiatan penting inteligensi mencakup membuat penilaian/pertimbangan (to judge well), pemahaman (to comprehend well), dan bernalar (to reason well) (Binet, 1905; Suryabrata, 2000). Skala Binet-Simon pertama pada tahun 1905 banyak diadaptasi dari tes yang dikembangkan oleh Dr. Blin dan muridnya, M. Damaye yang berusaha untuk memperbaiki diagnosis keterbelakangan mental dengan menggunakan penilaian battery di 20 bidang seperti bahasa yang digunakan; pengetahuan bagian-bagian tubuh; kepatuhan terhadap

perintah sederhana; memberikan nama pada benda umum; kemampuan untuk membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Binet mengkritik bahwa skala ini terlalu subjektif, karena kebanyakan dari pertanyaan merefleksikan pendidikan formal dan menggunakan pertanyaan tertutup, meskipun demikian Binet sangat terkesan dengan ide menggunakan tes battery sehingga mengadopsinya dalam skala 1905 (Gregory, 2005). Skala 1905 terdiri dari 30 masalah atau tes yang diatur dalam urutan tingkat kesulitan yang makin tinggi. Sebelumnya Binet menyelenggarakan tes pada 50 anak normal berusia 3 sampai 11 tahun, dan pada sejumlah anak terbelakang mental dan orang dewasa untuk menentukan tingkat kesulitan secara empiris. Tes-tes ini dirancang sehingga mencakup rentang fungsi-fungsi yang luas, yang oleh Binet dianggap sebagai komponen hakiki inteligensi. Tes intelegensi Binet-Simon pertama tahun 1905 masih mengandung tes-tes indrawi dan persepsi, namum proporsi muatan verbal lebih banyak. Pada versi pertama ini, tes intelegensi Binet-Simon belum merumuskan metode objektif yang akurat untuk menghitung skor total. Tabel 1. Skala Binet-Simon 1905 (Gregory, 2005; Binet, 1905)

Pada skala kedua, atau kala 1908, jumlah tes ditingkatkan, sejumlah tes yang tidak memuaskan dari skala terdahulu dihapus, dan semua tes dikelompokkan ke dalam tingkatan umur atas dasar kinerja dari 300 anak normal berusia antara 3 sampai 13 tahun. Dengan demikian, pada level 3 tahun ditempatkan semua tes yang sudah dilalui dan berhasil dikerjakan oleh 80 sampai 90% anak-anak normal berusia 3 tahun, pada level 4 tahun, semua tes yang dilalui oleh anak-anak normal berusia 4 tahun; dan seturusnya sampai usia 13 tahun (Anastasi & Urbina, 2007; Suryabrata, 2000). Inovasi terpenting dari skala 1908 ini adalah pengenalan konsep tingkatan mental (mental level). Dalam berbagai terjemahan dan adaptasi skala Binet, istilah usia mental (mental age) umumnya digunakan untuk menggantikan tingkatan mental (mental level) (Anastasi & Urbina, 2007; Gregory, 2005; Suryabrata, 2000). Pada 1911, revisi ketiga skala Binet-Simon diterbitkan, beberapa bulan setelah Binet meninggal dengan mendadak. Dalam skala ini, tidak dilakukan perubahan fundamental. Hanya revisi kecil dan relokasi atas-tes-tes khusus. Lebih banyak tes ditambahkan ke beberapa tingkatan usia sehingga setiap tingkat memiliki lima tes. Skala ini juga diperluas sampai pada tingkat orang dewasa (Anastasi & Urbina, 2007; Gregory, 2005; Suryabrata, 2000). Pada tahun 1912, dalam kongres Psikologi Internasional di Genewa, William Stern, seorang ahli psikologi Jerman, mengusulkan konsep kuoisien inteligensi, yaitu (MA= usia mental; CA= usia kronologis). Konsep ini kemudian dipakai dalam skala Binet yang direvisi oleh Lewis M. Terman, pada tahun 1916, di Universitas Stanford, yang kemudian dikenal dengan nama skala Stanford-Binet (Suryabrata, 2000; Gregory, 2005). Skala Stanford-Binet memperkenalkan begitu banyak perubahan dan tambahan, lebih dari sepertiga soal-soal itu baru, dan sejumlah soal lama direvisi, dialokasi ulang pada berbagai tingkat usia yang berbeda, atau disingkirkan. Keseluruhan skala distandardisasi ulang pada sebuah sampel orang Amerika yang terdiri dari kurang lebih 1000 anak dan 400 orang dewasa. Instruksi rinci untuk menyelenggarakan tes dan menentukan skor telah disediakan, dan istilah IQ digunakan untuk pertama kalinya dalam tes psikologis. Untuk menghindari nilai desimal Terman mengusulkan supaya hasil pembagian usia mental dengan usia kronologis dikalikan fraksi 100, sehingga rumus kecerdasan umum menjadi (Gregory, 2005). Skala Stanford-Binet telah beberapa kali mengalami revisi, edisi kedua diterbitkan oleh Terman dan Merrill pada tahun 1937, edisi ketiga dikeluarkan oleh Merrill pada tahun 1973, edisi keempat diterbitkan oleh Thorndike, Hagen, dan Sattler pada tahun 1986, dan edisi kelima diterbitkan oleh Roid pada tahun 2003 (Anonymous, StanfordBinet Intelligence

Scales, 2012). Skala Stanford-Binet edisi kelima mengukur lima area secara verbal dan nonverbal yang meliputi fluid reasoning, knowledge, quantitative reasoning, visual-spatial reasoning, dan working memory (Anonymous, Stanford-Binet Intelligence Scales, Fifth Edition (SB5), 2009). Berdasarkan penilaian kelima area tersebut maka dibuatlah klasifikasi inteligensi manusia yang meliputi genius, sangat cerdas (very superior), cerdas (superior), rata-rata/normal (average), di bawah rata-rata (dull), garis batas bodoh (borderline deficiency) atau yang sekarang disebut keterbelakangan ringan (mild deficiency), moron atau sekarang disebut keterbelakangan sedang (mild deficiency), imbesil atau sekarang disebut keterbelakangan berat (severe deficiency), dan idiot atau sekarang disebut keterbelakangan sangat berat (profound deficiency) (Anonymous, StanfordBinet Intelligence Scales, 2012).

Tabel 2. Skala Binet untuk Inteligensi Manusia (Anonymous, StanfordBinet Intelligence Scales, 2012)

Daftar Pustaka

Anastasi, A., & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT Indeks.

Anonymous. (2012, Maret 25). StanfordBinet Intelligence Scales. Dipetik Maret 27, 2012, dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Stanford-Binet_test

Anonymous. (2009, Januari 2). Stanford-Binet Intelligence Scales, Fifth Edition (SB5). Dipetik Maret 27, 2012, dari Nelson Education: http://www.assess.nelson.com/test-ind/stanb5.html

Binet, A. (1905). New Methods for the Diagnosis of Intellectual Level of Subnormals. L'Annee Psychologigue , 191-244.

Cohen, R. J., & Swedlik, M. E. (1999). Psychological Testing and Assessment. California: Mayfield Publishing Company.

Gregory, R. J. (2005). Psychological Testing: History, Principles, and Application. Boston: Allyn & Bacon.

Suryabrata, S. (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi.

You might also like