You are on page 1of 4

Nasional

Fakir Miskin Gugat UU Jaminan Sosial ke MK


UU ini sebelumnya juga pernah digugat ke MK. Dianggap tak memberikan jaminan sesuai UUD.
KAMIS, 2 FEBRUARI 2012, 20:11 WIB

Eko Huda S, Nur Eka Sukmawati

Follow @vivanews

Sidang di MK (ANTARA/Widodo S. Jusuf) BERITA TERKAIT

Derita Pasien Miskin di Surabaya MK: Jaminan Sosial Tetap Pungut Iuran Anggota Hatta: BPJS Dorong Pertumbuhan Ekonomi Dibalik UU BPJS, Keputusan di Rumah Wapres DPR Sahkan Undang-undang BPJS VIVAnews - Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) kembali digugat ke Mahkamah Konstitusi. Kali ini, gugatan diajukan oleh 14 orang, salah satunya fakir miskin. Para penggugat merasa UU ini tidak dapat memberikan jaminan sosial, khususnya kepada fakir miskin dan anak-anak terlantar. "Kami menguji undang-undang ini karena merasa hak-hak konstitusi kami terabaikan, tidak terpenuhi atau minimal dikurangi karena adanya UU ini," ujar pengacara para pemohon, Fathul Hadie Utsman, dalam sidang pemeriksaan pendahuluan di Gedung MK, Jakarta, Kamis 2 Februari 2012. Meski sudah mengatur tentang jaminan sosial, UU SJSN ini dianggap tetap tidak bisa memenuhi hak-hak warga negara yang diatur konstitusi. "Untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar hanya mendapat jaminan kesehatan saja," kata Fatkhul Hadie. "Itu pun bagi mereka yang sudah mendapatkan kartu jaminan kesehatan masyarakat miskin, kartu keluarga miskin atau sejenisnya. Bagi yang tidak dapat kartu tersebut jangan berharap mendapat layanan jaminan kesehatan." Aturan yang disoal oleh para pemohon di antaranya pasal 14 Ayat (1) dan penjelasannya, serta pasal 17 ayat (5). Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa fakir miskin secara bertahap akan didaftarkan oleh pemerintah untuk ikut suatu jaminan sosial. Selain pasal-pasal itu, masih banyak aturan UU ini yang digugat. Tidak Dijamin

Dalam pasal-pasal selanjutnya juga tidak ada ketentuan atau norma jaminan sosial, seperti kecelakaan, pensiun, dan hari tua. Pada pasal 17 hanya mengatur bahwa pemerintah akan membayar iurannya secara bertahap. "Kami beranggapan bahwa fakir miskin ke depan tidak dapat jaminan apa-apa. Tidak ada ketentuan, hanya ada undangundang. Sewaktu-waktu bisa diubah, bisa dihindari karena tidak ada jaminan fakir miskin mendapat jaminan haknya yang telah dijamin oleh konstitusi," kata dia. Ke-14 penggugat itu adalah Imam Rofii (fakir miskin, nelayan), Imam Mawardi (petani penggarap), Fathul Hadie Utsman (Direktur ACC/Sergap), Abdul Halim Soebahar, Abdul Kholiq Syafaat, dan M. Qomari (dosen), Hadi Purnomo, Sumilatun, dan Sanusi Affansi (guru), Jaelani (kepala dusun), Hamdanah dan Raisal Haq (mahasiswa), serta Afkar Rara dan Raidal Libar (pelajar). (ren)

http://nasional.vivanews.com/news/read/285147-fakir-miskin-gugat-uu-jaminan-sosial-ke-mk 13-04-2012 21:22

http://www.depsos.go.id/users/dicksan/2011/depsos.go.id/produk%20hukum/uu_no.13-2011.pdf uu no 13-2011

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Undang-undang Dasar (UUD) a1945 telah mengalami lima kali amandemen. Namun demikian, ada enam pasal dalam UUD 1945 yang harus tetap dipertahankan. "Pasal-pasal tersebut merupakan penerjemahan langsung Pancasila yang merupakan dasar hukum bangsa ini, oleh karena itu tidak boleh berubah," kata Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam sambutan yang dibacakan Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo dalam forum Pekan Konstitusi, UUD1945, Amandemen, dan Masa Depan Bangsa, di Jakarta, Senin (30/1). Pasal-pasal tersebut adalah Pasal 27, 28, 29, 31, 33, dan 34 yang menyangkut hal-hal sangat prinsipil sehingga tidak boleh diubah dan bersifat tetap. Dia menyebtukan, Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 28 menjamin kemerdekaan untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat secara tulisan maupun lisan. Pasal pada amandemen I-IV juga menyangkut hak-hak warga negara lainnya. Pasal 29 menyatakan bahwa Negara berdasar pada Asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 31 memberi landasan bagi hak warga negara untuk mendapat pendidikan. Pasal 33 menegaskan soal kemandirian ekonomi bangsa. Sementara Pasal 34 mengatur kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan penyediaan layanan kesehatan.

"Pasal-pasal itulah yang menjamin kedaulatan negara dalam bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan," kata Mega. Mega mengatakan, amandemen kelima yang sebelumnya banyak disuarakan oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD), harus menjadi momentum untuk meluruskan kembali liberalisasi politik dan ekonomi yang telah mengaburkan gambaran ideal rakyat sebagai negara berdaulat berdasarkan Pancasila. Redaktur: Ramdhan Muhaimin Sumber: Antara

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/30/lylx6i-megawati-enam-pasal-uudtidak-boleh-diubah

Pasal 34 UUD 45?


Bunyinya kan : "Fakir miskin dan anak2 terlantar dipelihara oleh negara". Apakah anda sudah melihat implementasi yang dilakukan pemerintah negara kita dlm mewujudkan pasal ini? Kalo iya, di mana, dalam wujud apa? kalo nggak, kenapa pula mesti ada pasal ini dalam UUD kita kalo gak pernah digubris?
4 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

Blue Mountain

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak


Implementasinya belum maksimal, saya tidak bisa bilang tidak ada, sebenarnya sudah ada hanya pelaksanaan yang setengah-setengah... sebenarnya Pasal itu jangan hanya diartikan bahwa kaum miskin harus dikasih BLT atau santunan atau apa... tapi yang lebih peting dari itu Pasal itu harus diiplementasikan dalam program pengentasan kemiskinan... Siapa orang miskin itu??.. Orang miskin bukan hanya yang sekedar berpenghasilan pas2xan.. orang miskin adalah orang yang miskin harga diri, bermental pengemis dan tidak punya pendidikan.. mental miskin inilah yang harus dibenahi, bangun kepercayaan diri bangsa, jangan mudah meminta bantuan dan merengek2x sumbangan, kembangkan harga diri dengan semangat untuk maju dan menggali potensi diri.. Negara juga harus memberi contoh yang baik, nyatanya pemerintahanpun banyak yang bermental miskin seperti memohon2x bantuan luar negri atau IMF, Korupsi, Kolusi, Nepotisme.... mental pimpinan berpengaruh terhadap rakyat... tentu saja ini perlu campur tangan pemerintah dengan menggalakan pendidikan, kursus2x ketrampilan, kredit pinjaman bunga ringan, Koperasi, dll... adapun yang harus diberi perhatian lebih adalah kaum gelandangan, cacat, manula, anak2x terlantar, janda, dll.. selama ini sudah ada program pemerintah kearah sana seperti Program jaminan Sosial, pembangunan panti asuhan maupun panti jompo, SLB untuk anak cacat, panti Rehabilitasi, dll,. yang dibangun atas dana pemerintah.. hanya saja semua itu belum optimal dan tidak memenuhi target terpeliharanya fakir miskin dan anak2x terlantar, karena berbagai masalah seperti pada adminsitrasi dan manajemen pendataan penyaluran dana yang nyangkut dimana-mana, tingkat keseriusan yang rendah dan juga yang terpenting adalah karena angka kemiskinan yang tidak juga menurun.. sehingga semua fasilitas itu tidak dapat menampung semua fakir miskin dan anak-anak terlantar....

Pasal itu ada sebagai pegangan kita dalam mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan pasal tersebut....
4 tahun lalu

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080113182811AA3FgJr 21:32

You might also like