You are on page 1of 3

Kerangka Cerpen

1. 2. Tema Tokoh dan Penokohan 1. Fatimah 2. Ayah 3. Ibu 4. Pak cik Hasan 3. Kerangka : : Kasih sayang seorang ayah kepada anaknya : : rajin, berbakti, dan baik hati : penyayang, pekerja keras : penyayang : baik

3.1. Perkenalan / Eksposisi 3.1.1. Fatimah adalah seorang anak dari keluarga kuli penambang timah yang miskin 3.1.2. 3.1.3. 3.1.4. Fatimah memiliki 3 adik dan ia harus merawatnya Fatimah adalah murid kelas 6 sekolah dasar Ayah Fatimah adalah seorang pekerja keras yang menyayangi anak-anaknya 3.2. Konflik 3.2.1. 3.2.2. 3.2.3. Fatimah bercita-cita menjadi seorang guru bahasa Inggris Ayah Fatimah ingin membelikan kamus untuk anaknya tersebut Ayah Fatimah berusaha sekuat tenaga mencari uang untuk membeli kamus 3.2.4. 3.3. Klimaks 3.3.1. 3.3.2. 3.3.3. Fatimah sangat senang dengan pemberian ayahnya Fatimah berusaha berterima kasih kepada ayahnya Ayah Fatimah meninggal karena longsor Dengan bekerja keras ayah Fatimah dapat membeli kamus

3.4. Anti klimaks 3.4.1. 3.4.2. Fatimah sangat terluka dengan kepergian ayahnya Fatimah harus meninggalkan sekolahnya untuk bekerja

3.5. Penyelesaian 3.5.1. Fatimah mengerti betapa pentingnya ayah dalam hidupnya

Kamus Untuk Fatimah


Matahari sudah menampakan sinarnya, di rumah sederha itu Fatimah sedang menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya yang akan berangkat sekolah. Fatimah adalah anak dari kelurga penambang timah miskin di Tanjong Padang. Ia memiliki 3 adik yang masih kecil, dua diantaranya sudah sekolah. Ia adalah murid kelas 6 SD di sekolah kecil dekat rumahnya. Ayahnya bekerja sebagai kuli tambang timah yang penghasilannya hanya cukup untuk makan dan biaya iuran sekolah anak-anaknya. Ayah, Fatimah nak jadi guru bahasa inggris, ape ayah setuju? Tanya Fatimah disela menyuapkan nasi untuk adiknya. Tentu lah, nak jadi ape kau, terserah lah, ayah akan mendukung kata sang ayah dengan menyiapkan alat kerjanya. Fatimah butuh kamus yah Kamus itu ape? Kamus tu buku yang banyak kata-kata bahasa inggrisnya jelasnya tapi ayah tak usah terbebani, Fatimah tak memaksa tambahnya Ayah hanya diam dan tersenyum kepada Fatimah, ia mengambil tasnya dan berpamitan untuk berangkat kerja. Fatimah merasa salah mengatakan hal tersebut. Di tempat kerja ayah terus memikirkan apa itu kamus, ia sangat penasaran dengan benda itu. Sampai-sampai setiap orang ia tanyakan hal tersebut. San, ape kau tahu, macam ape kamus tu? Tanya ayah kepada Pak cik Hasan oh kamus, buku tebal itu kah? dimana aku bias beli? di kota lah pak cik jawab Pak cik Hasan. Ayah membayangkan jika ia mendapatkan buku itu dan melihat Fatimah menjadi seorang guru. Ia lebih bersemangat bekerja, dengan senyum ia terus mencari butiran timah selama berbulan-bulan. Menabung dan menabung ia lakukan untuk mendapatkan kamus. Setelah ia rasa cukup, ia mengajak Pak cik Hasan pergi ke kota. Mencari dimana orang menjual kamus. Setelah mengelilingi pasar, akhirnya ia menemukan sebuah buku bertuliskan kamus bahasa inggris 1 miliyar kata. Betapa terkejutnya ayah melihat tulisan tersebut. Ia lalu membelinya dan sangat senang karena mendapatkan kamus itu. buat sape itu pak cik? Tanya sang penjual kepadanya buat anakku, perempuan dia, nak jadi guru bahasa inggris jelas ayah sambil tersenyum lebar wah, anak perempuan pasti senang jika bukunya dibungkus kertas kado oh boleh lah ayah memilihkan bungkus terbaik, sebelum ia memberikan buku itu untuk dibungkus, ayah menuliskan pesan di halaman awal bukunya Ini untuk kau nak Ayah bangga kau punya cita-cita yang tinggi Gapailah cita-cita mu Ayah

Sesampainya di rumah ayah mencari Fatimah, Fatimah sedang menggendong adiknya di belakang rumah. Ia sedang menyuapi adiknya yang paling kecil. Fatimah!!! panggil ayah semangat. iya yah?? lihat ape yang ayah bawa buat kau! sambil menunjukan bungkusan kotak itu. ape ni yah? buka saja lah dulu, sini adek sama ayah! ayah menggendong adik. Fatimah sangat terkejut dengan buku itu, sungguh ia tak mengira ayah akan benar-benar membelikannya kamus. Sebenarnya ia sudah lupa tentang kamus itu, ia meminta kamus sudah beberapa bulan yang lalu. Ia tahu ayahnya sangat menyayanginya. Tanpa terasa air matanya jatuh. a.ayah, te.. terimah kasih yah.. ucapnya sambil terisak dengan memeluk kamus itu tentu nak.. Malamnya Fatimah tak bisa tidur dan selalu membaca pesan ayahnya di kamus tersebut. Ia terus membayangkan jika ia menjadi seorang guru bahasa inggris. Paginya ia melakukan tugas seperti biasa dan berangkat sekolah dengan gembira. Saat pelajaran bahasa inggris berlangsung, ia sungguh semangat mengikutinya. Ia ingin segera pulang dan membuatkan makan siang untuk ayahnya dan membantu ibu. Saat pulang sekolah, ia langsung menuju dapur dan membantu ibu. nak ape kau ni? Pulang langsung ke dapur Tanya ibunya heran. ayah belikan aku kamus bu. Aku nak buatkan kopi ayah Dengan semangat ia membuatkan kopi ayahnya, menyiapkan makan siang ayahnya. Ia duduk bimbang di depan pintu menanti ayahnya. Tapi tak kunjung datang. Hanya Pak cik Hasan yang mengayuh sepedanya dengan tergesah. mana ayah Pak cik? Tanya Fatimah heran. mana ibu kau? Tanya pak cik tanpa membalas pertanyaan Fatimah. ada di belakang Pak cik langsung ke dapur dan memanggil ibu Fatimah. dek. dek. gawat ini, Syamsul tertimbun longsor saat menggali!! Fatimah yang mendengarnya langsung menjatuhkan kamusnya, dan duduk menerawang. Ia tak sanggup jika hal ini benar-benar terjadi. Ayah Fatimah sudah tak tertolong. Fatimah terus-menerus menangis sampai matanya sembab. Ibunya menenagkan sebisanya. Adik-adiknya juga terus-menerus menangis. Fatimah sangat terluka atas kepergian ayahnya. Ia tak tahu siapa yang akan mencari nafkah untuk keluarganya. Setelah kepergian ayahnya, ia berfikir bahwa ialah yang harus mencari nafkah. Ia harus meninggalkan sekolahnya dan pergi merantau. Ibunya selalu menangis saat Fatimah meminta izin. Ia sadar bahwa ayah adalah segalanya baginya. Saat merantau pun ia selalu memawa kamusnya. Terus-menerus membaca pesan dari sang ayah. Ia harus bekerja untuk menggapai cita-citanya.

You might also like