You are on page 1of 35

Obat Pencernaan

Albendazole

Indikasi: Albendazol berkhasiat membasmi cacing di usus yang hidup sebagai parasit tunggal atau majemuk. Albendazol efektif untuk pengobatan cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), cacing pita (Taenia sp.) dan Strongyloides stercoralis. Kontra Indikasi: Albendazol menunjukkan sifat teratogenik embriotoksis pada percobaan dengan hewan. Karena itu obat ini tidak boleh diberikan pada wanita yang sedang mengandung. Pada wanita dengan usia kehamilan masih dapat terjadi (15 40 tahun), albendazol dapat diberikan hanya dalam waktu 7 hari dihitung mulai dari hari pertama haid. Komposisi: Tiap tablet kunyah mengandung albendazol 400 mg. Cara Kerja: Hasil percobaan preklinis dan klinis menunjukkan bahwa albendazol mempunyai khasiat membunuh cacing, menghancurkan telur dan larva cacing. Efek antelmintik albendazol dengan jalan menghambat pengambilan glukosa oleh cacing sehingga produksi ATP sebagai sumber energi untuk mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini mengakibatkan kematian cacing karena kurangnya energi untuk mempertahankan hidup. Dosis: Dosis umum untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun : 400 mg sehari, diberikan sekaligus sebagai dosis tunggal. Tablet dapat dikunyah, ditelan atau digerus lalu dicampur dengan makanan. Pada kasus dimana diduga atau terbukti adanya penyakit cacing pita atau Strongyloides stercoralis, dosis 400 mg albendazol setiap hari diberikan selama tiga hari berturut-turut. Efek samping: Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan dan sakit kepala pernah terjadi pada sejumlah

kecil penderita, tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa efek samping ini ada hubungannya dengan pengobatan. Juga dapat terjadi gatal-gatal dan mulut kering. Perhatian: Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati. Jangan diberikan pada ibu menyusui. Sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah umur 2 tahun. Cara Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering. Kemasan: Albendazole 400 mg, kotak 5 blister @ 6 tablet kunyah HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet Chloramphenicol 250 mg

Indikasi: 1.Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya. 2.Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya. Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol. Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.

Komposisi: Tiap kapsul mengandung 250 mg kloramfenikol Cara Kerja: Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella. Dosis: Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 4. Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4. Peringatan dan Perhatian: Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala. Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui, bayi prematur dan bayi yang baru lahir. Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur. Efek Samping: Diskrasia darah, gangguan saluran pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif dan sindroma kelabu. Interaksi Obat: Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid. Cara Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya. Kemasan: Kotak 10 blister @ 12 kapsul HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Capsul Antasida Doen

Indikasi: Grastritis, ulkus peptikum, menetralisir asam lambung. Hiperfosfatemia.Esofagitis refluks, esofagitispeptik Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap aluminium atau magnesium. Deskripsi: N/A Jenis: Tablet Lopamid

Indikasi: Diare non spesifik dan diare kronik. Kontra Indikasi: - Anak-anak di bawah usia 12 tahun. - Wanita hamil dan menyusui. - Kolitis akut, dapat menyebabkan megacolon toksik. - Pada keadaan dimana konstipasi harus dihindari. - Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Komposisi: Tiap tablet mengandung: Loperamid HCL 2 mg Farmakologi: Loperamid merupakan anti spasmodik dimana mekanisme kerjanya yang pasti belum dapat dijelaskan. Pada percobaan binatang Loperamid menghambat motilitas/peristaltik usus dengan mempengaruhi secara langsung pada otot sirkular dan longitudinal dinding usus. Pada pemberian per oral sebagian besar obat tidak diabsorbsi, tidak menembus jaringan otak dengan baik.

Efek Samping: Umum: Flatulen, konstipasi, mual, muntah, nyeri perut. Reaksi hipersensitif termasuk ruam kulit. Letih, ngantuk, pusing, megacolon toksik. Overdosis: - Konstipasi, mual, depresi susunan saraf pusat. Peringatan dan Perhatian: Hati-hati pemberian pada penderita insufisiensi hati dan penyakit ginjal seperti gagal ginjal. Tidak dianjurkan diberikan pada diare akut karena infeksi E. coli, Salmonella, Shigella. Jangan diberikan pada hari pertama, karena kotoran justru harus dikeluarkan. Jangan digunakan melebihi dosis yang dianjuran pada posologi, karena bisa menyebabkan konstipasi. Jangan digunakan jika diare diikuti dengan demam tinggi atau jika tinja mengandung darah. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Pada keadaan overdosis dapat diberikan naloxon bila terjadi gejala atau tanda yang mirip keracunan morfin. Pasologi: Diare akut (non spesifik) Dosis awal: 4 mg, dosis lazim: 2 4 mg, 1 2 kali sehari. Dosis tidak boleh melebihi 16 mg per hari. Diare kronik Dosis 4 8 mg per haridalam dosis bagi tergantung beratnya diare dan respon dari penderita. Dosis tidak boleh melebihi 16 mg per hari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan setelah 48 jam. Interaksi Obat: - Pemberian bersama transquilizer atau alkohol, monoamine oksidase inhibitor harus hati-hati. Kemasan: Lopamid tablet dus 10 strip @ 10 tablet. HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet Oralit

Indikasi: Mencegah dan menggobati kurang cairan ( dehidrasi) akibat diare/muntaber. Kontra Indikasi: Pengemudi kendaraan bermotor dan operator mesin berat jangan minum obat ini sewaktu menjalan kan tugas. Deskripsi: N/A Jenis: Serbuk Polysilane Tablet

Indikasi: Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dengan perasan penuh pada lambung. Kontra Indikasi: - Jangan di berikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia. - Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu, kecuali atas petunjuk dokter - Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti simetidin atau antibiotika tetrasiklin, harap di berikan selang waktu 1-2jam. -tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak dibawah usia 6 tahun, kecuali atas petunjuk dokter -Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakian lama karena dapat mengurangi fosfor dalam dara Deskripsi: Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida sebagai antasida yang menetralkan asam lambung dan menghangatkan pepsin sehingga mengurangi rasa nyeri ulu hati akibat iritasi akibat asam lambnng dan pepsin.Magnesium hidroksida dengan efek laksatif akan mengurangi afek konstipasi dari aluminium hidroksida.Dimetilpolisiloksan menghilangkan gelembung -gelembung gas dalam saluran cerna sehingga mengurangi rasa kembung. Jenis: Tablet Ranitidine Tablet 150 mg

Indikasi: - Tukak lambung dan usus 12 jari - Hipersekresi patologik sehubungan dengan sindrom Zollinger-Ellison Kontra Indikasi: - Penderita gangguan fungsi ginjal - wanita hamil dan menyusui Komposisi : - Tiap tablet salut selaput mengandung: Ranitidine hidroklorida setara dengan ranitidine basa 150 mg. Farmakologi : Ranitidine menghambat kerja histamin pada reseptor-H2 secara kompotitif, serta menghambat sekresi asam lambung. Dosis : - Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari - Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari - Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat bertambah menjadi 900mg. - Dosis pada gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin (50ml/menit): 150mg tiap 24 jam, bila perlu tiap 12 jam. Karena Ranitidine ikut terdialisis, maka waktu pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis. Efek Samping : - Efek samping ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea. - Konstipasi - Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet ( pada beberapa penderita ). - Sedikit peningkatan kadar serum kreatinin ( pada beberapa penderita) - Beberapa kasus ( jarang ) reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia. Peringatan dan Perhatian: - Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal - Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi hati. - Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti. - Pengobatan penunjang akan mencegah kambuhnya ulkus tetapi tidak mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan. - keamanan pada gangguan jangka panjang belum sepenuhnya mapan, maka harus dihentikan untuk secara berkala mengamati penderita yang mendapat pengobatan jangka panjang. Interaksi Obat : hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi obat pada mikrosom hepar.terhadap 5

penderita normal yang diberikan dosis warfarin harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine menjadi 200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya perubahan pada waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma. Jenis: Tablet VOMETA FT

Indikasi: - Mual-muntah akut. Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah Setelah operasi. - Mual dan muntah disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari 12 minggu. - Pengobatan simtom dispepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka lama. - Mual-muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi. Kontra Indikasi: - Penderita hipersensitif terhadap Domperidone. - Penderita dengan prolaktinoma (salah satu tumor hipofisis) yang mengeluarkan prolaktin. Komposisi: Tiap tablet mengandung: Domperidone 10 mg Farmakologi: Domperidone merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja antiematik. Efek antiematik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periferal (gastrokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor dopamin di chemoreseptor trigger zone yang terletak di luar sawar otak di area postrema. Pemberian peroral Domperidone menambah lamanya kontraksi antral dan duodenum, meningkatkan pengosongan lambung dalam bentuk cairan dan setengah padat pada orang sehat, serta bentuk padat pada penderita yang pengosongannya terlambat dan menambah tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah pada orang sehat. Dosis dan Cara Pemberian: Dispepsia fungsional: Dewasa dan Usia Lanjut: 10 20 mg, 3 kali sehari dan 10 20 mg sekali sebelum tidur malam, tergantung respon klinik. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu. Mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin): Dewasa (termasuk usia lanjut): 10 20 mg, dengan interval waktu 4 8 jam. Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radio terapi): 0,2 0,4 mg/kgBB sehari dengan interval waktu 4 8 jam. Obat diminum 15 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam. VOMETA FT dalam bentuk fast melting tablet, dapat ditelan tanpa air.

Efek Samping: - Jarang dilaporkan: sedasi, reaksi ekstraperimidal distonik, parkinson, tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson. - Peningkatan prolaktin serum, sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia. - Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal. Peringatan dan Perhatian: - Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui. - Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang. - Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal. Interaksi Obat: - Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin. - Pemberian obat antikolinergik muskarinik dan analgetik apioid secara bersamaan dapat mengantagonisir efek Domperidone. - Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas Domperidone. - Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1,5 jam sesudah makan. Overdosis: - Belum ada data mengenai overdosis pada penggunaan Domperidone secara oral. - Belum ada antidotum secara spesifik yang digunakan pada overdosis Domperidone, mungkin dapat dilakukan dengan cara pengosongan lambung. Kemasan: Kotak, 5 blister @ 10 tablet. Penyimpanan: Simpan pada suhu dibawah 30 derajat Celcius, terlindung dari cahaya. HARUS DENGAN DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Tablet OMEPRAZOLE

Indikasi: OMEPRAZOLE diindikasikan untuk: - Pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari, tukak lambung dan refluks esofagitis erosiva. - Perawatan sindroma Zollinger Ellison. Kontra Indikasi: Hipersensitivitas terhadap Omeprazol.

Komposisi: Tiap kapsul mengandung: Omeprazol..20 mg Cara Kerja Obat: OMEPRAZOLE termasuk kelas baru senyawa anti-sekresi, suatu benzimidazol tersubstitusi, yang menekan sekresi lambung melalui penghambatan spesifik terhadap sistem enzim H+/K+ ATPase pada permukaan sekresi sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini merupakan pompa asam (proton) dalam mukosa lambung, Omeprazol digambarkan sebagai penghambat pompa asam langbung yang menghambat tahap akhir pembentukan asam lambung. Efek ini berhubungan dengan dosis dan menimbulkan penghambatan terhadap sekresi asam terstimulasi maupun basal tanpa dipengaruhi stimulus. OMEPRAZOLE tidak menunjukkan efek antikolinergik atau sifat antagonis histamin H2. Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa setelah keluar dengan cepat dari plasma, Omeprazol dapat ditemukan di dalam mukosa lambung selama sehari atau lebih. Aktivitas Antisekresi Sesudah pemberian oral, mula kerja efek antisekresi Omerazol terjadi dalam 1 jam, maksimum 2 jam. Penghambatan sekresi kira-kira 50% dari maksimum dalam 24 jam dan proses penghambatan berlangsung sampai 72 jam. Efek antisekresi Omeprazol lebih lama dari yang dapat diperkirakan berdasarkan waktu paruh dalam plasma yang sangat pendek (< 1 jam), kemungkinan disebabkan oleh pengikatan enzim H+/K+ ATPase dalam sel parietal yang lebih lama. Bila obat dihentikan, aktivitas sekresi sedikit demi sedikit kembali normal lebih dari 3 5 hari. Efek penghambatan Omeprazol terhadap sekresi asam meningkat dengan pengulangan dosis sekali sehari mencapai puncaknya setelah 4 hari. OMEPRAZOLE diabsorpsi dengan cepat dalam kadar maksimum pada plasma dicapai antara 0,5 3,5 jam. Bioavailabilitas absolut kira-kira 30% 40% pada dosis 20 40 mg, disebabkan sebagian besar mengalami metabolisme presistemik. Waktu paruh dalam plasma dicapai 0,5 1 jamdan bersihan tubuh total 500 600 ml/menit. Omeprazol terikat dalam protein plasma kira-kira 95%. Bioavailibilitas Omeprazol sedikit meningkat pada pemakaian berulang. Sebagian kecil obat dalam bentuk utuh disekresikan melalui urin. Sekitar 77% dieliminasi melalui urin paling sedikit sebagai enam metabolit, sisanya ditemukan dalam feses. Efek Samping: Umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan. Mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria, pruritus jarang terjadi. Perhatian: Apabila diduga ada tukak lambung, kemungkinan malignansi harus ditiadakan sebelum

pengobatan dengan Omeprazol, karena dapat meringankan gejala-gejala dan memperlama diagnosanya. Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil kecuali benar-benar diperlukan. Interaksi Obat: Omeprazol dapat memperpanjang eliminasi diazepam, penitoin dengan warfarin. Dianjurkan untuk memantau penderita yang mendapat pengobatan warfarin atau atau fenitoin dan penurunan dosis warfarin atau fenitoin mungkin perlu jika Omeprazol ditambahkan pada pengobatan. Tidak ditemukan interaksi dengan teofilin, propanolol, metoprolol, lidokaina, kuinidina, amoksisilin atau antasida. Absorpsi Omeprazol tidak dipengaruhi oleh alkohol atau makanan. Dosis: Dosis lazim untuk penderita tukak usus 12 jari atau tukak lambung ringan adalah 20 mg sehari. Penyembuhan dapat dilakukan setelah 4 minggu untuk penderita tukak usus 12 jari dan 8 minggu untuk penderita tukak lambung ringan. Pada kasus yang berat dosis dapat dinaikkan menjadi 40 mg sekali sehari. Dosis yang dianjurkan untuk refluks esofagitis erosiva adalah 20 mg sekali sehari selama 4 minggu. Bagi penderita yang belum sembuh sepenuhnya sesudah tahap awal, penyembuhan biasanya terjadi selama 4 8 minggu kemudian. Pada penderita refluks esofagitis yang sulit disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan dosis 20 mg sekali sehari. Dosis awal yang dianjurkan bagi penderita sindroma Zollinger Ellison adalah 60 mg sekali sehari. Dosis harus disesuaikan untuk masing-masing individu dan pengobatan berlangsung selama indikasi klinis. Penderita dengan penyakit berat dan yang kurang memberikan respon terhadap pengobatan lain, dapat dikendalikan dengan efektif pada dosis 20 120 mg sehari. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, harus diberikan 2 kali sehari. Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, hati atau untuk lanjut usia. Penggunaan pada anak-anak belum ada pengalaman. Kemasan: Dus isi 3 strip @ 10 kapsul. Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER Jenis: Capsul

OBAT SISTEM PENCERNAAN :adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima makanan memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan) menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh Klasifikasi : Antasida, H2 reseptor antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor,Antibiotik , Proton pompa inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif
8 Kategori besar yaitu

1. ANTASIDA DAN ANTIULSERASI mengobati ulkus / luka / tukak ( Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atauoval yang terjadi karena lapisan saluran cerna telah termakan oleh asam lambung dangetah pencernaan) seperti : Ulkus duodenalis / ulkus duodenum merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapasentimeter pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung. Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung ataslambung.

E sofagitis ( peradangan) dan ulkus esofagealis

karena regurgitasi (aliran balik) berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah. y H iperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit ( sindroma Zolinger E llison, mastositosis sistemik )

http://www.scribd.com/urhieq/d/42559346-OBAT-SISTEM-PENCERNAAN

Biologi Sistem Pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi mencerna bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh

ANTISPASMODIK Obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkindisebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya OBAT ANTIDIARE Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.(Perubahan frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinjamengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%

OBAT HEMOROID H emoroid (W asir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus disebuthemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena peregangan berulang selama buang air besar, dan sembelit (kesulitan buang air besar, konstipasi) bisa membuat peregangannya bertambah buruk. Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portaldan kadang-kadang menyebabkan terbentuknya wasir OBAT DIGESTAN Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, bergunamemperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan

OBAT PENCERNAAN Sistem Pencernaan

Untuk mengetahui permasalahan pencernaan dan memilih obat yang tepat kita perlu mengenal juga sistem pencernaan kita. Adapun sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :

menerima makanan memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan) menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Jenis-Jenis Obat Pencernaan

1. Obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi Biasanya obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi untuk mengobati ulkus/luka/tukak yang terjadi pada pada saluran cerna seperti :

Ulkus duodenalis/ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat dibawah lambung. Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung. Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus. Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis. Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan. Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit ( sindroma Zolinger Ellison, mastositosis sistemik).

2. Obat pencernaan jenis regular GIT , antifatulen dan anti inflamasi Regular GIT (gastrointestinal) adalah obat pencernaan ditujukan untuk menghentikan gangguan motilitas/pergerakan dari gastro intestinal. Antiflatulen adalah obat mengatasi gas yang berlebihan pada sistem pencernaan seperti pada meteorisme.Obat pencernaan jenis ini juga biasanya digunakan unutk mengatasi mual atau muntah. 3. Obat pencernaan jenis antispasmodik Obat pencernaan jenis ini digunakan unutk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya. 4. Obat diare (obat sakit perut) Obat pencernaan jenis ini diunakan untuk diare non spesifik artinya diareyang tidak dikethaui penyebabnya. Jika sudah diketahui penyebabnya misalnya bakteri digunakan antibiotik. 5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit) Obat pencernaan jenis ini digunakan pada masalah sembelit atau sulit bang air besar dengan cara melembekkan feses atau merangsang untk melakukan defikasi. 6. Obat pencernaan jenis digestan Obat pencernaan jenis ini biasanya berisi enzim-enzim atau campurannya yang berguna untuk memperbaiki fungsi pencernaan. 7. Obat pencernaan jenis kolagogum, kolelitolitik dan hepati protektor Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah. 8. Obat pencernaan untuk hemoroid Obat pencernaan golongan ini untuk permasalahan pada anus yaitu hemoroid/wasir atau luka.

Untuk pemilihan golongan obat pencernaan ini yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

1. OBAT MAAG

Obat maag sangat banyak macamnya tergantung penyebab dan gejala dari sakit maag/gastritis yang terjadi. Obat maag biasa terbagi sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Obat maag jenis pengurang asam lambung/antasida Obat maag jenis penyembuh luka lambung/ antiulserasi Obat maag anti kembung/antiflatulen Obat maag anti kejang/antispasmodik Obat maag anti pembengkakan/antiinflamasi Obat maag pengatur pencernaan/regulator gastro intestinal Antibiotika

Yang semuanya bisa tunggal atau kombinasi tergantung penyakit maag.

Jenis Sakit Maag dan Obat Maag-nya 1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).

Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara. Maka obat maag yang sering diberikan mengandung bismuth atau antibiotik (misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.

Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. Setelah penyebabnya (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi tanpa obat maag. Tetapi sekitar 2% penderita sakit maag/gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan obat maag jenis antasida (untuk menetralkan asam lambung) dan obat maag jenis anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena sakit maag/gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: o bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan nonsteroid lainnya o penyakit Crohn o infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka).

Paling sering terjadi pada alkoholik. Sakit maag/Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan obat maag jenis antasida. Penderita sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.

Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-steroid.
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.

Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. Untuk meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.

Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya. Obat maag untuk masalah ini dengan obat maag jenis anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung
2. Regulator GIT, Antiinflamasi & Antiflatulen (Obat Kembung)

Pada kelompok obat ini adalah obat-obat yang berfungsi sebagai:


Pengatur fungsi dan gerak dari gastrointestinal atau sering disebut regulator GIT Obat kembung atau antiflatulen digunakan untuk meteorisme. Anti radang atau pembengkakan pada saluran cerna atau disebut antiinflamasi

Obat golongan ini lebih lanjut kita sebut saja sebagai obat kembung.

Obat kembung yang beredar di Indonesia adalah :


1. Cisapride.

Cisapride adalah obat yang meningkatkan pergerakan atau kontraksi dari lambung dan usus. Obat ini digunakan untuk mengobati gejala seperti kembung yang disebabkan kembalinya asam lambung ke esophagus.
2. Dimethicone dan derivatnya

Dimethicone mempunyai nama lain dimethylpolysiloxane. Derivatnya adalah simethicone yang merupakan campuran polydiethylpolysiloxane. Merupakan obat antifoaming yang diperuntukan untuk mengurangi kembung, ketidaknyamanan dan sakit yang disebabkan kelebihan gas pada saluran cerna dan usus. Cara kerjanya dengan menurunkan tegangan permukaan dari gas sehingga buih di dalam pencernaan membentuk gelembung yang besar yang mudah dikeluarkan oleh tubuh. Bentuk sediaan yang ada adalah tablet, kapsul dan cairan suspensi.

Obat ini tidak diserap oleh tubuh ke aliran darah, sehingga relatif aman, efek samping hanya berupa konstipasi, diare dan nyeri perut.
3. Clebopride

Diindikasikan untuk mual & muntah yang disebabkan berbagai hal baik obat maupun penyakit.
4. Metoclopramide

Metoclopramide merupakan benzamida tersubstitusi yang merangsang motilitas saluran pencernaan makanan tanpa mempengaruhi sekresi lambung, empedu atau pankreas. Metoclopramide mempunyai aktivitas parasimpatomimetik dan mempunyai sifat antagonis reseptor dopamin dengan efek langsung pada kemoreseptor "trigger zone". Metoclopramide kemungkinan juga mempunyai sifat antagonis reseptor serotonin.
5. Domperidone

Domperidone merupakan antagonis dopamine yang mempunyai kerja antiemetik prokinetik, dengan efek seperti metoclopramide. Karena tidak menembus aliran darah reaksi ekstrapiramidial jarang sekali terjadi. Pemberian peroral domperidone menambah lamanya kontraksi antral dan duodenum, meningkatkan pengosongan lambung dan tekanan pada esofagus sprinkter.
6. Hyoscine

Merupakan alkaloid yang bersifat antikolinergik dengan fungsi untuk gangguan kontraksi saluran pencernaan, kandung empedu, saluran kemih dan saluran alat kelamin wanita. Sediaannya biasanya dikombinasi dengan metampiron atau paracetamol.
7. Mesalazine

Mesalazine termasuk golongan obat aminosalisilat. Oabt ini digunakan untuk mengurangi pembengkakan pada radang usus besar. Akibat radang usus besar terjadinya pembengkakan dan pendarahan apda usu besar yang menyebabkan gejala sakit pada abdominal dan diare bercampur darah, nanah dan lendir. Mesalazine bekerja dengan mengurangi pembengkakan pada usus, sehingga mengurangi gejala yang disebabkan penyakit.

3. ANTISPASMODIK

Antispasmodik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya
1. Hyoscine

Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot. Obat ini biasa digunakan untuk pra pengobatan untuk mengosongkan secresi paru-paru. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan tukak lambung.
2. Clidinium

Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, sewaktu mengkonsumsi chlordiazepoxide dan clidinium bromide, jangan minum dengan dosis besar atau minum lebih lama dari yang dokter resepkan. Toleransi mungkin terjadi karena pemakaian jangka panjang atau berlebihan yang membuat pengobatan kurag efektif. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar pengobatannya efektif. Jangan lewatkan dosis walaupun anda pikir anda tak membutuhkannya. Jangan konsumsi kombinasi obat ini lebih dari 4 bulan atau menghentikan pengobatan tanpa konsultasi ke dokter anda terlebih dahlu. Penghentian obat yang mendadak akan memperparah kondisi penyakit anda dan menimbulkan gejala withdrawal symptoms (anxiousness, sleeplessness, and irritability).
3. Mebeverine

Obat ini digolongkan sebagai obat antispasmodic. Mebeverine digunakan untuk mengobati kram dan kejang pada perut dan usus. Mebeverine khususnya digunakan dalam pengobatan irritable bowel syndrome (IBS) dan konsisi sejenis. Di Indonesia Mebeverine hanya tersedia dalam bentuk tablet.
4. Papaverine

Papaverine digunakan untuk meningkatkan peredaran darah pada pasien dengan masalah sirkulasi darah. Papaverine bekerja dengan merelaksasi saluran darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke jantung dan seluruh tubuh. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik. Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole
5. Timepidium

Timepidium diindikasikan untuk sakit akibat spasme/kejang otot halus yang disebabkan oleh gastritis (radang lambung), ulkus peptikum, pankreatitis, penyakit kandung empedu dan saluran empedu, lithangiuria. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
6. Pramiverine

Pramiverine diindikasikan untuk spasme/kejang dan kolik yang terasa sangat sakit pada saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, dismenore (nyeri perut pada saat haid), nyeri setelah operasi. Di Indonesia ada dalam bentuk sediaan oral tablet dan injeksi.
7. Tiemonium

Tiemonium Methylsulfate adalah obat antispasmodic antikolinergik sintetis. Tiemonium mengurangi kejang otot pada usus, bilari, kandung kemih, dan uterus. Tiemonium diindikasikan untuk nyeri pada penyakit gastrointestinal dan biliary and seperty gastroenteritis, diare, disentri, biliary colic, enterocolitis, cholecystitis, colonopathies.
4. OBAT DIARE

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar. Diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya sangat banyak, bisa mencapai lebih dari 500 gram/hari. Orang yang banyak makan serat sayuran, dalam keadaan normal bisa menghasilkan lebih dari 500 gram, tetapi konsistensinya normal dan tidak cair. Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.
Pengobatan

Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya.Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obatobatan tertentu, untuk menghentikan diare.Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.Kadang-kadang, bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa membantu meringankan diare. Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam. Untuk pemilihan golongan obat diare ini yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
Uraian obat Diare 1. Racecordil

Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut. Berdasarkan uji klinis didapatkan bahwa anti diare ini memberikan hasil klinis yang baik dan dapat ditoleransi oleh tubuh. Produk ini juga merupakan anti diare pertama yang cara kerjanya mengembalikan keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus. Selain itu, Hidrasec pun mampu menghambat enkephalinase dengan baik. Dengan demikian, efek samping yang ditimbulkannya sangat minimal.
2. Loperamide

Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai ialah kolik abdomen, sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
3. Nifuroxazide

Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
o o

Aktifitas antimikroba Nifuroxazide lebih besar dari obat anti infeksi intestinal biasa seperti kloroyodokuin. Pada konsentrasi encer (1 : 25.000) Nifuroxazide masih memiliki daya bakterisidal.

Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite

Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.
5. OBAT SEMBELIT

Sembelit (Konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar. Konstipasi akut dimulai secara tiba-tiba dan tampak dengan jelas. Konstipasi menahun (kronik), kapan mulainya tidak jelas dan menetap selama beberapa bulan atau tahun. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati. Jika tidak ditemukan penyakit lain sebagai penyebabnya, pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat dan penggunaan obatobatan yang sesuai untuk sementara waktu. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang baik. Supaya bisa bekerja dengan baik, serat harus dikonsumsi bersamaan dengan sejumlah besar cairan.
OBAT-OBAT PENCAHAR

Banyak orang menggunakan obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi. Beberapa obat aman digunakan dalam jangka waktu lama, obat lainnya hanya boleh digunakan sesekali. Beberapa obat digunakan untuk mencegah konstipasi, obat lainnya digunakan untuk mengobati konstipasi.
Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Bulking Agents Pelunak Tinja Minyak Mineral Bahan-bahan Osmotik Pencahar Perangsang.

1. Bulking Agents.

Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada mulanya diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air besar. Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan.
2. Pelunak Tinja.

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak. Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.
3. Minyak Mineral.

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh. Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru. Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.
4. Bahan Osmotik.

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi.

Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol). Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar. Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
5. Pencahar Perangsang.

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes). Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).
6. OBAT DIGESTAN

Digestan adalah obat pencernaan yang membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya yang berguna untuk memperbaiki fungsi pencernaan. Digestan bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran cerna. Proses pencernaan makanan dipengaruhi oleh HCl (asam lambung), enzim pencernaan dan empedu. Adapun secara garis besar sediaan digestan yang bermanfaat adalah sebagai berikut :

1. Enzim pankreas

Enzim pankreas dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin dan pankrelipase. Kedua zat tersebut mengandung amilase, tripsin (protease) dan lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipasenya relatif lebih tinggi daripada pankreatin. Pankrelipase diindikasikan pada keadaan defesiensi sekret pankreas misalnya pada pankreatitis dan mukovisidosis. Ennzim ini dirusak asam lambung sehingga harus dibuat dalam bentuk tablet enteral. Enzim pankreas sedikit sekali menyebabkan efek samping. Dosis tinggi dapat menyebabkan mual dan diare dan juga hiperurisemia.
2. Pepsin

Pepsin adalah enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim pankreas. Pada defisiensi pepsin, tidak ditemukan gejala yang serius. Defisiensi pepsin total ditemukan pada pasien aklorhidria. Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan rangsangan yang adekuat disebut akilia gastrika, sering terjadi pada pasien anemia pernisiosa dan karsinoma lambung.
3. Empedu

Empedu mengandung asam empedu dan konjugatnya. Zat empedu yang penting untuk manusia ialah garam natrium asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Selain penting untuk penyerapan lemak, empedu juga penting untuk absorpsi zat larut lemak misalnya vitamin A, D, E dan K. Dalam jumlah besar, garam empedu dapat menetralkan asam lambung yang masuk ke duodenum. Pada keadaan normal hati mensekresi 24 g garam empedu atau 700 - 1000 ml cairan empedu/hari. Kira-kira 85 % empedu diabsorpsi pada usus kecil bagian bawah (sirkulasi enterohepatik), sehingga hanya 80 mg garam empedu yang harus disintesis perharinya. Asam-asam empedu meningkatkan sekresi empedu dan disebut zat koleretik, garam empedu kurang memperlihatkan aktivitas koleretik. Asam dehidrokolat suatu kolat semisintetik terutama aktif untuk merangsang empedu dengan BM (Berat molekul) rendah karena itu dinamakan zaat hidrokoleretik. Zat ini hanya merangsang pengeluaran empedu dan bukan prosuksi empedu. Berbeda dengan asam kolat, asam kenodeoksikolat menurunkan kadar kolesterol dalam empedu. Obat ini berguna untuk mengatasi batu kolesterol kandung empedu pada pasien tertentu.

Asam kenodeoksikolat bekerja dengan menurunkan absorpsi kolesterol dari usus dan menurunkan sintesis kolesterol. Bila kadar asam kenodeoksikolat mencapai 70 % empedu total, maka larutan empedu yang tadinya jenuh kolesterol menjadi tidak jenuh. Garam empedu menurunkan resistensi mukosa saluran cerna terhadap asam lambung. Kenyataan ini diduga mempunyai implikasi terhadap terjadinya gastritis, tkak peptik dan refluks esofagus.
7. KOLAGOGUM, KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR

Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah. Obat yang menstimulasi aliran empedu ke duodenum disebut Kolagogum. Hingga kini belum ada pengobatan efektif pilihan untuk penyakit hepatitis yang kronis karena virus. Banyak penderita menjadi sirosis salah satu komplikasi yang terkenal atau menjadi kanker hati stadium awal. Pilihan pengobatan sampai sekarang masih dengan interferon alfa. Hanya sedikit penderita yang dapat merespon dengan baik pengobatan ini. Pada infeksi hepatitis B 19 41 % penderita mencapai keberhasilan pengobatan dan infeksi hepatitis C 15 - 25%. Sehingga dibutuhkan obat / vitamin atau suplemen untuk memperbaiki kondisi tersebut . Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah ini , seperti di bawah ini :
1. Ursodeoksikolat

Penelitian terkini menunjukkan bahwa garam empedu hidrofilik ursodeoksikolat dapat meningkatkan hasil pengobatan dengan interferon alfa. Aksi kerja dari ursodeoksikolat adalah dengan memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus enterohepatik pada efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulate. Asaam Ursodeoksikolat biasanya diberikan dalam terapi tunggal dalam dosis 8 -10 mg per kg berat badan. Selain itu dapat digunakan untuk meningkatkan efek interferon - alpha pada terapi kombinasi.
2. AARC

AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau sirosis hati kadar AARC ini akan menurun. Dalam sediaannya biasanya dikombinasi dengan asam amino lainnya atau vitamin dan mineral.
3. Chenodeoxycholic

Chenodeoxycholic acid adalah asam empedu. Chenodeoxycholic acid adalah satu dari empat asam organik utama yang diproduksi oleh hati. Chenodeoxycholic acid disintesa hati dari kolesterol. Chenodeoxycholic acid dan asam kolat adalah asam empedu yang paling penting pada manusia. Chenodeoxycholic acid diindikasikan untuk batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong dengan pembedahan sama sekali atau yang menolak kolesistektomi (membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu dengan pembedahan).
4. Zat aktif lainnya

Banyak zat yang berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-rimpangan maupun tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk kesehatan hati. Selain itu juga sediaan yang ada dikombinasi dengan multivitamin atau zat lainnya dengan komposisi yang telah diatur khusus untuk penderita penyakit hati. Kalaupun sediaan kombinasi ini atau sering disebut multivitamin atau suplemen untuk hati masuk dalam kategori obat bebas tetap penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter dan petunjuk pemakainnya dalam kemasan.
8. OBAT HEMOROID

Obat pencernaan golongan ini untuk permasalahan pada anus yaitu hemoroid/wasir atau luka. Kandungan obat hemoroid / wasir di Indonesia bisa dijabarkan sebagai berikut :
1. Polidocanol

Polidocanol untuk wasir / hemoroid dalam bentuk sediaan injeksi (ampul).


2. Senyawa bismuth dan kombinasinya

Terdapat kombinasi dengan Hydrokortison, sediaan obat wasir ini biasa dalam bentuk suppositoria.
3. Ekstrak tumbuh-tumbuhan

Banyak zat berkhasiat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk mengurangi gejala penyakit. Seperti : Graptophyllum pictum, Sophora japonica , Rubia cordifolia , Coleus atropurpureus , Sanguisorba officinalis , Kaemferiae angustifoliae , Curcuma heyneanae Ada yang dalam bentuk kapsul untuk oral maupun dalam bentuk suppositoria dan salep untuk pemakaian luar.

4. Senyawa flucortolone dan kombinasinya

Sediaan yang tersedia untuk obat wasir dengan kandungan zat aktif ini adalah suppositoria dan krim untuk pemaakian lokal. Selain obat di atas juga ada kombinasi lainnya senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim. Pada obat ini Lidokain berfungsi untuk menghilangkan rasa tidakenak/sakit karena bersifat bius lokal.
Pengobatan Hemoroid / Wasir

Biasanya, wasir tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan. Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu dan putus tanpa rasa sakit. Pengobatan ini dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin diperlukan 3-6 kali pengobatan. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi). Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal. Bila wasir dengan bekuan darah menyebabkan nyeri, maka bisa diobati dengan cara:

duduk berendam dalam air hangat mengoleskan salep obat bius lokal pengompresan dengan kemiri.

Nyeri dan pembengkakan biasanya akan berkurang beberapa saat kemudian, dan bekuan menghilang setelah 4-6 minggu. Pilihan lainnya adalah memotong vena dan mengeluarkan bekuan, yang dengan segera akan mengurangi nyeri.

Wasir/Hemoroid

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari dalam tubuh. Rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus), perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang tetap berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena peregangan berulang selama buang air besar, dan sembelit (kesulitan buang air besar, konstipasi) bisa membuat peregangannya bertambah buruk. Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang menyebabkan terbentuknya wasir. Wasir bisa mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat bercak darah di handuk/tisu kamar mandi. Darahnya bisa membuat air di kakus menjadi merah. Tetapi jumlah darah biasanya sedikit dan wasir jarang menyebabkan kehilangan darah yang berat atau anemia. Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di dalamnya terbentuk bekuan darah. Kadang wasir bisa mengeluarkan lendir dan menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan

Antasida, Antiulserasi, Anti refluks Antasida, Antiulserasi, Antacids, Antiulcerants, antiulcerative, obat maag, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, obat asam lambung, obat tukak saluran cerna, hiperasiditas saluran cerna,obat maag Regulator GIT, Antiflatulen & Anti inflamasi

Regulator GIT, Antiflatulen, Anti inflamasi saluran cerna, GIT regulators, antiflatulents, anti inflamatories, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, Antispasmodik Antispasmodik, antispasmodics, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, obat spasme saluran cerna, hipermotilitas, hipermotilitik Antidiare Antidiare, antidiarrheals, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, obat sakit perut, obat mencret, Laksatif, Pencahar Laksatif, pencahar, laxatives, purgatives, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, obat konstipasi Digestan Digestan, digestive, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, Kolagogum, Kolelitik & Hepatik Protektor Kolagogum, kolelitik, Hepatik Protektor, cholagogues, cholelitholytics, hepatic protectors, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, Preparat anorektal Preparat anorektal, Anorectal preparations, obat saluran cerna, obat saluran pencernaan, obat wasir, obat hemoroid Antimual

Antidiare adalah obat yang diberikan untuk mengatasi gejala diare

Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa sisa makanan melalui anus.

You might also like