You are on page 1of 6

PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

KEBUTUHAN ISTIRAHAT
Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas, melainkan juga berhenti sejenak. Kondisi tersebut membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau tau diam setelah melakukan kerja keras; suatu keadaan untuk melepaskan lelah bersantai untuk menyegarkan diri; atau suatu keadaan untuk melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.

Karakteristik Istirahat
Terdapat beberapa karakteristik istirahat. Pada tahun 1967, Narrow mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat (dalam Potter dan Perry 1997). 1. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi. 2. Merasa diterima. 3. Mengetahui apa yang sedang terjadi. 4. Bebas dari gangguan ketidak nyamanan. 5. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan. 6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.

PELINDUNG DIRI
Menggunakan Sarung Tangan

Sarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur tindakan,dengan tujuan mencegah terjadinya penularan kuman dan mengurangi risiko tertularnya penyakit.

Persiapan Alat dan Bahan : 1. Sarung tangan. 2. Bedak/talk Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan secara menyeluruh. 2. Bila sarung tangan belum dibedaki, ambil sebungkus bedak dan tuangkan sedikit. 3. Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari-jari tangan. Pastikan ibu jari dan jari-jari lain tepat pada posisinya. 4. Ulangi pada tangan kiri. 5. Setelah terpasang di kedua tangan, cakupkan keddua tangan.

Menggunakan Masker

Tindakan pengamanan yang menutup hidung dan mulut dengan menggunakan masker, bertujuan untuk mencegah atau mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat merawat pasien. Persiapan Alat dan Bahan : 1. Masker Prosedur Kerja : 1. Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker. 2. Pegang kedua tali masker. 3. Ikatan pertama ada dibagian atas pada kepala, sedangkan ikatan kedua berada pada bagian belakang leher.

STERILISASI DAN DESINFEKSI


Sterilisasi Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau apataogen beserta spora yang terdapat pada alat

perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (Formalin H2 O2) dan radiasi ionisasi. Hal-hal yang perlu di perhatikan pada sterilisasi, di antaranya : 1. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi. Tahapan tidur jenis NREM a. Tahap I Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping kesamping, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung sekitar 5 menit. b. Tahap II Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut : mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit. c. Tahap III Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun. d. Tahap IV Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun. 2. Tidur paradoks / tidur rapid eye movement (REM) Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit. Namun apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut : a) Biasanya disertai dengan mimpi aktif. b) Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM. c) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivitasi retikularis. d) Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur.

e) Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur. f) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat. g) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memoro, dan adaptasi.

Fungsi dan Tujuan Tidur


Fungsi dan tujuan masih belum bisa diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selain itu, stres pada paruparu, sistem kardiovaskular, endokrin dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama tidur diarahkan untukk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat duaefek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain : 1. Penyakit Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. 2. Latihan dan kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. 3. Stres psikologis Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.

4. Obat Obat juga dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretik yang dapat menyebabkan insomnia; antidepresan yang dapat menekan REM; kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur; golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia; dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk. 5. Nutrisi Terpenuhnya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan triptofan. Triptofan merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. 6. Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga memengaruhi proses tidur. 7. Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

Gangguan / Masalah Kebutuhan Tidur


1. Insomnia Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. 2. Hipersomnia Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan. Pada umumnya, lebih dari sembilan jam pada malam hari, yang disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme. 3. Parasomnia Merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur. Misalnya,

somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat menyebabkan cedera.

4. Enuresis Merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau disebut juga dengan istilah mengompol.Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis noktural dan enuresis diurnal. Enuresis noktural merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya, enuresis noktural terjadi sebagai gangguan tidur NREM. Sedangkan enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun tidur. 5. Apnea tidur dan mendengkur Pada umumnya, mendengkur tidak termasuk gangguan dalam tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu tidur. Rintangan tersebut seperti adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot di belakang mulut. 6. Narkolepsi Merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan, seperti saat seseorang sedang tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau di tengah suatu pembicaraan. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis. 7. Mengigau Merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan diluar kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur berkurang sehingga dapat mengganggu fungsi organ dalam tubuh (perbaikan sel) dan dapat mudah menyebabkan masalah psikologis. Hasil pengamatan dapat menunjukkan bahwa hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.

8. Gangguan pola tidur secara umum Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan jumlah dan kualitas pola isrtirahat yang menyebabkan ketidak nyamanan atau menggangu gaya hidup yang diinginkan (carpenito 1995). Gangguan ini terlihat pada pasien menunjukkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apati, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, serta sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain adalah kerusakan transpor oksigen,gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, terganggu oleh kawan sekamar, dan lain-lain.

You might also like