You are on page 1of 9

UKHUWAH ISLAMIYAH

MAKALAH Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits PAI 2 C Kelompok V Dosen Pengampu : Prof. DR. H. M. Erfan Soebahar, M.A.

Disusun oleh : Afif Ilman Susetyo Ahmad Fatoni Amal Al Ahyadi Amry Muhammad 113111095 113111096 113111099 113111101

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Prof. Dr. Hamka Km. 2 Ngaliyan Semarang 50185 (024) 7601295 Website : www.iainwalisongo.ac.id Tahun Pelajaran 2012 - 2013

A. Pendahuluan Menumbuhkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan serta

menjauhkan diri dari perpecahan, merupakan realisasi pengakuan bahwa pada hakikatnya kedudukan manusia adalah sama di hadapan Allah. Sama kedudukan sebagai hamba dan khalifah Allah. Sama-sama mengemban amanat Allah sesuai dengan bidang tugas dan pekerjaan masing-masing. Allah mengembalikan ke dasar keturunan manusia kepada dua orang nenek moyang, yaitu Adam dan Hawa, karena Allah hendak menjadikan tempat bertemu yang kokoh dari keakraban hubungan ukhuwah atau persaudaraan seluruh anak manusia. Tidak ada beda di antara hamba Allah, tiada seorang lebih mulia dari yang lain. Dalam makalah ini kami akan mencoba, memberikan penjelasan secara singkat tentang orang muslim itu bersaudara, Mumin itu ibarat bangunan, larangan memaki dan membunuh muslim, dan kewajiban muslim terhadap muslim lain. Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

B. Hadits 1. Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara

*( )
Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.1

Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 238-239.

Ukhuwah Islamiyah

2. Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan

) *(
Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda sesungguhnya seorang mumin bagi sesama mumin bagaikan bangunan yang kuat menguatkan setengah pada setengahnya.2 3. Hadits Ibn Masud tentang larangan memaki dan membunuh Muslim

* )(
Dari Abdullah Masud ia berkata Rasulullah SAW. bersabda memaki muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.3 4. Hadits Abu Hurairah tentang kewajiban Muslim terhadap Muslim lain.

*(
4

Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda kewajiban seorang muslim kepada sesama muslim lainnya ada enam. Lalu dia berkata, apa saja wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda: jika bertemu memberi salam kepadanya, jika dia mengundang maka datangilah, jika dia minta nasihat maka nasihatilah, jika dia bersin dan mengucap alhamdulillah maka jawablah (yarhamukallah), jika dia sakit maka tengoklah, dan jika dia mati antarlah jenazahnya.5

Ibid, hlm. 234-235 Imam Syihabuddin Ahmad Bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyadus Syari, Syarah Shahih al Bukhori (Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah, 1996), hlm. 64. 4 Muslim bin al-Hijij Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim Juz II (Bandung: Dahlan, t.th.), hlm. 266. 5 Imam Muhammad Ibn Kholifah Wasyatani al Ubiy dan Imam Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yusuf al-Sanusi Hasan, Sahih Muslim, Ikamlul Ikmal al Mulim Juz VII (Beirut: Darul Kitab al Ilmiyah, 1994), hlm. 325-326.
3

Ukhuwah Islamiyah

C. Pembahasan 1. Sesama Muslim itu Bersaudara Orang islam satu sama lain itu dipandang sebagai saudara, maka persaudaraan itu menghendaki supaya masing-masing satu sama lainnya tidak boleh menganiaya akan yang lain, dan tidak boleh bersikap membiarkan saudaranya dalam kebinasaan. Karena itu apabila kita dapati seorang menderita kelaparan, wajiblah kita menolongnya untuk melepaskan dirinya dari penderitaan yang menimpanya. Di antara tanda-tanda terjalinnya hubungan ukhuwah Islamiyah, adalah perasaan senang memberikan manfaat kepada saudara-saudara kita, juga ada perasaan senang dan gembira melihat mereka mendapat nikmat dan kebaikan, bagikan kita sendiri yang memperolehnya. Sebagai mumin sejati, hendaknya merasa bahwa dirinya itu tidak dapat hidup berdiri sendiri dan hendaknya dirinya tidak sendirian, karena temanteman sesama muslim membantu dan mendukungnya baik sedang dalam keadaan senang maupun susah.6 Sesungguhnya dua orang bersaudara karena Allah, jika salah seorang dari keduanya lebih tinggi kedudukannya dari pada yang lain, maka kedudukannya akan diangkat bersama saudaranya. Sesungguhnya ia dihubungkan sebagaimana anak cucu dihubungkan dengan kedua orang tua dan keluarga satu dengan yang lain. Karena persaudaraan itu, jika didapatkan karena Allah, maka ia tidak lebih rendah daripada persaudaraan sedarah.7 2. Mumin itu Ibarat Bangunan Rumah batu tersusun dari beberapa dinding tembok yang satu sama lainnya, ikat mengikat dan tiap-tiap tembok itu terdiri dari ber ratus-ratus batu bata dan di ikat oleh semen. Seorang muslim dengan muslim lainnya hendaknya seperti itu. Kita kaum muslimin pasti mempunyai kekuatan,
Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, disunting oleh Drs. H. Moh. Rifai (Cet. I; Semarang: Wicaksana, 1986), hlm. 347. 7 Said Hawwa, Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus, diterjemahkan oleh Abdul Amin dkk (Cet. III; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 650.
6

Ukhuwah Islamiyah

apabila benar bersatu padu, tolong-menolong dan bantu membantu, bergotong-royong yang rapi sehingga menjadi kekuatan yang sangat kuat dan sukar untuk dipecah belah. Dengan dasar gotong-royong dan dasar rukun tetanggalah kita dapat membina masyarakat yang sentosa, masyarakat yang aman, masyarakat yang diliputi oleh kasih sayang yang dapat membahagiakan umat. Tolong menolong itu ada dua macam: yang pertama tolong menolong dalam bentuk kebendaan (material) dan yang kedua tolong menolong dalam bentuk berbuat baik dan takwa (spiritual). Tolong menolong dalam bentuk kebendaan yakni dengan mengulurkan bantuan kepada para penderita atau siapa saja yang memerlukan bantuan. Adapun tolong menolong dalam bentuk berbuat baik dan takwa yakni dengan memberikan tuntunan dan bimbingan atau pengajaran.8 3. Larangan Memaki dan Membunuh Muslim Dalam hadits di atas, kata merupakan mashdar yang di idhofahkan kepada mafulnya yang berarti mencaci atau membicarakan sesuatu yang mencela terhadap harga diri seorang muslim. Dan kata yang dikehendaki di sini bukan arti secara hakiki(sebenarnya) yaitu orang yang keluar dari islam, tetapi yang di kehendaki adalah memberi ancaman secara sungguh-sungguh, atau secara bahasa yang berati seolah-olah sebab membunuh maka dia tertutup dari rahmat Allah, dan dari kewajiban menolong penderitaan orang lain.9 4. Kewajiban Muslim Terhadap Muslim Lain Antara lain, mengucapkan salam kepadanya apabila berjumpa dengannya, memenuhi undangannya apabila ia mengundangmu, mendoakannya apabila ia bersin, menengoknya apabila ia sakit, menyaksikan jenazahnya apabila ia meninggal, menanggap baik
8 9

Muhammad Al Ghazali, op. cit., hlm. 348-349. Imam Syihabuddin Ahmad Bin Muhammad al-Qasthalani, op. cit., hlm. 64

Ukhuwah Islamiyah

sumpahnya apabila ia bersumpah atasmu, menasihatinya apabila ia meminta nasihat padamu, memelihara kehormatan dirinya apabila ia tidak ada di hadapanmu.10 Sedangkan hak-hak sesama Muslim menurut Imam al-Ghazali adalah, memberikan salam kepadanya jika ia bertemu, menyukai apa yang disukai orang-orang mumin sebagaimana ia menyukai apa yanng dia sukai, dan membenci apa yang di benci orang-orang mumin,tidak menyakiti salah seorang dari kaum muslimin dengan perbuatan atau perkataan, bersikap tawadhu kepada setiap muslim dan tidak sombong, tidak menyampaikan berita (gunjingan) kepada sebagian yang lain tentang apa yang didengarnya dari sebagian yang lain, kalau ia marah kepada orang yang dikenalnya maka ia tidak boleh menghindarinya lebih tiga hari, dan seterusnya. Agama Islam menyeru dan mengajak kaum muslimin melakukan pergaulan di antara kaum muslimin, baik bersifat pribadi orang seseorang, maupun badan dalam bentuk kesatuan. Karena dengan pergaulan kita dapat saling berhubungan mengadakan pendekatan serta dapat mencapai kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur, dalam membina masyarakat yang berakhlaqul karimah. Adab pergaulan sesama muslim dapat diperinci antara lain sebagai berikut: a. menyukai untuk segala saudara seagama apa yang dicintai untuk dirinya sendiri. b. Tiada menyakiti seorang muslim c. Berlaku tawadhu (merendahkan diri) kepada segala saudaranya d. Menghormati orang tua dan mengasihani orang-orang yang lebih muda e. Menghadapi manusia dengan muka yang jernih f. Tidak mudah mendengar berita-berita buruk
Syeikh Muhammad Djamaluddin Al Qasimy Ad Dimsyaqi, Mauidhotul Mukminin Min Iha Ulumiddin, diterjemahkan oleh Abu Ridha dengan judul Terjemah Mauidhotul Mukminin Bimbingan Orang-orang Mukmin (Cet. I; Semarang: CV Asy Syifa, 1993), hlm. 307.
10

Ukhuwah Islamiyah

g. Memelihara kehormatan saudaranya h. Menempatkan seseorang pada tempatnya i. Masuk ke rumah seseorang harus dengan izin j. Memberikan nasihat dan berlaku jujur Dalam usaha memupuk persaudaraan dan persahabatan yang paling ampuh ialah adanya saling kunjung-mengunjungi. Dan kunjungmengunjungi hendaklah dilakukan secara ikhlas, jangan pamrih apa-apa, tetapi karena mencari keridhaan Allah semata-mata. Adapun manfaat dari kunjung-mengunjung (silaturahmi), yaitu: a. Memperoleh keridhaan Allah karena dengan silaturahmi itu diperintahkan oleh-Nya b. Menggembirakan sanak kerabatnya, karena diriwayatkan dalam salah sebuah hadits bahwa perbuatan yang paling utama adalah menggembirakan orang yang beriman. c. Para malaikat merasa gembira, karena mereka bergembira bila ada orang yang bersilaturahmi. d. Mendapat pujian yang baik dari segenap kaum muslimin. e. Menyedihkan iblis yang terkutuk. f. Menambah umur. g. Menambah berkah dalam rizkinya. h. Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal dunia karena nenek moyangnya merasa senang dengan adanya silaturahmi yang dilakukan oleh anak cucunya. i. Menambah kasih sayang. j. Menambah pahala setelah ia mati, karena mereka akan tetap mendoakannya walaupun ia telah mati selama mereka ingat kebaikan yang ia lakukan buat mereka.11
Al Faqih Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandi, Kitab Tanbihul Ghafillin, diterjemahkan oleh Drs. H. Muslich Shabir, MA. dengan judul Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa jilid I (Cet. I; Semarang: CV. Toha Putra, 1993), hlm. 217.
11

Ukhuwah Islamiyah

D. Penutup Orang islam satu sama lain itu dipandang sebagai saudara, maka persaudaraan itu menghendaki supaya masing-masing satu sama lainnya tidak boleh menganiaya akan yang lain, dan tidak boleh bersikap membiarkan saudaranya dalam kebinasaan. Kita kaum muslimin pasti mempunyai kekuatan, apabila benar bersatu padu, tolong-menolong dan bantu membantu, bergotong-royong yang rapi sehingga menjadi kekuatan yang sangat kuat dan sukar untuk dipecah belah, ibarat bangunan. Jika bangunan tersebut menggunakan bahan yang berkualitas, hasilnya akan kokoh dan mengokohkan. Orang yang membunuh seseorang disebut pembunuh, fasiq, dzalim atau pendurhaka dan kafir. Sebagaimana dalam hadits di atas Memaki-maki orang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekafiran. Kewajiban Muslim Terhadap Muslim Lain, antara lain, mengucapkan salam kepadanya apabila berjumpa dengannya, memenuhi undangannya apabila ia mengundangmu, mendoakannya apabila ia bersin, menengoknya apabila ia sakit, menyaksikan jenazahnya apabila ia meninggal, menanggap baik sumpahnya apabila ia bersumpah atasmu, menasihatinya apabila ia meminta nasihat padamu. Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis pasrah dan berserah diri, apabila dalam penulisan ini terdapat kesalahan, itu hanya semata karena didasari kemampuan penulis sangat minim pengetahuan agamanya, dan karena dari setan ar-rajim, akan tetapi sebaliknya apabila ada kebenaran, penulis yakin itu semata hanya merupakan taufik, maunah dan ridha Allah Azza wa Jalla. Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Ukhuwah Islamiyah

DAFTAR PUSTAKA
Annawawy. Riadhus Shalihin. diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I. Bandung: PT Al Maarif, 1978. Ad Dimsyaqi, Syeikh Muhammad Djamaluddin Al Qasimy. Mauidhotul Mukminin Min Iha Ulumiddin. diterjemahkan oleh Abu Ridha dengan judul Terjemah Mauidhotul Mukminin Bimbingan Orang-orang Mukmin. Semarang: CV Asy Syifa, 1993. Al Ghazali, Muhammad. Akhlaq Seorang Muslim. disunting oleh Drs. H. Moh. Rifai. Semarang: Wicaksana, 1986. Hasan, Imam Muhammad Ibn Kholifah Wasyatani al Ubiy dan Imam Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yusuf al-Sanusi. Sahih Muslim, Ikamlul Ikmal al Mulim Juz VII. Beirut: Darul Kitab al Ilmiyah, 1994. Hawwa, Said. Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus. diterjemahkan oleh Abdul Amin dkk. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006. al-Naisaburi, Muslim bin al-Hijij Abu al-Husain al-Qusyairi. Shahih Muslim Juz II. Bandung: Dahlan, [t.th.]. al-Qasthalani, Imam Syihabuddin Ahmad Bin Muhammad. Irsyadus Syari,

Syarah Shahih al Bukhori. Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah, 1996. As-Samarqandi, Al Faqih Nashr bin Muhammad bin Ibrahim. Kitab Tanbihul Ghafillin. diterjemahkan oleh Drs. H. Muslich Shabir, MA. dengan judul Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa jilid I. Semarang: CV. Toha Putra, 1993.

Ukhuwah Islamiyah

You might also like