You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guruguru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah

signifikan bagi keberhasilan sekolah. Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara

keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin

formal pendidikan di

sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang berkaitan dengan Kepemimpinan Pendidikan antara lain : 1. Apa pengertian dari kepemimpinan pendidikan 2. Apa fungsi kepemimpinan pendidikan 3. Apasaja tipe-tipe kepemimpinan pendidikan 4. Apasaja syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan 5. Apasaja keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin 6. Apa pengertian dari pemimpinan pendidikan 7. Apasaja model-model kepemimpinan dalam pendidikan

C. Tujuan Tujuan dari mengetahui : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian dari kepemimpinan pendidikan Fungsi kepemimpinan pendidikan Tipe-tipe kepemimpinan pendidikan Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin Pengertian dari pemimpinan pendidikan Model-model kepemimpinan dalam pendidikan penulisan makalah Kepemimpinan Pendidikan yaitu untuk

D. Manfaat Agar dapat menegtahui bagaimana seorang pemimpin yang dibutuhkan untuk kemajuan mutu pendidikan di Indonesia yang lebih maju dan berkualitas serta mempunyai daya saing serta potensi yang baik.

E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan makalah

BAB III

PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pandangan serta pembahasan masalah utama mengenai Kepemimpinan dalam pendidikan

BAB IV

PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran atas pembahasan makalah secara keseluruhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama. Kepemimpinan secara umum didefinisiksn sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan

kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp M.Stogdill) Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin) Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompokyang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasaian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E.Fiedler) Leadership is any contribution to the establishment and attainment of group purpose (Kimball Wiles) Dua definisi dari Carter V. Good : The ability and readiness to inspire, guide, direct, or manage other The role of interpreter of interest and objectives of group, to grow up recognizing and accepting the interpreter as spokesman

B. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

C. Kepemimpinan Pendidikan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berikut merupakan bagian bagian dari kepemimpinan pendidikan tersebut :

1. Fungsi Pemimpin Pendidikan a. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan. b. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri. c. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja. d. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan pada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Bertanggung jawab melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani mengambil menuai hasil yang jujur dan objektif. e. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan

mempertahankan eksistensi organisasi. 2. Tipe tipe Kepemimpinan pendidikan a. Tipe Otoriter / Tipe authoritarian Dalam kepemimpunan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota kelompok b. Tipe Laissez-faire Pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, melainkan membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditenukan atas kesadaran dan dedikasi anggota kelompok. Struktur organisasinya

kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan c. Tipe Demokratis Kepemimpinannya bukan sebagai dictator, tapi di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin berusaha menstimulus anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan anggotanya. d. Tipe Pseudo-demokratis / demokratis semu / manipulasi demokratik Pemimpin hanya tampaknya saja demokratis, namun sebenarnya dia bersikap otokratis. 3. Syarat syarat Pemimpin Pendidikan Dalam kegiatan memangku jabatan, hendaknya seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat sifat sebagai berikut : a. Rendah hati dan sederhana b. Bersifat suka menolong c. Sabar dan memiliki kestabilan emosi d. Percaya kepada diri sendiri e. Jujur, adil, dan dapat dipercaya f. Keahlian dalam jabatan

4. Keterampilan Pemimpin Kriteria seorang pemimpin yang baik harus mampu mempunyai

keterampilan sebagai seorang pemimpin. Berikut merupakan beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.. a. Keterampilan dalam memimpin Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk itu harus memiliki kemampuan bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak annotanya

berpartisipasi, member bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama membuat keputusan. Pemimpin tidak hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.

b.

Keterampilan dalam hubungan insani Hubungan insani merupakan hubungan antar manusia. Ada dua jenis hubungan yaitu : Hubungan karna tugas resmi Hubungan kekeluargaan

c.

Keterampilan dalam proses kelompok Maksud utama adalah meningkatkan partisipasi anggota kelompompok sehingga dapat mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah , pendamai, dan bukan menjadi hakim.

d.

Keterampilan dalam proses administrasi personil Kegiatan ini mencangkup segala usaha yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas secara efektif. Kegiatannya meliputi seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan,

bimbingan, dan pengembangan, serta kesejahteraan. e. Keterampilan dalam menilai Merupakan usaha untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai. Teknik dan prosedur evaluasi : menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma / ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan datadata, pengolahan data, menyimpulkan hasil penilaian.

5. Pendekatan Tentang Teori Munculnya Pemimpin a. Teori Pertama Seseorang akan menjadi pemimpin karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Hanya orang yang memiliki kemampuan dan bakatlah yang bisa menjadi pemimpin. Sehingga muncul istilah leaders are borned not built. Teori ini disebut juga teori genetis. b. Teori Kedua Seseorang akan menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin. Seseorang dapat menjadi pemimpin bila diberi kesmpatan dan pembinaan meskipun tidak memiliki bakat atau pembawaan. Maka muncul istilah leaders are build not borned. Teori ini disebut teori social.

c. Teori Ketiga Merupakan gabungan antara teori pertama dan teori kedua, untuk menjadi pemimpin perlu bakat dan disertai pembinaan bakat tersebut. d. Teori Keempat Setiap orang bisa menjadi pemimpin asalkan kemampuannya diperlukan pada kondisi tersebut. Teori ini disebut teori situasi.

6. Pendekatan Dalam Mempelajari Kepemimipinan Pendidikan a. Tiga keterampilan / skills yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin (Kazt) : o o o Human Relatian Skill (Kemampuan berhubungan dengan bawahan) Technical Skill Kemampuan menerapkan ilmunya ke dalam pelaksanaan (operasional) Conceptional Skill

Kemampuan dalam melihat sesuatu sacara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya. Seperti dalam mengamibil keputusan,

membentuk kebijakan, dll. Kemampuan ini juga disebut Managerial Skill b. Pendekatan Sifat (Traits Aproach) Pendekatan yang didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin. c. Pendekatan keperilakuan (Behavioral Aproach) Pendekatan yang memandang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya. Studi ini melihat dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya dalam mempengaruhi anggota-anggota kelompoknya. Pendekatan ini menitik beratkan Pandangannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan : o Fungsi-fungsi kepemimpinan o Gaya-gaya kepemimpinan Gaya-gaya kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang berorientasi pada tugas (task oriented) dan gaya yang berorientasi dengan bawahannya (employee oriented) Teori-teori yang termasuk dalam pendekatan keperilakuan antara lain : o Studi Kepemimpinan Ohio State University 8

Studi ini dilakukan di Ohio State Universty oleh Hemphil dan Coons, dan kemudian dilanjutkan oleh Halpin dan Winer. Studi ini melihat kepemimpinan itu atas dua dimensi perilaku pemimpin : Initiating Structure (Struktur Tugas) Merupakan cara pemimpin melukiskan hubungannya dengan bawahan dalam usaha menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang dipakai dalam organisasi Consideration (tenggang rasa) Merupakan perilaku saling menghargai dan persahabatan antara pemimpin dengan bawahanyya. d. Teori Kepemimpinan Managerial Grid Teori ini dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jene S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan : o o Concern For People Menekankan pada hubungan antar individu Concern For Production

Menekankan pada produksi Terdapat lima gaya kepemimpinan yang merupaka kombinasi dari kedua gaya kepemimpinan dia atas antara lain: Gaya Kepemimpinan Improverished Pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu Gaya Kepemimpinan Country Club Kepemimpinan yang didasarkan pada hubungan informal antara individu, keramahan dan kegembiraan Gaya Kepemimpinan Team Keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh pengabdian Dasar kepemimpinan ini adalah saling percaya dan penghargaan antar sesama anggota kelompok Gaya Kepemimpinan Task

Pemimpin memandang efisien kerja sebagai factor utama untuk keberhasilan organisasi. Penekanan pada penampilan individu dalam organisasi Gaya Kepemimpinan Midle Road Artinya tengah-tengah. Penekanan pada keseimbangan yang optimal antara tugas dan hubungan manusia Model Getzels dan Guba Perilaku Kepemimpinan yang bergaya normative Dengan dimensi nomotetis yang meliputi usahanya untuk memenuhi tuntutan organisasi. Mengacu pada Lembaganya yang ditandai dengan peranan dan harapan tertentu sesuai tujuan organisasinya. Perilaku Kepemimpinan yang bergaya personal Disebut dengan dimensi idiografis, yaitu pemimpin yang mengutamakan kebutuhan dan ekspektasi anggota organisasinya. Mengacu pada individu dalam organisasi dengan kepribadian dan disposisi tertentu. e. Pendekatan Kontingensi / Situasi Model ini banyak melahirkan beberapa model kepemimpinan,

diantaranya : Model Kepemimpinan Kontingensi Dikembangkan oleh Fred.E. Fiedlr Seorang pemimpin akan sukses bila menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda Model Kepemimpinan Tiga Dimensi Dikemukakan oleh Williaw J. Reddin Model ini dinamakan Three DImentional Model karena dalam pendekatannya menggunakan tiga kelompok gaya (Gaya dasar, Gaya Efektif, Gaya tidak efektif)

10

f. Pemimpin Pendidikan Yang disebut pemimpin pendidikan adalah orang yang memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong, membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan mutu pendidikan. Pemimpin Resmi, dimilki oleh orang yang menduduki posisi dalam struktur pendidikan. Pemimpin tidak resmi, bisa dimilki oleh setiap orang yang memberikan araha kepada perbaikan pendidikan g. Model model Kepemimpinan Pendidikan Tidak ada kemajuan dan keberhasilan yang spektakuler dapat diwujudkan dan terjadi tanpa didukung pemimpin yang visioner serta ditopang ambisi yang besar. Sering terjadi seorang pemimpin yang gamang dan kurang berani melakukan perubahan besar hanya berkutat pada perubahan yang kecil-kecilan, tiba-tiba disadarkan bahwa lingkungan di luar telah berubah drastis dan mereka pun terlambat menyikapinya. Pemimpin yang baik seharusnya memiliki visi ambisius, ditandai dengan keinginan besar untuk mencapai tujuan dan kapasitas perubahan yang berarti. Seorang pemimpin harus memiliki visi dan mampu membuka jendela bagi masa depan. Pemimpin yang handal, tidak akan sekadar menuruti kemauan dan selera pribadinya atau mencoba menggerakkan energi SDM yang dimilikinya hanya dengan model instruksi atau iming-iming kenaikan gaji. Lebih dari sekedar kemauan untuk menawarkan insentif atau mengandalkan pada kekuasaan yang dimilikinya, seorang pemimpin juga memiliki yang memiliki untuk

kharisma leadership diharapkan

kemampuan

mensosialisasikan, meyakinkan dan membangun kepercayaan serta sense of belonging karyawannya. Visionary Leadership didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang meminta dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam 11

menciptakan sumber daya manusia yang handal bagi pembangunan, sehingga orientasi visi diarahkan pada mewujudkan nilai comporative dan kompetitif peserta didik sebagai pusat perbaikan dan pengembangan sekolah. Agar menjadi pemimpin yang visioner, maka seseorang harus : 1. Memahami Konsep visi. Visi adalah idealisasi pemikiran tentang masa depan organisasi yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi yang menciptakan budaya dan prilaku organisasi yang maju dan antisipatif terhadap persaingan global sebagai tantangan zaman. Visionary Leadership adalah visi kepemimpinan yang harus dimiliki berdasarkan rambu-rambu tersebut diatas untuk mewujudkan sekolah yang bermutu. 2. Memahami Karakteristik dan Unsur Visi. Suatu visi memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Memperjelas diartikulasikan, b) Mencerminkan cita-cita yang tinggi dan menetapkan standar of excellence, c) Menumbuhkan inspirasi, semangat, kegairahan dan komitmen, d) Menciptakan makna bagi anggota organisasi, e) Merefleksikan keunikan atau keistimewaan organisasi, f) Menyiratkan nilai-nilai yang dijung-jung tinggi oleh organisasi, g) Konstektual dalam arti memperhatikan secara seksama hubungan organisasi dengan lingkungan dan sejarah perkembangan organisasi yang bersangkutan. 3. Memahami Tujuan Visi. Visi yang baik memiliki tujuan utama yaitu: a) Memperjelas arah umum perubahan kebijakan organisasi, b) Memotivasi karyawan untuk bertindak dengan arah yang benar, c) Membantu proses mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu dari orang yang berbeda-beda. arah dan tujuan, mudah dimengerti dan

Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership Visionary Leadership memfokuskan kepemimpinan pada perubahan perubahan yang terjadi dilingkungan. Oleh karena itu, pimpinan harus 12

bertanggung jawab untuk melahirkan, memelihara, mengembangkan, menerapkan, dan menyegarkan visi agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respon yang tepat dan cepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi. Dalam hal ini dibatasi pada langkahlangkah penciptaan, perumusan, transformasi dan implementasi visi dengan menitik beratkan pada peran penentu arah, agen perubahan, komunikator, dan pelatih. Sedangkan perhatian terhadap budaya diarahkan pada tiga sub

variabel yaitu pola nilai, pola kebiasaan, pola sikap dan tindakan Variabelvariabel tersebut dikaji keberartian kontribusinya pada efektifitas sekolah yang dinilai dari indikator layanan manajemen, learning organization, dan kompetensi siswa (Aan Komariah). (a) Penciptaan Visi Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personil lain berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama. (b) Perumusan Visi Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personil dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informsi, cita-cita, keinginan peribadi dipadukan dengan citacita/gagasan personil lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas dan perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase kegiatan sebagai beirkut: pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan merumuskan strategi secara konsensus membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk

mewujudkan visi ini menjadi suatu kenyataan. (c) Transformasi Visi Kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stakeholders, sehingga diperoleh sense of belonging dan sense of ownership. Implementasi visi 13

merupakan

Kemampuan

pemimpin

dalam

menjabarkan

dan

menterjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner. Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara komprehensif.

Kepemimpinan yang bervisi bekerja dalam empat pilar sebagaimana dikatakan Nanus (2001), yaitu: Penentu Arah, Agen Perubahan, Juru Bicara, Pelatih dan komunikator.

Menjadi

Seorang

Pemimpin

Yang

Visioner

Dalam

Menghasilkan

Produktivitas Pendidikan 1. Berusaha merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah harus mempunyai konsep bagaimana merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif. 2. Menjadikan dirinya sebagai agen perubah Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terusmenerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah. 3. Memposisikan sebagai penentu arah organisasi

14

Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari get-go. Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan. 4. Pelatih atau pembimbing yang profesional Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh pemain untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah pencapaian kemenangan, atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih, lebih tepat untuk ditunjuk sebagai playercoach. 5. Mampu menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pengalaman profesional dan pendidikannya Pemimpin yang visioner dihargai bukan karena kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya. Berbeda dengan manajer yang

kewenangannya diakui dan kepemimpinannya diikuti karena posisi struktural dan mandat kekuasaan yang diterimanya dari jajaran komisaris atau pemilik perusahaan. Pemimpin visioner, dihargai, menjadi panutan, bahkan idola dan memiliki kharisma personal yang kuat karena kemampuan, kompetensi, dan ide-ide inovatif yang dikembangkannya (Chowdhury, 2005).

15

Gambar Kepemimpinan Pendidikan yang Visioner

Sifat-sifat seorang visioner, selain dia mampu melihat dan memanfaatkan peluang-peluang di masa depan ia juga memiliki prinsip kepemimpinan seperti yang dikemukakan Stephen R.Covey (1997:27-37) tentang pemimpin yang berprinsip, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (a) Selalu belajar (terus menerus) (b) Berorientasi pada pelayanan (c) Memancarkan energi positif (d) Mempercayai orang lain (e) Hidup seimbang
(f) Melihat hidup sebagai petualangan (g) Sinergistik (h) Selalu berlatih untuk memperbaharui diri agar mampu mencapai prestasi yang tinggi.

16

BAB III PEMBAHASAN

A. Pemimpin Pendidikan Kepala sekolah adalah sebagai pemimpin pendidikan dimana tugasnya untuk menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru dapat mengajar dan siswa dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda untuk melaksanakan administrasi sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang baik dan melaksanakan supervisi sehingga kemampuan guru guru dapat meningkat. Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam keberhasilan sekolah mencapai tujuannya. Kegiatan Kepala Sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja, melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala Sekolah pada dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat akademik, administratif, kegiatan kemanusiaan dan kegiatan sosial. Maka Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan mengawasi, yang dan

merencanakan,

mengorganisasikan,

mengkoordinasikan,

menyelesaikan seluruh kegiatan di sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Mulyasa (2004:98) menyimpulkan bahwa Kepala Sekolah memiliki tujuan peran yaitu Kepala Sekolah selaku Edukator, Manajer, Advisor, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMAS LIM). Dalam teori kepemimpinan paternalistik, disebutkan bahwa seorang pemimpin adalah figur seorang bapak. Oleh karena itu, maka sebagai figur seorang bila pak Kepala Sekolah haruslah memiliki segala kemampuan. Sebagaimana dikatakan oleh Siagian (1998:34) bahwa persepsi bagi seorang pemimpin yang paternalistik, dalam melakukan peran kepemimpinannya dalam kehidupan organisasional dapat diwarnai adanya harapan-harapan dari para pengikut kepadanya. Harapan itu biasanya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya serta untuk memperoleh petunjuk atas segala permasalahan yang dihadapinya.

17

Kepala Sekolah juga merupakan sosok yang dituakan sehingga yang diharapkan darinya adalah contoh dan teladan yang baik. Kedudukan sebagai kepala keluarga membawa dampak bahwa Kepala Sekolah berkewajiban melaksanakan bimbingan dan teguran terhadap anak yang melakukan kesalahan dengan sikap kebapakan, dan tidak dilandasi dengan sikap kecurigaan. Sekolah dianggap sebagai keluarga besar yang memerlukan kerjasama antara warganya, dan kerjasama itulah yang merupakan landasan keberhasilan sekolah..

B. Sikap Seorang Pemimpin Pendidikan Pemimpin lembaga pendidikan akan berhasil manakala mereka itu benar-benar bersedia memberikan contoh, bimbingan, ketauladan dan bahkan bersedia memulai dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, dalam persepsi guru, seorang Kepala Sekolah harus memiliki karakteristik sebagai kepala keluarga di sekolah. Sifat-sifat atau karakteristik seorang Kepala Sekolah sebagai kepala keluarga di sekolah, yaitu: 1. Memiliki integritas, yaitu bersifat tegas dan jujur, baik tercermin dari sifat-sifat pribadinya maupun dalam pelaksanaan prinsip-prinsip moralnya; 2. Adil, yaitu harus bersikap adil terhadap kebenaran dan tidak ada perbedaan perlakuan kepada siapapun; 3. Kemampuan, yaitu mampu melaksanakan tugasnya dan mampu melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan baik; 4. Memiliki intuisi, yaitu mampu memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas; 5. Reliabilitas, yaitu memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam melaksanakan komitmennya.

Selain itu ada beberapa sifat dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin (Kepala Sekolah) dalam menggalang hubungan baik dengan orang-orang yang dipimpin yaitu: (S.Atmodiwiro dan Totosiwanto, 1991:73) 1. Memberi contoh; 2. Berkepentingan pada kualitas; 3. Bekerja dengan landasan hubungan kemanusiaan yang baik; 4. Memahami masyarakat sekitarnya; 5. Memiliki sikap mental yang baik; 6. Berkepentingan dengan staf dan sekolah; 18

7. Melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan; 8. Mempertahankan stabilitas; 9. Mampu mengatasi stres; 10. Menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi; 11. Mentolerir adanya kesalahan; 12. Tidak menciptakan konflik pribadi; 13. Memimpin melalui pendekatan yang positif; 14. Tidak mendahululi orang-orang yang dipimpinnya; 15. Mudah dihubungi oleh orang; 16. Memiliki keluarga yang serasi.

Kepala Sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai suatu sistem organik, sehingga mampu berperan sebagai pemimpin leader dibandingkan sebagai manajer maka sikap yang harus ditunjukkan adalah sebagai berikut : 1. Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa; 2. Lebih bersandar pada kerja sama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan atau Surat Keputusan (SK); 3. Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi, bukannya menciptakan rasa takut; 4. Senantiasa menunjukan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada

menunjukan bahwa ia tahu sesuatu; 5. Senantiasa mengembangkan suasana antusias, bukan mengembangkan suasana yang menjemukan; 6. Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh kesungguhan, bukannya mogok kerja karena serba kekurangan.

19

C. Pengaruh Pemimpin dalam mengembangkan mutu Pendidikan Keberhasilan seorang pemimpin pendidikan harus ditandai dengan keberhasilannya dalam melaksanakan hal hal sebagai berikut : 1. Keberhasilan memotivasi guru Guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksanakan evaluasi, melakukan analisis hasil belajar, melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab; 2. Keberhasilan memperbaiki kinerja karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan kebersihan lingkungan secara rutin, melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab; 3. Motivasi siswa, untuk rajin belajar secara tertb, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran dengan berorientasi masa depan memberikan timbal balik dengan prestasi yang membanggakan kepada sekolah; 4. Orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan

mengembangkan kemitraaan yang lebih baik, agar partisipasi mereka terhadap usaha pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu yang membebani. Yang lebih penting lagi, Kepala Sekolah harus dapat memberikan kesejahteraan lahir bathin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih baik, meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan budaya positif yang kuat di lingkungan sekolah.

D. Peran serta masyarakat sekolah dalam Pendidikan Peran serta masyarakat sekolah khususnya guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tua murid dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini cukup minim. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan padahal terjadi atau tidaknya perubahan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada guru. Partisipasai masyarakat selama ini pada umumnya sebatas dukungan dana sedang dukungan dukungan yang lain seperti pemikiran, moral dan jasa kurang diperhatikan. Oleh karena itu sebaiknya para anggota masyarakat sekolah (guru) membantu tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan untuk memajukan suatu kualitas sebuah lembaga pendidikan dapat dilakukan dengan cara :

20

1.

Kemampuan membina kerja sama yang intim dan harmois dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

2.

Kesediaan untuk mengesampingkan (subordinating) kepentingan pribadi dan kelompok kepada kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan organisasi (pendidikan).

3.

Kesediaan untuk menyerahkan sebagian daripada hak-haknya kepada organisasi yang dibarengi oleh kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar.

4.

Kemampuan untuk memikirkan cara baru demi peningkatan kemampuan kerja yang lebih besar.

5.

Kemampuan untuk meneima dan mendatangkan perubahan.

21

BAB IV KESIMPULAN

a.

Kepemimpinan

pendidikan

merupakan

kemampuan

untuk

menggerakkan

pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. b. Fungsi kepemimpinan pendidikan adalah untuk membina persaudaraan dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan , mengembangkan, dan

mempertahankan eksistensi organisasi c. Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan antara lain rendah hati, percaya kepada diri sendiri, jujur, adil, dan memiliki keahlian dalam jabatan. d. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain keterampilan dalam memimpin, dalam hubungan insane, dan dalam menilai e. Pemimpinan pendidikan adalah orang yang memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong, membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan mutu pendidikan f. Kepala sekolah adalah sebagai pemimpin pendidikan dimana tugasnya untuk menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru dapat mengajar dan siswa dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda untuk melaksanakan administrasi sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang baik dan melaksanakan supervisi sehingga kemampuan guru guru dapat meningkat.

22

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010), Pengelolaan Pendidikan. Bandung.Upi Bandung Abdul Muiz (2008) amcreative.wordpress.com/Kepemimpinan, Depok Ibnu Penceng (2011) penceng.blogspot.com/makalah_kepemimpinan_pendidikan, Bandung mkp.fisip.unair.ac.id/index./pemimpin-visioner-dan-kaderisasi-kepemimpinan M. Asrori Ardiansyah, M.Pd (2008) /kabar pendidikan.blogspot.com/ arminaperdana.blogspot.com, Malang

23

You might also like