You are on page 1of 6

Nama NIM

: CATRIN A. AFRILIA : PO. 71. 24. 0. 007 BB

AMLODIPINE

A.

Deskripsi Amlodipin adalah antagonis kalsium (calcium antagonist = CA) dari kelas dihidropiridin (DHP) dengan masa kerja yang panjang, sehingga dapat diberikan sekali sehari untuk pengobatan hipertensi dan angina pectoris. Struktur amlodipine adalah 3-ethyl-5-methyl-2-(2-

aminoethoxymethyl)-4-(2-chlorophenyl)-1, 4-dihydro-6-methyl-3, 5 pyridinedicarboxylate benzenesulphonate.

B.

Zat Aktif Amlodipin Besylate.

C.

Branded Tensivask (Pfizer), Norvask (Dexa Medica), Divask (Kalbe Farma). A-B Vask, Actapin, Amcor, Amdixal, Amlocor, Calsivas, Cardicap, Cardisan, Cardivask, Comdipin, Divask, Ethivask, Fulopin,

Gensia, Gracivask, Gravask,

Intervask, Lodipas, Lopiten, Lovask,

Normoten, Norvask, Pehavask, PRovask, S-Amlodipine.

D.

Indikasi Terapi hipertensi, dapat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obat antihipertensi lain. Terapi angina kronis stabil, dapat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obat angina lain. Terapi untuk penderita vasospastik, digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi.

E.

Kontraindikasi Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine dan golongan dihidropiridin lainnya.

F.

ESO Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang sering timbul dalam uji klinik an: edema, sakit kepala. Secara umum: fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan BB. Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar, maka sebaiknya amlodipine

tidak diberikan pada ibu menyusui. Efektivitas dan keamanan amlodipine pada anak-anak belum jelas benar.

G.

Cara Kerja Amlodipine merupakan antagonis calcium golongan dihydropirydine (antagonis ion kalsium) yang menghambat influks ion calcium melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung. Amlodipine menghambat impuls ion calcium secara selektif, di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel otot jantung. Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer dan dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta penurunan tekanan darah. Dosis satu kali sehari akan menghasilkan penurunan tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja amlodipine adalah perlahan-lahan, sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut. Efek antiangina amlodipine adalah melaiui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan resistensi perifer totat (afterioad). Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, pengurangan beban jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial serta kebutuhan energi. Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik pada keadaan oksigenisasi normal maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan waktu latihan, waktu timbulnya angina, waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi serangan angina serta penggunaan tablet

nitrogliceryne. Amlodipine tidak menimbuikan perubahan kadar lemak plasma, dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes serta gout.

H.

Dosis Dosis awal 5 mg sekali sehari dan dapat ditingkatkan sampai dosis maksimum 10 mg sehari. Pada pasien lanjut usia atau insufiensi hepatik dosis yang diberikan 2,5 mg sekali sehari. Dosis ini juga digunakan apabila amlodipine dikombinasi dengan obat antihipertensi lain. Pasien diabetes yang biasa menggunakan dosis 5 mg/hari, tidak perlu ditingkatkan . Tetapi bagi yang membutuhkan dosis tinggi dapat ditingkatkan menjadi 7.5 mg/hari sampai dosis maksimum 10 mg/hari Dosis yang direkomendasikan untuk angina kronis stabil atau angina vasospastis adalah 5-10 mg. Dosis lebih rendah disarankan untuk pasien lanjut usia dan pasien yang insufiensi hepatik. Tidak perlu penyesuaian dosis pada penggunaan amlodipine jika dikombinasikan dengan diuretik thiazid, angiotensin-converting enzyme inhibitors. Tidak ada pengalaman penggunaan amlodipine pada anak-anak. beta blocker, dan

I.

Peringatan & Perhatian Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati, belum ada rekomendasi dosis Pada pasien dengan kegagalan fungsi ginjal, amlodipine

dimetabolisme secara ekstensif menjadi metabolit inaktif, 10% diekskresi melalui urin. Amlodipine tidak dapat didialisis dalam ginjal.

Pada pasien lanjut usia, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik puncak konsentrasi plasma sama antara pasien muda dan lanjut. Dosis yang digunakan juga sama antara usia muda dan lanjut. Dosis normal juga direkomendasikan.

J.

Cara Penyimpanan Simpan pada suhu kamar (di bawah 30C).

K.

Farmakokinetika Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 - 12 jam Volume distribusi amiodipine kira-kira 21 liter/kg Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35 - 50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari Kadar mantap dalam plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali Sebanyak 97,5% amiodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma. Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 10% dalam bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit. Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan, secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah pemberian amlodipine pada penderita angina. Pemberian dosis sekali sehari meningkatkan waktu exercise dan menurunkan frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amiodipine tidak mempengaruhi efek metabolisme lipid dalam plasma.

L.

Farmakodinamika Sebagai CA, amlodipin menghambat masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium pada membran sel otot dan sel saraf. Ada 2 macam kanal kalsium : VOC (voltage-operated channel) terbuka oleh depolarisasi, dan ROC (receptor-operated channel) terbuka oleh norepinefrin/

neurotransmiter lainnya tanpa depolarisasi. VOC ada 3 jenis, yakni kanal N (neuronal), T (transient) dan L (long-lasting). Hanya kanal L (ada di otak, jantung, otot polos, dan otot rangka) yang sensitif terhadap CA. Otot jantung memerlukan ion kalsium dari luar, disamping ion kalsium intrasel otot polos bergantung hampir seluruhnya pada ion kalsium ekstrasel. Sedangkan otot rangka tidak memerlukan ion kalsium ekstrasel, karena, CA menghambat kontraksi otot polos dan otot jantung, tetapi tidak menghambat kontraksi otot rangka. Otot polos yang paling sensitif adalah otot polos vascular, koroner dan skeletal. Efek CA lemah dan bervariasi dalam menghambat otot polos vaskular kulit, otot polos bronkus, dan otot polos esophagus dan usus, CA jauh lebih aktif dalam menyebabkan dilatasi arteriol daripada dilatasi vena. Pada jantung, ion kalsium ekstrasel juga diperlukan untuk pembentukan impuls SA dan AV. CA kelas DHP, bersifat vaskuloselektif, artinya aktivitas hambatannya terhadap kontraksi otot polos vaskular lebih besar dibanding hambatannya terhadap kontraksi otot jantung maupun terhadap konduksi AV dan denyut jantung. Amlodipin, sebagai CA golongan DHP generasi baru menunjukkan efek vaskuloselektivitas yang lebih tinggi dibanding CA generasi lama. Sifat vaskuloselektif golongan DHP ini, membawa keuntungan pada pengobatan hipertensi dan angina karena menurunkan tahanan tepi maupun serangan angina tanpa efek samping pada jantung dan relatif aman dalam kombinasi dengan beta-bloker. Di samping itu, pada gangguan fungsi jantung juga lebih aman; amlodipin dapat diberikan pada gagal jantung derajat ringan sampai sedang.

You might also like