You are on page 1of 9

Aspek-aspek produktivitas kerja

Aspek-aspek produktivitas kerja


Produktivitas kerja lebih ditekankan pada ukuran daya guna dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu, daya guna dalam bekerja yang berarti produktivitas kerja, yang mengandung aspek-aspek sebagaimana dijelaskan oleh Haryani (2002:56) yaitu :

a. Pegawai/tenaga kerja Pegawai atau tenaga kerja sangat menentukan tinggi rendahnya produktivitas. Tenaga kerja yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas dalam sebuah organisasi kerja. Kualitas pegawai dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1) Motivasi Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal. Motivasi internal merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berprilaku tertentu sedangkan motivasi eksternal merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu seperti apa yang dinginkan. Namun dalam peningkatan produktivitas kerja pegawai lebih ditekankan pada motivasi internal dimana masing-masing individu mendorong dirinya sendiri untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Orang yang bekerja dengan motivasi yang lebih tinggi, akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. 2) Sikap Secara umum sikap dibedakan menjadi dua, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap seseorang akan tercermin dari prestasi kerjanya. Sikap yang positif terhadap pekerjaan ditunjukkan dengan kesediaan lebih besar untuk berusaha agar apa yang dikerjakan berhasil dan untuk bertanggung jawab terhadap apa ditugaskan kepadanya terhadap apa yang ditugaskan kepadanya. Sementara itu sikap negatif ditunjukkan dengan adanya sikap yang pasif, dimana hanya mengerjakan seperti apa yang

diperintahkan, menyukai pengarahan dan apabila memungkinkan menghindari tanggung jawab. b. Tempat kerja Penyebab tinggi rendahnya produktivitas yang berasal dari tempat kerja ada dua yaitu : lingkungan kerja dan manajemen. 1) Lingkungan kerja Organisasi kerja/instansi bertanggung jawab untuk mengupayakan suatu lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja dibedakan menjadi dua yaitu : lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari pencahayaan, sirkulasi udara, tersedianya fasilitas kamar mandi, toilet, sarana olah raga serta fasilitas ibadah. Lingkungan non fisik yaitu rasa perkawanan antara pegawai, hubungan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan maupun pimpinan dengan pegawai akan mendukung peningkatan produktivitas kerja. 2) Manajemen Kemampuan manajerial seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap produktivitas. Dalam hal ini pemimpin akan bertugas untuk mengarahkan kegiatan para pegawai untuk mencapai tujuan, dengan kemampuan manajemen pemimpin yang efektif tujuan instansi lebih mudah tercapai. Produktivitas erat terkait dengan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai. Hasil kerja pegawai tersebut merupakan produktivitas kerja sebagai target yang didapat melalui kualitas peraturan kerjanya dengan oleh melaksanakan organisasi. tugas yang sesuai dalam dengan hal ini

yang ditetapkan

Kemudian

dikemukakan

beberapa aspek sebagaimana yang dinyatakan sebagai indikator dari

produktivitas kerja (Dharma, 1995:476) antara lain: a. Efektivitas Kerja Efektivitas Kerja meliputi : 1) Kualitas pekerjaan Kualitas pekerjaan menyangkut mutu yang dihasilkan. Seorang pegawai dituntut untuk mengutamakan kualitas dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Kualitas bagi hampir semua orang tampaknya berarti kualitas tinggi. Kualitas semakin tinggi berarti semakin baik. Lalu timbul pertanyaan, apakah orang-orang sesungguhnya menginginkan segala sesuatu berkualitas setinggi mungkin. Seorang pegawai

sebagai sumber daya yang menjalankan dan melaksanakan manajemen di suatu organisasi harus memiliki kehidupan kerja yang berkualitas. Kehidupan kerja yang berkualitas yaitu keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di dalam organisasi. Kemampuan untuk hasil tersebut menurut Garry Desler yang dikutip oleh Agus Dharma bergantung apakah terdapat adanya : a) Perlakuan yang fair, adil dan sportif terhadap pegawai. b) Kesempatan bagi pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh dan kesempatan untuk mewujudkan diri yaitu untuk menjadi orang yang mereka rasa mampu mewujudkannya. c) Komunikasi terbuka dan saling mempercayai diantara sesama pegawai. d) Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif dalam pengambilan

keputusan-keputusan penting yang melibatkan pekerjaan-pekerjaan mereka.

e) Kompensasi yang cukup fair. f) Lingkungan yang aman dan sehat. 2) Kuantitas pekerjaan Perkembangan organisasi menuntut adanya kuantitas pekerjaan. Kuantitas pekerjaan menyangkut rencana organisasi. Rasio kuantitas pegawai harus seimbang dengan kuantitas pekerjaan sehingga dengan perimbangan tersebut dapat menjadi tenaga kerja yang produktif untuk meningkatkan produktivitas kerja di dalam organisasi tersebut. 3) Ketepatan waktu Masyarakat berbeda-beda dalam menilai waktu, Misalnya budaya barat pencapaian target, hasil kerja yang sesuai dengan

menganggap waktu sebagai suatu sumber daya yang langka, waktu adalah uang dan harus digunakan secara efisien. Beberapa budaya lain mengambil suatu

pendekatan yang lain lagi terhadap waktu. Mereka memfokuskan pada masa lalu misalnya mengikuti tradisi mereka dan berusaha melestarikan praktek-praktek

historisnya. Pengetahuan akan orientasi waktu yang berlainan dari budaya-budaya tersebut dapat memberikan wawasan ke dalam pentingnya tenggang waktu, apakah perencanaan jangka panjang dan dipraktekkan secara meluas, pentingnya

pengawasan kerja dan apakah yang menyebabkan keterlambatan-keterlambatan. Berangkat dari hal diatas, seorang pegawai harus memiliki paham tersebut yang memandang waktu sebagai sumber daya yang harus benar-benar dipergunakan dengan tepat dan mempraktekkan pada tugas-tugasnya yaitu menyelesaikan tugastugas yang diberikan orang tepat pada waktu yang ditentukan serta mengutamakan

prinsip efisien. Disini peran pimpinan melakukan pengawasan dan mengkoordinasi pegawainya ketika dalam melaksanakan tugas serta harus peka terhadap penyebab kendala-kendala jika pegawainya melaksanakan tugas tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan. b. Efisiensi kerja Efisiensi kerja merupakan salah satu pendorong utama dalam kelancaran manajemen dan ini tidak pernah terlepas dari kultur suatu organisasi maupun budaya di dalam masyarakat tertentu. Efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi organisasi efesiensi kerja meliputi 3 unsur yaitu : 1) Banyak atau sedikitnya kesalahan yang dilakukan dalam bekerja. 2) Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik. 3) Penghematan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan. Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam derajat yang tinggi mengenai mutu dan hasilnya. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap pekerjaan tergantunga pada cara bekerja yang efisien. c. Semangat kerja Semangat kerja menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa,

semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka pegawai itu dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila pegawai

tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah. Semangat kerja sangat penting bagi organisasi karena semangat kerja yang tinggi tentu dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja karena malas, dengan semangat kerja yang tinggi maka pekerjaan yang diberikan atau ditugaskan kepadanya akan akan dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat atau lebih cepat, semangat kerja yang tinggi otomatis membuat pegawai akan merasa senang bekerja sehingga kecil kemungkinan pegawai akan pindah bekerja ke tempat lain, semangat kerja yang tinggi dapat mengurangi angka kecelakaan karena pegawai yang mempunyai semangat kerja tinggi cenderung bekerja dengan hati-hati dan teliti sehingga bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. d. Disiplin kerja Dalam melaksanakan disiplin kerja, disiplin yang baik dapat diukur dalam wujud: 1) Pimpinan atau pegawai datang dan pulang kantor tepat pada waktu yang ditentukan. 2) Menghasilkan pekerjaan baik kuantitas maupun kualitas yang memuaskan. 3) Melaksanakan tugas penuh dengan semangat. 4) Mematuhi semua peraturan yang ada. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sinungan yang menyatakan disiplin adalah sikap kewajiban dari seseorang/kelompok orang senantiasa berkehendak untuk mengikuti/mematuhi segala aturan keputusan yang telah ditetapkan dan disiplin juga dapat dikembangkan melalui suatu latihan antara lain dengan bekerja, menghargai waktu dan biaya. Dari teori tersebut selain mematuhi peraturan-

peraturan yang ada, disiplin juga dapat diwujudkan dengan menghargai waktu yaitu dengan mendisiplinkan diri untuk selalu tepat waktu, tenaga yaitu adanya usaha yang optimal dalam melaksanakan tugas, serta biaya seefisien mugkin sesuai dengan kuantitas pekerjaan yang ada.

1. Skala Produktivitas Kerja Dalam penelitian ini, skala stres kerja disusun berdasarkan komponen dari skala produktivitas kerja yaitu efektifitas kerja, efisiensi kerja, semangat kerja dan disiplin kerja yang terdiri dari 40 butir berdasarkan pendapat Dharma. Skala ini disusun dengan empat alternatif jawaban untuk tiap item, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor tertinggi pada pernyataan favourable diberikan pada jawaban SS=4, S=3, TS=2 dan STS=1, sebaliknya pernyataan unfavourable skor tertinggi diberikan pada jawaban STS=4, TS= 3, S=2 dan SS=1.

Tabel 3 : Komponen dan Distribusi Butir Soal Skala Produktivitas Kerja No 1 2 3 4 Produktivitas Kerja Efektivitas Kerja Efisiensi Kerja Semangat kerja Disiplin kerja No Item Favourable Unfavourable 1,9,17,25,33 2,10,18,26,34 3,11,19,27,35 4,12,20,28,36 5,13,21,29,37 6,14,22,30,38 7,15,23,31,39 8,16,24,32,40 20 20 Jumlah 10 10 10 10 40

SKALA PRODUKTIVITAS KERJA No. 1 2 Pernyataan Jawaban Pimpinan merasa puas dengan pekerjaan yang saya SS S TS STS lakukan Saya lebih banyak meluangkan waktu untuk bersantai SS S TS STS

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

ketika bekerja Saya selalu menyelesaikan laporan sesuai target Hasil pekerjaan saya sering dikoreksi oleh pimpinan Saya senang dalam melakukan pekerjaan Saya gelisah bila diawasi pada saat melaksanakan tugas Saya rasa pekerjaan merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan Saya kadang-kadang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan Saya memeriksa pekerjaan sebelum menyerahkan kepada pimpinan Pekerjaan yang saya lakukan tidak mencapai target Saya berusaha menghemat biaya menghemat biaya operasional ketika sedang bertugas Komputer sering rusak ketika saya yang menggunakannya Saya sangat puas jika pekerjaan berhasil sesuai target Saya suka membantah bila diberikan tugas Saya berpedoman pada petunjuk yang ada (juknis, juklak dan jukmin) dalam melakukan tugas Saya kadang kadang melakukan pelanggaran pada saat melaksanakan tugas Saya merasa nyaman pada saat bekerja Saya pulang kantor sebelum waktunya tanpa alas an Saya mematikan alat-alat listrik bila tidak di gunakan Saya selalu salah sasaran ketika melaksankan tugas penyelidikan Saya tetap tenang meskipun tugas bertumpuk Saya jenuh pada saat melaksanakan tugas Saya patuh terhadap perintah pimpinan Saya pernah diberi nasehat dari atasan karena jarang masuk kantor saya melakukan pekerjaan sesuai pembagian tugas (job describtion) Saya selalu menunda-nunda pekerjaan yang di berikan Saya menghemat kertas, saat membuat laporan Saya sering menggunakan kendaraan dinas untuk bersantai Saya menggunakan tenaga semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas Tubuh saya menjadi lemas jika diberikan perintah oleh pimpinan Saya melakukan kerja sama yang baik dengan rekan kerja Saya sering mendapatkan sanksi

SS SS SS SS

S S S S

TS TS TS TS

STS STS STS STS

SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS

33 34 35 36 37 38 39 40

Saya berinisiatif dalam menyelesaikan tugas Saya biasa istirahat sebelum waktunya Saya mengisi tinta printer jika tintanya kosong Saya menggunakan komputer kantor untuk bermain game Saya tidak pernah ditegur mengenai masalah kehadiran Gairah saya menurun ketika bekerja Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu Saya biasa ditegur karena pakaian saya tidak rapi

SS SS SS SS SS SS SS SS

S S S S S S S S

TS TS TS TS TS TS TS TS

STS STS STS STS STS STS STS STS

You might also like