You are on page 1of 63

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP DENGAN SKIPPING TERHADAP POWER TUNGKAI DAN INFLIKASINYA PADA SPIKE DALAM PERMAINAN

BOLA VOLI DI SMA NEGERI 1 RANCAH

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh: TEDI CARWANTO NIM : 2124050065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2009

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : TEDI CARWANTO No. Pokok Mahasisiwa : 2124050065 Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Judul Skripsi : Pengaruh Latihan Squat Jump Dengan Skipping Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada Spike Dalam Permainan Bola Voli Di Sma Negeri 1 Rancah

Disetujui untuk di ajukan ke sidang Skripsi oleh :

Pembimbing I :

Prof. H. Iman Hidayat, Drs. M.Pd.

NIS. 013112788064

Pembimbing I :

Alen Rismayadi, M.Pd.

Disahkan oleh : Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Heri Yusuf Muslihin, M.Pd. NIS. 311278130

PERNYATAAN

Yang bertanda tanga di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini berjudul Pengaruh Latihan Squat Jump Dengan Skipping Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada Spike Dalam Permainan Bola Voli Di SMA Negeri 1 Rancah. Adalah betul-betul karya tulis saya. Sedangkan karya tulis ini bukan merupakan hasil penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Dengan demikian saya bersedia menanggung resiko apa yang dijatuhkan kepada saya jika ternyata ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan seperti yang dinyatakan di atas.

Ciamis, Juni 2009 Yang menyatakan

TEDI CARWANTO

ABSTRAK

TEDI CARWANTO Skripsi ini berjudul Pengaruh Latiah Squat Jump Dengan

Skipping Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada Spike Dalam Permainan Bola Voli Di Sma Negeri 1 Rancah. Selama penulisan skripsi ini, penulis di bawah bimbingan Prof. H. Iman Hidayat, Drs. M.Pd, sebagai Pembimbing I dan Alen Rismayadi, M.Pd, sebagai pembibmbing II

Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena tuntutan untuk peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli sehingga penulis mengadakan sebuah penelitian tentang pengaruh squat jump dengan skipping terhadap power tungkai dan anflikasinya pada spike dalam permainan bola voli. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dari kedua bentuk latihan tersebut, manakah yang peling berpengaruh. Dengan menggunakan metode eksperimen penulis mengambil sampel sebanyak 30 orang siswa putra SMA N 1 RancahCiamis, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A sebanyak 15 orang yang menggunakan bentuk latihan squat jump dan kelompok B sebanyak 15 orang yang menggunakan bentuk latihan skipping. Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data menunjukan bahwa kelompok B yaitu menggunakan latihan skipping memperoleh nilai t hitung sebesar 0,26 bila dibanding t tabel dk = 28 yaitu 2,05, t hitung < t tabel. Dan dari kelompok A diperoleh t hitung sebesar 2,46 bila dibanding dengan t tabel dengan dk 28 yaitu 2,05 maka t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat dikaitkan bahwa metode latihan aquat jump lebih berpengaruh dibanding dengan metode latihan skipping. Beberapa kendala yang dialami penulis selama penelitian ini adalah tentang waktu latihan yang terlalu singkat, jumlah sampel yang terbatas dan rancangan eksperimen yang sederhana, sehingga penulis merasa belum puas dengan hasil

yang telah dicapai. Oleh karena itu penulis mengankurkan kepada teman sejawat yang tertarik dengan permasalahan yang penulis kaji hendaknya meneliti ulang dengan ruang lingkup yang lebih luas, serta ketajaman data yang lebih akurat.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Latiah Squat Jump Dengan Skipping Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada Spike Dalam Permainan Bola Voli Di SMA Negeri 1 Rancah. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menemuh ujian Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Galuh Ciamis. Selama penulisan skripsi ini tentunya banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, baik dari segi moril maupun material. Namun berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak, alhamdulillah penulis dapat menyelesaikannya. Dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Bapak H. Yat Rospia Brata. Drs. Msi selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis yang tgelah memberi surat keputusan penelitian skripsi. 2. Bapak Heri Yusuf Muslihin, M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan nasehat, petunjuk, arahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Prof. H. Iman Hidayat, Drs. M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dorongan bantuan serta petunjuk yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Alen Rismayadi M.Pd, selaku pembingbing II yang telah memberilan bimbingan kepada penulis, arahan saran-saran selama penulisan selama penulisan skripsi ini. 5. Staf Dosen dan Karyawan Prodi PJKR FKIP Universitas Galuh Ciamis yang telah memberikan ilmu selama manjalankan perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. 6. Bapak H. Endang Syamsudin, Drs, selaku Kepala SMA N 1 Rancah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi. 7. Para Guru Pengajar dan Staf serta para siswa SMA N 1 Rancah yang telah membantu penulis dan bersedia menjadi objek penelitian skripsi. 8. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa dan alumni Prodi PJKR FKIP Universitas Galuh Ciamis yang telah ukut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kepada kedua orang tua tercinta yang telah membantu sepenuhnya dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun material, dan juga kepada adik ku dan saudara-saudara tercinta, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga amal baik yang telah diberikan mendapat pahala yang berlipat ganda di dunia maupun di akhirat nanti. Mudah-mudahan segala gagasan yang telah dikemukakan di dalam penulisan

skripsi ini, senantiasa dalam Ridho dan Magfiroh Allah SWT. Aminn. Wassalamualaikum Wr. Wb. Ciamis, Juni 2009

TEDI CARWANTO

DAFTAR ISI

ABSTRAK KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Masalah Penelitian 3 C. Tujuan Penelitian 3 D. Kegunaan Penelitian 4 E. Pembatasan Penelitian 4 F. Definisi Istilah 5 G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 5 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Olah raga 8 B. Karakteristik Permainan Bola Voli 10 C. Teknik Dasar Permainan Bola Voli 11

D. Latihan Power 13 E. Latihan Squat Jump 14 F. Latihan Skipping 15 BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian 20 B. Desain Penelitian 20 C. Populasi dan Sampel 22 D. Alat Pengumpulan Data 23 E. Sistematika Latihan 26 F. Jadwal dan Program Latihan 27 G. Rancangan Analisis Data 34 BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data 36 B. Diskusi Hasil Penemuan 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 41 B. Saran 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR Halaman: Gambar 2.1 Fase Latihan Olah Raga

Gambar 2.2 Split Depan Gambar 2.3 Seplit Samping Gambar 3.1 Desain Penelitian BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di lingkungan suautu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. Dan pada kenyataan masyarakat sangat banyak mengharapkan peningkatan kemampuan peserta didik terutama dalam cabang olahraga. Oleh karena tuntutan masyarakat tersebut timbul persoalan mendasar yaitu bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan cabang olahraga, sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada satu sekolah dapat diefektifkan penggunaan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal. Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan bermain bola voli para siswa di suatu sekolah sudah merupakan suatu keharusan setelah melihat tuntutan yang sangat besar dari masyarakat. Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada

keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001). Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan banyak orang yang sudah menguasai teknik permainan bola voli, baik individu maupun beregu. Teknik dasar bemain bola voli yang harus dikuasai yaitu 1. Servis, 2. Passing, 3. Spike, 4. Blok. Berdasarkan pengamatan di lapangan teknik dasar untuk mempertahankan supaya permainan dapat terus berlangsung dan untuk membangun suatu serangan adalah teknik passing, dalam hal ini adalah teknik passing bawah. Teknik dasar permainan bola voli menurut Amung Mamun dan Toto Subroto (2001:51) adalah servis, fungsinya untuk mengawali permainan ; passing, fungsinya untuk menerima/ memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu ; umpan, fungsinya untuk menyajikan bola ke teman seregu dengan keinginannya sehingga teman seregu tersebut dapat melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan disebrangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna ; bendungan atau blok fungsinya untuk menghadang serangan lawan dari dekatjaring sekaligus sebagai serangan baik ke pihak lawan ; receivi, menjaga bola menyentuh lantai. Unsur kondisi fisik yang dimiliki permainan bola voli adalah kekuatan, kelentukan, kelincahan, kecepatan dan daya tahan. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka permainan bola voli harus melatih komponen itu, tentunya melalui proses latihan, dimana tujuan latihan adalah membantu atlit meningkatkan keterampilan dan potensi yang semaksimal mungkin.

Latihan-latihan yang sistematis dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk menambah kekuatan, memperbaiki kondisi fisik.

B. Masalah Penelitian Permasalahan yang timbul berdasarkan latar belakang tersebut adalah : 2. Apakah Squat Jump berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli ? 3. Apakah Skipping berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli ? 4. Manakah dari kedua latihan tersebut yang lebih berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli ?

C. Tujuan Penelitian Tujan dari penelitian ini adalah : 2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan Squat Jump terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah. 3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh latihan Skipping terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah. 4. Untuk mengetahui manakah dari kedua latihan tersebut yang lebih berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah.

D. Kegunaan Penelitian Secara teroritis hasil penelitian ini akan memperkaya dan menambah pengetahuan penulis khususnya dan khasanah keilmuan para pembaca umumnya serta tidak membosankan pada anak didik atau atlet yang dibinanya. Secara praktis memberikan informasi kepada atlet, guru pendidikan jasmani, pejabat kantor dinas pendidikan nasional, pengawas olahraga PBVSI serta pelaku olahraga tentang kegunaan dan pengaruh latihan Squat Jump dengan Skipping dalam rangka pembinaan terhadap peningkatan power tungkai pada Spike untuk atlet bola voli.

E. Pembatasan Penelitian Untuk menghindari terlalu luasnya penelitian yang akan dilakuakan, maka penulis membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut : 2. Pelatihan ini hanya dilakukan untuk meneliti pengaruh latihan Squat Jump dan Skipping dalam peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah. 3. Tempat penelitian dilaksanakan di lingkungan sekolah SMA N 1 Rancah. 4. Sampel penelitian adalah siswa SMA N 1 Rancah Kebupaten Ciamis, yang mengikuti ekstrakulikuker bola voli.

F. Definisi Istilah Memeperjelas ruang lingkup serta menghindari salah penafsiran istilah, maka penulis memperjelas istilah-istilah yang digunakan agar lebih jelas, istilah tersebut

adalah : 2. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia (1990:207) pengertian pengaruh adalah : Daya yang ada atau timbul dari satu/orang, benda yang ikut membantu watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 3. Latihan menurut Harsono (1988:101) adalah : Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian mmenambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. 4. Squat Jump yang dimaksud adalah kedua kaki bergerak ke depan dan ke belakang diawali jongkok kemudian melompat di tempat dengan beban di pundak. 5. Skipping yang dimaksud adalah mengayunkan tali ketika tali melewati kaki dan kepala dengan alat sederhana berupa tali yang dimainkan perorangan atau kelompok. 6. Power menurut Harsono (1988:200) adalah Kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan dalam waktu yang sangat cepat.

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Sebelum penulis membentuk hipotesis, terlebih dahulu penulis membuat anggapan dasar yang merupakan pedoman atau titik tolak dalam sebuah penelitian yang mendukung terhadap hipotesis. Surahkmad (1985:107) menyatakan bahwa : Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik itu. Hal ini berarti bahwa setiap penyidik mungkin saja meragukan anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dan setiap anggapan dasar itu selanjutnya diartikan pula bahwa penyidik dapat merumuskan

satu (atau lebih) hipotesa yang dianggapnya sesuai dengan penyelidikan. Berdasarkan penjelasan di atas yang menjadi anggapan dasar dan kerangka penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Salah satu karakteristik yang dominan dan yang dimiliki olahraga bola voli adalah unsur kelincahan, kekuatan, daya tahan, kelenturan dan kecepatan. Tentunya kondisi fisik dibutuhkan untuk melakukan olah raga ini. Berdasarkan hal terdebut di atas, maka Harsono (1988:272) menyatakan bahwa : Mungkin yang harus diperhatikan oleh para pelatih atau guru pendidikan jasmani adalah bagaimana pemilihan dan penerapan latihan yang sesuai dengan cabang olahraga masing-masing. b. Dengan latihan Squat Jump dan Skipping merupakan bentuk latihan umtuk mengembangkan power tungkai pada spike untuk lebih akurat. 2. Hipotesis 1) Latihan Squat Jump memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power tungai pada spike dalam permaianan bola voli di SMA N 1 Rancah. 2) Latihan Skipping memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah. 3) Latihan Squat Jump lebih berpengaruh secara signifikan dari pada latihan Skipping terhadap peningkatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli di SMA N 1 Rancah.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Olahraga Aktivitas olahraga adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan disamping aspek ekonomi, sosial, budaya, seni, dan bidang kehidupan manusia lain. Akan tetapi tidak sedikit orang yang meremehkan arti dan makna olahraga dalam kehidupannya, meskipun mereka menyadari bahwa olahraga sebagi sesuatu yang mempunyai fungsi sekaligus makna tertentu dalam kehidupan manusia. Menurut Poerwadarminta (2000:62) menerangkan : "Olahraga adalah untuk mengolah, melatih raga atau tubuh manusia untuk menjadi sehat dan kuat". Sementara menurut Matveyev (1981) ; dalam Rusli Lutan, (1992) bahwa "Olahraga merupakan kegiatan atau otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan gerak: (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin". Dewasa ini kegiatan olahraga berkembang menjadi suatu kegiatan yang berhubungan engan gerak tubuh yaitu mengolah jasmani yang berupa aktivitas jasmani. Kegiatan olahraga tcrsebut bisa dilaksanakan secara kelompok atau individu. Berdasarkan pengertian olahraga di atas hahwa sasaran olahraga diantaranya membina dan meningkatkan kondisi fisik manusia, dimana kondisi fisik adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk mclakukan aktivitas jasmani atau olahraga. Mengenai komponen kondisi fisik, berikut ini penulis akan menguraikannya : 1. Daya Tahan ( Endurance) Menurut Harsono (1988 : 155) "Daya tahan keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan setelah

menyelesaikan pekerjaan tersebut," 2. Kekuatan ( Strength) Menurut Harsono (1988 : 178) "Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan." 3. Kelentukan ( Flexibility ) "Kelentukan adalah kemampuan pergelangan atau persendian untuk dapat melakukan gerakan-gerakan kesemua arah secara optimal." 4. Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, Menurut Imam Hidayat (2003 : 119) kecepatan adalah Perbandingan antara jarak ( panjang lintasan ) dan waktu (lamanya gerak ). 5. Keseimbangan ( Balance) Keseimbangan Menurut Harsono (1988 : 223) adalah kemampuan untuk mempertahankan system neuromascular kita dalam kondisi statis atau mengontrol system neuromascular tersebut dalam satu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak. 6. Kelincahan ( Agility ) Kelincahan menurut Harsono (1988 : 172) adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan serta sadar akan posisi tubuhnya . 7. Koordinasi (Coordination) Koordinasi menurut Jonath dan Krampel (1981) mengartikan bahwa koordinasi adalah : "Merupakan kerjasama system persarapan pusat sebagi system yang telah

diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya suatu gerak secara terarah." 8. Power Power menurut Harsono (1988 : 200) adalah "Kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat," 9. Stamina Kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap kelelahan, artinya meskipun berada dalam kondisi lelah dia masih mampu untuk meneruskan latihan atau pertandingan. Stamina dihasilkan dati daya tahan + kecepatan + kekuatan mengacu kepada kemampuan untuk bertahan terhadap kelelahan."

B. Karakteristik Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan olahraga beregu yang dimainkan beregu dengan masing-masing dimainkan oleh enam orang pemain. Permainan ini menggunakan batas berupa lapang yang berukuran 18 x 9 meter. Lapangan bola voli dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh pembatas net dengan panjang 10 meter dan lebar satu meter. Ketinggian batang net adalah 2.43 meter untuk putra dan 2.24 meter untuk puteri. Permainan bola voli sekarang ini menggunakan system rally point dengan jumlah angka yang harus dicapai oleh suatu regu yang ingin memenangkan pertandingan adalan 25 atau selisih 2 angka jika terjadi deuce.

C. Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Setiap cabang memiliki karakteristik sesuai dengan jenis keterampilan yang terdapat dalam permainan vang bersangkutan. Demikian pula dengan permainan bola voli yang memiliki teknik yang beragam, Teknik yang beragarn ini dipergunakan untuk mencapai prestasi yang optimal.; prestasi yang optimal tidaklah mungkin dapat dicapai dengen baik tanpa memiliki teknik dasar yang baik. Teknik yang dimiliki oleh seseorang dalam permainan bola voli sangat menentukan terutama dalam upaya kerjasama antar pemain untuk mencapai kemenangan, karena bola voli merupakan permainan yang sftatnya beregu yang memerlukan kerjasama dan toleransi antar sesama pemain. Teknik dasar yang terdapat dalam permainan bola voli menurut Yamin Nuriman et.al (1994:26) adalah sebagai berikut : " 1) Sikap penjagaan dan pergerakan, 2) Pengambilan bola dan umpan bola, 3) Serangan (spike-serangan tipuan), 4) Bendungan, 5) Servis". Teknik dasar yang dimiki oleh seorang atlet sangat menentukan dalam kecakapan seseorang dalam permainan bola voli. 1. Sikap penjagaan dan pergerakan Kemampuan pergerakan seseorang pemam ke segala arah dengan cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, hal ini disebabkan oleh karena sifat pemain bola voli yang dinamis yang kadangkadang bola datang dengan cepat dan tiba-tiba. Menurut Yamin Nuriman et.al (1996:43) Kecepatan pergerakan seseorang dalam permainan bola voli sangat ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut : a) Mengatur sikap/posisi sebelum dan selama pergerakan, b) Beraksi dengan segera, c) Meramalkan dan mengadaptasi jalan bola, d) Melakukan

gerakan dengan cepat. Pengaturan sikap sebelum rnelakukan gerakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat permainan berlangsung. Sikap penjagaan yang dilakukan oleh seorang pemain terdiri dari beberapa macam yaitu sikap penjagaan rendah, pertengahan dan sikap penjagaan tegak. 2. Pengambilan bola dan umpan bola Dengan umpan bola, yang merupakan teknik dasar yang paling prinsip untuk dapat menghasilkan suatu spike yang mematikan. 3. Serangan (spike-serangan tipuan) Serangan atau spike merupakan modal awal pemain bola voli untuk dapat mematikan lawannya. Serangan ini menurut PBVSI (1985:39) adalah "aksi seseorang pemain yang memainkan bola ke arah lapangan lawan". Dalam pengertian disini adalah bola yang melewati net sehingga pihak lawan sulit untuk mengembalikannya. 4. Bendungan (blok) Bendungan merupakan suatu teknik dasar dalam permainan bola voli yang ditujukan untuk mengantisipasi serangan dari lawan. Sesuai yang dikemukakan PBVSI (0985:40) bahwa : Bendungan adalah upaya menghadang bola yang datang dari daerah lawan, yang dilakukan di depan/dekat net oleh seorang pemain depan atau lebih (pembendung). 5. Servis Servis adalah teknik dasar yang menjadi serangan pertama bagi tim yang melakukanya. Servis sangat menentukan untuk serangan selanjutnya, karena jika servis tidak dilakukan dengan baik maka akan mudah bagi lawan untuk membalas

serangan yang dilancarkan melalui servis. Sejalan dengan hal itu PBVSI (1985:30) mengemukakan bahwa :

Servis adalah aksi untuk memasukan bola kedalam permainan oleh pemain belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk: memulai permaiminan". Pemain belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk memulai permainan.

D. Latihan Power Power termasuk pada komponen kondisi fisik, menurut Harsono (1988 : 20) "Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat". Dari pengertian tersebut tersirat bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan unsur penting dalam power. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (1988 : 200) "Unsur penting dalam power yaitu ; a). Kekuatan otot, dan b). Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan". Power berperan penting untuk cabang-cabang olahraga yang mengerahkan tenaga dengan kuat, dengan cepat seperti untuk nomor-nomor lompat dalam atletik, rnenendang, melempar, dan sebagainya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat PBVSI (1995 : 59) bahwa Penggunaan power adalah : 1) untuk mencapai prestasi maksimal, 2) dapat mengembangkan taktik bertanding dengan tempo cepat dan gerak mendadak, 3) memantapkan mental bertanding atlet, 4)

simpanan tenaga anaerobic cukup besar. Baik tidaknya power seseorang ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut menurut PBVSI (1995: 59) adalah : 1. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (Phasic) dan atlet, 2. Ketentuan dan kecepatan otot atlet rumus P = F x V, P = power, F= Force dan V = Vecolity 3. Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan hanya 15 detik power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama 34 detik. 4. Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP) dan penguasaan teknik gerak yang benar Latihan power yang baik hams memenuhi persyaratan sebagai ciri latihan explosive power. Ciri latihan explosive rnenurut PBVSI (1995 : 59) adalah sebagai berikut :

1. Melawan beban relative ringan, berat badan sendiri, dapat pula tambahan beban luar yang ringan. 2. Gerakan latihan aktif, dinamis, dan cepat 3. Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh 4. Bentuk gerak bias cyclic maupun acyclic 5. Intensitas kerja sub maksimal atau maksimal

E. Latihan Squat Jump

Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan atlet, terutama atlet pertandingan. Istilah latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif, yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Salah satu factor yang mendukung kondisi fisik adalah kekuatan yaitu kemampuan untuk melakukan kontraksi guna melakukan tegangan terhadap suatu tahanan. Sesuai dengan batasan kekuatan (yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan), maka latihan-latihan yang cocok untuk perkernbangan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana kita harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban. Permasalahan penelitian yang timbul memerlukan komponen kondisi fisik salah satunya kekuatan dan dalam pelaksanaan latihannya dengan latihan Squat Jump. Tendangan T dalam olahraga pencak silat memerlukan kekuatan otot paba dan pangkal paha atau tungkai yang optimal untuk menghasilkan tendangan yang baik dan keras. Urutan gerak Squat Jump adalah sebagi berikut : 1. Beban di pundak 2. Jongkok kemudian lompat di tempat 3. Lompat dengan setengah ketinggian 4. Kedua kaki bergerak bergantian ke depan dan ke belakang.

F. Latihan Skipping Sekedar mengingatkan, main karet pernah populer dikalangan anak angkatan 70-

an hingga 80-an. Permainan skipping ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga. Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya, Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambiI melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Dua anak akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.

1. Skipping santai dan sport Sebenarnya, menurut DR. Anggani Sudono, MA, skipping sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK. Jadi sekitar 4-5 tahun karena motorik kasar mereka telah siap. Apalagi bernain lompat tali dapat menutupi keingintahuan mereka akan

bagaimana rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah atau sekitar usia 6 tahunan. Entah kenapa Grafik kegemaran mereka akan skipping ini akan menurun seiring bertambahnya usia Biasanya anak kelas 5-6 sudah malu untuk main skipping karena orang dewasa disekitarnya sering mencemooh, kok sudah besar masih bermain skipping, padahal justru dengan semakin sering anak-anak bermain skipping mereka akan semakin sigap dan terampil, ujar Anggani. Terlepas dari itu, menurut dosen Universitas Negeri Jakarta ini, jenis permainan skipping dapat dibagi menjadi dua ; skipping yang bersifat santai dan skipping yang berbau sport. Skipping yang santai banyak dimainkan anak perempuan. Sedang untuk olah raga, umumnya digemari anak laki-laki. Mesti demikian, menurut Anggani, segala permainan skipping sebetulnya biasa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa memandang jender.

2. Manfaat Skipping Suatu hal yang disarankan anggota Badan Pengembangan Akademik Perguruan Islam Al Izhar Pondok Labu Jakarta ini, yaitu menyuburkan kembali kegiatan skipping terutama di sekolah-sekolah. Bukan apa-apa, selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang para murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau Anggani dengan memberi kesempatan anak untuk melakukan skipping diwaktu istirahat. Atau saat ada pertemuan siswa, lakukan perlombaan skipping sehingga para murid makin bergairah memainkannya.

Anggani menjabarkan beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan skipping ini : a. Motorik Kasar Main skipping merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bias belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Ototototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Skipping juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak b. Emosi Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari si anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; mau melakukan tindakan melompat atau tidak. c. Ketelitian dan akurasi Anak juga belajar mellihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia melompat. d. Sosialisasi Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar beremapati, bergiliran, menaati aturan, dan lainnya. e. Intelektual Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar

lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali. 3. Faktor yang Perlu Diperhatikan Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam bermain skipping antara lain :

a. Ruangan Idealnya skipping dilakukan di ruang terbuka. Namun kalau tidak memungkinkan, di ruangan tertutup pun bisa. Tentu saja ruangan tersebut harus cukup lega dan lapang serta aman dari benda-benda yang dapat membahayakan seperti barang pecah belah. b. Ukuran tali Tali yang digunakan harus sesuai ukuran; tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Jadi hendaknya ukuran tali dibuat pas dan tak banyak bersisa sehingga anak akan lebih mudah dan nyaman melompat. c. Variasi mainan Semakin bervariasi permainan lompat tali ini, makin anak: mahir dan terampiI dalam melakukan gerakan-gerakannya. Arti bervariasi di sini adalah anak tak hanya main tali yang dipegang lurus kedua ujungnya dan kemudian anak melompatinya, bisa juga dengan memutar-mutar tali dan anak melompat bersamaan dengan temannya Atau anak dapat rneningkatkan keahlian gerakannya dengan melakukan gerakan. d. Waktu Terutama saat di sekolah, waktu permainan skipping biasanya sangat terbatas.

Lantaran itu, Anggani mengimbau agar dalam setiap pennainan masing-masing anak mendapatkan gilirannya, terlebih untuk skipping secara perorangan. Pastikan para murid mendapat giliran yang telah disepakati bersama sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam penelitian ini penulis bermaksud ingin mengetahui tentang pengaruh Squat jump dengan skipping terhadap peningkatan dan implikasinya terhadap spike dalam permainan bola voli di SMAN 1 Rancah. Pelaksanaan dari penelitian eksperimen ini dilakukan dengan cara memberikan program latihan kepada kedua kelompok yang berbeda perlakuannya yaitu kelompok A latihan Squat Jump dan kelompok B latihan Skipping. Tujuan diberikannya kedua latihan ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih baik adanya pengaruh terhadap power tungkai dan implikasinya terhadap spike di SMAN 1 Rancah, oleh karena itu penulis menggunakan metode eksperimen,

B. Desain Penelitan Penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain atau pola yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variable-variable yang terdapat pada masalah serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dalam model ini sebelurn dimulai penilaian kepada kedua keIompok diberi tes atau pretest untuk mengukur kondisi awal ( TI ),

selanjutnya pada keIompok eksperimen diberi perlakuan ( x ) dan pada kelompok pembanding diberi perlakuan yang berbeda, sesudah perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai pottes (T2 ) Secara umum dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :

KELOMPOK A

KELOMPOK B

Gambar 3.1 Desain penelitian

Keterangan : A : Simbol untuk kelompok eksperimen (latihan squat Jump) B : Simbol untuk kelompok pembanding (latihan skippimg) T1 : Tes awal T2 : Tes akhir X1,X2 : Perlakuan Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dengan desain eksperimen tersebut adalah 1. Memilih dan menetapkan sampel penelitian dengan karakter utama yang relatif sama (homogen). 2. Pelaksanaan T-I pada awal eksperimen, susun skor berdasarkan peringkatnya yang dimulai dari skor terbesar hingga terkecil.

3. Pelaksanaan latihan vertical jump sebagai perlakuan selam eksperimen dengan squat jump dan skipping. 4. Pertahanan kondisi latihan agar sama seperti waktu dan frekuensi pelaksanaan tugas gerak, serta kegiatan subjek di dalam latihan yang sejenis dihindarkan terjadi di luar eksperimen 5. T-2 atau tes alhir dilaksanakan pada akhir eksperimen, setelah program latihan diselesaikan seperti yang telah ditetapkan. Kemudian skor hasil tes itu disusun sepertipenyusunanskor pada hasil tes awal. 6. Hitung rata-rata skor kelompok hasil tes awal dan tes akhir juga simpangan bakunya masing-masing 7. Uji kelompok hasil tes awal dan tes akhir tentang normalitasnya. 8. Uji kelompok hasil tes awal dan tes akhir tentang homogenitasnya. 9. Bandingkan hasil tes awal dan akhir tes berdasarkan skor rata-ratanya, 10. Pengujian hipotesis berdasarkan perbedaan skor rata-rata tes awal dan tes akhir. 11. Tarik kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis dan rumuskan rekomendasi atau saran penelitian. Perhitungan, pengolahan dan pengujian data hasil tes digunakan dengan pendekatan statistika, dimana data itu bersifat kuantitatif berupa skor hasil tes awal dan akhir,

C. Populasi dan Sampel Menurut Arikunto (1993:102), populasi adalah "Subjek penelitian". Hal senada juga dikatakan oleh Surachmad (1990:93), populasi adalah " Sejumlah subjek

yang akan diteliti". Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Rancah yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli sebanyak 30 orang. Surachmad (1990: 100) berpendapat bahwa ukuran sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Sedangkan bila ukuran populasi lebih dari 100, maka sample diambil 15%-25% dari ukuran populasi. Namun berkaitan dengan penentuan besar kecilnya jumlah sample penelitian Sudjana (1988:72) mengatakan sebagai berikut : Tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti, sebab keabsahan sample terletak pada sifat dari karakteristinya mendekati populasi atau tidak, bukan besar kecilnya jumlah. Minimal sample sebanyak 30 subjek. Ini berdasarkan asas perhitungan atau pengujian yang lazim digunakan dalam statistika. Pendapat lain ialah terhadap populasi kurang dari 100 biasa diambil 20%-25%, Patokan tersebut bukan standar baku, melainkan hanya perkiraan berdasarkan pertimbangan praktis.

Mengingat jumlahnya populasi hanya 30 orang, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah secara keseluruhan (total sampling), yakni 30 orang pemain putra.

D. Alat Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian dibutuhkan alat pengumpul data yang lazim juga disebut dengan instrumen pengukuran. Dengan mengacu pada kriteria tes diatas, maka penulis memilih tes loncat tegak

yang dikembangkan oleh Nurhasan (1994) yang dikenal dengan Tes dan Pengukuran Olahraga. Instrumen Tes Tes Loncat Tegak Tujuan : Test ini bertujuan untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai Alat/ Fasilitas : Alat/fasilitas yang dibutuhkan dalam tes ini yaitu: 1. Dinding yang rata dan cukup luas 2. Papan berwarna gelap berukuran 30x150 cm, (lihat gambar 4.9) bersekala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan bersekala ukuran 150

Gambar 4.9 Papan Ukuran 30 x 150 cm 3. Serbuk kapur dan alat penghapus 4. formulir epncatatan hasil test dan alat tulis

Pelaksanaan : Testee berdiri tegak dekat dinding, bertumpu pada kedua kaki, dan papan dinding berada disamping tangan kiri atau kanannya. Kemudian, tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan, ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada disamping telinga. Kemudian testee mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan dan kemudian testee meloncat setinggi mungkin sampbil menepuk papan skala dengan tangan terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan skala. Tanda ini menampilkan tinggi rendahnya raihan loncatan testee tersebut. Testee diberi kesempatan melakukan sebanyak tiga kali loncatan. Untuk lebih jelasnya mengenai sikap awal dan gerakan loncatan pada tes loncat tegak ini , anda dapat lihat pada gambar 4.10, 4.11 dan 4.12. Skor : Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil test loncat tegak. Hasil loncat tegak diiperoleh dengan cara raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.

Gambar 4.10 Sikap Awal Pada Tes Loncat Tegak

Gambar 4.11 Sikap Awal Pada Tes Loncat Tegak

Gambar 4.11 Sikap Meloncat Pada Tes Loncat Tegak

E. Sistematika Latihan Dalam penyajian atau pemberitahuan latihan untuk setiap pertemuan penulis

membagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Pendahuluan. Pada program latihan pendahuluan dilakukan kegiatan pemanasan (warming-up), agar otot-otot yang semula tegang menjadi lemas sehingga dapat melakukan gerakan dengan leluasa dan tidak kaku. Pemanasan dilakukan agar seluruh organ tubuh dapat rangsangan, sehingga koordinasi secara berangsurangsur dapat memulai fungsinya dengan baik. Disamping itu untuk menghindari kemungkinan cedera pada waktu latihan inti. lsi pendahuluan meliputi dari kelentukan secara statis dan secara dinamis. b. Latihan inti, Dalam latihan ini diberikan bentuk latihan yang berbeda antara kelompok A dan Kelompok B. Kelompok A latihan squat Jump dan kelompok B latihan skipping penulisan perhatikan dalam latihan ini adalah latihan yang disesuaikan dengan bentuk dan tujuan itu sendiri. Pada prinsipnya beban latihan ini adalah latihan yang disesuaikan dengan bentuk itu sendiri. Pada prinsipnya beban latihan yang diberikan pada orang coba ditambah dengan intensitas yang meningkat, sehingga sampel tersebut dipaksa untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal. c. Penutupan. Latihan penutup (pendinginan) diisi dengan gerakan pelemasan, koreksi secara keseluruhan (evaluasi),pemberian motivasi dengan cara memberitahukan kemajuan-kemajuan hasil latihan agar pada kegiatan latihan berikutnya bisa melakukan latihan berakan tersebut bisa lebih baik.

F. Jadwal dan Program Latihan Hasil dari penelitian ini sesuai dengan tujuan dan jadwal yang sudah ditetapkan, adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Jadwal Latihan Latihan dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan selama delapan minggu dengan dua kali latihan setiap minggunya. Adapun jadwal latihan adalah sebagai berikut: b) Rencana penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2008 c) Dalam satu minggu latihan dilaksanakan dua kali pertemuan d) Setiap kali pertemuan memerlukan waktu 90 menit, dengan pembagian waktu sebagai berikut : Senin : mulai jam 14.30 sd 16.00 Kamis : mulai jam 14.30 sd 16.00

2. Program Latihan NO PERTEMUAN KE PROGRAM LATIHAN INTENSITAS LATIHAN 1 1 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Penjelasan tentang pelaksanaan latihan 3. pemanasan dilanjutkan dengan peregangan statis dan dinamis B. Inti Tes Awal C. Penutup 1. Pendinginan dengan melemaskan otot-otot persendian 2. Berdoa 3 Kali Kesempatan 2. 2 A. Pendahuluan

1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Squat jump C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 3 3 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Squat jump C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 12 repetisi 4 4 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Squat jump dengan variasi C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 5 5 A. Pendahuluan

1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Squat jump dengan variasi C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 12 repetisi 6 6 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan beban tanpa squat jump C. Penutup 3. Pendinginan, pelemasan 4. Berdoa 3 set 10 repetisi 7 7 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Squat jump dengan beban ringan C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 8 8 A. Pendahuluan

1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan beban lebih tanpa squat jump C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 9 9 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Squat jump dengan beban lebih C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 10 10 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Penjelasan dan Evaluasi C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 12 repetisi 11 11 A. Pendahuluan

1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Penjelasan tentang tujuan tes akhir C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 kali kesempatan

PROGRAM LATIHAN KELOMPOK B: LATIHAN SKIPPING

NO PERTEMUAN KE PROGRAM LATIHAN INTENSITAS LATIHAN 1 1 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pengantar : Penjelasan tentang tes awallompat tali 3. Pemanasan dilanjutkan dengan peregangan statis dan dinamis B. Inti Tes Awal C. Penutup 1. Pendinginan dengan melemaskan otot-otot persendian 2. Berdoa 3 kali kesempatan 2. 2 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis

B. Inti Latihan Skipping C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 3 3 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan Skipping C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 12 repetisi 4 4 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan skipping dengan variasi C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 5 5 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis

B. Inti Latihan Skipping dengan variasi C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 12 repetisi 6 6 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan beban di kaki tanpa skipping C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 7 7 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan skipping dengan beban ringan C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 8 8 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis

B. Inti Latihan beban lebih tanpa skipping C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 9 9 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Latihan skipping dengan beban lebih C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 10 repetisi 10 10 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis B. Inti Penjelasan dan Evaluasi C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 set 12 repetisi 11 11 A. Pendahuluan 1. Berdoa 2. Pemanasan, peregangan statis dan dinamis

B. Inti Penjelasan tentang tujuan tes akhir C. Penutup 1. Pendinginan, pelemasan 2. Berdoa 3 kali kesempatan

G. Rencana Analisis Data Sesuai dengan desain penelitian ini maka prosedur yang ditempuh untuk pengolahan data berupa skor hasil tes awal dan akhir kelompok yang menggunakan metode induktif dan metoda deduktif seperti di bawah ini. 1. Penghitungan rata-rata skor kelompok dengan rumus sistematika sebagai berikut :

Arti tanda-tanda tersebut : X = Rata-rata skor kelompok. x = Jumlah skor seluruh kelompok. n = Jumlah anak sebagai sample. 2. Penghitungan simpangan buku setiap skor kelompok dengan rumus sebagai berikut :

Arti tanda-tanda tersebut : = Simpangan Buku = Skor Subyek dalam kuadrat,dan = skor subyek.

= jumlah = Jumlah anak sebagai sample.

3. Pengujian normalitas data dengan rumus sebagai berikut :

4. Penghitungan homogenitas dari setiap hasil tes melalui penghitungan statistika menggunakan rumus sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengolahan dan Analisi data Data-data yang diperoleh melalui tes awal dan tes akhir selanjutnya diolah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya berkaitan dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Hasil pengolahan data dari permaslahan yang diajukan tersebut, dapat penulis sampaikan sebagai berikut : 1. Menghitung rata-rata dan simpangan buku Langkah pertama meghitung data hasil tes awal dan tes akhir untuk mencari nilai rata-rata dan simpangan buku kedua kelompok yang telah dibandingkan. Hasil perhitungan nilai rata-rata (X) dan simpangan buku (S) tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 HASIL PENGHITUNGAN MEAN, SIMPANGAN BUKU DAN VARIASI Kelompok Periode Tes Mean Simpangan Baku Variasi Kelompok A Tes awal Tes akhir 44,1 50 6,81 6,54 46,37 42,77 Kelompok B Tes awal Tes akhir 48,9 49,47 6,11 5,93 37,33 35,16

2. Uji Normalitas Data Langkah kedua, menghitung Normalitas data. Hasil penghitungan uji liliefors dapat dimanfaatkan untuk menentukan langkah analisis berikutnya, apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Data hasil penghitungan uji normalitas. Tabel 4.2 HASIL PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PADA KEDUA KELOMPOK SAMPEL

KLP VARIABEL PENELITIAN L Hitung L Tabel Kesimpulan Tes Awal Tes Akhir A Latihan squat jump 0,0622 0,1257 0,22 Normal B Latihan skipping 0,1212 0,1321 0,22 Normal

Berdasarkan hasil penghitungan uji normalis data tes awal, tes akhir dan peningkatan kedua kelompok sampel yang dibandingkan tersebut, diperoleh nilai L hitung dari kelompok A dan Kelompok B lebih kecil dari nilai L Tabel (0,22) pada taraf nyata ( ) = 0,05 dengan N = 15. Dengan demikian kelompok sampel tersebut memiliki distribusi data normal.

3. Uji Homogenetis Data Langkah ketiga, menghitung homogenetis sampel dengan menggunakan uji kesamaan uji variasi. Dari hasil pengujian ini diketahui apakah kedua kelompok sampel tersebut homogen atau tidak. Hasil uju penghitungan uji homogenitas ini dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 HASIL PERHITUNGAN UJI HOMOGENINITAS KEDUA KELOMPOK SAMPEL YANG DIBANDINGKAN

Variasi F Hitung F Tabel Kesimpulan Variasi A 1, 08 2,48 Homogen Kelompok B 1,06 2,48 Homogen

Berdasarkan hasil perhitung uji homogenitas kesamaan dua variasi kelompok sampel yang dibandingkan pada taraf nyata ( ) = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang (14) dan (dk) penyebut 14. dari daftar distribusi F diperoleh F tabel (14,14) sebesar 2,48. Kriteria pengujian adalah : tolak hipotesis Ho jika FF1/2 (VISV2) karena F hitung sebesar 1,08 dan 1,06 lebih kecil dari F tabel (2,48) maka hipotesis Ho diterima. Dengan kata lain kedua variasi data tersebut adalah homogen. 4. Uji t Setelah normalitas dan homogenitas dari setiap kelompok sampel diketahui, selamjutnya dilakukan pengujian dan analisis terhadap derajat peningkatan vertikal jump. Adapun hasil perhitungan dan pengujian derajat peningkatan hasil vertikal jump pada masing-masing kelompok yang dibandingkan diperoleh dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata. Hal ini digunakan karena distribiusi kedua kelompok normal dan homogen. Hasil pengitungan dan ji signifikan hasil latihan pada kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4, membuktikan signifikan atau tindakannya perbedaan tersebut, pnulis menganalisis dengan menggunakan uji perbedaan dan rata-rata (analisis uji-t) yang berdasarkan hipotesis kerja. Adapun hasil perhitungan dan uji signifikan kedua kemlompok sampel yang dibandingkan tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 HASIL PEMGHITUNGAN UJI SIGNIFIKAN PENINGKATAN HASIL LATIHAN KELOMPOK A DAN B Kelompok Variabel Penelitian t-hitung t-tabel Kesimpulan A B Latihan Squat Jump Latihan Skipping 0,26 2,46 Signifikan Signifikan

Tabel 4.5 HASIL UJI SIGNIFIKAN PERBEDAAN PENINGKATAN ANTARA KELOMPOK A DENGAN KELOPOK B Kelompok Variabel Penelitian t-hitung t-tabel Kesimpulan A B Latihan Squat Jump Latihan Skipping 0,26 2,46 Tidak Signifikan

Berdasarkan uji signifikan perbedaan rata-rata, yang diperoleh hasil perhitungan dengan nilai t-hitung sebesar 0,26 harga t-tabel pada taraf nyata (a) = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 15 diperoleh nilai tabel sebesar 2,46 dan tolak Ho jika tmempunyai harga-harga lain. Dari penelitian ini didapat t = 0,26 yang lebih kecil dari 2,46 dan jelas ada pada daerah penerimaan. Jika Ho ditolak artinya tidak ada perbedaan peningkatan yang signifikan antara kelompok A dengan kelompok B.

Kesimpulannya, latihan squat jump dan latihan skipping jika dibandingka tidak ada peningkatan yang menonjol diantara kedua bentuk latihan tersebut terhadap siswa putra di SMA N 1 Rancah.

B. Diskusi Hasil Penemuan Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat bahwa kelompok B yaitu siswa yang belajar atau latihan skipping menunjukan tidak ada peningkatan yang berati dalam daya tolak atau daya ledak otot tungkai pada spike dalam permainan bola voli. Sedangkan untuk kelompok A yaitu siswa yang belajar artau berlatih squat jump menunjukan peningkatan yang berarti dalam daya tolak atau daya tolak otot tungkai pada spike dalam permainan bola voli. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk latihan squat jump dapat menambah daya otot tungkai untuk lebih akurat dalam spike sedangkan skipping kurang menambah daya ledak otot tungkai, sehingga tidak terarahnya dan terlatihnya otot tungkai pada spike dalam permainan bola voli.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarka hasil perhitungan dan analisis data yang diperolah dari hasil pengukuran, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Kelompok A yang menggunakan metode latihan squat jump yang dilakukan secara berulang-ulang menunjukan pengaruh yang berarti terhadap kekuatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli. 2) Kelompok B yang menggunakan metode latihan skipping yang dilakukan secara berulang-ulang menunjukan pengaruh yang berarti dalam kekuatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli. 3) Terdapat perbedaan yang berarti antara latihan squat jump dengan skipping, dimana latihan squat jump lebih berpengaruh dibandingkan dengan latihan skipping terhadap kekuatan power tungkai pada spike dalam permainan bola voli.

B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas yang telah dikemukakan, untuk menambah

pengetahuan dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1) Ada baiknya untuk para guru penjaskes, pelatih dan pembina oleh raga khususnya bola voli untuk dapat menggunakan metode latihan squat jump, dalam peingkatan power tungkai pada spike dalam permmainan bola voli. 2) Untuk teman sejawat penulis sarankan agar dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang metode latihan di dub komponen gerakan dari spike, dalam jumlah sampel lebih banyak dan penggunaan statistik yang lebih tepat dan diperolah hasil yang lebih baik. 3) Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, para guru penjaskes dan pembina olah raga khusunya dalam cabang oleh raga bola voli.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendemkatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bambang Markijanto. (1990), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Bandung: Terbit Terang. Harsono. (1998). Coaching Dan Aspek-Aspek Pisikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV Tambak Kusuma. Hidayat, Iman. (2005). Penelitian Pengajaran, Diklat, Bandung, PPS Universitas Pendidikan Indonesia. PBVSI. (1995:59). Latihan Explosive Power, Jakarta, PP.PBPSI

Nurhasan. (1994). Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olah Raga. Bandung FPOK. Rushall dan Pyke. (1990). Pendidikan Daya Tahan Kardiovaskuler. Jakarta Surachmad, (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar dan Teknik Reseach. Bandung: Tarsito. Yusuf M, (2003). Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Penjas FKIP Unigal Ciamis. Lampiran A Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Vertical Jump Kelompok A No Nama Tes Peningkatan Awal Akhir 1 Yogi 38 40 2 2 Angky 50 56 6 3 Yopi 54 57 3 4 Syarif 39 47 8 5 Ohim 42 50 8 6 Yayan 46 52 6 7 Aziz 45 45 0 8 Mukhtarudin 44 50 6 9 Umay 40 47 7 10 Abdul Salam 50 57 7 11 Apip 30 39 9 12 Ai Beri 37 43 6 13 Rinu 43 51 8 14 Sri G 49 55 6

15 Ade Dian 55 61 6

Lampiran B Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Vertical Jump Kelompok B No Nama Tes Peningkatan Awal Akhir 1 Dede M 53 55 2 2 Nur Imam 45 43 -2 3 Sigit 51 52 1 4 Syarif H 50 53 3 5 Ujang 53 49 -4 6 Asep 42 43 1 7 Iyus 41 43 2 8 Yoki 61 62 1 9 Kamel 49 53 4 10 Agus 37 40 3 11 Didin H 56 56 0 12 Yayan 48 46 -2 13 Iwa 46 49 3 14 Gugun 50 48 -2 15 Asep Gilang 52 50 -2

Lampiran C Uji Normalitas Tes Awal Kelompok A

X = 44,1 S = 6,81 S2 = 46,37 L hitung = 0,0622 L tabel = 0,22

Lampiran D Uji Normalitas Tes Awal Kelompok A

X = 50 S = 6,54 S2 = 42,77 L hitung = 0,1257 L tabel = 0,22

Lampiran E Uji Normalitas Tes Awal Kelompok B

X = 48,9 S = 6,11 S2 = 37,33 L hitung = 0,1212 L tabel = 0,22

Lampiran F Uji Normalitas Tes Awal Kelompok B

X = 48,9 S = 6,11 S2 = 37,33 L hitung = 0,1212 L tabel = 0,22

Lampiran G Uji Homogenitas Tiap Kelompok

1. Uji Homogenitas A F = Variasi terbesar Variasi terkecil

= 46,37 42,77

= 1,08

F tabel = (0,05) (14,14) = 2,48

2. Uji Homogenitas kelompok B

F = Variasi terbesar Variasi terkecil

= 4637,33 35,16

= 1,06

F tabel = (0,05) (14,14) = 2,48

Lampiran H Uji t Kelompok A

t = X2 - X1

S= n1+n2-2

= 30-2

= 28 = 6,68

T = 50-44,1 6,68 1 + 1 15 15

= 5,9 6,68

= 5,9 6,68.0,36

= 5,9 2,4

= 2,46

Lampiran I Uji t Kelompok B

t = X2 - X1

S= n1+n2-2

= 30-2

= 28

T = 49,47-48,9 6,02 1 + 1 15 15

= 0,57 6,02

= 5,9 6,68.0,36

= 0,57 2,17

= 0,26

Lampiran J Uji t Kelompok A dan B

t = X2 A - X1B

S= N2+n2-2

= 28

t = 50-49,47 6,24 1 + 1 15 15

= 0,53 6,24

= 0,53 6,24.0,36

= 0,53 2,25

= 0,24

4 komentar:

Mukhtaruddin mengatakan...

Assalmualaikum...kang abdi ti rancah..cuang tukeran link yuk..amih rada aya backlink,,kan masih sa regional..

http://mukhtarbelajar.blogspot.com

25 Juli 2009 03:04 maman abdul rahman mengatakan...

Wa'alaikumsalam kang Mukhtar,. hayu akang, malihan abi respek kana blog akang,. ke sanes kanten abdi mampir geura,.

10 Agustus 2009 17:39 Anonim mengatakan...

Trims contoh skripsinya mas

22 Mei 2011 07:58 BADRUN NUR mengatakan...

masih ada nda contoh judul skripsi yg lain,,, lg pusing nyari judul..

badrun08arhun.blogspot.com

You might also like