You are on page 1of 9

Kemoterapi

Kemajuan terbesar dalam bidang terapi kanker adalah berkembang pesatnya obat-obatan dalam pengobatan kanker. Terapi ini ditujukan pada unsur-unsur cytotoxic, unsur-unsur biologi dan terapi bertarget lainnya (terapi kanker dengan target khusus). Kemoterapi jenis baru ini memiliki efektivitas yang lebih tinggi, efek samping yang lebih sedikit dan hasil keseluruhan yang lebih baik. Beberapa obat-obatan baru ini tidak menyebabkan kerontokan rambut, mual, muntah-muntah atau efek samping signifikan lainnya. Penggunaan kemoterapi ini diawasi ketat oleh konsultan senior onkologi medis, dan dilakukan oleh perawat yang telah mendapatkan pelatihan khusus dalam Onkologi. Sebagian besar kemoterapi ini dilaksanakan di salah satu pusat pengobatan dari empat pusat pengobatan rawat jalan kami di Mount Elizabeth Medical Hospital dan Gleneagles Hospital. Berbagai penerapan kemoterapi antara lain: Kemoterapi awal atau induksi untuk memperkecil ukuran tumor sebelum pengobatan lokal sesungguhnya, baik dengan pembedahan atau radioterapi; Kemo-radiasi simultan, di mana obat-obatan digunakan sebagai perangsang sensitivitas untuk meningkatkan efektivitas radioterapi; Kemoterapi tambahan (terapi setelah pengobatan kanker awal, untuk menekan pembentukan tumor sekunder) di mana obat-obatan diberikan setelah pembedahan atau radioterapi untuk merawat mikrometastasis yang tidak terlihat, sehingga pasien mendapat peluang sembuh yang lebih besar; Kemoterapi kuratif dalam pengobatan kanker sangat kemo-sensitif, seperti limfoma, tumor sel induk (germ cell) dan leukemia; Kemoterapi dosis tinggi dan penyelamatan sel batang (stem cell); Kemoterapi Paliatif untuk kanker stadium lanjut yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker, mengendalikan penyakit, mempertahankan kualitas hidup dan memperpanjang usia hidup keseluruhan. Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh hospes (pasien). Beberapa kanker memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi. Kanker lainnya menunjukkan perbaikan tetapi tidak mencapai kesembuhan. Beberapa kanker (melanoma, sek kanker ginjal, kanker pankreas, kanker otak) memberikan respon yang buruk dan kebal terhadap kemoterapi. Kanker lainnya (kanker payudara, kanker paru-paru sel kecil, leukemia) bisa menunjukkan respon awal yang luar biasa terhadap kemoterapi, tetapi setelah pengobatan ulangan bisa kebal terhadap obat yang diberikan. pembagian obat kanker.htm>0207-kanker>newsletter>Fitry's File>shared>user clinic Obat kanker merupakan obat spesialistik. Batas keamanannya begitu sempit sehingga hanya dibenarkan penggunaannya oleh dokter yang berpengalaman di bidang pengobatan ini. Kombinasi Obat Kemoterapi tidak dibatasi dengan penggunaan satu obat kanker. Biasanya kemoterapi berupa kombinasi dari obat yang bekerja bersama khususnya untuk membunuh sel kanker. Obat kanker yang dikombinasikan memiliki mekanisme aksi yang berbeda saat di dalam sel. Aksinya dapat meningkatkan pengrusakan dari sel kanker dan mungkin dapat menurunkan resiko perkembangan kanker yang resisten terhadap salah satu jenis obat. Terapi Kombinasi Pengobatan kanker pada dasarnya sama, yaitu salah satu atau kombinasi dari beberapa prosedur berikut : 1. Pembedahan (Operasi) 2. Penyinaran (Radioterapi) 3. Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostatika/khemoterapi) 4. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi) 5. Pengobatan dengan hormon Untuk beberapa kanker, pengobatan terbaik merupakan kombinasi dari pembedahan, penyinaran dan kemoterapi. Pembedahan atau penyinaran mengobati kanker yang daerahnya terbatas, sedangkan kemoterapi membunuh sel-sel kanker yang berada diluar jangkauan pembedahan maupun penyinaran.

Kadang penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan, untuk memperkecil ukuran tumor; atau setelah pembedahan untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker. Kemoterapi yang dikombinasikan dengan pembedahan, akan memperbaiki kesempatan harapan hidup pada penderita kanker usus besar, payudara atau kendung kemih yang telah menyebar ke kelenjar getah bening regional. Pembedahan dan kemoterapi kadang dapat menyembuhkan kanker indung telur yang telah menyebar. Efek samping obat kanker seperti leukopenia, trombositopenia. Oleh sebab itu, biasanya menggunakan obat untuk meningkatkan leukosit. Penggunaan yang kurang cermat hanya akan menambah penderitaan, bersifat fatal dan pemborosan biaya. Dokter akan merekomendasikan kombinasi obat kanker yang telah teruji pada manusia dengan kondisi yang sama dan telah memperlihatkan efek terhadap tipe kanker tertentu. Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat untuk kemoterapi yang telah diresepkan dokter secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapatkan informasi ; kegunaan atau indikasi obat, generik atau kandungan obat, efek samping obat, kontra indikasi obat, hal apa yang harus menjadi perhatian sewaktu konsumsi obat, gambar obat yang anda pilih hingga harga obat dengan berbagai sediaan yang dibuat oleh pabrik obat.
KEMOTERAPI adalah pengobatan kanker dengan memakai obat-obat khusus yang dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan atau perkembangan sel kanker, baik dalam bentuk obat yang diinjeksikan/diinfus maupun obat minum (obat oral). Sampai saat ini belum ada satupun obat yang hanya mematikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker saja, tetapi sel-sel tubuh sehat kita yang sedang aktif membelah turut serta terkena dampaknya. Dalam tubuh kita sel- sel yang aktif membelah/bertumbuh misalnya : sel-sel darah, sel selaput lender saluran makanan maupun saluran pernafasan, sel rambut dan juga sel-sel kelamin ( sel telur/ovum dan sel mani/spermatozoa). Itulah sebabnya maka orang yang menjalani kemoterapi, sel-sel darahnya bisa berkurang/turun, sering disertai sariawan, mencret-mencret, rambut rontok dan warna kuku berubah . Tetapi kerusakan yang dialami sel-sel kanker lebih berat dibanding sel-sel sehat badan yang lain. Supaya sel badan kita berkesempatan istirahat maka selang waktu pemberian kemoterapi biasanya dilakukan 3-4 minggu selanjutnya baru kemoterapi dapat diberikan lagi. EFEK SAMPING KEMOTERAPI 1. Rasa mual dan muntah Keadaan ini sebagai akibat langsung obat-obat kemoterapi yang dipakai. Rasa mual dan muntah ini dapat disebabkan oleh sisa-sisa sel kanker yang mati, juga sel-sel normal badan kita. Untuk mengurangi akibat mual muntah ini dapat digunakan obat muntah, dianjurkan juga untuk sebanyak mungkin minum air agar zat racun semakin cepat dikeluarkan dari tubuh kita melalui air seni, juga dianjurkan untuk tidak terlalu banyak makan. Hal ini karena lambung yang penuh lebih mudah/peka untuk terjadinya muntah . Selain mual dan muntah biasanya diikuti tidak adanya nafsu makan. Keadaan ini normal dan akan kembali membaik dalam 3-5 hari. Hal lain yang perlu diingat selama menjalani kemoterapi adalah daya tahan tubuh kita akan turun. Karena itu diusahakan menghindari kemungkinan infeksi dengan jalan jangan banyak bertemu orang atau menerima tamu, banyak minum jus buah, makan sayuran serta buah segar, kurangi makan berlemak yang dapat merangsang mual dan muntah, 2. Kerontokan rambut Kerontokan rambut bahkan sampai botak dapat terjadi selama pemberian kemoterapi. Tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena biasanya dalam 2-3 bulan setelah berakhirnya kemoterapi 6 siklus ( selama 4-6 bulan ) dengan interval 3-4 minggu, rambut akan kembali tumbuh bahkan menjadi ikal/keriting pada beberapa orang. Selama kerontokan rambut dianjurkan untuk memakai kerudung, topi dan dapat juga memakai wig/ rambut palsu. Sebaiknya sudah dibiasakan memakainya sebelum rambut habis sama sekali. Untuk mengurangi kerontokan rambut dianjurkan memakai minyak cem-ceman rambut, jangan memakai cat rambut, jangan memakai penggering rambut dengan pemanas,cukup pakai angin saja. Selain itu mereka yang menjalani kemoterapi kadang merasakan nyeri pada semua persendian otot. Keluhan ini akan hilang atau berkurang setelah beberapa hari. Disarankan agar tabah dan mengingat bahwa obat yang diberikan saat

ini sedang bertempur mematikan sel-sel kanker dalam tubuh . 3. Pasien usia produktif Bagi penderita yang masuk kategori usia produktif tetapi dengan menjalani kemoterapi, tidak ada larangan untuk melakukan hubungan sexual dengan pasangan anda. Tetapi perlu diingat supaya jangan sampai hamil. Apabila sampai timbul kehamilan maka bisa dipastikan anak yang dikandung akan lahir cacat. Hal ini berlaku pula bagi pria yang sedang menjalani kemoterapi supaya menjaga jangan sampai pasangannya hamil. Kemoterapi memang bukan terapi yang menyenangkan. Akan timbul berbagai perubahan dan pengalaman yang harus dijalani. Tetapi penderita harus percaya bahwa banyak orang menderita kanker dsan harus menjalani kemo telah berhasil menjalaninya dan mengatasinya dengan tabah dan mereka tetap hidup dan sehat setelah pengalaman dan pengobatan yang luar biasa ini. Harus punya tekat dan semangat yang kuat untuk bisa melampaui semua tahapan pengobatan ini dengan baik. Dukungan keluarga terutama suami/isteri sangatlah berarti.

Terapi hormon tergolong dalam terapi sistemik. Terapi ini paling sering digunakan untuk membantu mengurangi resiko kanker datang kembali setelah operasi, tetapi juga dapat digunakan untuk kanker payudara yang telah menyebar atau kambuhan setelah pengobatan. Bagi wanita yang sel-sel kankernya memiliki reseptor estrogen (ER-positif), maka keberadaan hormone estrogen itu mendorong pertumbuhan sel-sel kanker. Bagi wanita seperti ini, terapi hormone diperlukan untuk memblokir efek atau menurunkan kadar estrogen dalam rangka mengobati kanker payudara. Obat-obatan yang digunakan dalam Terapi Hormon: Tamoxifen dan toremifene (Fareston ): Obat-obatan seperti tamoxifen dapat diberikan untuk melawan efek estrogen. Tamoxifen diberikan dalam bentuk pil atau cair, biasanya setiap hari hingga 5 tahun setelah operasi, untuk mengurangi risiko kanker itu kembali. Obat ini membantu wanita penderita kanker payudara stadium dini yang memiliki ER-positif, atau pada kasus kanker payudara stadium lanjut dan pada orang-orang yang beresiko tinggi kankernya kambuh kembali. Obat ini memiliki efek samping. Yang paling umum adalah kelelahan, hot flashes (kulit kemerahan seperti terbakar), keputihan, dan perubahan suasana hati. Beberapa studi juga menunjukkan adanya peningkatan kasus kanker rahim diantara wanita yang menggunakan tamoxifen. Tetapi kanker ini biasanya ditemukan pada tahap sangat awal dan hampir selalu dapat disembuhkan dengan operasi. Jika Anda mengalami perdarahan vagina yang tidak biasa saat mengkonsumsi tamoxifen, sebaiknya hubungi dokter. Fulvestrant: Fulvestrant (Faslodex ) adalah obat yang bekerja dengan merusak reseptor estrogen bukan memblokirnya. Ia seringkali bekerja bahkan jika kanker payudara tidak lagi berespon terhadap Tamoxifen. Bentuknya: suntikan sebulan sekali. Hot flashes, mual ringan, dan kelelahan adalah efek samping utamanya. Sekarang ini hanya digunakan pada wanita pasca menopause dengan kanker payudara stadium lanjut yang tidak lagi merespons Tamoxifen atau Toremifene. Aromatase inhibitor: Ini adalah obat yang menghentikan tubuh dari pembuatan estrogen. Mereka hanya bekerja untuk wanita yang sudah menopause dan yang kankernya bersifat ER positif. Obat-obat ini dapat digunakan setelah, atau bahkan sebagai pengganti Tamoxifen untuk mengurangi kemungkinan kanker payudara kembali. Obat ini diminum setiap hari sebagai pil. Untuk wanita pasca menopause, kebanyakan dokter akan menyarankan penggunaan aromatase inhibitor di beberapa titik selama terapi ajuvan. Tapi belum jelas apakah terapi ajuvan yang dimulai dengan salah satu obat ini lebih baik daripada pemberian tamoxifen dan kemudian beralih ke inhibitor aromatase. Dan jika tamoxifen diberikan pertama, tidak jelas berapa lama harus diberikan. Lama waktu terbaik pengobatan dengan aromatase inhibitor juga tidak jelas. Studi yang dilakukan sekarang harus membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Obat ini tidak menyebabkan kanker rahim dan sangat jarang menyebabkan gumpalan darah. Tapi mereka dapat menyebabkan penipisan massa tulang & patah tulang dan karena mereka menghapus estrogen dari tubuh. Efek samping yang paling umum dari obat ini adalah kekakuan sendi dan/atau nyeri seperti radang sendi pada persendian yang berbeda pada satu waktu. Operasi untuk mengubah tingkat hormon Pengeluaran Ovarium (ablasi ovarium): Pada wanita pre-menopause, indung telur adalah sumber utama estrogen. Mengangkat atau menutup mereka dapat menghapuskan hampir semua estrogen dan membuat wanita memasuki masa menopause. Hal ini dapat mengizinkan beberapa terapi hormon lain untuk bekerja lebih baik. Ablasi ovarium dapat dilakukan secara permanen dengan mengambil indung telur melalui pembedahan. Hal ini juga dapat dilakukan dengan obat-obatan. Kedua metode ini dapat menyebabkan seorang wanita memiliki gejala menopause, termasuk hot flashes, berkeringat di malam hari, kekeringan vagina, dan perubahan suasana hati. Cara lain untuk mengubah tingkat hormon Androgen (hormon pria) dapat digunakan setelah terapi hormon lainnya untuk kanker payudara stadium lanjut sudah dicoba. Mereka kadang-kadang bekerja, tetapi mereka dapat menyebabkan perempuan untuk mengembangkan sifat-sifat laki-laki, seperti peningkatan rambut tubuh dan suara yang lebih dalam.

Target Terapi
Seperti yang telah kita pelajari lebih lanjut tentang perubahan gen yang menyebabkan kanker, peneliti telah mampu mengembangkan obat-obat baru yang ditujukan tepat pada perubahan ini. Obat-obatan Target Terapi tidak bekerja seperti obat kemoterapi standar. Mereka sering memiliki efek samping yang berbeda dan tidak terlalu parah. Pada saat ini, tipe obat inilah yang paling sering digunakan bersama dengan kemoterapi.

Trastuzumab (Herceptin ) Ini adalah antibodi monoklonal - (versi buatan manusia) dari protein sistem kekebalan tubuh yang sangat spesifik. Ia mengikat growth promoting protein yang disebut HER2/neu. HER2/neu ditemukan dalam dalam jumlah kecil pada sel-sel payudara normal dan dalam jumlah besar pada beberapa sel kanker payudara. Kanker payudara yang memiliki terlalu banyak protein ini disebut HER2/neu-positive. Protein yang membuat sel-sel kanker tumbuh dan menyebar lebih cepat. Herceptin dapat menghentikan protein ini dari menyebabkan sel kanker payudara tumbuh kembang. Ia juga dapat membantu sistem kekebalan untuk melawan kanker lebih baik. Herceptin diberikan melalui intravena infus, biasanya sekali seminggu atau bila dosis lebih besar setiap 3 minggu. Dokter belum tahu berapa lama (periode) terapi harus diberikan, memerlukan penelitian lebih lanjut. Efek samping obat ini cukup ringan. Mereka mungkin termasuk demam dan menggigil, kelemahan, mual, muntah, batuk, diare, dan sakit kepala. Efek samping ini biasanya akan menurun sesudah dosis pertama. Tetapi beberapa perempuan mungkin bisa mengalami kerusakan jantung selama pengobatan. Untuk sebagian besar (tetapi tidak semua) wanita, efek ini bersifat jangka pendek dan lebih baik bila obat dihentikan. Jika Anda memperoleh Herceptin, Anda harus memberi tahu dokter Anda segera jika Anda memiliki sesak napas, pembengkakan, atau masalah dengan kegiatan fisik. Lapatinib (Tykerb ) Ini adalah obat lain yang menargetkan protein HER2/neu. Obat ini diberikan sebagai pil, paling sering bersamaan dengan kemoterapi. Seringkali digunakan untuk beberapa wanita dengan kanker yang tidak lagi dapat dibantu oleh kemo plus Herceptin. Efek samping yang paling umum dengan obat ini termasuk diare, mual, muntah, ruam, dan sindrom tangan-kaki, yang mungkin berbentuk mati rasa, kesemutan, kemerahan, pembengkakan, dan nyeri di tangan dan kaki. Diare umum terjadi dan dapat memburuk. Sangat penting menginformasikan dokter/perawat Anda bilamana Anda mengalami perubahan kebiasaan BAB sesegera mungkin. Bevacizumab (Avastin ) Ini adalah antibodi monoklonal yang dapat digunakan pada pasien dengan kanker payudara yang telah menyebar. Ini selalu digunakan bersama dengan obat kemoterapi lainnya. antibodi ini membantu untuk menjaga agar tumor tidak membuat pembuluh darah baru untuk memberi makan tumor. Avastin diberikan melalui infus intravena. Ada beberapa efek samping yang sangat jarang terjadi namun serius dan tekanan darah tinggi juga sangat umum dialami pasien. Selama perawatan, penting agar dokter Anda dapat mengamati tekanan darah Anda secaera terperinci dan sebaiknya Anda komunikasikan dengan dokter/perawat Anda bila Anda merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Radioterapi merupakan teknik pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif (sinar X atau pengion) untuk mematikan sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh. Radioterapi biasanya dilakukan dengan kombinasi terapi lain seperti kemoterapi. Inti pengobatan radioterapi adalah mematikan sel-sel kanker di lokasi tempat kanker berada. Namun jika kanker sudah menyebar ke banyak tempat, maka terapi awalnya menggunakan kemoterapi. Baru kemudian dilanjutkan dengan radioterapi di titik-titik tertentu. Radioterapi adalah bagian pengobatan kanker yang lokal. Karena setelah kemoterapi biasanya masih ada beberapa tempat yang memiliki sel kanker sehingga perlu sinar X untuk disinarkan pada daerah yang masih ada sel kankernya, ujar Prof DR dr Soehartati, SpRad(K)OnkRad dari RSCM dalam bincang-bincang KBR68H di Aula Departemen Radioterapi lt. 3 RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Selasa (13/7). Prof Tati menuturkan hampir tidak ada kanker yang bisa diobati dengan satu metode saja. Untuk kanker yang sudah menyebar, terapi awalnya dengan pengobatan sistemik (kemoterapi, terapi hormon dan terapi target). Tapi untuk kanker lokal yang berada di satu tempat biasanya diawali dengan pengobatan lokal (pembedahan dan radioterapi). Selanjutnya diikuti dengan terapi lainnya. Pengobatan kanker memang kadang menyiksa, tapi tetap harus dilakukan. Karenanya pasien harus dipersiapkan dalam kondisi yang baik sebelum melakukan pengobatan, sehingga sebelum dan sesudah pengobatan pasien tetap memiliki kualitas hidup baik, ungkapnya. Pengobatan radioterapi ini dibagi menjadi dua cara yaitu: 1. Sinar luar. Pada sinar luar bisa dilakukan untuk jenis kanker apa saja, memiliki cakupan yang luas. Tapi selain sel kanker yang mati, sel-sel normal juga bisa terkena efek dari radiasi ini.

2. Sinar dalam. Pada sinar dalam baisanya tergantung dari jenis dan lokasi kanker tersebut dan cakupannya lebih sedikit, biasanya kanker serviks dan nasofaring. Karena sumber sinar akan didekatkan pada target sehingga hanya terfokus pada sel kanker dan sel-sel normal hanya sedikit yang terkena. Jarang ditemukan pasien yang hanya melakukan sinar dalam saja, tapi ada pasien yang hanya melakukan sinar luar saja. Biasanya pasien diawali dengan sinar luar, lalu ada yang dilanjutkan dengan oleh sinar dalam tapi ada juga yang tidak. Semua pengobatan pasti ada efek sampingnya, tapi sudah banyak usaha yang dilakukan untuk menurunkan efek samping sehingga pasien bisa merasa nyaman, ujar dokter ahli radioterapi onkologi ini. Salah satu pasien yang melakukan radioterapi adalah Bapak Ginting. Awalnya ia menemukan adanya benjolan kecil seperti jagung dikepalanya, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa ia memiliki salah satu jenis kanker lymphoma getah bening. Akhirnya Bapak Ginting menjalani pengobatan kemoterapi terlebih dahulu sebanyak 6 kali, lalu dilanjutkan dengan radioterapi sebanyak 10 kali. Jika kita taat dan mengikuti peraturan yang ada, maka tidak ada efek samping yang berbahaya. Selama menjalani radioterapi, efek samping yang saya rasakan paling hanya pusing-pusing saja. Sekarang saya sudah menjalani pengobatan biasa saja, ungkapnya. Pengobatan kanker sangat tergantung pada jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya. Kesehatan umum dan preferensi pasien juga menjadi bahan pertimbangan. Tiga jenis pengobatan kanker secara medis adalah pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Pengobatan tersebut ditujukan untuk menghilangkan sel kanker atau menghancurkannya dari tubuh. Biasanya, kombinasi lebih dari satu jenis pengobatan diperlukan.
Pembedahan (Operasi)

Pembedahan adalah jenis pengobatan kanker yang paling tua. Pembedahan dapat efektif menghilangkan beberapa jenis kanker, tetapi tidak selalu menjadi pilihan terbaik. Bila kanker masih terlokalisasi di satu tempat, pembedahan dapat dilakukan dengan aman untuk membuang kanker beserta jaringan di sekitarnya yang terkena. Bila kanker telah berbentuk tumor yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastase), tumor tersebut tidak dapat dibuang tanpa merusak organ penting tubuh yang terkena, misalnya hati atau otak.
Radioterapi

Radioterapi adalah pengobatan menggunaakan radiasi sinar-X, sinar gamma atau elektron khusus yang menghancurkan sel-sel kanker sehingga tidak dapat berkembang lagi. Penyinaran ini biasanya tanpa menimbulkan rasa sakit. Pengobatan dengan radioterapi dapat dilaksanakan tersendiri atau dikombinasi dengan terapi lainnya, misalnya pembedahan. Kombinasi pembedahan dengan radioterapi biasanya hanya dilakukan terhadap tumor yang belum menyebar.
Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker. Obat-obatan tersebut dapat diberikan melalui injeksi, pil atau sirup yang diminum, dan krim yang dioleskan pada kulit. Kemoterapi biasanya dilakukan terhadap kanker yang sudah menyebar ke bagian-bagian tubuh lain. Bila dikombinasi dengan pembedahan, kemoterapi dilakukan pasca-operasi untuk memastikan semua sel kanker telah terbunuh. Beberapa jenis kemoterapi dapat menimbulkan efek samping seperti rambut rontok, mualmual, badan lemas dll, tetapi pengaruh tersebut umumnya dapat diminimalkan dengan pemberian obat lainnya.
Pengobatan lainnya

Jenis pengobatan kanker lainnya adalah dengan terapi biologis dengan menggunakan protein yang merangsang peningkatan produksi sel darah putih. Berbeda degan kemoterapi yang menyerang sel-sel kanker secara langsung, terapi biologis menghilangkan kanker secara tidak langsung dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Terapi alternatif dengan obat-obatan herbal seperti keladi tikus dan habbatussauda juga dipercaya dapat memberikan efek peningkatan kekebalan tubuh yang sama dan efek-efek lain yang mirip dengan kemoterapi. Terapi hormon juga seringkali dilakukan untuk mengatasi kanker payudara dan kanker prostat. Hormon estrogen dapat mendukung pertumbuhan kanker payudara, seperti halnya hormon testosteron dapat merangsang perkembangan kanker prostat. Obat-obatan yang menekan produksi estrogen dan testosteron digunakan untuk memperlambat pertumbuhan kanker. Pada beberapa kasus, produksi estrogen dan testosteron ditekan dengan pembedahan, yaitu dengan membuang ovarium dan testikel yang berperan memproduksi kedua hormon tersebut.

Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Cukup banyak dari penderita kanker yang berobat ke rumah sakit menerima terapi radiasi. Kadang radiasi yang diterima merupakan terapi tunggal, kadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan/atau operasi pembedahan. Tidak jarang pula seorang penderita kanker menerima lebih dari satu jenis radiasi. Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah populernya "dibestral" ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Paling tidak untuk mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya. Terkadang malah digunakan untuk pencegahan (profilaktik). Radiasi menghancurkan material genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi. Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh radiasi. Sel normal juga. Karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan diri dari efek radiasi. Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak, payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit, dan sebagainya, bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis kanker, lokasinya, apakah jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya. Terapi radiasi banyak jenisnya. Secara garis besar terbagi atas radiasi eksternal (menggunakan mesin di luar tubuh), radiasi internal (susuk/implant), serta radiasi sistemik yang mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Yang paling banyak digunakan adalah radiasi eksternal. Sebagian merupakan perpaduan antara radiasi eksternal dan internal atau sistemik. Kedua jenis radiasi kadang diberikan bergantian, kadang bersamaan.

Jenis Radioterapi
Radiasi Eksternal

Radiasi jenis ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker dan bisa dijalani oleh pasien rawat jalan (tidak perlu opname). Juga bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri dan gangguan lain yang lazim dialami oleh penderita kanker yang sudah metastase (menyebar). Kadang diberikan bersamaan dengan operasi/pembedahan, yaitu kalau kankernya belum menyebar tetapi tidak bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh lagi di sekitarnya. Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kanker diangkat, sebelum luka bedah ditutup kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Cara yang disebut intraoperative radiation therapy (IORT) ini terutama digunakan pada kanker thyroid, usus, pankreas, dan rahim (termasuk indung telur, leher rahim, mulut rahim, dan sekitarnya). Radiasi eksternal juga diberikan sebagai pencegahan (prophylactic cranial irradiation, PCI), misalnya pada penderita kanker paru radiasinya diarahkan ke otak supaya sel kanker tidak menjalar ke otak. Terapi radiasi eksternal tidak membuat penderita menjadi radioaktif (memancarkan radiasi ke sekitarnya). Jadi tidak berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya.
Radiasi Internal (Brachytherapy)

Sumber radiasi berupa susuk/implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul, kateter, atau butiran kecil berisi isotop radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium, cesium, iridium, fosfat, atau cobalt, yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di dekatnya. Cara ini lebih efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi. Radiasi internal sering digunakan untuk mengobati kanker di daerah kepala dan leher, thyroid, prostat, leher rahim, kandungan, payudara, sekitar selangkangan, dan di saluran kencing. Susuk radioaktif ini ada yang ditanam selama beberapa menit saja (dosis tinggi), ada yang selama beberapa hari (dosis rendah), ada juga yang dibiarkan di dalam tubuh tanpa diangkat lagi. Selama menjalani terapi ini penderita sedikit radioaktif, khususnya di sekitar lokasi susuk, tetapi secara keseluruhan tubuh penderita tidaklah radioaktif. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, penderita perlu menjalani rawat inap dengan beberapa batasan. Misalnya, dirawat di ruang tersendiri. Pendamping boleh melayani penderita, tetapi tidak terus-menerus berada di sisinya. Begitu juga tamu yang bezuk dibatasi waktunya. Wanita hamil dan anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak boleh berkunjung. Tetapi setelah implant radioaktif ini diambil lagi, penderita sama sekali tidak radioaktif.

Radiasi Sistemik

Pada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber radiasi ditelan seperti obat atau disuntikkan, yang kemudian mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Radiasi ini digunakan untuk mengobati kanker thyroid dan non-Hodgkins lymphoma. Sisa-sisa bahan radioaktif yang tak terpakai keluar dari tubuh melalui air liur, keringat, dan air kencing. Dalam kurun waktu tertentu cairan ini bersifat radioaktif, tetapi sesudahnya tidak lagi. Itu sebabnya penderita yang menjalani radiasi sistemik perlu menjalani rawat inap.

Teknik Radioterapi
Berbagai teknik radiasi terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang makin optimal. Antara lain:
Radiasi Tiga Dimensi

Dengan menggunakan alat-alat canggih semacam computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), positron emission tomography (PET), atau single photon emission computed tomography (SPECT), lokasi, ukuran, dan bentuk kanker bisa diketahui dengan pasti. Berdasar data itu, kemudian dirancang suatu pola radiasi yang sesuai, sedemikian rupa sehingga pancaran radiasi bisa mengenai seluruh jaringan kanker tanpa menyentuh sel sehat di sekitarnya. Dengan cara ini radiasi bisa diberikan dalam dosis tinggi. Sering digunakan untuk mengobati kanker prostat, paru-paru, hati, nasofaring, dan beberapa jenis kanker otak.
Stereotactic Radiosurgery

Lazim digunakan untuk mengobati kanker otak. Penderita mengenakan alat semacam helm yang bisa memancarkan radiasi dari berbagai arah. Dengan alat ini, dosis dan sasaran radiasi bisa diukur dengan tepat, nyaris tanpa mengganggu jaringan di sekitarnya. Beda dengan bedah otak konvensional, bedah radiasi ini tidak sakit, tidak menyebabkan perdarahan, dan tidak mempunyai risiko infeksi.
Stereotactic radiotherapy

Prinsipnya mirip dengan stereotactic radiosurgery, tetapi menggunakan alat yang bisa bergerak bebas mengitari tubuh pasien. Dengan demikian bisa digunakan untuk mengobati kanker otak maupun kanker di bagian tubuh yang lain. Bedanya adalah, stereotactic radiotheraphy diberikan dalam dosis kecil beberapa kali sehari untuk mengurangi efek samping.
Radioimmunotherapy

Kini radiasi juga dikombinasikan dengan imunoterapi. Antibodi khusus kanker disuntikkan ke dalam tubuh setelah sebelumnya ditempeli materi radioaktif. Di dalam tubuh otomatis antibodi akan mencari zat (antigen) yang diproduksi oleh sel kanker. Setelah ketemu, sel kanker dihancurkan oleh materi radioaktif yang dibawanya. Cara ini sangat tertarget, mencegah risiko rusaknya sel sehat. Sering digunakan untuk pengobatan nonHodgkins lymphoma, dan sedang dalam tahap uji klinis untuk pengobatan leukemia, kanker usus, kanker hati, paru-paru, otak, prostat, thyroid, payudara, kandungan, dan pankreas.

Proses Radioterapi
Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu, selama 6-7 minggu berturut-turut. Tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu. Terapi itu sendiri setiap kali hanya berlangsung 1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto Rontgen (X-ray). Tetapi selama menjalani terapi penderita harus diam, tidak bergerak sama sekali, agar pancaran radiasinya tepat mengenai sasaran. Untuk itu bisa dibuatkan masker atau penyangga agar bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak berubah posisi.
Persiapan

Persiapan radioterapi untuk beberapa bagian tubuh kadang diperlukan semacam topeng/cangkang (shell) untuk membuat bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak bergerak.

Efek Samping
Efek samping terapi radiasi tidak selalu muncul, tetapi ada yang mengalaminya, menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan kadang cukup parah. Ada yang merasakan beberapa hari/minggu sejak terapi dimulai (dan menghilang beberapa waktu setelah radiasi dihentikan), ada juga yang efek sampingnya baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. Yang begini biasanya bersifat kronik/permanen. Berbeda dengan kemoterapi yang efeknya mengenai seluruh tubuh, khususnya sel-sel yang membelah dengan cepat, dan relatif sama dari satu orang ke orang lain, efek samping radioterapi berbeda-beda

tergantung pada area tubuh yang diterapi. Yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya. Bisa karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau capai karena setiap hari harus ke rumah sakit. Juga, selama radiasi tubuh membutuhkan banyak energi untuk memulihkan sel-sel sehat yang rusak. Setelah terapi dihentikan, efek ini lambat laun menghilang.

You might also like