You are on page 1of 12

Nama : NILA AMALLIA NIM : 3201409014 Prodi : Pend.

Geografi MK : Antropologi dan Sosiologi Dasar

Rombel : 1

ARTIKEL

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Setiap manusia secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat pasti mengalami perubahan, Peubahan dalam masyarakat dapat mengenai nila-nilai social, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisanlapisan dalam masyrakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi social dan lain sebagainya. Masyarakat yang statis dimaksudkan adalah masyrakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dn berjalan lambat, sedangkan masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruh bisa menjalar dengan cepat karena adanya komunikasi yang modern. A. Pengertian Perubahan Sosial Perubahan social menurut para ahli adalah sebagai berikut : 1. Maclver Perubahan-peubahan social dikatakan sebaggai perubahan-perubahan dalam hubungan social (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan social. 2. Gillin dan Gillin Mengatakan perubahan perubahan social sebagai suatu variasi dari caracara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam

masyarakat.

3. Selo Sumardjan Perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kecenderungan terjadinya perubahan dalam masyarakat merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Ahli lain berpendapat bahwa perubahan social terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti adanya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Terdapat perbedaan yang mendasar antara perubahan sosial dengan perubahan budaya. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi. Perubahan kebudayaan jauh lebih luas dari perubahan sosial. Perubahan budaya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian , ilmu pengetahuan , teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Perubahan social dan perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat saling berkaitan. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat. Proses-proses perubahan social dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu: 1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. 2. Perubahan terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga social lainnya. Karena lembaga social tadi sifatnya independen, maka sulit sekali untuk

mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga social tertentu saja. Proses awal dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai. 3. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.

B. Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat Perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Ada bermacam-macam teori evolusi yang dapat digolongkan kedalam beberapa kategori sebagai berikut : a. Unilinear Theories of evolusion Teori ini pada pokoknya mengatakan bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.. Pelopor teori ini antara lain : August Comte, Herbert Spencer, dll. b. Universal Theory of evolution Menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Prinsip-prinsip teori ini diuraikan oleh Herbert Spencer yang antara lain mengatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan kelompok homogeny ke kelompok yang heterogen, baik sifat maupun susunannya. c. Multilined Theories of Evolution Teori ini menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan mengadakan tertentu penelitian dalam perihal evolusi masyarakat, perubahan misalnya system

pengaruh

pencaharian dari system berburu ke pertanian, terhadap system kekeluargaan dalam masyarakat yang bersangkutan dan seterusnya. Perubahan social dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi- sendi pokok kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Unsur-unsur pokok revolusi adalah adanya peubahan yang cepat, perubahan itu mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain : 1) Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat, harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. 2) Adanya seorang pemmimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut. 3) Adanya seorang pemimpin dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan. 4) Pemimpin tersebut harus menunjukkan suatu tujuan yang bersifat konkret dan dapt dilihat oleh masyarakat. 5) Harus ada momentum yaitu saat dimana segala keadaan dan factor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila momentum itu keliru maka revolusi akan gagal. Contoh revolusi : 1) Revolusi Industri di Inggris, dimana perubahan dari tahap produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin. Perubahan ini dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat , seperti system kekeluargaan, hubungan antara majikan dan seterusnya. 2) Pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888, didahului dengan suatu kekerasan, sebelum menjadi revolusi yang mengubah sendi-sendi masyarakat.

3) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan contoh revolusi yang tepat momentumnya. Pada saat itu, perasaan tidak puas di kalangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya dan ada pemimpin yang mampu menampung keinginan tersebut, sekaligus merumuskan tujuannya. Saat itu juga bertepatan dengan kekalahan kerajaan Jepang yang menjajah Indonesia sehingga sangat tepat mengadakan revolusi yang diawali dengan proklamasi. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar, Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Misalnya perubahan mode pakaian, tidak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan. Perubahan besar adalah perubahan yang membawa perubahan besar pada masyarakat. berlangsung pada Misalnya suatu masyarakat proses agraris, industrialisasi pelbagai yang

lembaga

kemasyarakatan akan ikut terpengaruh misalnya hubungan kerja, system milik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.

2. Perubahan yang Dikehendaki (Intended-Change) dan Perubahan tidak Dikehendaki (Unintended-Change) a. Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang mengadakan perubahan disebut agent of change , yaitu seorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga kemasyarakatan. Cara mempengaruhi masyarakat dengan system yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa social (social

engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan social (social planning). b. Perubahan social yang tidak dikehendaki merupakan perubahanperubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung diluar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat social yang tidak diharapkan masyarakat. Contoh akibat adanya perubahan: Perubahan yang terjadi di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta sejak akhir kekuasaan Belanda sekaligus merupakan perubahanperubahan yang dikehendaki maupun tidak dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki menyangkut bidang politik dan administrasi, yaitu suatu perubahan dari system sentralisme aitokratis ke suatu system desentralisasi demokratis. Perubahan ini dipelopori Sultan Hamengku Buwono IX, sebagai salah satu akibatnya timbul perubahan yang tidak dikehendaki yaitu para pamong praja kehilangan wewenang atas pemerintahan desa.

C. Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya Sebab perubahan dari dalam masyarakat sendiri : 1. Bertambah atau berkurangnya Penduduk Pertambahan penduduk di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misal, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil, dan lain-lainnya. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misal : transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan terjadinya kekosongan,

misalnya dalam bidang pembagian pekerjaan dan stratifikasi social, yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. 2. Penemuan Penemuan Baru

Suatu proses social dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lamma disebut dengan inovasi. Proses tersebut meliputi penemuan baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajar, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru. Apabila ditelaah lebih lanjut perihal penemuan-penemuan baru, terlihat ada beberapa factor pendorong yang dipunyai masyarakat. Bagi individu pendorong tersebut adalah antara lain : a. Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaan b. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya penemuan-penemuan. Seringkali bagi mereka yang telah menemukan hal-hal baru akan diberikan hadiah atau tanda saja atas jerih payahnya. Disamping penemuan dalam bidang kebudayaan terdapat pula penemuan di bidang unsur-unsur kerohanian. Misalnya ideology baru, aliran-aliran kepercayaan baru, system hukum baru dan seterusnya. Penemuan-penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan social invention adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru, atau penciptaan adat istiadat baru, maupun suatu perilaku social yang baru. 3. Pertentangan (Conflik) Masyarakat

Pertentangan (conflict) masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan social dan kebudayaan. Pertentangan-

pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifak kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat.

4. Terjadinya pemberontakan atau Revolusi Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga masyarakat, mulai dari bentuk Negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.

Perubahan social dan budaya yang bersumber dari luar masyarakat, yaitu : a. Dari lingkungan Alam fisik yang ada disekitar Manusia Misal terjadinya bencana alam. Seperti gempab bumi, topan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah itu harus pindah. Kadang juga karena kurangnya tanggung jwab masyarakat dalam mengelola tanah, penebangan hutan, dll. b. Peperangan Peperangan dengan Negara lain, dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan karena biasanya Negara yang menang akan memaksakan budayanya pada Negara yang kalah. c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi massa, ada kemungkinan pengaruhnya berasal dari satu pihak saja, yaitu pengguna alat komunikasi. Dalam pertemuan dua

kebudayaan tidak selalu akan terjadi proses saling mempengaruhi. Kadang pertemuan dua kebudayaan yang seimbang akan saling menolak dinamakan cultural animosity. Apabila salah satu budaya memiliki taraf teknologi yang lebih tinggi maka yang terjadi adalah proses imitasi yaitu peniruan terhadap unsure-unsur budaya lain.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan 1. Faktor Pendorong Jalannya Perubahan a. Kontak dengan Kebudayaan Lain Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah suatu proses penyebaran unsure-unsur budaya kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dalam proses tersebut, manusia mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan yang telah diterima masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan kepada masyarakat luas sampai umat manusia didunia dapat menikmati kegunaannya. b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju Pendidikan mengajarkan berbagai macam kemampuan kepada

individu, memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah dan objektif. c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Misalnya hadiah Nobel merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya baru. d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang

(deviation), yang bukan merupakan delik e. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open Stratification)

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak social vertical yang luas atau member kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. f. Penduduk yang Heterogen Dalam masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok social yang mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideology yang berbeda sehingga memungkinkan terjadinya pertentangan dan goncangan dalam masyarakat dan dapat mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat. g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. h. Orientasi ke masa depan i. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk

memperbaiki hidupnya. 2. Faktor Penghalang terjadinya Perubahan a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests. e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup. g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. h. Adat atau kebiasaan. i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

E. Proses-proses perubahan Sosial dan Kebudayaan

1. Keserasian dalam masyarakat (social equilibrium), suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang poko berfungsi saling mengisi. 2. Saluran-saluran dalam proses perubahan, adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan seterusnya. Lembaga kemasyarakatan yang merupakan titik tolak tergantung pada cultural focus masyarakat pada suatu masa yang tertentu. 3. Organisasi, merupakan artikulasi dari bagian-bagian dari satu kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. 4. Disorganisasi atau disintegrasi adalah proses pembentukan normanorma dan nilai-nilai perubahan-perubahan kemasyarakatan. 5. Reorganisasi atau reintegrasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. 6. Cultural Lag (ketinggalan budaya), merupakan ketidakserasian dalam perubahan unsure-unsur masyarakat atau budaya. dalam masyarakat yang terjadi dikarenakan adanya lembaga-lembaga

dalam

F. Modernisasi Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu trasformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi social kea rah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara-negara barat yang stabil. Syarat-syarat suatu modernisasi adalah sebagai berikut : 1. Cara berfikir ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu system pendidikan dan pengajaran yang terencana dan baik.

2. System administrasi Negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi 3. Adanya system pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu. 4. Penciptaan iklim yang favorable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara pengunaan alat-alat komunikasi massa. 5. Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengangguran merdeka. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan social.

Sumber :

Soerjono Soekanto.2007. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.

You might also like