You are on page 1of 10

1

ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PEUSANGAN SELATAN KABUPATEN BIREUEN
1. Latar Belakang Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatika antara lain kata, frase, klausa dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Begitu pula ketika mengarang, kata merupakan kunci utama membentuk karangan. Oleh karena itu, Sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami agar ide maupun pesan seseorang dapat dimengerti. Dalam kenyataannya, kata-kata yang digunakan untuk berkomonikasi harus dipahami dalam konteks kalimat, alinea maupun wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Karangan dipelajari siswa di Sekolah Dasar melalui mata pelajaran bahasa. Penulisan karangan memerlukan pengetahuan yang cukup luas karena pada dasarnya mengarang adalah menyusun ribuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat rangkaian kata-kata. Karangan dikatakan baik kalau bahasanya tersusun baik serta ide yang diuraikan berurutan dengan pilihan kata yang tepat. Dengan demikian, orang yang membaca karangan itu akan dapat memahami jalan pikiran dan perasaan pengarang. Mengarang yang baik tidak akan datang dengan sendirinya karena mengarang atau menulis membutuhkan ketekunan, keuletan, dan latihan terprogram serta terpimpin agar tercapai tujuan yang diinginkan.

Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus dan teratur ( Produksi ) dan mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan ( Ekspresi ). Oleh karena itu, keterampilan menulis atau mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Salah satu unsure penting dalam mengarang adalah pengusaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi.

Ketepatan diksi dalam suatu ruangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Ketidaktepatan penggunaan diksi pasti menimbulkan ketidakjelasan makna. Dengan demikian, mengarang merupakan salah satu materi yang harus dipelajari di Sekolah Dasar. Akan tetapi, penulis menemukan kelemahan-kelemahan, ketika menuangkan idea atau gagasan masih banyak siswa yang belum mampu memilih kata ( diksi ) yang tepat. Hal ini juga terjadi pada siswa di SD Negeri 1 Peusangan Selatan. Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis berusaha untuk meneliti kesalahan diksi dalam karangan siswa di SD Negeri 1 Peusangan Selatan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memasukkan penggunaan kata berimbuhan tersebut kedalam bentuk sebuah Skripsi dengan judul : Analisis Kesalahan Diksi dalam karangan Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen. Pemilihan judul ini didasarkan atas pertimbangan bahwa masalah diksi dalam suatu karangan merupakan suatu hal yang sangat perlu untuk dipelajari, karena penggunaan diksi oleh seorang siswa dapat menjadi tolak ukur kemampuannya dalam menyusun sebuah kalimat atau membuat karangan yang bermutu.

2. Rumusan Masalah Masalah pokok yang teliti adalah bagaimana kesalahan diksi dalam karangan siswa kelas VI SD Negeri 1 Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen. Penggunaan diksi yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi : 1. Ketepatan penggunaan kata 2. Kebenaran penggunaan kata, dan 3. Kelaziman penggunaan kata.

3. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa menganalisis kesalahan diksi dalam karangan siswa kelas VI SD Negeri 1 Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa menganalisis penggunaan diksi, yaitu meliputi : 1. Ketepatan penggunaan kata 2. Kebenaran penggunaan kata, dan 3. Kelaziman penggunaan kata.

4. Mamfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian, hasil penelitian ini memiliki mamfaat teoritis dan mamfaat praktis. Secara teoritis, penelitian ini memberi sumbangan bagi pengembangan teori belajar, terutama pembelajaran keterampilan menulis karangan di SD. Dari penelitian ini dapat diketahui sejauh mana keunggulan metode analisis kesalahan diksi dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis karangan dengan baik dan benar.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat praktis bagi guru, sekolah, dan bagi peneliti bahasa Indonesia. Mamfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini untuk : (1) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, pengalaman, kemampuan dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri peneliti. (2) Bagi guru, hasil peneliti ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran analisis kesalahan diksi dalam karangan, serta sebagai satu strategi alternative dalam pembelajaran analisis kesalahan diksi dalam karangan di SD. (3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, khususnya dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah secara umum.

5. Hipotesis penelitian Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VI SD Negeri 1 Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen masih mengalami kendala atau hambatan dalam menggunakan diksi dalam karangan bahasa Indonesia.

Kemampuan mereka menggunakan diksi berada pada klafikasi nilai kurang, kemampuan mereka berada pada katagori nilai 50-59.

6. Ruang Lingkup dan Definisi Operasional 6.1 Ruang Lingkup Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VI SD Negeri 1 Peusangan Selatan dalam mengenalisis kasalahan diksi dalam karangan. Oleh karena itu, Peneliti ini dibatasi pada upaya mendiskripsikan kemampuan

menganalisis kesalahan diksi dalam karangan baik aspek kebahasaan maupun nonkebahasaan. Berdasarkan pembatasan penelitian ini, maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan lagi, baik hasil maupun proses penelitian pada penelitian ini.

6.2

Definisi Operasional Berikut ini dikemikan beberapa definisi operasional, agar mempunyai

kesepakatan pemahaman tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini. (1) Analisis adalah penyelidikan beberapa definisi terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan lain sebagainya) yang dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. (2) Kesalahan maksudnya hal yang salah, kekeliruan dan kesilapan dalam menulis karangan. (3) Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya yaitu cara kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu yang akan dituangkan dalam karangan. (4) Karangan adalah suatu bentuk wacana atau cerita, buah pena dan ciptaan.

7. Landasan Teori a) Bahasa terus hidup dan berkembang. Oleh karena itu, setiap orang, khususnya penulis selalu mengikuti perkembangan. Kata sebagai unsur utama dalam karangan, harus benar-benar diperhatikan penempatannya pemilihan kata dalam karangan lazim disebut sebagai diksi. Sejalan dengan pengertian ini, Parera (1991:42) mengatakan diksi dapat didefinisikan sebagai pilihan kata.

b) Analisis kesalahan diksi dalam karangan merupakan penyelidikan terhadap kesalahan atau kekeliruan pilihan kata pada waktu mengarang. Penggunaan diksi yang dianalisis dalam karangan tersebut meliputi : (1) Ketepatan penggunaan kata (2) Kebenaran penggunaan kata, dan (3) Kelaziman penggunaan kata.

c) Diksi atau pilihan kata memegang peranan yang penting dan utama dalam mencapai efektiftas penulisan. Dalam diksi harus diperhatikan perbedaan antara makna konseptual atau denotatif dan makna asosiatif atau kuantatif. d) Marwoto (1985:117) menyatakan bahwa diksi mengandung pengertian teknis sebagai pemelihan kata dalam mengarang. Tujuan pemilihan kata tersebut agar orang lain dapat memahami pikiran dan perasaan pemaparan karangan secara pasti. Oleh karena itu pemilihan kata merupakan unsur yang sangat penting dalam mengarang. e) Ketepatan pemilihan kata dalam karangan berkaitan dengan kemampuan memilih kata, mengungkapkan gagasan secara tepat dan gagasa itu dapat diterima secara tepat oleh pembaca dan pendengar. f) Pilihan kata dan penggunaan kata disesuaikan dengan sebuah kata yang ada dalam karangan. Oleh sebab itu, Mustakim ( 1994:41) mengatakan pilihan katan merupakan aspek yang sangat penting, karena pilihan kata yang tidak tepat selain dapat menyebabkan ketidak-efektifan bahasa yang digunakan, juga dapat mengganggu kejelasan informasi yang disampaikan.

8. Metode Penelitian 8.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan maka untuk penelitian ini metode yang tepat digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penggunaan metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan data hasil penelitian berdasarkan kondisi aktual. Artinya data tersebut dikaitkan dengan data masa lalu atau masa yang akan datang, langkah kerja metode ini adalan mengumpulkan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan. 8.2 Populasi Penelitian Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen tahun ajaran 2010/2011 mereka terdiri atas II kelas paralel dengan jumlah siswa 48 orang putra-putri. (Sumber Wakil Bidang Kurikulum SD Negei 1 Peusangan Selatan). Populasi tersebut tergolong besar, oleh karena itu ditetapkan penelitian. 8.3 Sampel Penelitian Mengingat populasinya terlalu banyak sedangkan waktu, dana, dan tenaga sangat terbatas. Ditetapkan sampel penelitian ini sebesar 50 % dari jumlah populasi 50/100 x 48 = 24 orang siwa. Pengambilan sampel dengan tehnik Random Sampling (undian) 8.4 Tehnik pengumpulan data Data hasil penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tehnik berbentukan tes, yaitu tes mengarang. Siswa disuruh menyusun sebuah karangan berdasarkan topik karangan yang telah ditentukan lebih dahulu. Adapun hal-hal atau aspek dinilai dalam karangan siswa difokuskan pada masalah diksi, dan

kelaziman kata-kata yang digunakan dalam menyusun karangan ilmiah. Pelaksanaan tes selama 90 menit, kemudian hasil tes dikumpulkan untuk dianalisis. 8.5 Tehnik Pengolahan Data Data hasil tes diolah dengan tehnik menghitung nilai rata-rata, selanjutnya nilai rata-rata dikelas diklafikasi dengan skala penilaian dalam kurikulum berbasis kompetensi 2004. Rumus menghitung nilai rata-rata :

Keterangan :

= Nilai rata-rata F = Frekuensi X = Nilai Tengah f.x = Hasil Perkalian f dan x N = Jumlah Sampel

Langkah-langkah pengolahan data 1) Mentabulasikan data nilai hasil tes 2) Mengurutkan data nilai hasil tes dari nilai tertinggi kenilai terendah 3) Mencari nilai range (Rg) yaitu nilai tertinggi (H) dikurangi nilai terendah (L) di tambah 1, dengan rumusnya adalah : Rg = H-L+1. 4) Menentukan jumlah kelompok nilai (K) dengan rumusnya : K=1+3.3Log N. 5) Menetapkan interval kelas (I) dengan rumus : I=

6) Membuat table distribusi frekuensi dengan jumlah kelompok nilai interval kelas yang telah ditetapkan. 7) Memasukkan nilai urutan kedalam table distribusi frekuensi. 8) Menghitung nilai kemampuan rata-rata (mean). 9) Mengklasifikasi nilai kemampuan rata-rata dengan standar penilaian yang ditetapkan oleh Depdiknas.

NB : Katagori nilai Kompetensi Berbasis Kurikulum (KBK) 2004 Depdiknas (2003 : 32) Nilai 85 100 70 84 60 69 50 59 = Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang

49 Kebawah Jelek

10

DAFTAR PUSTAKA

Hasbi Amiruddin, M. Dr. MA, 2001, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Edisi Pertama, Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Rairy Banda Aceh. Keraf, Gorys. 1980. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Oermar Hamalik, Pendidikan Guru ( Berdasarkan Pendekatan Kompetensi), Jakarta : Bumi Aksara, 2003. Suharsimin Arikunto, Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Bina Aksara, 2004.

You might also like