You are on page 1of 85

PANDUAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR BERBASIS PERLINDUNGAN ANAK DIREKTORAT KESEHATAN ANAK KHUSUS 2010 KEMENTERIAN

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA1KATA PENGANTAR Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir merupakan salah satu program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa. Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Bina Kesehatan Anak telah menyelenggarakan berbagai program kesehatan anak yang diimplementasikan di puskesmas dan

jaringannya dengan mengacu pada norma, standar , pedoman dan kriteria pelayanan kesehatan anak bagi tenaga kesehatan. Dewasa ini, kita sering mendengar kejadian yang mengebohkan masyarakat dan menjadi berita media masa karena terjadinya penculikan dan perdagangan bayi baru lahir di Puskesmas dan Rumah Sakit. Penculikan dan perdagangan bayi ini termasuk kriteria perdagangan orang (traking in person) . Kejadian ini merupakan suatu tantangan bagi upaya peningkatan kualitas program kesehatan bayi baru lahir yang saat ini menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan. 2Sementara fokus utama pelayanan kesehatan masih ditujukan pada upaya penurunan kematian bayi, prevalensi balita gizi kurang, dan prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) yang masih tinggi. Ternyata kita menghadapi kejadian

penculikan dan perdagangan bayi baru lahir dengan trend yang meningkat dan apabila dibiarkan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya. Menyikapi hal tersebut, telah disebarluaskan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Nomor... tanggal........ kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk menerapkan standar pelayanan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir secara ketat dan meningkatkan keamanan di puskesmas dan jaringannya. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pelayanan kesehatan anak diarahkan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi anak yang meliputi preventif, promotif, 3 Ternyata kita menghadapi kejadian penculikan dan perdagangan bayi baru lahir

dengan trend yang meningkat dan apabila dibiarkan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya. kuratif dan rehabilitatif termasuk perlindungan anak dari penculikan dan perdagangan bayi. Sejalan dengan itu, maka disusunlah Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Panduan ini akan dipergunakan oleh tenaga kesehatan dan tenaga lainnya di puskesmas dan jaringannya dalam memberikan pelayanan kesehatan bayi secara komprehensif sebagai bentuk upaya pemenuhan hak anak. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini. Saran dan masukan sangat kami harapkan untuk penyempurnaannya. Terima kasih. Direktur Bina Kesehatan Anak dr. Hj. Fatni Sulani, DTM&H, M.Si

4DAFTAR ISI Kata pengantar .02 Daftar isi .05 Tim Penyusun .06 BAB I. PENDAHULUAN .08 Latar Belakang .09 Tujuan .12 Sasaran .13 Dasar Hukum .14 Pengertian .15 Ruang Lingkup .16 BAB 2. STANDAR PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR .18 Tatalaksana Bayi Baru Lahir .20 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir .20 Jenis dan Kopetensi Sumber Daya Manusia .30 Fasilitas dan Prafasilitas .30 BAB 3. UPAYA PERLINDUNGAN BAYI DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA .32 Hak Anak .33 Bentuk kekerasan dan tindak pidana .36 Prosedur Pelayanan yang Berorientasi pada Perlindungan Anak .38 BAB 4. PENUTUP .48 Lampiran .50 5TIM PENYUSUN

678 BAB 1 PENDAHULUANLatar Belakang Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan. Untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang , dan terlindung dari diskriminasi,kekerasan seperti penculikan dan perdagangan bayi baru lahir, maka pemenuhan Hak bayi mendapat kebutuhan dasar harus diberikan , seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Eksklusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi. Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah 9dan remaja. Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir, memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di

masa mendatang. Ibu dan anak terutama bayi baru lahir merupakan kelompok masyarakat yang rentan dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat, karena masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dimana Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai 2/3 dari total Angka Kematian Bayi. Selain itu masalah kesehatan anak di Indonesia masih didominasi oleh tingginya angka kematian bayi dan balita serta prevalensi balita gizi kurang. Oleh karena itu, telah ditetapkan indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010 2014 sekaligus disesuaikan dengan target pencapaian MDGs, yaitu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 34/1000 menjadi 23/1000 Kelahiran Hidup dan menurunkan prevalensi gizi kurang balita menjadi 15 % pada tahun 2015, termasuk tidak terjadi lagi kasus penculikan dan perdagangan bayi baru lahir ( zero toleran ) di Puskesmas dan Rumah Sakit. Selain itu, kita juga menghadapi permasalahan lain yaitu: meningkatnya ibu dengan HIV / AIDS, pembunuhan bayi/anak sendiri (infanticide), rendahnya kondisi sosio-ekonomi yang memicu terjadinya kekerasan dan penelantaran anak termasuk perdagangan atau penculikan bayi/ anak, menjadi tantangan yang harus kita hadapi dalam mewujudkan

pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak. 10 Gambaran situasi tersebut diatas menunjukkan bahwa masalah kesehatan ibu dan anak sangat kompleks. Selama ini pelayanan kesehatan yang dilakukan lebih terfokus pada upaya agar bayi dapat lahir dengan selamat dan kelangsungan hidup anak (child survival), tetapi belum terintegrasi secara penuh untuk mencapai tumbuh kembang anak secara optimal, termasuk perlindungan dari penculikan dan perdagangan bayi. Kasus penculikan bayi menujukkan peningkatan dari 72 kasus di tahun 2008 menjadi 102 di tahun 2009, diantaranya 25% terjadi di rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas.(komnas perlindungan anak, 2009) Maraknya kejadian penculikan bayi yang terjadi di Puskesmas dan Rumah Sakit, merupakan hal yang sangat memprihatinkan dan perlu diatasi oleh pemerintah dan masyarakat untuk melindungi anak terhadap hak-haknya sesuai UU tersebut di atas. Walaupun pada tahun 2007, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 21 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang isinya antara lain adanya sanksi pidana bagi pelaku, tetapi belum disosialisasikan secara luas, sehingga sebagian besar tenaga kesehatan dan masyarakat belum memahaminya. Kementerian Kesehatan telah menetapkan berbagai Peraturan Menteri Kesehatan dan menyusun Pedoman Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan jaringannya. Pedoman tersebut

dipergunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan, diantaranya Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN), Pedoman Asuhan Bayi Baru Lahir, Pedoman Asuhan Keperawatan bagi Ibu dan Bayi, dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), yang hanya mengatur standar pelayanan yang bersifat teknis medis, dan belum sepenuhnya berorientasi pada perlindungan anak. Untuk mencegah terjadinya kasus penculikan dan perdagangan bayi baru lahir dan meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya tentang perlindungan anak, maka perlu disusun suatu Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. 11TUJUAN Tujuan Umum: Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berbasis perlindungan anak, di Puskesmas dan jaringannya. TUJUAN Tujuan Khusus: 1. Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan tentang upaya perlindungan bagi ibu bersalin dan bayi baru lahir. 2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang komprehensif

bagi bayi baru lahir berbasis perlindungan anak. 3. Meningkatnya upaya pencegahan terjadinya bayi tertukar ,penelantaran, penculikan, dan perdagangan bayi baru lahir. 4. Tersedianya buku panduan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berbasis perlindungan anak. 12SASARAN Sasaran langsung: 1. Tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya 2. Tenaga lain yang bekerja di puskesmas dan jaringannya SASARAN Sasaran tidak langsung: 1. Pengelola program di Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 2. Lintas sektor terkait, lembaga swadaya masyarakat, dan

organisasi profesi. 3. Keluarga dan masyarakat. 131. UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 2. UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adiministrasi Kependudukan 3. UU Nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) 4. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 5. SK Menkes Nomor 237 tahun 1997 tentang Pemasaran Susu Formula 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat 7. Kepmenkes Nomor 284/ Menkes/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 8. SK Menkes Nomor 450/ Menkes/SK/IV/2004 tentang

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 6 bulan 9. Kepmenkes RI Nomor 1611/ Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman penyelenggaraan imunisasi 10.Kepmenkes Nomor 938/ Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan 11.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 410/2032/Sj/ 2005 Tanggal 11 Agustus 2005 tentang Upaya Peningkatan Perlindungan Anak. 12.Surat Edaran Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan No....Tanggal...... tentang .. 14 DASAR HUKUM1. Anak adalah seseorang yang berusia dibawah 18 tahun termasuk anak di dalam kandungan.

2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 3. Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 28 hari. 4. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 5. Tenaga lainnya adalah tenaga

diluar kesehatan seperti petugas administrasi, kebersihan, dan keamanan atau satpam. 15 PENGERTIANRUANG LINGKUP Pelayanan kesehatan yang komprehensif berbasis perlindungan anak bagi bayi baru lahir dan ibu bersalin di puskesmas dan jaringannya. 161718 BAB 2 PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIRDalam rangka memberikan pelayanan kesehatan komprehensif bagi bayi baru lahir dimulai sejak janin dalam kandungan sampai dengan bayi berumur 28 hari di puskesmas dan jaringannya, maka setiap tenaga kesehatan harus mematuhi standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Standar yang dijadikan acuan antara lain : Standar Pelayanan Kebidanan (SPK), Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN), dan Pelayanan Neonatal Esensial Dasar. Pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayi baru lahir, diselenggrakan dengan mengikuti hal-hal sebagai berikut : A. Selama kehamilan Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan minimal empat kali di fasilitas pelayanan

kesehatan, agar pertumbuhan dan perkembangan janin dapat terpantau dan bayi lahir selamat dan sehat. Tanda-tanda bayi lahir sehat: Berat badan bayi 2500-4000 gram; Umur kehamilan 37 40 mg; Bayi segera menangis , Bergerak aktif, kulit kemerahan, Mengisap ASI dengan baik, Tidak ada cacat bawaan 19B. TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR Tatalaksana bayi baru lahir meliputi: 1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 6 jam: Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama. Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya atau di ruangan khusus. Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami. 2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari: Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

C. JENIS PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR 1. Asuhan bayi baru lahir Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayi baru lahir meliputi: Pencegahan infeksi (PI) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Pemotongan dan perawatan tali pusat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi. 20 Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal Pemeriksaan bayi baru lahir Pemberian ASI eksklusif

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD. Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan): 1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin 2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat. 3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi. 4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari puting susu ibu. 5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi

sebelum menyusu. 216. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu minimal selama SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam 7. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 MENIT atau 1 JAM berikutnya. Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan. 22 Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B (HB

0) Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat. Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat desiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%). Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada

bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa. 23Waktu pemeriksaan bayi baru lahir: Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah Baru lahir sebelum usia 6 jam. Baru lahir sebelum usia 6 jam. Usia 6-48 jam Usia 6-48 jam Usia 3-7 hari Usia 3-7 hari Minggu ke 2 pasca lahir Minggu ke 2 pasca lahir Langkah langkah pemeriksaan: Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis). Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum

dan sesudah memegang bayi. 24Pemeriksaan sis yang dilakukan Keadaan normal Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dan lengan eksi. Bayi sehat akan bergerak aktif. Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul. Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi sedang tidak menangis. Frekuensi napas normal 40-60 kali per menit. Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis. Frekwensi denyut jantung normal 120-160 kali per menit. Lakukan pengukuran suhu ketiak

dengan termometer 37,5 C Lihat dan raba bagian kepala Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam. Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat sedikit membonjol saat bayi menangis. Lihat mata Tidak ada kotoran/sekret Lihat bagian dalam mulut: Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah. 25Pemeriksaan sis yang dilakukan Keadaan normal Masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam mulut, raba langitlangit. Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa. Lihat dan raba perut. Perut bayi datar, teraba lemas.

Lihat tali pusat Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat.atau kemerahan sekitar tali pusat Lihat punggung dan raba tulang belakang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah Tidak terdapat sindaktili, polidaktili, siemenline, dan kelainan kaki (pes equino varus dan vagus). Lihat lubang anus Hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus Terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah keluar. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar Biasanya mekonium keluar

dalam 24 jam setelah lahir. 26Pemeriksaan sis yang dilakukan Keadaan normal Lihat dan raba alat kelamin luar Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air kecil Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan. Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung penis. Teraba testis di skrotum. Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir. Yakinkan tidak ada kelainan alat kelamin, misalnya hipospadia, rudimenter, kelamin ganda. Timbang bayi Timbang bayi dengan menggunakan selimut, hasil penimbangan dikurangi berat selimut

Berat lahir 2,5-4 kg. Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun dahulu (tidak melebihi 10% dalam waktu 3-7 hari) baru kemudian naik kembali. Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi Panjang lahir normal 48-52 cm. Lingkar kepala normal 33-37 cm. 27Rawat Gabung Bayi Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan hanya ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau kempeng. Kunjungan Neonatal Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu: Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke

3 s/d 7 hari Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 28 hari Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/ bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir). 28Pencatatan dan Pelaporan Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada: 1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak) Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil, bersalin dan nifas. Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi, keterangan lahir,

imunisasi, pemeriksaan neonatus, catatan penyakit, dan masalah perkembangan serta KMS 2. Formulir Bayi Baru Lahir Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain partograph Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan 3. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM) Pencatatan per individu bayi Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas 4. Register kohort bayi Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas 29D. JENIS DAN KOMPETENSI SDM Pelayanan kesehatan asuhan bayi baru lahir dan kunjungan neonatal dapat dilaksanakan oleh: 1. Dokter termasuk dokter

umum dan dokter spesialis anak 2. Bidan 3. Perawat Kompetensi yang di butuhkan meliputi : Asuhan Persalinan Normal Manajemen Asksia BBL Manajemen BBLR Manajemen Terpadu Balita Sakit E. FASILITAS Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir harus tersedia dalam satu ruangan dengan ibu, meliputi: Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu bersalin Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang sedemikian rupa dengan jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan

kehangatan di atas tempat resusitasi Alat resusitasi (balon sungkup) bayi baru lahir Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering Sarung tangan bersih Kain bersih dan hangat Stetoskop infant dan dewasa Stop watch atau jam dengan jarum detik Termometer Timbangan bayi Pengukur panjang bayi Pengukur lingkar kepala 30 Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc Senter Vitamin K1 (phytomenadione) ampul Salep mata Oxytetrasiklin 1% Vaksin Hepatitis B (HB) 0 Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register

kohort bayi) Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal meliputi: Tempat periksa bayi Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan. Air bersih, sabun dan handuk kering Sarung tangan bersih Kain bersih Stetoskop Stop watch atau jam dengan jarum detik Termometer Timbangan bayi Pengukur panjang bayi Pengukur lingkar kepala Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1 ml/cc Vitamin K1 (phytomenadione) ampul Salep mata Oxytetrasiklin 1%

Vaksin Hepatitis B (HB 0) Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM, Partograf, Formulir register kohort bayi) 3132 BAB 3 UPAYA PERLINDUNGAN BAYI DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYAPerlindungan anak adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak secara optimal, terhindar dari diskriminasi dan kekerasan termasuk penculikan dan perdagangan bayi. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dan jaringannya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perlindungan anak di bidang kesehatan. Dalam hal pelayanan kesehatan dimaksud tidak terlepas dari pemenuhan hak - hak anak secara keseluruhan. A.Hak-hak Anak Mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dimana orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara bertanggung jawab untuk memenuhi hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terjamin kelangsungan hidupnya,dan terlindungi dari diskriminasi dan

kekerasan termasuk perlindungan terhadap terjadinya penculikan dan perdagangan bayi. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek sik, sedangkan perkembangan berkaitan pada proses kematangan intelektual dan emosional yang berlangsung sejak pertumbuhan janin di dalam kandungan sampai dengan usia remaja. 33Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor genetik (Heredoconstitutional) Faktor lingkungan (Environment) Optimalisasi faktor lingkungan untuk tumbuh kembang optimal meliputi 3 kebutuhan dasar yaitu Asuh, Asih dan Asah. Asuh adalah kebutuhan yang meliputi: Pangan atau kebutuhan gizi seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif, MP-ASI, pemantauan panjang badan dan berat badan secara

teratur. Perawatan kesehatan dasar seperti imunisasi sesuai jadwal, pemberian vitamin K1 dan vitamin A biru untuk bayi umur 6-11 bulan; vitamin A merah untuk anak umur 12 59 bulan dan ibu nifas 2 kapsul diminum selama nifas. Higiene dan sanitasi. Sandang dan papan. Kesegaran jasmani. Rekreasi dan pemanfaatan waktu luang. 34Asih adalah ikatan yang erat, serasi dan selaras antara ibu dan anaknya diperlukan pada tahun tahun pertama kehidupan anak untuk menjamin mantapnya tumbuh kembang sik, mental dan psikososial anak. seperti: Kontak kulit antara Ibu dan Bayi Menimang dan membelai bayi

Asah merupakan proses pembelajaran pada anak. Agar anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas ceria dan berakhlak mulia, maka periode balita menjadi periode yang menentukan sebagai masa keemasan (golden period), jendela kesempatan (window of opportunity), dan masa krisis (critical period) yang tidak mungkin terulang. Oleh karena itu pengembangan anak usia dini melalui perawatan, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini harus memperhatikan hal hal sebagai berikut: Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Pengembangan moral, etika dan agama Perawatan, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini Pendidikan dan pelatihan

Untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak diperlukan juga upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif. Anak, terutama bayi merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan, dan tindak kekerasan yang meliputi perlakuan salah (abuse), eksploitasi, penculikan, dan perdagangan bayi. Upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan selama ini lebih menekankan pada upaya pelayanan kesehatan semata, belum berorientasi pada upaya perlindungan secara menyeluruh. 35 B. Bentuk-bentuk kekerasan dan tindak pidana Kekerasan terhadap bayi meliputi semua bentuk tindakan/ perlakuan menyakitkan secara sik maupun emosional, penyalahgunaan seksual, penculikan, bayi tertukar, tindak pidana perdagangan orang, penelantaran, termasuk ekploitasi seksual

yang mengakibatkan cidera/kerugian nyata terhadap kesehatan, kelangsungan hidup, tumbuh kembang atau martabat. Penelantaran bayi adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, seperti: kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional, nutrisi, rumah atau tempat bernaung, serta keadaan hidup yang aman dan layak. Sebagai contoh penelataran bayi adalah : Ibu tidak melakukan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan , bayi tidak diberikan IMD dan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, tidak memberikan immunisasi, tidak memberi nama dan tidak membuatkan akte kelahiran, tidak memantau tumbuh kembang bayi, dan tidak memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Kekerasan dapat menyebabkan gangguan baik secara sik, mental emosional bahkan dapat mengakibatkan kematian. Anak yang mengalami kekerasan selanjutnya dapat berpotensi menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari (abused become abuser). 36Tindak Pidana Perdagangan Orang yang bisa terjadi pada masa bayi adalah salah satu atau segala tindakan yang terkait dengan perekrutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau

penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,penjeratan uang atau memberikan bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. Oleh karena itu tenaga kesehatan dituntut untuk memahami aspek mediko legal terkait dengan tindak kekerasan pada bayi/anak termasuk tindak pidana perdagangan orang (lihat lampiran). Pelayanan kesehatan anak termasuk bayi korban kekerasan dilakukan melalui upaya pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana Kasus KtP/A. Dewasa ini pelayanan yang lebih banyak dikenal adalah tatalaksana kekerasan sik, emosional dan seksual, belum menyentuh pada isu pemenuhan hak-hak anak secara menyeluruh.

37

C. Prosedur pelayanan yang berorientasi pada perlindungan bayi Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang berorientasi perlindungan anak ini, harus memenuhi prinsip-prinsip perlindungan anak yang meliputi : 1. Pelayanan yang tidak membeda-bedakan (non diskriminasi), terhindar dari segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan 2. Pelayanan yang menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang 3. Pelayanan yang terbaik untuk kepentingan bayi/anak Pelayanan ini diselenggarakan sesuai dengan standar pelayanan yang tersedia dan memberi surat keterangan lahir untuk mendukung agar bayi memperoleh akte kelahiran dalam waktu secepatnya, serta menjamin agar bayi tidak tertukar, kekerasan, penelantaran, penculikan dan perdagangan. 38Alur pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya adalah sebagai berikut : KIE Perlindungan Anak merupakan serangkaian kegiatan komunikasi informasi dan edukasi tentang upaya perlindungan bayi/anak yang diberikan secara langsung oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringannya maupun secara tidak langsung melalui media seperti poster, leaet di loket pendaftaran, ruang periksa, ruang bersalin, dan ruang rawat gabung. 39

Ibu hamil Pendaftaran Ruang Ruang Bersalin Ruang Rawat Gabung Pulang KIE Perlindungan { RujukanPendaftaran Dilakukan Pencatatan Identitas meliputi : a. Identitas ibu (KTP/SIM/dokumen lainnya) pada saat masuk, dicatat pada buku register sesuai buku KIA b. Identitas pengantar/pendamping (KTP/SIM/ dokumen lainnya) c. Identitas tenaga kesehatan yang menerima d. Identitas pemeriksa dan atau penolong persalinan Ruang Periksa a. Tenaga kesehatan yang bertugas, memperkenalan diri b. Ibu didampingi oleh suami/anggota keluarga c. Ibu menyerahkan buku KIA kepada petugas kesehatan

d. Menandatangani informed consent termasuk IMD e. Pemeriksaan sesuai Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) dan Asuhan Persalinan Normal (APN) f. Berikan rujukan bila diperlukan g. Pencatatan hasil pemeriksaan di buku KIA dan Kartu Ibu Ruang Bersalin a. Tenaga kesehatan yang bertugas harus memperkenalkan diri b. Ibu didampingi oleh suami/anggota keluarga c. Pertolongan persalinan sesuai APN d. Pemasangan gelang identitas bayi (berikan warna berbeda untuk bayi laki-laki dan perempuan) e. Pelaksanaan IMD/ Kontak Kulit (skin to skin contact) f. Asuhan bayi baru lahir sesuai dengan Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial g. Rujukan bila diperlukan 40h. Pencatatan persalinan di Partograf, Kartu Ibu dan buku KIA

i. Beri catatan khusus untuk bayi dengan tanda lahir atau kelainan sik yang ditemukan Segera setelah lahir, semua bayi harus distabilkan dahulu. Yang dimaksud dengan bayi stabil apabila nadi baik, temperatur tidak hipotermi, pernafasan teratur dan bayi aktif. Pemeriksaan sik bayi dilakukan setelah bayi stabil. Pemeriksaan harus dilakukan di bawah lampu pemancar panas (radiant warmer) dalam keadaan bayi telanjang bulat. 41D.Keamanan Untuk menjaga keamanan baik bagi petugas maupun pasien maka beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh Puskesmas adalah : 1. Petugas : Setiap petugas menggunakan seragam dan tanda pengenal sesuai dengan peraturan masingmasing daerah. Petugas harus memperkenalkan diri kepada pasien, dengan menyebutkan nama,

menunjukkan tanda pengenal yang dilengkapi dengan foto dan jabatan yang bersangkutan di Puskesmas. Petugas mempunyai daftar pasien dan pendamping pasien Optimalisasi petugas keamanan/satpam D.Keamanan Untuk menjaga keamanan baik bagi petugas maupun pasien maka beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh Puskesmas adalah : 2. Tindakan Medis : Setiap tindakan medis harus dilaksanakan sesuai prosedur tetap (lege artis) di ruang perawatan dengan persetujuan keluarga, menggunakan lembar persetujuan tindakan

(Informed consent). Setiap tindakan rujukan mengikuti sistem rujukan yang berlaku, ibu dan atau bayi harus didampingi oleh suami/ anggota keluarga dan petugas kesehatan yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas dengan membawa surat rujukan resmi 3. Ruang Perawatan : Ruang rawat inap harus terpisah dengan ruang rawat jalan Setiap petugas di ruang rawat inap harus bertanggung jawab menjaga keamanan dan kenyamanan pasien. 424. Pengunjung : Pengunjung harus mendapatkan ijin dari petugas jaga

Pengunjung harus menyebutkan identitas pasien (nama ibu, suami, alamat) Jumlah pengunjung maksimum 3 (tiga) orang dan masing-masing meninggalkan kartu identitas kepada petugas jaga Waktu berkunjung sesuai jadwal jam besuk 43Ruang Rawat Gabung : a. Tenaga kesehatan yang bertugas, memperkenalan diri b. Ibu didampingi oleh suami/ anggota keluarga c. Bayi ditempatkan1 (satu) ruangan yang mudah dijangkau oleh ibu (rooming in) d. Bayi dengan berat lahir 1800 gram dan dalam kondisi stabil, dapat dilakukan

perawatan metode kangguru (PMK) e. KIE tentang : Kewaspadaan terhadap Penculikan dan Perdagangan Bayi kepada ibu dan pendamping Hasil pemeriksaan Ibu dan Bayi Tanda-tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir dan Komplikasi pada Ibu Nifas dengan menggunakan buku KIA Pemberian ASI secara Ekslusif, tidak memberi dot kepada bayi dan cara menyusui yang baik dan benar Jadwal kunjungan ulang dan jenis pelayanan yang akan diberikan sesuai buku KIA Bila fasilitas memungkinkan, dianjurkan

untuk melakukan pemeriksaan skrining bayi baru lahir (hipotiroid kongenital) 44f. Pemeriksaan dan Asuhan Kebidanan sesuai Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir g. Lakukan rujukan bila diperlukan h. Pencatatan hasil pemeriksaan di Kartu Ibu, buku KIA dan Rekam Medis Bayi 45Pemulangan Bayi: a. Bayi dipulangkan dalam keadaan sehat b. Harus ada bukti dokumen serah terima bayi kepada pihak keluarga c. Jadwalkan kunjungan neonatus (KN-2) pada umur 3-7 hari dan KN-3 pada umur 8-28 hari d. KIE tentang asuhan perawatan bayi di rumah termasuk tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (memanfaatkan buku KIA) Catatan: apabila ditemukan kasus penculikan pada bayi baru lahir, maka harus dicatat dalam format pencatatan/pelaporan yang terdapat pada buku pedoman pengambangan puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan petugas

harus melapor kepada pihak kepolisian. Setiap tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir harus dilakukan atas persetujuan orang tua/keluarga dengan menggunakan informed consernt (lampiran 6a). Apabila diduga adanya tindak kekerasan maka menggunakan format informed consernt sesuai buku pedoman pengembangan puskesmas mampu tatalaksana kasus KtP/A (lampiran 6b). 464748 BAB 4 PENUTUPBuku Panduan Pelayanan Kesehatan berbasis perlindungan anak ini merupakan pelengkap dari buku buku panduan dan standar pelayanan bayi yang sudah ada sebelumnya. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memanfaatkan secara optimal panduan pelayanan bayi baru lahir berbasis perlindungan anak di puskesmas dan jaringannya dengan memperhatikan aspek-aspek kesehatan anak, perlindungan anak dan aspek medikolegal yang diperlukan. Semoga buku ini dapat mendukung pelaksanaan perlindungan anak dibidang kesehatan khususnya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayi baru lahir. 49KEPUSTAKAAN 1. (ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006) 2. (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, (Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN

2007 and ABM protocol #5 2003) 3. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003) 4. Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 5. Undang-Undang N0 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 6. Undang-Undang No 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana perdagangan Orang 7. Standar Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan 8. Standar Pelayanan Kebidanan, Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 9. Pedoman Asuhan Persalinan Normal, Kementerian Kesehatan RI tahun 2009 10. Pedoman Pelayanan Neonatal Essensial Dasar, Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 11. Pedoman Asuhan Keperawatan,Kementerian Kesehatan RI tahun ? 12. Standar Pelayanan Medis? LAMPIRAN 1. Pencatatan Buku KIA 2. Pencatatan Imunisasi 3. Formulir Bayi Baru Lahir 4. Formulir MTBM 5. Register Kohort Bayi 6. Informed Consernt (lampiran 6a dan 6b) 7. Lampiran pasal-pasal yang terkait Undang-Undang nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

50LAMPIRAN 1 HALAMAN PENCATATAN BUKU KIA 51LAMPIRAN 2 52Lima Imunisasi Dasar Lengkap untuk Bayi dibawah usia satu tahun: JADWAL IMUNISASI UMUR BAYI JENIS IMUNISASI 0-7 hari Hepatitis B (HB) 0 1 bulan BCG, Polio 1 2 bulan DPT HB 1, Polio 2 3 bulan DPT HB 2, Polio 3 4 bulan DPT HB 3, Polio 4 9 bulan Campak 53LAMPIRAN 3 FORMULIR BAYI BARU LAHIR Pemeriksa (Nama dan Tanda tangan): __________________________________________ Nama bayi: _________________________________________________Jenis kelamin: L/P Nama orang tua: ___________________________________________________________ Alamat:___________________________________________________________________ Tanggal & jam lahir : ______________________Lahir pada umur kehamilan: _______bulan PEMERIKSAAN Tanggal .. Jam .. Tanggal .. Jam .. Hasil Hasil

1. Postur, tonus dan aktivitas 2. Kulit bayi 3. Pernapasan ketika bayi sedang tidak menangis 4. Detak jantung 5. Suhu ketiak 6. Kepala 7. Mata 8. Mulut (lidah, selaput lendir) 9. Perut dan tali pusat 10. Punggung tulang belakang 11. Lubang anus 12. Alat kelamin *) 13. Berat badan 14. Panjang badan 15. Lingkar kepala *) Tidak boleh melakukan sunat/khitan pada bayi baru lahir Tanda lahir : ......................... 54ASUHAN/KONSELING Waktu dilakukan asuhan Keterangan 1. Inisiasi menyusu dini (tanggal, jam)

2. Salep mata antibiotika profilaksis 3. Suntikan vitamin K1 4. Imunisasi Hepatitis B (HB 0) 5. Rawat gabung dengan ibu 6. Memandikan bayi **) 7. Konseling menyusui 8. Tanda-tanda bahaya pada bayi yang perlu dirujuk 9. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan bayi di rumah 10. Melengkapi catatan medis Waktu pemeriksaan kembali/ Kunjungan Neonatal Tanggal .. **) Berikan tanda pengenal pada bayi (bedakan warna menurut jenis kelamin) 55LAMPIRAN 4 FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR < 2 BULAN Tanggal kunjungan : _______________

Nama bayi : ______________________ L/P

Nama orang tua : ___________________

Alamat : _________________________________________________________________ Umur : ____ Berat badan : ____ gram, Panjang badan: ____cm Suhu badan : ____ o C Tanyakan: Bayi ibu sakit apa?________________________________________________ Kunjungan pertama?____ Kunjungan ulang? ____ PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN / PENGOBATAN MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI Bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya. Ada riwayat kejang. Bayi bergerak hanya jika dirangsang. Hitung napas dalam 1 menit ____ kali / menit. - Ulangi jika 60 kali / menit, hitung napas kedua ____ kali/ menit. Napas cepat. - Napas lambat ( 30 kali / menit ). Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat. Bayi merintih. Suhu tubuh 37,5 C Suhu tubuh < 35,5 C Mata bernanah : apakah sedikit atau banyak ? Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut.

Pusar kemerahan atau bernanah. Ada pustul di kulit. APAKAH BAYI DIARE ? Sudah diare selama ____ hari Keadaan umum bayi : - Letargis atau tidak sadar. - Gelisah / rewel. Mata cekung. Cubitan kulit perut kembalinya : - Sangat lambat ( > 2 detik ) - Lambat. 56PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN / PENGOBATAN MEMERIKSA IKTERUS. Bayi kuning, timbul pada hari pertama setelah lahir ( < 24 jam ) Kuning ditemukan pada umur 24 jam sampai < 14 hari. Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih. Kuning sampai lutut atau siku. Tinja berwarna pucat MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Berat badan menurut umur : - Berat badan menurut umur di Ya ____ Tidak ____

bawah garis merah (BGM) - Berat badan menurut umur pada pita kuning KMS. - Tidak ada masalah berat badan rendah. ____ ____ ____ Ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI ? Ya ____ Tidak ____ Apakah bayi diberi ASI ? Ya ____ Tidak ____ Jika ya, berapa kali dalam 24 jam ? ____ kali. Apakah bayi diberi minuman selain ASI ? Ya ____ Tidak ____

- Jika ya, berapa kali dalam 24 jam ? - Alat apa yang digunakan ? ____ kali. Ada luka atau bercak putih (thrush) di mulut. Ada celah bibir / langit-langit JIKA BAYI : ada kesulitan pemberian ASI, diberi ASI < 8 kali dalam 24 jam, diberi makanan/ minuman lain selain ASI, atau berat badan rendah menurut umur dan tidak ada indikasi di rujuk ke Rumah Sakit. 57PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN / PENGOBATAN LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENETEKI : Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ? - Jika TIDAK, minta ibu meneteki bayinya. - Jika YA, minta ibu untuk menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menetek lagi. Amati pemberian ASI dengan seksama. Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menetek. Lihat apakah bayi menetek dengan baik. Lihat apakah posisi bayi benar. Seluruh badan bayi tersangga dengan baik

kepala dan tubuh bayi lurus badan bayi menghadap ke dada ibunya badan bayi dekat ke ibunya. Posisi tidak benar posisi benar Lihat apakah perlekatan benar. Dagu bayi menempel payudara ibu mulut bayi terbuka lebar bibir bawah membuka keluar areola bagian atas tampak lebih banyak. Tidak melekat sama sekali tidak melekat dengan baik melekat dengan baik Lihat dan dengar apakah bayi mengisap dalam dan efektif : Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat hanya terdengar suara menelan. Tidak mengisap sama sekali tidak mengisap dengan efektif mengisap efektif MEMERIKSA STATUS PENYUNTIKAN VITAMIN K1 Vit K1 diberikan hari ini MEMERIKSA STATUS IMUNISASI (lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini) Hepatitis B 0 ___ Polio 1 ___ Imunisasi yang Hepatitis B 1 ___ BCG ___

diberikan hari ini Nasihati ibu kapan harus kembali segera. Kembali kunjungan ulang : ________ hari MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN IBU 58Lampiran 5 59Lampiran 6a SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIS KHUSUS Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ................................................................. (L/P) Umur/Tgl Lahir : ..................................................... Alamat : ................................................................. Telp : ...................................................................... Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/*sebagai orang tua/ *keluarga/*wali dari : Nama : ................................................................. (L/P) Umur/Tgl Lahir : ..................................................... Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis berupa. Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.

.........., 20 Dokter/Pelaksana, Ttd Yang membuat pernyataan, ttd

() *Coret yang tidak perlu 60Lampiran 6b KOP PUSKESMAS/RUMAH SAKIT PERSETUJUAN PEMERIKSAAN (Informed consent)

()

Dengan ini saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa para petugas telah menjelaskan kepada saya tentang tujuan, manfaat dan tata cara pemeriksaan, dan saya telah memahami sepenuhnya. Selanjutnya saya menyetujui dilakukannya pemeriksaan tersebut terhadap saya/terhadap anak/anak perwalian/........................ saya untuk mencari adanya bukti-bukti kekerasan. * Tandatangan saya/orangtua/wali Jika diperlukan, untuk kepentingan peradilan, laporan hasil pemeriksaan dan bukti-bukti yang ditemukan akan diserahkan kepada pihak kepolisian atas permintaan resmi penyidik sebagai bagian dari pemeriksaan dalam bentuk visum et repertum. Saya menyadari sepenuhnya tentang hal ini dan saya menyetujui dibuatnya visum et repertum tersebut. Tandatangan saya/orangtua/wali Tanda Tangan Saksi Nama : _____________________ Nama : _____________________

No. KTP : _____________________ No. KTP : _____________________ Dengan ini saya juga bersedia dilakukan pengambilan gambar/foto terhadap saya/anak/ anak perwalian/.................................. saya. Tandatangan saya/orangtua/wali *Coret yang tidak perlu 61Lampiran 7 Beberapa pasal pada UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU

No 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidanan Perdagangan Orang (TPPO) yang perlu diketahui oleh tenaga kesehatan adalah: I. UNDANG-UNDANG RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Pasal 1 : 1) Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. 2) Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 2 : Penyelenggaraan Perlindungan Anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan UUD 45 serta prinsip dasar KHA yaitu : non diskriminasi; kepentingan terbaik untuk anak;hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan; dan penghargaan terhadap pendapat anak. Pasal 4 : Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 9 : Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan soaisal. Pasal 20 :

Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Pasal 22 : Negara dan pemerintah, berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan fasilitas dan prafasilitas dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Pasal 44 : Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak, agar setiap anak memperoleh 62derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan; yang didukung oleh peran serta masyarakat; dan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif; dengan memberikan pelayanan cuma-cuma bagi bagi keluarga yang tidak mampu. Pasal 83 Setiap orang yang memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun dan paling singkat tiga tahun dan denda paling banyak tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit enam puluh juta rupiah. II. UNDANG-UNDANG RI NO.21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (TPPO) BAB I : KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkatan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau

posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. 2. Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah setiap tindakan atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang ditentukan dalam Undang-undang ini. 3. Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil. 4. Eksploitasi Seksual adalah segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual atau organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan, 63termasuk tetapi tidak terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan pencabulan. 5. Perekrutan adalah tindakan yang meliputi mengajak, mengumpulkan, membawa atau memisahkan seseorang dari keluarga atau komunitasnya. 6. Pengiriman adalah tindakan memberangkatan atau melabuhkan seseorang dari satu tempat ke tempat lain. Bab II : TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG Pasal 2

(1) Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). (2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang tereksploitasi, maka perlu dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 5 Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu atau memeberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Pasal 9 Setiap orang yang berusaha menggerakkan orang lain supaya melakukan tindak pidana perdagangan orang, dan tindak pidana itu tidak terjadi dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 240.000.000,00 (dua ratus empat puluh juta rupiah).

64Pasal 10 Setiap orang yang membantu atau melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal 3, pasal 4, pasal 5 dan pasal 6. Pasal 11 Setiap orang yang merencanakan atau melakukan permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal 3, pasal 4, pasal 5 dan pasal 6. 65DAFTAR RUJUKAN a. Pencatatan persalinan di Partograf, Kartu Ibu dan buku KIA Semua bayi harus diperiksa segera setelah lahir, untuk mengetahui ada tidaknya luka pada waktu dilahirkan atau kelainan-kelainan bawaan. Kecuali apabila keadaan bayi jelek dan memerlukan pengobatan segera, pemeriksaan ini dapat dilakukan sesudah bayi dibersihkan. Pemeriksaan harus dilakukan dalam ruangan yang hangat dan terang dengan bayi telanjang bulat. Lakukanlah pemeriksaan secara teratur mengikuti pola yang diuraikan dalam Tabel di bawah ini. Apabila pemeriksaan menunjukkan bayi dalam keadaan normal/wajar seluruhnya, informasikan dan tentramkan ibu, dan segera lakukan IMD/ Kontak Kulit selama 1 jam yang didampingi oleh suami/anggota keluarga Apabila ditemukan kelainan, informasikan dan tenangkanlah ibu bahwa akan diupayakan jalan keluar yang memungkinkan. (pindah ke BAB II)

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/PANDUANYANKES-BBL-BERBASIS-PERLINDUNGAN-ANAK.pdf

Bayi Baru Lahir & Bayi Normal - Thread Not Solved Yet Bayi Baru Lahir & Bayi Normal DEFINISI PERAWATAN AWAL Peralihan yang berhasil dari janin yang terendam dalam cairan ketuban dan sepenuhnya bergantung pada plasenta (ari-ari) untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan oksigennya, menjadi bayi yang menangis keras dan bernafas menghirup udara, merupakan suatu keajaiban. Bayi baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang baik agar dapat tumbuh secara normal dan sehat. Segera setelah lahir, dokter atau perawat dengan lembut akan membersihkan lendir dan bendabenda lain dari mulut, Hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap. Bayi akan segera bernafas sendiri. Tali pusat dijepit pada dua tempat dan dipotong diantaranya. Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau diatas perut ibunya. Bayi kemudian ditimbang dan diukur panjangnya. Dokter akan memeriksa adanya kelainan yang jelas terlihat, sedangkan pemeriksaan fisik secara lengkap akan dilakukan kemudian. Kondisi bayi secara keseluruhan dinilai pada menit pertama dan 5 menit setelah kelahiran dengan menggunakan skor Apgar. Skor Apgar adalah penilaian bayi baru lahir yang didasarkan pada: - Warna kulit bayi (merah muda atau biru) - Denyut jantung - Pernafasan - Respon bayi - Ketegangan otot (lemah atau aktif). Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat penting. Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap infeksi akibat kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan. Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat. Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan. Karena semua bayi baru lahir memiliki sedikit jumlah vitamin K, dokter atau perawat

memberikan suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir). Larutan antiseptik dioleskan pada tali pusat yang baru dipotong untuk mencegah infeksi. Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan. Perawat mencoba untuk tidak membersihkan bahan putih berminyak (verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu melindungi terhadap infeksi. Penyebab bayi baru lahir lebih besar atau lebih kecil dari normal 1. Lebih besar dari normal - Ibu menderita diabetes - Ibu dengan kelebihan berat badan - Bayi dengan kelainan jantung - Keturunan 2. Lebih kecil dari normal - Ibu memakai obat atau Alkohol selama kehamilan - Ibu merokok selama kehamilan - Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk selama kehamilan - Ibu yang tidak melakukan perawatan kehamilan dengan baik - Bayi yang terinfeksi dalam kandungan - Bayi dengan kelainan kromosom.

PEMERIKSAAN FISIK Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir. Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti: - Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3,5 kg - Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm - Mengukur lingkar kepala. Selanjutnya dokter akan menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan alat kelamin bayi. Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir. Persalinan normal dengan bagian kepala yang lebih dahulu keluar, akan mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan hal ini menetap selama beberapa hari. Tulang-tulang yang membentuk tengkorak kepala saling bertumpuk untuk memudahkan lahirnya kepala melalui jalan lahir. Memar dan pembengkakan di kulit kepala adalah hal yang sering ditemui.

Pada persalinan sungsang dimana bokong lahir terlebih dahulu, biasanya tidak terjadi perubahan bentuk kepala bayi, sebagai gantinya anggota tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah bokong, alat kelamin dan kaki. Kadang-kadang bisa terjadi perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya (periosteum), mengakibatkan timbulnya benjolan di kepala (sefal hematom) yang akan menghilang dalam beberapa minggu. Penekanan selama proses persalinan normal bisa menimbulkan memar pada wajah. Tekanan ini juga bisa menyebabkan wajah terlihat tidak simetris. Asimetri pada wajah juga bisa terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah. Penyembuhan pada umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu. Pemeriksaan jantung dan paru-paru dilakukan dengan stetoskop untuk memeriksa adanya suatu kelainan. Kelainan pada salah satu dari organ ini juga bisa terlihat melalui warna kulit bayi dan keadaannya secara umum. Dilakukan pemeriksaan terhadap denyut nadi di lipat paha. Dokter juga akan memeriksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi. # Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka. # Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi tersebut. Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting. # Refleks Menghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segera menghisapnya. Pemeriksaan daerah perut dilakukan dengan menilai bentuknya, dan memeriksa ukuran, bentuk dan posisi alat-alat dalam seperti ginjal, hati dan limpa. Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air kemih. Pemeriksaan lengan, tungkai dan pinggul dilakukan dengan menilai kelenturan dan kemampuan geraknya. Masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah dislokasi panggul. Keadaan ini bisa diatasi dengan memasang atau menyimpan dua atau tiga lapis popok pada bayi untuk menahan panggul pada posisi normalnya, sampai sembuh. Jika perlu, bisa dipasang bidai oleh seorang ahli tulang. Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedahan darurat. Pada bayi perempuan, bibir vaginanya menonjol. Sisa hormon ibu yang didapat selama dalam kandungan akan menyebabkan bibir vagina ini

membengkak selama beberapa minggu pertama.

BEBERAPA HARI PERTAMA Segera setelah persalinan normal, ibu dibantu oleh petugas ruang persalinan untuk menggendong bayinya. Jika ibunya menginginkan, pemberian air susu ibu bisa dimulai pada saat ini. Sang ayah juga didorong untuk menggendong bayinya dan melewatkan saat-saat indah ini bersama. Beberapa ahli percaya bahwa kontak fisik secara dini dengan bayi akan membantu terbentuknya ikatan yang kuat. Tetapi orang tua bisa membentuk ikatan yang kuat dengan bayinya meskipun pada jam-jam pertama mereka tidak bersama-sama. Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran anaknya, orang tua belajar untuk memberi makan, memandikan dan memakaikan baju bayi dan akan segera terbiasa dengan kegiatan ini. Meskipun ibu dan bayi harus tinggal selama seminggu bahkan lebih di rumah sakit, dewasa ini masa perawatan di rumah sakit hanya berkisar antara 2-3 hari saja. Penjepit plastik pada tali pusar bayi akan dilepas dalam waktu 24 jam. Setelah itu tali pusat yang tersisa harus selalu dibasahi dengan larutan alkohol, untuk mempercepat pengeringan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi. Penyunatan (sirkumsisi), kalau diinginkan, biasanya dilakukan dalam hari-hari pertama. Tetapi prosedur ini harus ditunda jika penis abnormal, dimana kulit depannya mungkin memerlukan reparasi melalui bedah plastik. Keputusan untuk melakukan sunat tergantung sepenuhnya pada keyakinan orang tua bayi. Secara medis tindakan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelebihan kulit yang bisa menghambat aliran urin. Alasan lain seperti mengurangi resiko kanker penis masih dalam perdebatan. Sunat bisa beresiko bila dalam keluarga ada riwayat penyakit kelainan darah. Sunat juga harus ditunda bila selama hamil ibunya mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan resiko perdarahan seperti antikoagulan atau aspirin. Dokter akan menunggu sampai semua jenis obat-obatan ini tidak terdapat lagi dalam sirkulasi bayi. Bayi juga mendapat vitamin K untuk menghalangi Anti pembekuan ini. Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama. Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bisa juga muncul di wajah. Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa pengobatan.

Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini, terutama pada Cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi setelah beberapa hari, terutama di lipatan pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beberapa jaringan lemak. Pada persalinan dengan pertolongan forsep, benjolan tertentu sering ditemukan di kepala, pipi dan leher. Benjolan bisa pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera sembuh. Bayi yang sebetulnya normal akan tampak sedikit kuning pada hari kedua. Yang harus diperhatikan adalah bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam. Air kemih pertama yang dikeluarkan bayi bersifat pekat dan mengandung zat kimia urat yang tampak sebagai pewarnaan merah muda pada popok. Dokter akan memeriksa penyebabnya, bila bayi belum berkemih dalam 24 jam. Penundaan berkemih lebih sering terjadi pada bayi laki-laki. Penundaan ini mungkin disebabkan karena kulit depan penisnya terlalu erat atau karena pembengkakan sementara dari penis setelah disunat. Tinja yang pertama keluar disebut mekonium, konsistensinya lengket berwarna hitam kehijauan. Setiap bayi harus mengeluarkan mekonium dalam 24 jam setelah kelahiran. Kegagalan pengeluaran mekonium biasanya disebabkan mengerasnya mekonium dalam usus bayi, yang biasanya bisa dikeluarkan dengan satu atau dua enema secara lembut. Cacat bawaan bisa menyebabkan penyumbatan yang lebih serius. Bayi baru lahir akan kehilangan 5-10% dari berat badannya dalam beberapa hari pertama. Berat ini akan segera kembali setelah bayi mulai menerima makanan dari luar.

PEMBERIAN MAKAN Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refleks menghisap yang aktif, dan dapat segera mulai makan setelah lahir. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian makanan biasanya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran. Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama. Jika hal ini terjadi lebih lama lagi, dokter atau perawat bisa membuang sisa lendir dari lambung dengan memasukkan selang secara perlahan melalui hidung menuju ke lambung. Bayi baru lahir yang diberi susu botol bisa muntah karena Alergi terhadap susu.

Sebagai gantinya diberikan formula yang rendah alergi. Bila bayi masih muntah, harus dicari penyebabnya. Muntah terus menerus pada bayi yang mendapat ASI bisa disebabkan oleh sumbatan pada saluran cerna yang menghalangi pengosongan lambung. Bayi tidak pernah alergi terhadap ASI. Bayi baru lahir akan berkemih sebanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari, menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat. Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula. Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut. Waktu tidur yang panjang diantara waktu makan menunjukkan bahwa bayi mendapat susu dalam jumlah yang cukup. Meskipun kadang-kadang bayi yang mendapat ASI bisa tidur lama padahal tidak mendapatkan susu yang cukup. Karena itu, bayi yang mendapat ASI, harus diperiksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan bahwa pemberian makanannya mencukupi. Pemberian Susu botol. Bayi yang disusui melalui botol sering diberikan air suling yang steril pada saat pemberian makanan pertama, untuk meyakinkan bahwa mereka bisa mengisap dan menelan dan bahwa refleks muntahnya berfungsi dengan baik. Air ini tidak membahayakan bayi yang memiliki masalah pemberian makanan. Jika bayi tidak meludahkan air ini, bisa diberikan formula pada pemberian makanan berikutnya. Di rumah sakit, bayi-bayi biasanya diberi makan setiap 4 jam untuk alasan efisiensi. Susu formula yang mengandung kalori dan vitamin yang memadai bisa diberikan dalam botol steril. Ibu tidak boleh memaksa bayinya untuk cepat-cepat menghabiskan susunya. Biarkanlah bayi minum sebanyak yang dia mau. Pemberian makanan ini harus ditingkatkan secara bertahap selama minggu pertama kehidupan bayi. Formula bayi yang diperjualbelikan lebih disukai dari pada susu sapi, yang tidak tepat untuk minggu pertama kehidupan bayi. Meskipun susu sapi memiliki komposisi gizi yang seimbang untuk bayi, tetapi kandungan zat besinya kurang. Padahal zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah. Multivitamin yang diteteskan, yang mengandung vitamin A, C dan D, harus diberikan setiap hari kepada bayi yang mendapat formula atau ASI selama tahun pertama dan pada musim dingin, dimana sinar matahari dan aktivasi vitamin D terbatas. Fluor bisa ditambahkan ke dalam formula, jika tidak tersedia air yang mengandung fluor.

Bayi yang diberi susu botol harus diberi air putih diantara pemberian susunya, terutama jika cuaca panas atau lingkungannya panas dan kering. Kadang-kadang bayi yang tidak cukup diberi makan bisa memerlukan pemberian makanan tambahan melalui infus. Dokter kemudian akan mencoba mencari tahu apa penyebabnya. Pemberian Air Susu Ibu. Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan susu botol adalah: # ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan paling mudah diserap # ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi # ASI bisa merubah keasaman tinja dan Flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri. Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu botol. Keuntungan bagi ibu adalah ikatan Batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya. Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori, protein dan antibodi. Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu. Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum digunakan untuk menyusui. Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan bahkan pada awal persalinan, bisa menyebabkan infeksi payudara (mastitis). Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi permukaan areola dan puting yang dipersiapkan untuk diisap. Pelumas ini tidak boleh dibersihkan/diseka. Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin berbaring hampir mendatar dan berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan. Bayi menghadap ke ibu. Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk di puncak payudara dan jari lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan merangsang bayi untuk membuka mulutnya (refleks mencucur) dan melahap payudara ibu. Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut bayi, memastikan bahwa puting berada di tengah-tengah untuk mencegah terjadinya luka pada puting payudara. Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu menghentikan kegiatan menyusui ini dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke bawah. Pada awalnya, bayi menyusu hanya beberapa menit setiap kalinya. Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.

Pengisapan yang berlebihan pada awal menyusui harus dihindari. Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya. Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil. Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya. Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam 72-97 jam setelah persalinan. Untuk anak berikutnya, ASI akan lebih cepat terbentuk. Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada tengah malam (jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu antara menyusui tidak boleh lebih dari 6 jam. Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak berdasarkan waktu. Demikian pula halnya dengan lamanya menyusui, harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi. Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada anak pertama, pada 7-10 hari setelah persalinan sehingga dokter bisa mengetahui bagaimana proses menyusui berlangsung dan menjawab berbagai pertanyaan mengenai menyusui. Payudara cenderung membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman selama hari-hari pertama menyusui. Pembengkakan ini bisa dikurangi dengan lebih sering menyusui. Mengenakan BH yang nyaman selama 24 jam sehari bisa membantu mengurangi nyeri. Mengeluarkan ASI dengan tangan juga akan mengurangi tekanan. Ibu mungkin perlu mengeluarkan ASInya secara manual sebelum menyusui agar mulut bayi dapat mencakup daerah areola yang membengkak. Tetapi pengeluaran berlebihan diantara waktu menyusui cenderung menyebabkan pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini terjadi, ibu dapat melepaskan bibir bayi dengan jari ibu. Setelah menyusui, ASI yang tersisa di puting dibiarkan mengering dengan sendirinya, jangan dilap atau dicuci. Bisa juga dikeringkan dengan pengering rambut dengan panas yang rendah. Pada iklim yang sangat kering, lanolin hipoalergenik atau salep bisa dioleskan pada puting. BH yang dilapisi plastik harus dihindari. Seorang ibu yang menyusukan ASInya, memerlukan zat gizi tambahan terutama kalsium. Hasil olahan susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Tetapi jika ibu tidak menyukai susu, bisa diganti dengan kacang-kacangan dan sayuran hijau. Atau ibu juga bisa mengkonsumsi kalsium tambahan dalam bentuk tablet. Vitamin tambahan tidak diperlukan lagi bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dalam makanan ibu,

yang terutama harus mengandung vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 yang cukup. Kapan saatnya bayi disapih (berhenti mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan keinginan dari ibu dan bayi. Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat menguntungkan. Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba. Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada makanan padat. ASI diberikan sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI secara bertahap lalu dikurangi. Bila bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan sebotol jus buah, ASI yang diperas atau formula. Belajar minum dari gelas merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa terlaksana pada saat bayi berusia 10 bulan. Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya sampai berusia 18-24 bulan. Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas. Pemberian Makanan Padat. Waktu untuk mulai memberikan makanan padat tergantung pada kebutuhan dan kesiapan bayi. Biasanya sebelum mencapai umur 6 bulan, bayi tidak memerlukan makanan padat, meskipun mereka sudah bisa menelan makanan pada usia 3 atau 4 bulan. Kadang-kadang orang tua memaksakan bayi untuk banyak memakan makanan padat agar tidur lelap di malam hari. Tapi hal ini tidak akan berhasil dan bisa menimbulkan masalah pemberian makanan di kemudian hari. Banyak bayi yang mendapatkan makanan padatnya setelah minum susu botol atau ASl, sehingga kebutuhan menghisapnya sudah terpenuhi dan rasa laparnya sudah hilang. Pertama kali biasanya diberikan bubur gandum, lalu buah-buahan dan sayuran. Alergi atau sensitivitas terhadap makanan lebih mudah diketahui bila bayi diberikan bubur, buah atau sayuran yang sama selama beberapa hari. Makanan ini hendaknya diberikan dengan sendok sehingga bayi belajar cara makan yang baru. Kebanyakan makanan bayi yang diperjualbelikan, terutama jenis makanan penutup dan sup, mengandung tepung dalam kadar tinggi. Tepung tidak mengandung vitamin atau mineral, kalorinya tinggi dan sulit dicerna oleh bayi. Beberapa makanan bayi instan juga mengandung natrium dalam kadar sangat tinggi. Makanan yang dibuat di rumah harganya jauh lebih murah dan nutrisinya jauh lebih baik.

Daging dapat diberikan setelah bayi berumur 7 bulan. Daging lebih baik dibandingkan makanan kaya karbohidrat, karena bayi memerlukan protein dalam jumlah besar. Karena kebanyakan bayi tidak menyukai daging, pemberiannya harus hati-hati dan penuh perhatian. Banyak anak alergi terhadap gandum, telur dan coklat sehingga pemberiannya pada bayi sebaiknya ditunda sampai usia 1 tahun. Memberikan makanan ini akan menyebabkan alergi di kemudian hari. Pemberian madu sebaiknya setelah usia 1 tahun, karena kemungkinan adanya spora Clostridium botulinum. Spora ini bisa menyebabkan botulisme pada bayi, tapi tidak berbahaya pada anak yang lebih tua.

PERKEMBANGAN FISIK Perkembangan fisik bayi tergantung kepada faktor keturunan, gizi dan lingkungan. Kelainan fisik dan psikis juga bisa mempengaruhi pertumbuhannya. Pertumbuhan optimal memerlukan gizi dan kesehatan yang optimal pula. Panjang badan bayi bertambah sekitar 30% pada usia 5 bulan dan lebih dari 50% dalam setahun. Berat badannya akan menjadi dua kali lipat dalam 3 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun. Organ-organ yang berbeda tumbuh dengan tingkatan yang berbeda. Misalnya sistem reproduksi berubah sangat sedikit sebelum masa pubertas. Sementara perkembangan otak hampir seluruhnya terpenuhi selama tahun pertama kehidupan seorang anak. Pada saat dilahirkan ukuran otak kira-kira 1/4 ukurannnya di saat dewasa. Pada usia satu tahun ukurannya 3/4 ukuran dewasa. Fungsi ginjal pada akhir tahun pertama sudah mencapai fungsi dewasanya. Gigi depan bawah akan muncul pada umur 5-9 bulan. Gigi depan atas akan muncul pada umur 812 bulan.

PERKEMBANGAN PERILAKU & INTELEKTUAL Tingkat perkembangan perilaku dan intelektual berbeda antara anak yang satu dengan lainnya. Kadang-kadang terdapat pola tertentu dalam suatu keluarga seperti terlambat berjalan atau terlambat bicara. Faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi bisa menghambat perkembangan normal. Faktor fisik seperti tuli juga bisa memperlambat perkembangan bayi. Meskipun perkembangan anak-anak biasanya terus berkelanjutan, tapi bisa terhenti pada suatu fungsi tertentu, misalnya bicara.

Pada awalnya bayi tidur hampir sepanjang waktu. Bayi bisa makan, batuk bila saluran nafasnya terganggu dan menangis sebagai reaksi terhadap gangguan atau ketidaknyamanan. Pada usia 6 minggu bayi akan melihat langsung pada objek yang berada langsung di depannya dan tersenyum bila diajak bicara. Kepalanya masih bergoyang kalau bayi ditarik ke posisi duduk. Pada usia 3 bulan bayi tersenyum bila mendengar suara ibunya, membuat suara-suara pertamanya dan mengikuti objek bergerak. Kepala sudah mantap bila bayi dalam posisi duduk. Bayi akan menggenggam objek dalam tangannya. Pada usia 6 bulan, bayi bisa duduk dengan bantuan dan berguling. Kebanyakan bayi bisa berdiri dengan bantuan dan bisa memindahkan suatu benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Bayi mengeluarkan suara bila sedang bermain. Pada usia 9 bulan bayi bisa duduk dengan baik dan merangkak, menarik dirinya ke posisi berdiri dan mengatakan "mama" dan "papa" dengan jelas. Pada usia 12 bulan bayi biasanya sudah bisa berjalan dengan memegang tangan seseorang dan mengucapkan beberapa kata.

PEMERIKSAAN PADA TAHUN PERTAMA Tes penyaringan (screening test) dimaksudkan untuk mengetahui adanya kelainan pada tahap awal. Diagnosis dini dan pengelolaan tepat bisa mengurangi atau mencegah kelainan yang akan mempengaruhi perkembangan kesehatan bayi. Sebelum meninggalkan rumah sakit, bayi baru lahir diambil darahnya untuk sejumlah pemeriksaan laboratorium. Contohnya untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah, karena kadar yang rendah bisa menyebabkan kretinisme, suatu kelainan tiroid menahun yang ditandai dengan perkembangan fisik dan mental yang terhambat. Seorang bayi baru lahir dengan kadar hormon tiroid yang rendah mendapatkan pengobatan hormon tiroid per-oral (melalui mulut) pada hari ke7-10. Penyakit lainnya, fenilketonuria, jika tidak diobati bisa menyebabkan keterbelakangan mental. Banyak tes uji saring lainnya yang bisa dilakukan. Contohnya uji saring terhadap homosistinuria, penyakit kemih sirup mapel, galaktosemia dan penyakit sel sabit. Kadang-kadang uji saring ini dilakukan berdasarkan latar belakang suku bangsa dan genetik dari orang tuanya. Panjang badan, berat badan dan lingkar kepala selalu diperiksa pada setiap kunjungan rutin ke dokter dalam tahun pertama.

Pada setiap kunjungan dokter akan mendengarkan bunyi jantung bayi dengan stetoskop. Suatu kelainan bunyi bisa menandakan adanya penyakit jantung. Pada setiap kunjungan, dokter juga akan memeriksa perut bayi karena beberapa kanker yang jarang seperti tumor Wilm dan neuroblastoma dapat diketahui hanya sejalan dengan pertumbuhan bayi. Bayi yang dilahirkan prematur secara berkala akan menjalani pemeriksaan mata untuk menemukan adanya retinopati karena prematuritas.

IMUNISASI Anak-anak harus diimunisasi untuk melindungi mereka terhadap penyakit menular. Vaksin sangat aman dan efektif, walaupun beberapa anak bisa saja mengalami reaksi ringan setelah diimunisasi. Kebanyakan vaksin diberikan melalui suntikan dan beberapa melalui mulut, misalnya polio. Vaksin pertama yang diterima bayi adalah vaksin Hepatitis B, lalu dosis pertama vaksin ini diberkan selama minggu pertama kehidupan, kadang keitka bayi masih di rumah sakit. Imunisasi rutin lainnya dimulai pada minggu ke 6-8. Imunisasi tidak boleh ditunda, meskipun bayi sedang mengalami demam ringan karena infeksi ringan biasa. Banyak vaksin memerlukan lebih dari satu dosis untuk memberikan perlindungan penuh. Jadwal imunisasi yang harus diberikan bukanlah jadwal yang kaku. Orang tua sebaiknya berusaha membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal, tapi bila terjadi penundaan, hasil akhir kekebalan yang didapat tidak akan terpengaruh. Juga tidak diperlukan pengulangan serial vaksin dari awal. Beberapa vaksin dianjurkan diberikan pada keadaan tertentu. Misalnya, vaksin Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang melanjutkan sekolahnya atau bepergian ke luar negeri. Pada satu kali kunjungan ke dokter, mungkin diberikan lebih dari satu vaksin. Tetapi beberapa vaksin sering dicampurkan dalam satu suntikan, misalnya vaksin pertusis, difteri, tetanus dan Hemophilus influenzae tipe B. Suatu vaksin kombinasi mengurangi jumlah suntikan tetapi tidak menjamin kemanan dan efektivitas vaksinnya. Untuk membantu mencegah gastroenteritis berat karena infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).

KEJADIAN PENTING DALAM TAHUN PERTAMA 1 bulan - Membawa tangannya menuju ke mata dan mulut

- Menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri jika ditengkurapkan - Mengikuti pergerakan benda pada jarak sekitar 15 cm dari garis tengah mukanya (tepat di depannya) - Bereaksi terhadap suara berupa kaget, menangis atau terdiam - Berpaling kepada suara atau bunyi yang dikenalnya - Memperhatikan wajah seseorang 3 bulan - Mengangkat kepala 45 derajat (mungkin sampai 90 derajat) jika ditengkurapkan - Membuka dan menutup tangannya - Jika diberdirikan diatas permukaan yang datar, kakinya menekan ke bawah - Mengikuti gerakan mainan yang bergoyang dan berusaha mencapainya - Mengikuti pergerakan benda di depan wajahnya, dari kanan ke kiri atau sebaliknya - Memperhatikan wajah lebih seksama - Tersenyum mendengar suara ibunya - Mulai mengeluarkan suara-suara 5 bulan - Mulai bisa menegakkan kepalanya dengan mantap - Berguling dari tengkurap ke terlentang - Menggapai benda - Mengenali orang pada jarak tertentu - Mendengarkan suara orang dengan seksama - Tersenyum spontan - Menjerit dengan gembira 7 bulan - Duduk tanpa bantuan - Bila diberdirikan, bisa menahan beberapa berat badannya - Memindahkan benda dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya - Memperhatikan benda yang dijatuhkan - Bereaksi bila namanya dipanggil - Bereaksi bila dilarang - Mengoceh, menggabungkan vokal dan konsonan - Bergoyang dengan penuh suka cita bila diajak bermain - Bermain ciluk-ba 9 bulan - Berusaha menggapai mainan yang berada diluar jangkauannya - Tampak keberatan bila mainannya diambil - Merangkak atau melata pada tangan dan lutunya - Berusaha untuk berdiri - Berdiri dengan berpegangan - Mengucapkan 'mama' atau 'papa' 12 bulan

- Duduk dari posisi tengkurap - Berjalan dengan berpegangan, mungkin melangkah 1-2 langkah tanpa bantuan - Berdiri tegak tanpa bantuan untuk beberapa saat - Memanggil orangtuanya dengan menyebut 'mama' atau 'papa' - Minum dari gelas - Bertepuk tangan dan melambaikan tangannya.

SUMBER : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m

1 BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibusebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonatussebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjaditerutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998).Seperti yang terjadi di hampir semua negara di dunia, kesehatan bayicenderung kurang mendapat perhatian di bandingkan umur-umur lainnya.Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan fenomena 2/3, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0 -1 tahun)terjadi pada masa neonatal (bayi baru lahir umur 0-28 hari), 2/3 kematian padamasa neonatal dini terjadi pada hari pertama. Maka 1 minggu pertama darikelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi (Komalasari, 2007).Menurut Agus Hamonangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesiamasih tertinggi di bandingkan Negara-negara tetangga. Di Malaysia 10 per 1000kelahiran hidup, Thailand 20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000kelahiran hidup, Brunai Darusalam 8 per 1000 kelahiran hidup. SedangkanIndonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Azrul, 2005).Di indonesia, program kesehatan bayi baru lahir tercakup di dalamprogram kesehatan ibu. Dalam rencana strategi nasional Making PregnancySafer , target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah menurunkan angkakematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup (tahun 1997) menjadi 15per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I, 2006).1

2Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkanoleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh Badan KoordinasiKeluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka bidan yang bergabung dalamIkatan Bidan Indonesia (IBI) di seluruh Indonesia merasa terpanggil danprihatin atas kesehatan kondisi ibu dan anak belum baik, yaitu Angka KematianIbu (AKI) sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi(AKB) sebesar 50 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan yang dirasakansangat lambat, oleh karena itu AKI dan AKB di Indonesia masih menjadimasalah kesehatan masyarakat (IBI, 2003).Berdasarkan data Dinkes Sumsel Tahun 2008 AKI di Sumatera Selatanberada pada angka 107/100.000 angka kelahiran hidup. Hampir mencapai targetsasaran yang akan dicapai Provinsi Sumatera Selatan pada Indonesia Sehat2010.Menurut

Data Dinas Kesehatan Kota Palembang Angka Kematian Bayi(AKB) pada tahun 2006 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup dari 100 kematianbayi, sebanyak 35 janin lahir mati penyebab adalah perinatal (42%), BBLR(27%), kelainan kongenital (8%), infeksi (2%), asfiksia (13%) dan lain-lain(8%) (Profil Dinkes, 2006).Data yang kami peroleh dari RSUD Palembang BARI yaitu jumlahkelahiran bayi selama 2008 yaitu 1568 kelahiran, sedangkan jumlah kematianbayi baru lahir selama 2008 yaitu 36 kematian ( 2,29%.) Berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengambil judulAsuhan Kebidanan Bayi Ba ru Lahir Normal pada Bayi Ny. H di ruang Neonatus RSUD Palembang BARI tahun 2009.

3 1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum Agar mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata didalammelaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Dapat melaksanakan pengumpulan data dasar dalam asuhan bayi barulahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.2. Dapat merumuskan atau menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.3. Dapat mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial bayi baru lahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera bayi baru lahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum DaerahPalembang BARI tahun 2009.5. Dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh bayi baru lahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.6. Implementasi pada bayi baru lahir normal bayi baru lahir normal pada

bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.7. Dapat mengevaluasi keefektipan dari asuhan yang sudah diberikan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. H di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009. of 44 Leave a Comment You must be logged in to leave a comment. Submit Characters: 400

Estania Kikie thats good... 3 days ago SannyAprilia bisa ga sieh download gratis? ribed. 09 / 24 / 2011

Anastasia Handa makasih, ya ijin tuk share ya 09 / 24 / 2011

Ibahby Qien m 04 / 05 / 2011

Maryam_Chaniag_3151 permisi share ke fb ya untuk dibaca2 , makasih sebellumnya

02 / 19 / 2011

Anisah Sultan Adha bagus sekali makalah askebnya dan sangat membantu dalam kuliah khususnya untuk saya 01 / 05 / 2011 Lhiny lhiny_luvengq@yahoo.com 08 / 22 / 2010 tetuko69 is reading Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal. 04 / 07 / 2010 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal Download or Print 67,194 Reads Info and Rating Uploaded by arik_bliz Follow

Search TIP Press Ctrl-F to quickly search anywhere in the document. Sections

1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.2 Tujuan Khusus 1.3 Waktu 1.4 Tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil RSUD Palembang BARI

2.1.1 Sejarah Berdirinya RSUD Palembang BARI 2.1.2 Tujuan Tujuan Khusus 2.1.3 Sejarah Pemegang Jabatan Direktur 2.1.4 Lokasi RSUD Palembang BARI 2.1.5 Dasar Hukum 2.1.6 Fasilitas Pelayanan b. Instalasi Gawat Darurat c. Instalasi Rawat Inap d. Pelayanan Penunjang e. Instalasi Bedah Sentral f. Pelayanan Transportasi 2.1.7 Kemudahan-kemudahan RSUD Palembang BARI 2.1.8 Kepegawaian dan Ketenaga kerjaan 2.1 TINJAUAN TEORI 2.2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal 2.2.2 Penanganan bayi baru lahir Tabel 2.1 APGAR Score Tanda-tanda 0 1 2 2.2.3 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus 2.2.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir 2.2.5 Pemeriksaan Pada Bayi 2.2.6 Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan 3.1 Data Subjektif 3.1.1 Biodata Ayah 3.1.2 Data Kesehatan Ibu 3.2 Data Objektif 3.2.1 Pemeriksaan Fisik TELAPAK KAKI KIRI TELAPAK KAKI KANAN 3.2.2 Pemeriksaan Khusus 3.3 Assesment 3.4 Planning 1. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri 2. Melakukan Vital Sign 3. Bersihkan jalan napas 4. Mempertahankan suhu tubuh bayi 5. Membersihkan injeksi vitamin K 6. Memberikan salep mata bayi 7. Perawatan tali pusat 8. Memberi identitas bayi 9. Pemberian ASI Eksklusif 10. Rooming in (rawat gabung) 1. Data Subjektif

2. Data Objektif 2.1 Pemeriksaan Fisik 2.2 Pemeriksaan Khusus 3. Assesment 4. Planning BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran Bagi Pihak Rumah Sakit Bagi Institusi Pendidikan Bagi Mahasiswa DAFTAR PUSTAKA More from This User Related Documents 25 p.

Askeb Dengan Pre-Eklampsi Ringan Umur Lebih Dari 35 Th 25 p.

Asuhan Kebidanan Dg Puting Susu Terbenam 44 p.

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal Next

Upload a Document Search Documents


Follow Us! scribd.com/scribd twitter.com/scribd facebook.com/scribd About Press Blog Partners Scribd 101 Web Stuff Support FAQ Developers / API Jobs Terms Copyright Privacy Copyright 2012 Scribd Inc. Language: English

You might also like