You are on page 1of 3

Syair Abdul Muluk

Berhentilah kisah raja Hindustan Tersebutlah pula suatu perkataan Abdul Hamid Syah Paduka Sultan Duduklah Baginda bersuka-sukaan Abdul Muluk putera Baginda Besarlah sudah bangsa muda Cantik menjelis usulnya syahda Tiga belas tahun umurnya ada Parasnya elok amat sempurna Petak majelis bijak laksana Memberi hati bimbang gulana Kasih kepadanya mulia dan hina

Raja Ali Haji adalah anak raja ahmad dan cucu raja haji Fisabillilah, bangsawan dari kesultanan riau lingga. Ayahnya adalah orang terpelajar yang juga termasuk pengarang riau lingga yang terkenal dan rajin menuntut ilmu. Nenek moyang raja ali haji sebetulnya adalah raja bugis yang pertama kali memeluk islam. Namanya la madusilat. Salah seorang anak La madusilat pergi mengembara hingga ketanah riau lingga dan mendapat kedudukan penting dalam kesultanan riau lingga. Raja Ali Haji tumbuh dalam keluarga yang memiliki tradisi keagamaan dan keilmuan yang kuat. Sejak kecil ayahnya telah mendidiknya dalam mempelajari bahasa arab dan ilmu agama dengan baik bahkan ia pernah menuntut ilmu sampai ke mesir dan mekkah. Bersama dengan ayahnya dan sebelas kerabat lainya, ia termasuk bangsawan riau lingga yang pertama kali mengunjungi tanah suci mekkah, yaitu pada 1828. Sekembalinya dari menuntut ilmu dinegeri sebrang Raja Ali Haji menjadi seorang ulama yang terkenal dinegerinya. Ia menjadi tumpuan orang-orang yang hendak bertanya maupun belajar masalah keagamaan ataupun masalah-masalah lainya. Raja Ali Haji kemudian juga terkenal akan karya-karya sastranya yang berbentuk prosa maupun puisi. Karya-karya sastranya berisi beragam tema, diantaranya hukum, sastra, bahasa, dan (Yang Paling banyak) keagamaan pada tahun 1847 Raja Ali Haji menulis salah satu karyanya yang berjudul Gurindam Duabelas. Karyanya tersebut menjadi amat terkenal. Pada tahun 1858 ia juga menulis kitab pengetahuan bahasa yang kemudian menjadi pelopor perkamusan monolingual bahsa melayu. Selain dua judul diatas, karyanya yang lain adalah syair Abdul Muluk, sisilah melalui didis, syair hokum nikah, syair siti sianah, tsamarat al-muhimmah, sinar gemala mustika alam, tuhfat al nafis. Sayang , di Indonesia hanya syair Abdul Muluk dan gurindam Duabelas yang pernah diterbitkan secara komersial. Itupun setelah ia wafat. Hanya gurindam duabelas yang diketahui oleh masyarakat awam di indonesia hingga saat ini. Karya-karya raja Ali Haji lebih banyak diterbitkan secara bail dan layak di malaysia. Gurindam duabelas juga pernah diterbitkan dinegeri belanda pada tahun 1953. Raja Ali Haji adalah tonggak sastra melayu yang memiliki peran penting dalam khasanah sastra indonesia. Melihat karya-karyanya yang bisa disebut sebagai pelopor atau cikal bakal yang melicinkan jalan terbentuknya bahasa nasional indonesia, Raja Ali Haji termasuk putra bangsa yang pantas mendapat penghargaan tinggi. Pantaslah pemerintah menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional lewat SK Presiden No.089/TK/Tahun 2004.

TUGAS PELAJARAN BUDAYA MELAYU KARYA SASTRA MELAYU D I S U S U N

OLEH

BETHESDA LAURA SMA BINTANG LAUT BAGANSIAPIAPI T.P.2011/2012

You might also like