You are on page 1of 11

Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011

ANALISIS USAHA TANI JAMUR TIRAM DAN STRATEGI PEMASARANNYA


Sriono Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Jurusan Manajemen Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337990

Usaha jamur kuping (Rp. 3.400.000,-) lebih mengimtumgkan bila dibandingkan dengan usaha jamur tiram putih (Rp. 855.000,-). Sedangkan efiisensu usaha sebesar 1,45 dan analisis BEP sebesar Rp. 16.292,10. Strategi pemasaran yang efektif meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, deversi produ dan strategi promosi.

I. Pendahuluan Jamur merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati. Jamur tiram bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi. Secara social budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secare ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur (Calsium carbonat) sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter. 125

Sriono, Analisis Usaha Tani Jamur Tiram dan Strategi Pemasarannya

Budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat selain kayu misalnnya serbuk gergaji, ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persnyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit. Jamur ini hidup baik pada kisaran suhu tingga sekitar 25-30 C. Jamur ini terkenal dengan rasa lezat dan aromanya tajam seperti merica. kandungan gizinya tinggi: protein sekitar 10 30%, vitamin C36 58 mg/100 gram (kondisi kering, vitamin B2 4.7 4.9 mg/100g. Menu masakan seperti nasi goreng jamur dan panggang jamur sering menggunakan bahan jamur tiram. Jamur tiram selain dapat disayur, juga dapat diolah menjadi makanan lain misalnya kerupuk, keripik atau dengan nama lain tiram crip atau tiram chips. Jamur tiram juga populer sebagai masakah sup dan pepes. Kandungan nutrisi jamur tiram tersusun atas kadar air 92,2%, lemak 1,1, Karbohidrat total 59,2, serat 12, abu 9,1 dan nilai energi 261.

2. Tujuan Kajian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (a) potensi ekonomi usaha jamur tiranm putih dan jamur kuping; dan (b) strategi pemasaran yang efektif dalam pengembangan usaha jamur tiram dan jamur kuping.

3. Hasil Analisis dan Pembahasan Budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang saya lakukan, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan yang mudah dan murah, Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri. Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung mudah. Setelah baglog-baglog dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat. Beberapa kemudian, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh permukaannya. Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang produksi. Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup mulut baglog dibuka beberapa hari sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut baglog. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai. Selain menjual jamur segar, saya menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram berumur sehari untuk dijual. Artinya, saya menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini juga menjanjikan pangsa pasarnya. Permintaan akan jamur siap panen dalam baglog tersebut, menurut saya juga cukup tinggi. Tahun 2009 ini saya telah membuat bibit lebih banyak dari biasanya, 126

Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011

sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons atau minimal 250 gram. 3.1 Analisis Usaha Jamur Tiram

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai jual jamur kuping lebih mahal dibandingkan dengan jamur tiram putih.

127

Sriono, Analisis Usaha Tani Jamur Tiram dan Strategi Pemasarannya

Analisis BEP usaha jamur tiram ditunjukkan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan beberapa literatur dan pengalaman yang ada pada budidaya jamur tiram di Malaysia dan Thailand, hasil maksimal jamur tiram putih berkisar antara 25% hingga 35% dari berat media baglog. Baglog hasil produksi Agronusa Mushroom memiliki berat rata-rata 1350 gram. Jadi hasil minimal jamur tiram putih dari media tersebut adalah 337,5 gram, sedangkan maksimalnya adalah 472,5 gram. Berdasarkan pengalaman kami selama ini, hasil panen jamur tiram putih total selama 4 bulan masa produksi adalah berkisar antara antara 350 380 gram. Beberapa hal yang mempengaruhi hasil panen jamur tiram putih antara lain adalah :

128

Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011

1) Pengaruh dari media baglog itu sendiri : Kualitas dan kuantitas bibit (stern bibit) Kualitas nutrisi pada media (bekatul, kapur, gypsum) Jenis kayu yang menjadi media serbuk gergaji. Sterilisasi media Kepadatan media Kadar air dan berat media 2) Pengaruh lingkungan dan perawatan : Kondisi suhu dan kelembaban pada mushroom house. Suhu optimal 28 oC, kelembaban 85%. Sirkulasi udara / oksigen pada mushroom house harus baik. Kondisi cahaya dalam mushroom house tidak boleh terlalu banyak. Jarak antara rak tidak boleh terlalu dekat, jarak terbaik adalah 1 meter. Kebutuhan Jamur Meningkat Dalam 10 tahun terakhir nilai ekonomis jamur tiram terus meningkat. Jamur jenis ini sudah lebih dikenal dan memasyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya. Permintaan akan produk ini senantiasa meningkat juga disebabkan karena kebutuhan pasar akan produk kian meluas, tak hanya dalam bentuk segar, tetapi juga olahan. Pasar jamur tiram putih sangat potensial. Dengan rasanya yang enak, selain untuk konsumsi dalam negeri, produk ini juga menembus pasar ekspor. Kebutuhan jamur tiram dalam bentuk kering maupun yang telah dikalengkan untuk beberapa negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang, Hongkong cukup tinggi. Jangankan memenuhi pasokan tersebut, kebutuhan jamur dalam negeri saja, petani sulit memenuhi permintaannya. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur yang hidup di kayu dan mudah dibudidayakan menggunakan substrat serbuk kayu dan diinkubasikan dalam kumbung. Jamur tiram dapat ditumbuhkembangkan pada media serbuk yang dikemas dalam kantong plastik. Disebut jamur tiram putih karena memang berwarna putih, dengan tangkai bercabang dan tudungnya bulat berukuran 3-15 cm. Jamur tiram biasa hidup pada daerah bersuhu 10-32 derajat celcius. Harga jamur tiram putih di pasaran bervariasi sekitar Rp1.500 hingga Rp2.000 per log. Ada juga yang menjual Rp 10.000 per kg untuk partai, atau harga eceran hingga Rp 12.000 per kg. 3.2 Masa Panen Jamur Tiram Jamur dipanen, bekas batang jamur dibersihkan dari substrat tanam karena kalu batang ini masih tersisi akan membusuk dan merugikan. Lembar kantong plastik diturunkan ke bawah agar jamur tumbuh lagi. Tergantung pada kandungan substrat tanam, bibit jamur, serta lingkungan selama pemeliharaa, pemanenan jamur dapat dilakukan antara 4 8 kali dan jumlah jamur yang dipanen permusim dapat mencapai 600 g, sedangkan berat substrat tanam adalah 1 kg. Dengan nilai REB (Rasio efisinensi biologi adalah 60. Semakin tinggi nilai REB, semakin baik budi daya jamur tersebut. 3.3 Aspek Pemasaran Jamur Tiram Pemasaran jamur tiram ada yang dalam bentuk awetan dalam kaleng. Jamur tiram belum ada yang diekspor utuh secara segar tetapi umumnya dalam bentuk olahan seperti chips atau crispy. Dipasar setempat, jamur tiram umum dijual tidak dalam bentuk kemasan, melainkan dalam takaran 100 g atau 1 kg. Jamur tiram yang telah berlendir dibagian luar tudungnya sebaiknya tidak dikonsumsi karena kemungkinan besar sudah 129

Sriono, Analisis Usaha Tani Jamur Tiram dan Strategi Pemasarannya

mulai membusuk oleh bakteri pembusuk. Pangsa pasar untuk produk budi daya jamur tiram terbuka lebar, di samping kebutuhan konsumen setempat setiap hari. a) Pilihan: In House atau Sewa Sebagai modal awal untuk usaha jamur tiram setidaknya diperlukan biaya lahan, biaya membangun kumbung, ongkos pembuatan media dan juga tungku sterilisasi. Sebagai gambaran, biaya pembuatan kumbung berkonstruksi bambu bisa mencapai Rp100.000 per m2 .Jika menyimpan 5.000 baglog dibutuhkan kumbung 35m2, maka total biaya pembuatan kumbung sekitar Rp3,5 juta. Biaya tersebut juga ditambah dengan biaya pembuatan rak yang mencapai sekitar 30.000 per m2. Bagi yang ingin mengurangi risiko di bagian biaya modal ini, bisa memilih jalan menyewa kumbung. Dengan jalan ini biaya modal awal bisa diperhemat. Pertumbuhan dan produksi jamur sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sehingga ketekunan pebisnis dalam merawat dan memelihara sangat menentukan keberhasilan. Untuk memperkaya pengetahuan pada produk ini, pebisnis harus rajin mengikuti pelatihan terkait produk akan sangat membantu. Berbagai informasi inovasi terbaru juga bisa didapat melalui kegiatan ini. Inovasi yang bisa mempermudah proses produksi bisa didapat. Misalnya, belum lama ini ditemukan inovasi baru untuk melipatgandakan produksi, yaitu sistem gantung dan penambahan eceng gondok sebagai media. Inovasi ini bisa memotong waktu panen hingga setengah dari biasanya. Permasalahan yang sering timbul dari usaha ini biasanya adalah ketidakmampuan petani pebisnis memenuhi permintaan pasokan. Untuk mengatasi ini pebisnis bisa menjalin mitra dengan usaha sejenis lainnya. (SH). b) Sterilisasi bahan baku Budidaya jamur tiram memang cukup mengggiurkan, proses produksinya mudah. Usaha ini memanfaatkan bahan baku limbah pertanian berupa serbuk gergaji dan ampas tebu yang harganya murah. Prospek pasar yang terbuka luas baik dalam maupun luar negeri. Masyarakat di negara seperti Amerika, Eropa, dan Jepang konsumsi berbagai produk jamur-nya relative tinggi. Wajar, pembudidayaan jamur tiram secara komersial saat ini cenderung meningkat. Proses budidaya jamur tiram pada umumnya meliputi beberapa tahapan yaitu persiapan, pengayakan, perendaman, pengukusan, pencmpuran, pengomposan, pembuatan media dan pengisian log, sterilisasi, pendinginan, inokulasi (pemberian bibit), inkubasi (spawning), penumbuhan (growing) dan pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan praktisi jamur, tahapan sterilisasi, tahapan pertumbuhan dan pemeliharaan merupakan critical point dalam proses budidaya jamur. Artinya jika kedua tahapan tersebut dilalui dengan baik maka usaha jamur tiram akan relatif menguntungkan. Sterilisasi bertujuan menekan pertumbuhan mikroba seperti bakteri, kapang dan khamir dapat menghambat pertumbuhan jamur. Perlakuan ini dilakukan dengan berbagai cara dan kombinasi. Petani jamur umumnya menggunakan alat sterilisasi yakni drum atau mesin penghasil uap (outoclave). Keduanya memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Drum modifikasi lebih murah dan aman dalam pengoperasian. Namun daya tampungnya sedikit dan waktu sterilisasinya lama. Drum modifikasi ini bekerja dalam waktu 80-90 derajat celsius selama 10 jam. Suhu capaian yang kurang optimum tersebut masih memungkinkan kontaminasi mikroba. Biaya pembuatan drum modifikasi sebesar Rp 300 ribu. 130

Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011

SterilBak mampu menampung 1000 baglog (tempat pertumbuhan jamur) atau drum sebanyak 10 unit. SterilBak tersusun dari tembok semen dengan ukuran 2 x 2 x 1 meter,tutup ruangan berbahan fiber, rak dari kayu, perangkat pressure gaurge, regulator uap air, boiler dan pipa besi . Tembok SterilBak dihubungkan dengan boiler yang akan menyalurkan uap panas. Selain SterilBak, adalah teknologi Jamurbox yang menggantikan fungsi baglog. Keuntungan JamurBox ialah waktu panen jamur tiram yang lebih cepat, ramah lingkungan, aman dari kontaminan, dan dapat menghemat media jamur tiram. JamurBox terbuat dari plastik poliprofilen. Berbentuk persegi panjang yang disekat menjadi enam kotak kecil dengan ketinggian masing-masing media tanam sama. Ke-enam JamurBox tersebut ditutup dengan poliprofilen juga. Ditegah tutup tersebut dibaut lubang sebagai tempat penyuntikan benih jamur. Banyaknya media tanam seluruh kotak kecil pada JamurBox sama dengan jumlah media pada satu baglog. Setiap kali pemanenan jamur tiram pada baglog, media dibuang bagian atasnya kemudian di suntik lagi dengan bibit jamur. Demikian seterusnya, sehingga produktivitas masingmasing bagian di baglog tadi memungkinkan. Berbeda dengan plastik baglog setelah beberapa kali panen (1-6 kali), akan dibuang dan menjadi tumpukan limbah. Hal ini akan merusak keseimbangan lingkungan. Secara teknis penggunaan JamurBox dengan plastik lebih baik karena tahan lama dalam pemakaiannya (diatas 3 tahun) bisa dipakai berulangkali selama tiga tahun. Berdasarkan analisis parsial perubahan penggunaan teknologi dari plastik menjadi JamurBox, maka keuntungan tambahan yang akan diperoleh petani jamur tiram sebesar Rp 14.383.300 atau peningkatan keuntungan 369,66 persen dengan kapasitas industri yang sama 3.4 Strategi Pemasaran Jamur Tiram 3.4.1 Strategi Pemasaran Jamur Tiram Segar Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan sebuah usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluangbisnis budidaya jamur tiram. Sebagus apapun kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi pemasaran jamur yang tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan produk. Sehingga pemasaran produk jamur tersebut kurang berjalan lancar, dan akhirnya mengalami kerugian hingga harus tumbang di tengah jalan. Sebelum menjalankan bisnis budidaya jamur tiram, sebaiknya perhatikan kondisi pasar di sekitar sebelum menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan. Saat ini permintaan produk jamur segar masih sangat mendominasi pasar, sehingga bisa memanfaatkan keadaan tersebut sebagai sebuah peluang untuk memperluas bisnis jamur tiram. Untuk membantu memasarkan jamur tiram segar, berikut kami informasikan beberapa tips bisnis yang perlu diperhatikan agar produk berhasil menarik konsumen. 1. Tentukan target pasar yang ingin Anda bidik. Hal ini penting sebelum memasarkan jamur ke masyarakat luas. bisa membidik para pengepul maupun tengkulak untuk memasarkan jamur tiram segar dalam jumlah yang cukup banyak, membidik konsumen rumah tangga dengan memasarkannya melalui pasar tradisional maupun supermarket, atau bisa juga membidik konsumen industri seperti restoran, rumah makan ataupun hotel-hotel yang membutuhkan persediaan jamur tiram segar. Pertahankan kualitas jamur yang ditawarkan. Karena memasarkan jamur tiram dalam keadaan segar, maka sebisa mungkin jaga kualitas jamur agar tetap prima sampai ke tangan konsumen. Untuk itu sebaiknya jamur dipanen sekitar 34 jam 131

2.

Sriono, Analisis Usaha Tani Jamur Tiram dan Strategi Pemasarannya

sebelum dikemas, selanjutnya jamur dibersihkan dan lakukan sortasi untuk memisahkan produk jamur yang berkualitas bagus dan jamur tiram yang kurang bagus. 3. Lengkapi dengan label dan kemasan yang menarik. Untuk membedakan kualitas jamur anda dengan produk milik kompetitor, berikan label pada setiap kemasan jamur yang Anda pasarkan. Selain untuk menarik konsumen dan membangun brand yang kuat, penggunaan kemasan yang aman juga penting untuk menjaga kesegaran jamur tiram. Anda bisa menggunakan kemasan berupa sterofoam yang ditutup dengan plastik kedap udara, atau menggunakan plastik kemasan yang cukup tebal lalu direkatkan dengan bantuan mesin sealer. Agar lebih menarik, jangan lupa menempelkan label atau merek pada setiap kemasan jamur tiram yang dipasarkan. Awasi stok/persediaan jamur. Penting bagi pelaku usaha untuk menjaga kestabilan persediaan jamur tiram yang akan dipasarkan. Oleh sebab itu lakukan penjadwalan dalam membudidayakan jamur tiram, agar proses panen jamur bisa dilakukan secara bergantian untuk mencukupi permintaan pasar. Disamping melakukan penjadwalan, juga bisa bekerjasama dengan petani jamur lainnya untuk memenuhi permintaan yang semakin hari terus meningkat. Tawarkan jamur segar dalam berbagai ukuran. Untuk membidik pangsa pasar yang lebih luas, bisa menawarkan kemasan jamur segar dalam berbagai ukuran. Misalnya saja mengemas dalam ukuran 200 gram, 250 gram, atau 500 gram untuk membidik konsumen rumah tangga, serta mengemas dalam ukuran 3 kg atau 5 kg untuk membidik para pelaku bisnis kuliner maupun industri lainnya yang membutuhkan jamur tiram segar.

4.

5.

Dengan merencanakan strategi pemasaran jamur tiram segarsecara matang, diharapkan penjualan produk jamur bisa semakin meluas hingga menjangkau pasar nasional maupun pasar internasional. Peluang pasar jamur yang masih terbuka lebar, bisa Anda manfaatkan sebagai alternatif tepat untuk mendapatkan untung besar setiap bulannya. Semoga informasi pemasaran bisnisuntuk pekan ini bisa bermanfaat, selamat berkarya dan salam sukses. 3.4.2 Strategi Pemasaran Untuk Memperluas Bisnis Jamur Memutuskan terjun kedalam dunia bisnis memang bukan perkara mudah. Tingginya tingkat persaingan bisnis dan banyaknya pelaku usaha sejenis, membuat sebagian besar pelaku usaha harus berpikir keras untuk memberikan nilai lebih kepada para konsumennya dan terus berinovasi untuk memenangkan persaingan pasar. Hal ini pula yang saat ini dialami para pelaku bisnis jamur dalam menjalankan usahanya. Tingginya minat pasar dan banyaknya jumlah pelaku usaha jamur di pasaran membuat persaingan antar pelaku bisnis semakin hari semakin ketat. Karena itu untuk membantu para pelaku usaha jamur dalam memasarkan produknya, berikut kami informasikan strategi pemasaran untuk memperluas bisnis jamur.

Penetrasi Pasar Penetrasi pasar merupakan langkah pertama yang bisa gunakan untuk memperluas pangsa pasar yang sudah ada. Strategi ini bisa dilakukan melalui promosi produk jamur secara besar-besaran, sehingga pelanggan tetap bisa mengkonsumsi jamur dengan jumlah yang lebih besar, dan menarik minat konsumen lainnya untuk lebih

132

Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011

memilih produk jamur dibandingkan produk milik kompetitor. Dalam menjalankan strategi ini yang terpenting adalah jaga kualitas jamur yang hasilkan, dan berikan harga yang sesuai dengan target pasar yang telah di tentukan.

Pengembangan Pasar Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produkuntuk melakukan penetrasi pasar, Jjuga bisa merambah pasar baru untuk memperluas jangkauan yang sudah dimiliki. Dalam hal ini bisa memperluas jaringan distribusi jamur ke daerah-daerah lain yang belum dijangkau pesaing Anda. Misalnya saja dengan melakukan ekspor jamur ke pasar internasional atau memasarkannya ke berbagai penjuru kota dimana banyak warung makan maupun restoran kelas atas yang mulai memanfaatkan jamur sebagai bahan baku utama masakan mereka. Pengembangan Produk Selanjutnya para pelaku bisnis jamur juga bisa mengembangkan produk utama mereka menjadi berbagai macam produk baru yang memberikan nilai lebih kepada para konsumen. Jadi tidak hanya menjual jamur segar saja, namun mulai berinovasi dengan menciptakan aneka macam produk baru dari hasil olahan jamur. Misalnya saja dengan mengembangkan hasil budidaya jamur tiram menjadi produk olahan jamur, seperti keripik jamur tiram, jamur crispy, sate jamur, burger jamur, serta masih banyak lagi produk baru lainnya yang bisa Anda ciptakan. Sehingga jangkauan pasar yang dimiliki bisa semakin luas, dan tingkat loyalitas konsumen pun setiap harinya kian meningkat. Diversifikasi Produk Disamping melakukan pengembangan produk, Juga bisa melakukan pemasaran bisnis jamur melalui strategi diversifikasi untuk menarik minat pelanggan baru. Contohnya saja dengan mengadakan pelatihan budidaya jamur, membuka paket wisata agrobisnis jamur, atau membuka restoran serba olahan jamur sebagai salah satu cara untuk memperkuat brand produk Anda di tengah ketatnya persaingan pasar. Strategi ini penting untuk meningkatkan minat konsumen terhadap produk jamur sendiri, serta mengarahkan mereka untuk lebih mengenal manfaat dari jamur, sehingga diharapkan konsumen semakin gemar mengkonsumsi jamur setiap hari. Gunakan kreatifitas untuk memberikan inovasi baru bagi para konsumen, sehingga bisnis jamur yang di jalankan bisa berkembang besar dan banyak dikenal orang. Semoga informasi seputar strategi pemasaran bisnis jamur ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan membantu para pelaku bisnis jamur dalam memasarkan produkproduknya.

3.4.3 Strategi Promosi Dalam Berbisnis Jamur Seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan produk jamur di pasaran, semakin banyak pula masyarakat yang mulai tertarik menekuni bisnis jamur sebagai alternatif tepat untuk meraup untung sebesar-besarnya. Hal inilah yang membuat persaingan pasar antar pelaku bisnis budidaya jamur maupun para pelaku bisnis kuliner jamur semakin hari semakin pesat. Sebab, tak bisa dipungkiri lagi bahwa sekarang inipeluang bisnis jamur masih sangat menjanjikan dan pasarnya pun semakin terbuka lebar. 133

Sriono, Analisis Usaha Tani Jamur Tiram dan Strategi Pemasarannya

Menyikapi kondisi tersebut, tentunya sebagai pelaku usaha harus berani menciptakan strategi pemasaran jamur yang inovatif agar kegiatan promosi produk bisa berjalan lancar dan tidak kalah bersaing dengan produk jamur lainnya di pasaran. Karena itu, pada kesempatan kali ini kami sengaja menginformasikan kepada para pembaca tentang beberapa strategi promosi yang bisa dilakukan para pengusaha jamur untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. a) Sertakan kartu nama maupun identitas bisnis Anda ketika sedang membagikan produk gratis kepada para konsumen. Selain memudahkan konsumen untuk menghubungi Anda, strategi ini juga menjadi salah satu cara promosi yang cukup efektif untuk membangun brand produk yang ditawarkan. Semakin banyak konsumen yang mengenal bisnis jamur Anda, maka semakin besar pula peluang yang diciptakan untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. b) Memanfaatkan banner, katalog produk maupun brosur untuk menarik minat konsumen. Keberadaan alat-alat promosi berupa banner, katalog serta brosur menjadi sebuah media bagi Anda untuk mengkomunikasikan kualitas produk yang ditawarkan kepada calon konsumen. Strategi ini bisa di jalankan dengan memasang banner promosi ketika sedang mengikuti pameran, atau bisa juga menitipkan katalog dan brosur produk jamur di beberapa tempat strategis di sekitar daerah Anda. c) Promosikan bisnis Anda melalui iklan di media massa. Meskipun saat ini sudah banyak pelaku usaha yang memanfaatkan iklan untuk mempromosikan bisnisnya, namun sampai hari ini animo masyarakat terhadap iklan sebuah produk masih sangat besar. Maka dari itu tidak ada salahnya bila memanfaatkan iklan di radio, televisi, majalah, tabloid, surat kabar, serta iklan banner dan baris di media online untuk mempromosikan keberadaan produk Anda kepada calon konsumen.

Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: a) Usaha jamur kuping (Rp. 3.400.000,-) lebih mengimtumgkan bila dibandingkan dengan usaha jamur tiram putih (Rp. 855.000,-). Sedangkan efiisensu usaha sebesar 1,45 dan analisis BEP sebesar Rp. 16.292,10 b) Strategi pemasaran yang efektif meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, deversi produ dan strategi promosi. Berdasarkan hasil kesimpulan kajian maka saran yang disampaikan sebagai berikut: Secara psikis, semua konsumen menyukai produk atau jasa yang diberikan secara gratisan. Peluang ini bisa Anda manfaatkan sebagai ajang untuk mempromosikan bisnis kepada khalayak ramai. Misalnya saja dengan memberikan pelayanan konsultasi gratis bagi para konsumen yang membeli bibit jamur dari Anda, memberikan sample produk gratis bagi konsumen yang tertarik membeli keripik jamur, atau memberikan bonus tambahan untuk pembelian jamur segar dalam jumlah besar. Selanjutnya juga bisa membuat atau mengikuti rangkaian kegiatan promosi, untuk mengenalkan bisnis Anda kepada masyarakat luas. Dalam hal ini bisa menyelenggarakan seminar atau pelatihan budidaya jamur bagi komunitas tertentu yang tertarik mengembangkan bisnis jamur, atau bisa juga mengikuti pameran-pameran agrobisnis untuk mempromosikan produk Anda kepada calon konsumen.

134

Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011

Daftar Referensi Terpilih

Alex, Nitisemito, dan M. Umar Burhan. 2005. Wawasan Studi Kelayakan DanEvaluasi Proyek. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Armand Sudiyono. 2001. Pemasaran Pertanian. UMM. Malang. Cahyana.YA, Muchrodji dan Bakrun,M. 2003 Jamur Tiram. Penebar Swadaya.Jakarta. Dwijoseputro. 2008. Pengantar Mikologi. Penerbit Pioner Jaya. Bandung. Hernanto. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Swadaya. Jakarta. Kadariah. 1998. Evaluasi Indonesia.Jakarta. Proyek. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran. Penerbit Salemba Empat Prentice Hall. Jakarta. Kristiawati. 2002. Budidaya Jamur Kayu. Trubus 23 (272), Halaman 3-12. Jakarta. Mubyarto. 1999. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi. Jakarta. Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya Edisi 5. UGM. Yogyakarta. Mulyadi Pudjosumarto. 2004. Evaluasi Proyek. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Simanjuntak Payman. 2003. Pengantar Evaluasi Proyek. Penerbit Gramedia. Jakarta. Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Suhardiman. 2007. Jamur Kayu. Penerbit Swadaya. Bandung. Suriawiria U. 2006. Pengantar Untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Penerbit Angkasa. Bandung. _______. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu. Penebar Swadaya. Jakarta. Jones, Tom. 2001 Manajemen Pemasaran. Penerbit Salemba Empat Prentice Hall. Jakarta.

135

You might also like