You are on page 1of 8

TOKOH TOKOH GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM

Disusun Oleh: Anggrian Iba 70 2010 050

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus B 13 Ulu Telp. 0711-7780788

PALEMBANG

Page | 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan materi paparan yang berjudul Tokoh Tokoh Gerakan Pembahruan Islam sebagai tugas kelompok presentasi Mata Kuliah AIK IV. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa materi paparan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian materi paparan ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat Allah SWT, yang telah member kehidupan dengan sejuknya keimanan. 1. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual. 2. Bapak Jamaludin, selaku pembimbing 3. Teman-teman seperjuangan 4. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian materi paparan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga materi paparan ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, April 2012

Penulis

Page | 2

PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Pembaharuan dalam Islam mempunyai 2 bentuk: Pertama, memurnikan agama -setelah perjalanannya berabad-abad lamanya- dari hal-hal yang menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Konsekuensinya tentu saja adalah kembali kepada bagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya mengejawantahkan Islam dalam keseharian mereka.

Kedua, memberikan jawaban terhadap setiap persoalan baru yang muncul dan berbeda dari satu zaman dengan zaman yang lain. Meski harus diingat, bahwa “memberikan jawaban” sama sekali tidak identik dengan membolehkan atau menghalalkannya. Intinya adalah bahwa Islam mempunyai jawaban terhadap hal itu. Berdasarkan ini pula, maka kita dapat memahami bahwa bidang-bidang pembaharuan itu mencakup seluruh bagian ajaran Islam tidak hanya fikih, namun juga aqidah, akhlaq dan yang lainnya. Tajdid dapat saja dilakukan terhadap aqidah, jika aqidah ummat telah mengalami pergeseran dari yang seharusnya.[1]

Pembaharuan dalam Islam timbul sebagai reaksi dan respon umat Islam terhadap imperialisme Barat yang telah mendominasi dalam bidang politik dan budaya pada abad 19. Namun, imperialisme Barat bukamlah satu-satunya faktor yang menyebabkan adanya pembaharuan dalam Islam. Islam memiliki landasan teologis yang kuat untuk mengadakan pembaharuan. Selain itu, kondisi internal umat Islam yang memprihatinkan menjadi faktor utama yang mendorong lahirnya pembaharuan dalam islam. Dari sekian banyak pembaharuan Islam, diantaranya adalah :

A. Muhammad Ibn Abd Al-Wahhab Muhammad Ibn Al-wahhab. Seorang teolog Hambali dan pendiri gerakan Wahhabiyah, dilahirkan di Uyaina, Nejb pada tahun 1115 H/1703 M. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad ibn Sulaiman bin Ali ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Rasyid At-Tamimi. Kakeknya Sulaiman ibn Muhammad seorang Mufti di Nejd. Ayahnya Abd Al-Ahhab seorang Qodi di Uyaina selama pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar.

Page | 3

Karir pendidikannya diawali dari bimbingan ayahnya dalam bidang fiqh Hambali, al-Quran (Tafsir), hadis dan tauhid. Pendidikan yang diterima dari ayahnya telah menjadi dasar yang kuat bagi ibn Abd Al-Wahhab untuk melakukan gerakan pemurnian ajaran Islam sampai ke Saudi Arabia. Gerakan Wahabiyyah lahir di Dariah pada tahun 1744 M yang bertujuan memperbaiki kepincangan-kepincangan, menghapuskan semua kegiatan takhayul dan kembali pada Islam sejati. Muhammad bin Abd al '-Wahhab juga menghidupkan kembali minat dalam karyakarya sarjana Islam Ibnu Taymiya, yang pada gilirannya dipanggil untuk kebangkitan metodologi sahabat sahabat, para ulama dari tabi'in pengikut dan metodologi dari Imam dari mahzab, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Al Shafi'ee dan Imam Ahmad bin Hanbal.

Pemikiran-pemikiran Muhammad Ibn Abd Al-Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke-19, yaitu : 1. Hanya al-Quran dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran Islam 2. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan 3. Pintu ijtihad terbuka

Ada 2 pengaruh gerakan Wahabiyah terhadap dunia Islam yaitu pertama, ajaran-ajaran kaum Wahabiyah terutama paham tauhid kembali mempengaruhi pemikiran dan usaha-usaha pembaharuan pada periode modern dari sejarah Islam, kedua, sikap teokratik-revolusioner yang ditunjukkan oleh gerakan Wahabiyah banyak mempengaruhi gerakan militansi yang ada pada abad ke-19. Contoh gerakan militansi tersebut adalah di India, gerakan yang di pimpin oleh Syariatullah dan Sayyid Ahmad melawan kesultanan Mughal yang tengah mengalami kemunduran, kelompok-kelompok Sikh, dan penjajah Inggris.

B. Jamaludin al-Afghani Jamaluddin Al-Sayyid Muhammad Jamaludin bin Shfdar Al-Afghani, lahir pada tahun 1254 H/1838 M di sebuah desa As-Adabad dekat kota Konar sebelah timur kota Kabul Afghanistan. Gelar Al-Sayyid disandangnya karena keluarganya keturunan Nabi Muhammad

Page | 4

saw melalui jalur pakar hadis yang popular yaitu Ali At-Tumudzi keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Pendidikan Al-Afghani mula-mula di Kabul (tradisional) lalu ke India dan Hijaz. Kemudian berpetualanh ke India tahun 1896 M hingga ke Eropa, Inggris, perancis, Mesir, Persia, Rusia dan Turki Usmani hingga sampai ajal menjemputnya tanggal 9 Maret1897 M di Istambul dalam usia 59 tahun.

Bentuk pengajaran Jamaluddin Al Afghani tersimpul dalam dua kesimpulan. Pertama beliau menekankan supaya pengajaran agama Islam itu diperbaiki supaya sesuai dan dapat mengikuti zaman modern dan kedua bertujuan untuk membebaskan negara-negara Islam di Timur dari cengkaman kekuasaan Barat. Beliau senantiasa berpendapat bahwa umat Islam telah merosot akhlaknya dan lemah semangat serta dikuasai oleh hawa nafsu yang buas. Beliau menaruh keyakinan penuh bahwa kekuasaan negara Barat ke atas negara-negara Islam adalah amat bahaya dengan keadaan demikian jika umat Islam tidak berubah, mereka pasti akan menerima nasib yang lebih buruk lagi. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya bangkit untuk mengembalikan agama dan diri mereka sebagai umat yang mulia lagi terpuji.[2]

Pemikiran politik Al-Afghani ada dua unsur utama : kesatuan dunia Islam dan popularisme. Doktrin kesatuan politik dunia islam yang dikenal sebagai pan islamisme di desakkan oleh Al-Afghani sebagai satu-satunya benteng pertahanan terhadap penduduk dan dominasi asing atas negeri-negeri muslim. Dorongan populis timbul baik dari pertimbangan akan keadilan intrinsiknya dan dari kenyataan bahwa suatu pemerintah konstitusional oleh rakyat sajalah yang akan kuat berdiri, stabil dan merupakan jaminan yang sebenarnya menghadapi kekuatan dan intrik-intrik asing.

C. Muhammad Abduh Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Abduh ibn Hasan Khairullah. Ia lahir tahun 1849 di desa Mahallah Nasr, Syubrakhit Al-Buhairah, kurang lebih 15 Km dari kota Damanhur Mesir. Ayahnya bernama Abduh Hasan khairullah,mempunyai silsilah keturunan bangsa Turki. Ibunya mempunyai silsilah keturunan orang besar Islam, Umar bin Khattab, khalifah yang kedua.

Page | 5

Pendidikannya mula-mula oleh orang tuanya mengaji sampai hafal al-quran dalam usia 12 tahun. Selanjutnya keperguruan agama Masjid Ahmadi di desa thanta dan akhirnya keperguruan tinggi islam Al-Azhar Kairo tamat tahun 1877 serta membaktikan diri mengajar di Dar Al-Ulum dan rumahnya sendiri.

Pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh meliputi : 1. Pendidikan, Abduh menentang dualisme pendidikan yang memisahkan antara pendidikan agama dari pendidikan umum. 2. Politik, Abduh menganggap perlu adanya pembatas kekuasaan suatu pemerintahan dan perlunya kontrol sosial dari rakyat terhadap penguasa. 3. Taklid dan ijtihad, Abduh mengecam taklid dan menyerukan ijtihad karena keterbelakangan dan kemunduran Islam disebabkan oleh pandangan dan sikap jumud dikalangan uamat Islam.

Muhammad Abduh berhasil memasuki pengetahuan umum kedalam kurikulum Al-Azhar., seperti ilmu ukur, ilmu bumi, matematika dan aljabar. Pengaruh yang di tinggalkan Abduh pada generasi berikutnya menggerakkan Al-Azhar untuk menata kembali metode pengajarannya. Pemikiran-pemikirannya berpengaruh bukan hanya terasa di Mesir, namun bergema kebagian dunia Islam pada umumnya terutama dunia Arab termasuk Indonesia melalui karangan-karangan beliau sendiri dan tulisan murid-muridnya.

D. Muhammad Rasyid Rida Nama lengkapnya adalah Mohammad Rasyid bin Ali Rida bin Muhammad Syamsudin bin Muhammad Baharudin bin Mulla Ali Kalifa. Ia lahir di Al-Qalamun, sebuah desa dekat Tripoli di tepi pantai Mediteranian sebuah utara Lebanon pada tanggal 27 Jumadil Ula 1282 H/23 September 1865 M dan meninggal pada 23 Jumadil Ula 1354 H/22 Agustus 1935. Pendidikannya dimulai pada kuttab di Qalamun lalu ke sekolah nasional Usmani, sekolah nasional Islam Tripoli tahun 18882, dan sekolah agam di Tripoli.

Pemikiran pembaharuan Muhammad Rasyid Rida secara gsris besar dapat di kelompokakn menjadi 3,yaitu :
Page | 6

1. Keagamaan, menurut Rasyid Rida bahwa kemuduran yang di derita ummat Islam karena mereka tidak mengamalkan ajaran Islam yang sebenarnya, mereka telah menyeleweng dari ajaran tersebut. Untuk itu umat Islam harus dikembalikan pada ajaran Islam yang semestinya dan ia juga menganjurkan pembaharuan salam bidang hukum yakni penyatuan madzhab. 2. Pendidikan, Rasyid Rida mengajukan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum dengan ilmu-ilmu agama Islam di sekolah-sekolah. 3. Politik, menurut Rasyid Rida bahwa paham nasionalisme bertentangan dengan ajaran persaudaraan seluruh umat Islam.

Muhammad Rasid Rida banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwah Al-Wustqa. Majalah tersebut mendapat sambutan hangat bukan hanya di Mesir atau negara-negara arab sekitarnya saja, namun sampai ke Eropa bahkan ke Indonesia. Majalah itu berakhir karena adanya kendala yang di ciptakan para kolonialis eropa.

E. Taqiyuddin Ibnu Taimiyah 1) Kelahiran dan Pendidikannya Taqiyuddin Ibnu Taimiyah lahir pada tanggal 22 Januari 1263 di kota Al-Harran, Siria. Ibnu Taimiyah pertama kali belajar ilmu agama kepada ayahnya, Syihabuddin. Kemudian dilanjutkan belajar kepada beberapa ulama. Ibnu Taimiyah digambarkan sebagai pemikir yang paling cemerlang dan konsisten. Oleh karena itu, ia menyandang gelar Imam Mujtahid Mutlak. Kecermelangan pikiran Ibnu Taimiyah tercermin dalam beberapa ratus karya tulisnya. 2) Pokok-pokok Ajaran Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah dikenal sebagai tokoh yang menyandang gelar mujtahid dalam berbagai tulisan ataupun dalam kuliah-kuliahnya dengan lantang menyeru dan mengajak umat islam di seluruh dunia untuk kembali berpegang teguh pada ajaran Al-Quran nur karim dan As-Sunah dan bersamaan dengan seruanya tersebut ia mengajak umat islam untuk membuang jauh-jauh berbagai praktek yang asing dan aneh seperti perbuatan syirik atau menyekutukan Tuhan, bidah kurafat (takhayul), taqliq, tawashul dan sebangsanya. Diantara tema-tema pokok yang dibahasanya secara serius ternayata bidang aqidah
Page | 7

merupakan bidang pembahasan yang paling menonjol dan dominan sebenarnya ajaran Ibnu Taimiyah yang paling pokok adalah dalam rangka mensucikan aqidah atau keyakikan umat isalam agar betul-betul sujung rambutpun tidak berubah dan tidak menyimpang dari ajaran Al-Quran dan sunah Rasul. Ibnu Taimiyah adalah tokoh mujadid reformer atau pembaharu dalam dunia islam. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman tegasnya hanya dengan ijtihad yang senantiasa terbuka islam akan dapat menunjukkan eksistensi dirinya sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Ketika islam berkembang sangat pesat di dunia dan menghadapi beriburibu persoalan ahli-ahli hukum muslim yang harus menghadapi tantangan ini dan mengintegrasikan kehidupan politik, social, dan ekonomi pada masa itu menjadi kehidupan religius islam dan telah berhasil secara cemerlang.

F. Sir Sayed Ahmad Khan Sir Sayid Ahmad Khan adalah tokoh pembaharu kedua di negeri India setelah Syah Waliyullah. Tokoh ini memulai gerakannya dengan mendirikan perkumpulanperkumpulan, disebarkannya kitab dan surat-surat edaran. Ahmad Khan juga mencitacitakan bangunnya kembali kejayaan Islam dan kemuliaan Islam di anak benua Asia. Ahmad Khan mengajak kaum muslimin untuk menekuni dan mendalami ilmu dialektika dan ilmu bahasa untuk menangkis berbagai paham hidup.

KESIMPULAN Kebangkitan dunia baru Islam ini sebenarnya ingin mengembalikan pemahaman keagamaan umat Islam kepada pemahaman dan pengamalan Rasulullah saw setelah Islam mengalami kemunduran dalam berbagai bidang. Para tokoh kebangkitan Islam ini menyerukan dan juga mengajak umat Islam di seluruh dunia Islam untuk kembali berpegang teguh pada ajaran AlQuranul Karim dan as-Sunah as-Syarif.

Page | 8

You might also like