You are on page 1of 4

PENGARUH HUKUM SASI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KEI (Oleh: Katarina) PENDAHULUAN Pada zaman dahulu terdapat sebuah

hukum yang disebut dengan hukum Rimba hukum ini dikenal sebagai hokum yang sangat keras karena setiap perbuatan salah harus diganti dengan perbuatan itu sehingga serig diistilahkan Gigi ganti gigi misalnya ada orang yang membunuh orang lain maka keluarga dari orang yang dibunuh itu harus membunuh salah seorang dari pelaku kejahatan itu. Sehingga dalam perjalanannya hokum ini kemudian diganti dengan Hukum Larvul Ngabal . salah satu hokum Larvul Ngabal tersebut adalah hukum Hawear Balwirin. Hawear berarti Sasi. Dan dengan sasi ini hak milik orang harus dijunjung tinggi karena setiap pelanggaran selalu ada akibat yang harus ditanggung. 1. Hukum Sasi di kepulauan Kei 2. 1. Pengertian Sasi Istilah Sasi dimengerti dalam dua bahasa atau penyebutannya yaitu Yot berdasarkanpenyebutan masyarakat Kei Besar,sedangkan oleh masyarakat Kei Kecil disebut Yutut. Meskipun berbeda penyebutan tetapi artinya sama yaitu larangan yang bersifat melindungi suatu hasil tertentu dalam batasan waktu tertentu; Sasi mempunyai sifat atau kekuatan tertentu yang berlaku untuk umum maupun untuk perorangan. 1. 2. Jenis Jenis Sasi 2.1. Sasi Tetauw Sasi ini diberlakukan untuk melindungi pohon-pohon sagu dan berlaku secara perseorangan dengan dipasangnya tanda sasi tetauw,maka orang lain dilarang dan memangkur pohon sagu tersebut apabila sudah tua. Hanya sang pemasang sagu itu yang diperbolehkan untuk menolaknya. Sasi ini biasanya berupa sepotong kayu yang berukuran panjang sekitar satu meter. Ujung kayu bagian atas dipotong sebagai tanda bahwa sesuatu yang dipinggir kayu itu harus dilindungi. Sasi ini juga digunakan sebagai tanda ikatan keluarga untuk mengganti atau melindungi sesuatu yang sudah disepakati. 2.2. Sasi Walut Sasi jenis ini diberlakukan untuk suatu dusun (Kawasan) agar tumbuhan subur dan berbiak barulah diperbolehkan mengambil isi jika tumbuhan tersebut sudah cukup tua. Sasi jenis ini bersifat pribadi. Tanda yang digunakan dalam sasi ini ialah suatu rumah kecil yang didalamnya didirikan satu batu atau sepotong kayu yang berbentuk manusia. Pemasangan sasi ini harus dilakukan oleh seorang tua dat dari marga yang bersangkutan. 2.3. Sasi Mitu

Sasi ini terbagi atas dua bagian yaitu : 2.3.1 Sasi yang dipasang untuk menandai suatu tempat persembahan suci yang dipasang oleh orang yang menyangkirinya. Sehingga tanda tanda ini bersifat pribadi dan tidak termasuk Tdalam hokum sasi yang umum. 2.3.2. Tandayangdipasang sebagai larangan untuk mengambil atau merusak sesuatu. Misalnya larangan untuk mengambil buah-buahan atau hasil alam tertentu. Berpatokan dengan sasi ini maka terdapat dua jenis hukuman yaitu: a. Mitu wauwboir : akibat dari pelanggaran sasi ini akan ada hama babi hutan dalam kebunnya. b. Mitu Kamnget : akibat dari pelanggaran sasi ini akan mendapat penyakit alat kelamin yang membesar. Pelanggaran terhadap semua jenis sasi di atas akan mendapatkan hukuman bersifat umum masing-masing untuk sasi yang disebut hawear yakni sasi dengan tanda anyaman daun kelapa mudah biasanya dikenakan sanksi yang berat dan sangsi ringan akan diputuskan oleh dewan adat setempat. Adapun patokan dasar dalam penetapan hukum denda ini yakni: v Satu buah Lela (meriam kuno) atau emas tiga tahil v Menanggung biaya perkara yang jumlahnya ditetapkan oleh siding dewan adat atau v Bentuk hukuman lainnya sesuai pertimbangan siding dewan adat. 1. 3. Pembagian Jenis Sasi secara keseluruhan 3.1. Sasi perseorangan yakni sasi yang diberikan oleh seseorang untuk melindungi sesuatu yang menjadi miliknya yang kemudian dilaporkan kepada kepala soa atau marga, kades, tuan tanah atau seeorang yang memang ditunjuk khusus untuk tugas tersebut. 3.2. Sasi umum yakni saksi yang ditetapkan dalam musyawarah seluruh warga desa yang diberlakuka secara umum. Inilah jenis sasi hawear dalam kesatuan hukum adat asli Israel. 3.3. Sasi Gereja yakni sasi yang ditetapkan oleh siding jemaat dan diumumkan di Gereja. 3.4. Sasi Negeri. Yakni sasi yang diberlakukan sebagai akibat persilisihan antara kampong atau desa yang berbeda. Misalnya persilisihan karena batas tanah atau kawasan meti yang semuanya ini belum jelas pemiliknya. 1. 4. Dampak Positif dari Hukum Sasi Adapun dampak positif dari Hukum Sasi bagi masyarakat kei yakni :

v Menjaga hak milik bersama v Menjaga hak milik orang lain v Dengan adanya sasi orang lebih membiasakan diri untuk hidup hemat v Sasi dapat diakui langsung oleh Gereja dan Pemerintah sehinggah hukumannya jelas v Sasi dapat menjaga kelestarian alam v Sangsi dari sasi berat sehingga orang selalu hati-hati sehingga tidak terjadi kecurian v Dengan adanya sasi membuat hubungan antara sesame dan alam sekitar menjadi harmonis 1. 5. Dampak negatif dari Hukum Sasi Adapun beberapa dampak negatif dari Sasi yaitu : v Apabila orang hanya memandang sasi sebagai hukuman maka hal ini disebut sebagai sikap legalisme.karena yang terpenting ialah menjaga kekayaan alam dan juga hak milik orang lain v Jika orang hanya takut jika ada sasi tetapi mereka tidak takut pada perintah Allah jangan mencuri maka manfaat sasi tidak ada artinya v Apabila ada pelanggaran maka ada denda yang harus dibayar oleh orang yang melanggar sasi itu jika tidak maka orang tesebut harus menaggung skibatnya v Apabila orang melanggar maka ada penyakit-penyakit yang diderita oleh oknum bersangkutan 1. 6. Tanggapan iman atas Sasi Sesuai dengan perintah Allah yang ke 10 yaitu : Jangan ingin akan milik sesamamu secara tak adil maka gereja Katolik menyetujui hukum Sasi tesebut. Karena di dalam hukum sasi dilarang untuk mengambil hak milik orang lain maka di dalam hukum Gereja juga menegaskan hal yang sama. Dengan demikian maka setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Gurunya maka mereka harus mengikuti apa yang diperintahkan olehNya. Sehingga kedua hokum ini harus dijalankan sejalan atau seimbang. PENUTUP Berdasarkan pengertian sasi yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis mengambil kesimpulan bahwa seluruh kehidupan masyarakat kei diatur oleh hukum. Dan dan setiap pelanggaran terhadap hukum yang ada akibatnya jelas. Oleh karena itu setiap orang harus mengikuti peraturan atau ketetapan yang telah ada. Hukum inipun diakui oleh Gereja sehingga selain adat juga ada pengesahan dari gereja yaitu Tuhan sebagai hakim yang kekal.

Bagi para pembaca paper ini penulis menyarankan khusus bagi masyarakat Kei agar kita banyak mempelajari segala aturan maupun larangan yang ada pada daerah kita agar tidak salah melangkah karena jika salah maka kita akan menerima akibat sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan. Salah satu hukum adat yang perlu kita ketahui adalah Hukum Sasi. Hukum ini dapat mengatur kita dalam membangun hubungan yang baik dengan sesame kita dan antara kita dengan alam semesta ini.

You might also like