Professional Documents
Culture Documents
Oleh kelompok 4
Anggota :
Bustanul Fadli Danang Syaefrudin Dendy kristawiguna Dyah Wurisasi J. Galan Kresna K. Novrizal A.I.H
Bagian 1
PENGHASILAN
UU no 36 tahun 2008
UU PPh 1983
DEFINISI
Menurut Pasal 4 ayat (1) UU PPh , Penghasilan adalah Setiap tambahan kemampuan
semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak
PENGHASILAN
Apabila suatu jenis penghasilan dikenai pajak dengan tarif yang bersifat final atau dikecualikan dari objek pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif umum
PENGHASILAN
Objek Pajak dikenai tarif Umum / NonFinal Psl 4 (1) Objek Pajak Objek Pajak dikenai tarif Final
Psl 4 (2)
Bagian 2
Bantuan / sumbangan
Harta hibahan
Warisan
Beasiswa
Bukan Objek Pajak Psl 4 (3)
Bagian 3
Negeri;
Pasal 19, atas keuntungan dari Revaluasi Aktiva; dan Pasal 21, 22 (sebagian)
10%
Hadiah Undian
25%
10%
NPK = 20%, NPK =WP LN yang 20%, mempunyai kantor perwakilan dagang di 2,64% x 0,44% x Indonesia. KMK KMK Bruto No.417/KMK.04/1996 Bruto No.634/KMK.04/1994 NPK = 30%%, NPK = 30%, yang melakukan WP kegiatan usaha jasa maklon 2,1% internasional dibidang 1,8% x Bruto
produksi mainan anak anak. KMK No.543/KMK.03/2002
Pasal 15 UU PPh
Pasal 17 UU PPh
Pasal 19 UU PPh
Revaluasi Aktiva
Tambahan 20% x selisih lebih revaluasi, jika dijual sebelum massa manfaat habis
KMK No.384/KMK.04/1998 Jo. KMK No.486/KMK.03/2002, PMK No.79/PMK.03/2008
Pesangon yang dibayarkan sekaligus (PP 68 tahun 2009) 0 50jt = 0% 50jt 100jt = 5% 100jt 500jt = 15% 500jt keatas = 25%
Penghasilan Istri yg semata mata bekerja pd 1 pemberi kerja Tarif psl 17 bersifat final thd suami
Bagian 4
Pasal 21 UU PPh
Penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya
Penghasilan yang diterima / diperoleh sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan pensiun yang diterima secara sekaligus pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan
Imbalan
kepada peserta kegiatan
Pasal 21 UU PPh
termasuk pula penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh
Bukan WP
Tarif
Tarif Pasal 17 UU PPh
Pasal 22 UU PPh
PEMBELIAN BARANG DENGAN DANA DARI APBN/APBD 1,5% DARI HARGA PEMBELIAN
IMPOR : -KEDELAI,GANDUM,TEPUNG TERIGU0,5%IMPOR -SELAIN DI ATAS PAKAI API2,5%NILAI IMPOR TANPA API7,5%NILAI IMPOR YANG TIDAK DIKUASAI 7,5% HARGA JUAL LELANG
Pasal 22 UU PPh
Atas PENJUALAN HASIL PRODUKSINYA
KEPADA SPBU PERTAMINA : PREMIUM, SOLAR PREMIX 0,25% PENJUALAN MINYAK TANAH, GAS LPG, PELUMAS0,3% PENJUALAN KEPADA SPBU SWASTANISASI : 0,3% PENJUALAN *Jika dijual KEPADA AGEN/ PENYALUR, PUNGUTAN DIATAS BERSIFAT FINAL *JIKA DIJUAL KEPADA NON AGEN/NON-PENYALUR (MISAL PABRIK) TIDAK UNTUK DIJUAL LAGI, MAKA PPH PASL 22 TIDAK FINAL: 0,3% UNTUK SEMUA JENIS PRODUK.
Pasal 22 UU PPh
PENJUALAN HASIL PRODUKSI LUAR NEGERI
SEMEN
BAJA 0,3 % X DPP PPN OTOMOTIF 0,45% X DPP PPN (TIDAK FINAL) (TERMASUK ATPM) KERTAS 0,1% X DPP PPN (TIDAK FINAL)
Pasal 22 UU PPh
PEMBELIAN BAHAN-BAHAN UNTUK KEPENTINGAN INDUSTRI/EKSPOR DARI PEDAGANG PENGUMPUL
0,25 X HARGA PEMBELIAN
PENJUALAN BARANG YANG DIKATEGORIKAN SANGAT MEWAH (RUMAH, MOBIL,KAPAL) 5% X HARGA JUAL
Pasal 23 UU PPh
a. 15% x penghasilan bruto terdiri dari dividen, bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan
Pasal 26 UU PPh Deviden, bunga, premium, diskonto, imbalan, jaminan pengembalian hutang, royalti, sewa, penghasilan penggunaan harta, jasa kegiatan pekerjaan, hadiah penghargaan, pensiun pembayaran berkalayang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri. Dikenakan tarif 20% dari penghasilan bruto atau Tax Treaty (P3B)
Penjualan saham kepada WP Luar Negeri. KMK No.434/KMK.04/1999 Jo. PMK No.258/PMK.03/2008
Pasal 26 UU PPh
Penjualan atas penghaasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, yang diperoleh WP Luar Negeri PMK No. 82/PMK.03/2009
Dikenakan tarif 20% dari perkiraan neto, persentase perkiraan neto adalah 25% dari harga jual, sehingga besarnya tarif PPh Pasal 26 adalah sebesar 20%x25%= 5% x harga jual.
Pasal 26 UU PPh
Premi asuransi, dan premi reasuransi yang dibayar kepada perusahaan asuransi Luar Negeri KMK No.624 tahun 1994; SE.23/Pj/1995. Dikenakan tarif 20% dari perkiraan netto, dengan perkiraan penghasilan netto: 1. 50% dari premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri. Sehingga besarnya tarif PPh Pasal 26 adalah sebesar 20% x 50% = 10% 2. 10% dari premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri berkedudukan di Indonesia. Sehingga besarnya tarif PPh Pasal 26 adalah sebesar 20% x 10% = 2%. 3. 5% dari premi yang dibayarkan reasuransi berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan di luar negeri. Sehingga besarnya tarif PPh pasal 26 adalah sebesar 20% x 5% = 1%
Pasal 23 UU PPh BUT (Bentuk Usaha Tetap) tarif 20% dari laba setelah pajak yang ditransfer ke luar negeri KMK No. 113/KMK.03/2002 Jo. PMK No. 257/PMK.03/2008 Dikenakan tarif 20% atau P3B dari Penghasilan Kena Pajak PPh BUT di Indonesia