Professional Documents
Culture Documents
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Selain secara kuantitatif dengan pendapatan dan pengeluaran, kemiskinan dapat diukur secara kualitatif dengan indikator-indikator tertentu. Berikut ini merupakan dua indikator kemiskinan yang ditentukan oleh Indikator keluarga miskin menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
b) Keluarga Sejahtera I (miskin) Memenuhi enam indikator berikut: 1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih; 2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian; 3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik; 4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan; 5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi; 6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
c) Keluarga Sejahtera II Memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I dan indikator berikut: 7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing; 8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/ telur; 9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun; 10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah; 11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing; 12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan; 13) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin; 14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi. d) Keluarga Sejahtera III
Memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II dan indikator berikut: 15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama; 16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang; 17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi; 18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal; 19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.
e) Keluarga Sejahtera III plus Memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I, Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sejahtera III dan indikator berikut: 20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial; 21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) 1. 2. 3. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu/ kayu murahan Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/ tembok tanpa plester 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain Sumber Penerangan Rumah Tangga tidak menggunakan listrik Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindungi/ sungai /air hujan. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/ poliklinik 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0.5 ha, buruh tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) per bulan 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD 14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.500.000.-(lima ratus ribu rupiah), seperti: Sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.