You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 GESEKAN PADA BIDANG MIRING Disusun oleh : Gita Hanipah Hanifa Ayudia Lulu

Nurazizah Muthia Septiani Riska Amelia Candra Rosalia Famella Vany Dwi Cahya 062109006 062109005 062109012 062109035 062109015 062109020 062109051

Assisten Praktikum : 1. Iman K S. Si 2. Tri Rahma, M.Si Tanggal Percobaan : 02 Januari 2011

Laboratorium Fisika Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor 2011

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan

Mencari koefisien gesekan statis benda yang bergerak meluncur pada bidang miring Mencari koefisien gesekn kinetis benda yang bergerak meluncur pada bidang miring Mencari kecepatan benda yang bergerak meluncur pada bidang miring Mencari percepatan benda yang bergerak meluncur pada bidang miring

1.2 Dasar Teori Sebuah benda yang terletak pada bidang datar tanpa adanya gaya yang diberikan pada benda tersebut maka akan terjadi kesetimbangan antara gaya berat (W) tersebut dengan gaya reaksi yang dilakukan oleh permukaan yang arahnya berlawanan dengan gaya berat benda, gaya ini dikenal sebagai gaya normal (N). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.
N

W Gambar

Apabila bidang datar tersebut sedikit demi sedikit dimiringkan, maka pada benda akan bekerja gaya yang disebabkan oleh komponen gaya berat yang arahnya ke bawah. Sebagai akibat persentuhan antara benda dengan bidang miring timbul gaya reaksi berupa gaya gesek ini dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar

Ketika sudut kemiringan bidang tersebut kecil maka besarnya gaya gesek akan menjadi lebih besar dari gaya ke bawah sehingga benda tetap diam. Tetapi jika sudut kemiringan benda tersebut diperbesar maka suatu ketika gaya gesek tersebut akan sama besarnya dengan gaya ke bawah.
1. F gesek = W sin (1)

W = Gaya berat benda = Sudut Kemiringan gaya gesek yang bekerja sejak bidang datar mulai di miringkankan hingga benda saat akan bergerak dikenal dengan gaya gesek statis, besarnya gaya gesek statis ini.
2. F gesek statis = s . N(2)

Dimana : s = koefisien gesek statis N = gaya normal = W cos Pada saat benda akan bergerak, F gesek statis mencapai nilai maksimum. Dengan menggabungkan rumus (1) dan (2) maka :
3. s = W sin = W sin = tg .(3)

W cos

s akan semakin besar jika permukaan benda makin kasar sebaliknya s semakin keci jika pemukaan semakin halus (licin). Apabila sudut kemiringan diperbesar lagi maka benda meluncur ke

bawah , permukaan benda dengan permukaan bidang akan menimbulkan gaya gesek kinetis dan besar gaya ini adalah : 4. F gesek kinetis = k . N.(4) k = koefisien gesek kinetis Dengan memperhatikan gambar 3 dapat dijelaskan bahwa gaya yang meluncur adalah selisih antara komponen gaya berat benda dengan gaya gesek kinetis 5. F = W sin k N = m.g sin k.m.g cos Menurut hukum newton II ; F = m.a Jadi m.a = s sin - k.m.g cos 6. k = g sin a g cos
V0=0

Vt

St a.t Gambar 4

Gambar 3

7. a = 2St t2

BAB II ALAT DAN BAHAN


Alat alat dan bahan bahan yang digunakan pada percobaan gesekan bidang miring ini adalah : 1. Papan Luncur
2. Balok Kayu 3 buah berbeda massa ( A, B dan C)

3. Mistar Ukur 4. Stopwatch 5. Neraca Kasar

BAB III METODE PERCOBAAN


1. Diletakkan balok A di atas bidang miring pada tempat yang sudah

diberi tanda. Diukur panjang lintasan yang akan dilalui oleh benda (St). 2. Diangkat bidang miring perlahan-lahan hingga balok pada kondisi akan meluncur. Diukur posisi vertical (y) dan horizontal (x) balok. 3. Diangkat bidang miring sedikit ke atas lagi hingga balok meluncur. Dengan menggunakan stopwatch ukur waktu yang diperlukan balok selama meluncur sepanjang lintasan tadi.
4. Diulangi percobaan nomor 1 sampai 3 lima kali, kemudian dihitung

koefisien gesek statis (s), percepatan (a), Koefisien gesek kinetis (k) dan kecepatan benda pada saat mencapai ujung bawah bidang miring (Vt). 5. Dilakukan percobaan diatas dengan menggunakan balok yang lain ( Balok B dan C).

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB V PEMBAHASAN


Dalam bahasan kali ini akan di berikan dua bahasan langsung yaitu tentang hukum yang di ungkapkan oleh Kirchoff dan oleh Ohm, keduanya sama membahas tentang arus, hanya bedanya ohm lebih pada arus yang mengalir pada konduktor yang memiliki beda potensial, sedangkan kirchoff menelaah kuat arus pada rangkaian, baik tertutup atau pada percabangan. HUKUM KIRCHOFF 1 (source : alljabbar.wordpress.com) Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 1887) menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan. Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis

dinyatakan Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut::

Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang hukum beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup). Perhatikan gambar berikut!

Hukum Kirchoff 2 berbunyi : " Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap. Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :

Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop. Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif. Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif. Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama. Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah

perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.

Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi: i) baterai ii) hambatan dan iii) kawat penghantar Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya menghasilkan aliran listrik. Sebutan rangkaian sangat cocok digunakan karena dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap meninggalkan kutub negatif dan kembali ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam prakteknya harganya dapat diabaikan. Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat bervariasi, berharga mulai 0,1 sampai 10 M atau lebih besar lagi. Resistor standar untuk toleransi 10 % biasanya bernilai resistansi kelipatan 10 atau 0,1 dari: 10 12 15 18 22 27 33 39 47 56 68 82 Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai dengan sebuah resistor. Untuk menganalisis lebih lanjut, perlu dipahami hukum dasar rangkaian yang disebut hukum Kirchhoff. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan hukum Kirchhoff, kita coba untuk menyatakan supaya mudah diingat:

Gambar 2.2 Rangkaian sederhana dengan tiga loop i) Arus total yang masuk pada suatu titik sambungan/cabang adalah nol (Hukum I, disebut KCL Kirchhoff curent law ).

in = 0 Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif maka arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan demikian untuk rangkaian seperti pada gambar 2.2 kita dapat menuliskan: in = 0 -I1 + I2 + I3 = 0 Tanda negatif pada
1

I menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang

dan jika arus masuk titik cabang diberi tanda positif. ii) Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah nol (Hukum II, sering disebut sebagai KVL Kirchhoff voltage law) Vn = 0 Berikut hal-hal yang penting diketahui didalam konsep dasar elektronika arus searah; 1. Listrik statis - Semua materi didunia ini disusun oleh yang kita kenal dengan atom - Semua atom berisi apa yang kita sebut dengan electron, proton, dan neutron - Elektron bermuatan negative - Proton bermuatan postif - Neutron tidak memiliki muatan - Electron lebih mudah terlepas dibandingkan dengan proton dan neutron - Jumlah proton pada inti atom menandakan keunikan pada benda tersebut 2. konduktor, isulator, dan arus listrik - Pada bahan konduktor, electron terluar pada setiap atom dapat mudah datang dan pergi, ini yang disebut dengan electron bebas dan pada bahan konduktor electron-elektron tersebut mudah bergerak. - Pada bahan isulator, electron terluar pada atom tidak mudah bergerak

sehingga electron tidak mudah terlepas. - Semua logam adalah merupakan konduktor - Listrik dinamis, atau arus listrik adalah bentuk dari pergeakan electron melalui konduktor. Listrik static tidak bergerak, jumlahnya adalah berdasarkan electron yang ada, dinyatakan dengan kekurangan atau kelebihan electron pada suatu benda. - Agar electron dapat mengalir secara terus-menerus melalui konduktor, harus ada lintasan yang tidak terputus pada konduktor tersebut.3. rangkaian listrik - Sebuah rangkaian listrik adalah loop dari bahan konduktor yang tak teputus sehingga terjadi aliran terus-menerus tanpa putus - Jika sebuah rangkaian putus berarti konduktor atau penghantar tidak lagi pada bagian yang utuh, dan aliran electron tidak dapat melaluinya. - Putusnya rangkaian dimanapun tidak lagi dapat membuat aliran electron secara terus-menerus. Putus dibagian manapun pada rangkaian akan mengakibatkan terhambatnya elektro melalui rangkaian. 4. Tegangan dan arus - Electron dapat mengalir pada konduktor disebabkan adanya energi yang mendorong listrik statis. - Voltage (tegangan) adalah hasil pengukuran dari energi potensial pada suatu benda antara dua titik. - Voltage (tegangan) , adalah sebuah bentuk dari energi potensial, ini selalu relative antara dua titik. Terkadang kita juga menyebutnya dengan jatuh tegangan (voltage drop ) - Ketika sumber tegangan dihubungkan dengan rangkaian, tegangan akan menyebabkan electron mengalir melalui benda tersebut atau yang kita sebut dengan arus. - Pada rangkaian tunggal, jumlah arus pada satu titik sama dengan pada titik lainnya. - Jika rangkaian berisi sumber tegangan putus, maka tegangan penuh akan berada pada titik yang putus tersebut

- simbol +/- merupakan orientasi pada jatuh tegangan yang kita sebut dengan polaritas atau kutub. Ini juga relative antara dua titik. 5. hambatan -Resistance (hambatan) adalah lawan dari arus listrik.. - Hubungan pendek adalah rangkaian listrik yang memiliki hambatan yang kecil atau bahkan tidak ada hambatan pada aliran electron. Hubungan pendek sangat berbahaya apabila pada sumber tegangan yang tinggi, sebab arus akan menyebabkan lepasnya jumlah energi berupa panas dalam jumlah besar. - Rangkaian terbuka adalah ketika sebuah aliran telah rusak oleh sebuah interupsi pada aliran electron - Rangkaian tertutup adalah sebuah rangkaian lengkap dengan nilai kontinuitas yang baik. Sebuah alat yang didesain untuk mengontrol membuka dan menutup disebut dengan switch.

BAB VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
www.gurumuda.com/hukum-newton-pada-bidang-datar-miring www.wikipedia.org.id Buku penuntun praktikum fisika dasar 1.2010.Bogor: Universitas Pakuan Bogor.

You might also like