You are on page 1of 3

Pikul adalah satuan berat tradisional yang dipakai di Jawa dan sekitarnya, ukuran berat pikul tidaklah tetap,

pada umumnya beban 1 pikul ialah beban terberat di mana seorang manusia sanggup membawanya dengan cara memikul. Satuan pikul biasanya dipakai pada kalangan buruh atau petani yang ada di Indonesia. Dalam tradisi masyarakat Tiongkok, pikul dikenal dengan sebutan tam (atau tan (, dalam bahasa Jepang. Satuan pikul sampai sekarang masih dipakai di Indonesia dan di negara-negara asia timur secara informal. Secara informal, pikul juga dipakai untuk mengukur beban dalam perdagangan lokal dan internasional, pikul dianggap sebagai satuan berat yang mudah dan tidak perlu repot-repot untuk mengukur atau menimbangnya, dalam perdagangan satuan pikul harus digunakan dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pikul juga digunakan sebagai unit rujukan yang mudah bagi banyak jurnal perdagangan komersial pada abad ke-19. Salah satu dari banyak contoh adalah yang dikutip pada Hunts Merchant Magazine 1859 memberikan tabel rinci harga yang diharapkan dari berbagai komoditas dan barang seperti kopi, misalkan satu pikul kopi Jawa dijual dengan harga sekitar 8 sampai 8,50 dolar Spanyol di Batavia (Jakarta) dan Singapura. [1] Hektare (singkatan dari hekto are, kata ini pun sendiri disingkat ha; berasal dari bahasa Belanda hectare, tetapi aslinya dari bahasa Perancis) merupakan satuan luas yang umum dipakai untuk menyatakan luas tanah. Satuan dasar hektare adalah are, satuan luas yang didefinisikan sebagai 100 meter persegi. Awalah hekto berarti "100 kali" sehingga konversi satu hektare ke dalam sistem internasional adalah 1 ha = 1 hm2 = 10.000 m2 Satuan hektare lebih banyak dipakai di Indonesia daripada satuan kilometer persegi (km2) untuk menyatakan luasan agraria. Seringkali hektare ditulis dalam bentuk hektar.
Kati adalah satuan berat tradisional yang sepadan dengan beban berat 614ons yang ditimbang dan diukur menggunakan alat kati atau katian. [1] Satuan kati masih digunakan secara informal untuk menimbang barang dagang, makanan, bahan makanan dan barang-barang lainnya di beberapa pasar tradisional, pasar jalanan, dan toko-toko di pulau Jawa, Indonesia dan di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara lainnya.

1 Depa, jarak dua ujung tangan yang direntangkan (sekitar 1,6-2 meter) 1 Depa Sihwa/Raja, jarak ujung dua tangan raja yang direntangkan = 1,5 Depa 1 Hasta, jarak antara siku dengan ujung jari (40 - 60 centimeter) Ukuran Luas: 1 Tampah (sekitar 6.750 - 7.680 meter persegi) 1 Tampah Haji/Tampah Raja = 1,5 Tampah

1 Blah, Tampah 1 Lamwit, 20 Tampah Ukuran Volume/Isi: 1 Catu, isi dari rata2 tempurung kelapa dibelah dua, (sekitar 300-450 mililiter) 1 Sukat = 4 Catu Ukuran Berat: 1 Kati, kira2 750 gram 1 Bantal = 20 Kati 1 Pikul = 100 Kati (referensi dari sini) Saya juga mengenal ukuran lokal modern, yaitu Bata/tumbak... Ukuran ini merupakan satuan ukuran luas yang biasanya untuk mengukur luas tanah... 1 Bata/Tumbak = 14 meter persegi atau kira2 3,75 meter X 3,75 meter... Saya gak tau dari mana ukuran ini berasal (apakah tinggi tombak dahulu adalah 3,75 meter?)... Ayo kawan2... Adakah yang mau nambah lagi...

Beberapa satuan luas (terutama untuk lahan) yang bersifat lokal dikenal di Indonesia.

ubin (nasional) = ru (Jawa Tengah) = tumbak/tombak (Jawa Barat) = 14,0625 (= 3,75 3,75) meter persegi bahu (bau, bouw) = 500 ubin = 7.031,25 meter persegi ( 0,7 ha) (lihat artikelnya untuk variasi ukuran) anggar (di Kalimantan Barat) 1/33 hektare borong (di Kalimantan Barat) = 1/6 hektare kesuk (di Jawa Mataraman), bervariasi dari 1.000 meter persegi hingga 1/6 hektare. rakit (Pantura Jawa) 1.000 meter persegi rantai (sebenarnya rantai persegi, dipakai di perkebunan Sumatera) = 484 (22 22) yard persegi = 404,685 644 24 meter persegi Ubin (atau ru, tumbak) dalam agraria adalah satuan luas lahan yang dipakai di Indonesia. Satuan ubin ini banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang), khususnya di Pulau Jawa dan telah dipakai sejak zaman Hindia-Belanda.

Ukuran satu ubin menyatakan luas sebesar 14,0625 (3,75 3,75) meter persegi. Satu bahu adalah 500 ubin. Satuan ini terutama dipakai untuk mengestimasi hasil atau produksi hasil tanaman pangan, seperti padi atau kedelai. Pada suatu lahan diberi batas yang dinamakan "petak ubinan" (berukuran satu ubin). Hasil panen untuk petak ini diukur terlebih dahulu sebelum dicampur dengan hasil panen yang lain. Hasil pengukuran ini lalu dikonversi menjadi hasil per hektare.

Bahu atau bau (dari bouw, kata bahasa Belanda, berarti "garapan") dalam agraria adalah satuan luas lahan yang dipakai di beberapa tempat di Indonesia, terutama di Jawa. Ukuran bahu agak bervariasi, namun kebanyakan adalah 0,70 hingga 0,74 hektare (70007400 meter persegi) dan ada pula yang menyamakannya dengan 0,8 ha[1]. Seperempat bahu disebut satu iring dan seperdelapannya adalah satu sidu. Dalam ukuran yang disepakati secara nasional, satu bahu adalah 500 ubin (Satu ubin/ru/tumbak setara dengan 14,0625 meter persegi). Satuan bahu banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang) dan telah dipakai sejak zaman Hindia-Belanda. Menurut Cultuurstelsel, 1 bouw adalah 7096,5 meter persegi[2].

You might also like