You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar Belakang penyusunan karya ilmiah ini adalah keprihatinan kepada pemuda-pemudi di Tulungagung yang akhir-akhir ini banyak tersebar berita yang memprihatinkan. Contohnya dalam dunia pendidikan, misalnya, ada fenomena ketidak jujuran dalam mengerjakan ujian nasional. Di kalangan anakanak muda, banyak di antara mereka yang kurang menghargai orang tua ataupun guru. Ada pula berita-berita tentang keterlibatan pemuda dan pelajar pada perbuatan-perbuatan melanggar hukum serta lunturnya rasa malu melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial dan agama. Kekerasan dan tawuran antarpelajar, bahkan antarmahasiswa ataupun antar kelompok masyarakat, juga tak jarang kita jumpai beritanya. Perilaku reaktif dan emosional secara berlebihan, yang kadang-kadang hanya dipicu oleh hal-hal sepele. Gerakan Pramuka merupakan suatu wadah generasi muda untuk pendidikan karakter. Pendidikan yang berbasis di luar sekolah ini, memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membina generasi muda. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini, Pramuka tetap memiliki arti penting sehingga harus secara terus menerus dilakukan dalam rangka membangun rasa cinta Tanah Air di kalangan remaja. Untuk itu Gerakan Pramuka Kabupaten Tulungagung harus bisa memiliki kharisma dan daya tarik tersendiri bagi para remaja sehingga mereka berminat masuk organisasi kepramukaan.

B. RUMUSAN MASALAH Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di butuhkan generasi muda yang tangguh, berjiwa besar dan dapat diunggulkan. Oleh karena itu dibutuhkan wadah yang mampu menumbuhkan karakter bangsa Indonesia asli dari setiap individu sebagai cikal bakal penerus perjuangan bangsa.

Untuk itu rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah Bagaimana cara pramuka sebagai wadah generasi pemuda khususnya di Tulungagung ini untuk bias membentuk karakter pemuda-pemudi Tulungagung sesuai dengan karakter bangsa Indonesia .

C. TUJUAN Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk membuat rancangan yang mampu membentuk karakter pemuda-pemudi di Tulunagung khususnya dan semua masyarakat se-bangsa dan se-negara pada umumnya agar berbudi pekerti luhur.

BAB II

KAJIAN TEORI A. Pengertian Kepramukaan Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan yang dimaksud kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. B. Landasan Hukum Kepramukaan Falafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik. Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga

keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka. C. Sejarah Lahirnya Gerakan Pramuka Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden Powell, seorang Letnan jenderal angkatan bersenjata Britania Raya, mengadakan perkemahan kepanduan pertama (dikenal sebagai Jamboree) di kepulauan Brownsea, Inggris. Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan dari serangan tentara Boer. Ketika itu pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk

menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting, misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell keseluruh anggota militer dikota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan pramuka internasional.
D. Perkembangan Gerakan Pramuka

Tak lama setelah buku dengan judul Scouting For Boys yang ditulis oleh Baden-Powell (yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan edisi pertama) diterbitkan, pramuka mulai dikenal diseluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri secara pertahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya. Unit kepanduan diluar kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Giblartar pada tahun 1908 yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malto. Kanana ialah koloni Inggris pertama yang mendapat izin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan gerakan kepanduan diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Chili ialah Negara pertama di luar Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan parade pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan kepanduan. Pada tahun 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Mexico, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi kepramukaan. BAB III TUJUAN, PRINSIP, DAN METODE KEPRAMUKAAN

Landasan kepramukaan secara umum dinyatakan dalam tiga unsur, yaitu tujuan, prinsip dan metode. Landasan ini merupakan perumusan umum dan abstrak, yang tetap berlaku dengan sempurna sepanjang masa, tidak terkait dengan kurun waktu atau korteks tertentu.
A. Tujuan

Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina anak muda Indonesia agar menjadi :
1.

Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan yang kuat dan sehat.

2. Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh

kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
B. Prinsip Dasar

Prinsip dasar kepramukaan adalah:


1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya 3. Peduli terhadap diri pribadinya 4. Taat kepada kode kehormatan pramuka

C. Metode

Konsep dasar kepramukaan adalah pendidikan diri. Pendidik utama anak muda adalah dirinya sendiri, metode kepramukaan adalah perangkat yang telah dirancang untuk menuntun dan mendorong masing-masing anak muda pada

jalan pertumbuhan pribadi ini yang berdasarkan sistem belajar progresif melalui :
1. Pengamatan kode kehormatan 2. Kegiatan yang menarik dan meningkat yang mengandung pendidikan yang

sesuai dengan rohani dan jasmani peserta didik


3. Sistem tanda kecakapan 4. Sistem Among 5. Belajar dan melakukannya 6. Satuan terpisah untuk putra dan putri 7. Kegiatan dalam alam terbka

BAB IV PEMBAHASAN

A. Mengapa perlu Pendidikan Karakter.

Setiap bangsa mempunyai karakter budaya yang tidak sama. Karakter suatu bangsa bisa mengalami perubahan bisa kearah yang lebih baik bahkan sebaliknya, bahkan bisa hilang sama sekali. Hal ini tergantung bagaimana masyarakat tersebut melindungi atau menjaga karakter budaya yang sudah diberikan oleh nenekmoyangnya. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur. Tulungagung sebagai Kota Ingandaya (Industri Pangan dan Budaya), sudah seharusnya menanamkan karakter Bangsa Indonesia yang asli dengan kegiatankegiatan kepramukaan yang mendidik seseorang mempunyai jiwa patriotism dan nasionalisme tinggi serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Pendidikan karekter terdiri dari dua kalimat, yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Sedangkan karakter yaitu watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang dinyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Maka Pendidikan karater yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung. Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.

B. Pendidikan Pramuka sebagai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memang harus dilakukan sejak dini menanamkan nilai karakter buadaya pendidikan, bahkan sejak dalam usia dini yang menurut pada ahli berada pada usia lahir hingga 6 (enam) tahun, atau bisa disebut masa keemasan (the golden age). Masa ini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak, sekaligus masa kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Itu sebabnya pendidikan karakter akan lebih tepat apabila dilakukan sejak dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter diri individu. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak. Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka pendidikan karakter dibentuk. Gerakan Pramuka mengawali dengan usia peserta didik 7 tahun hingga 25 tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (7-10), Pramuka Penggalang (11-15), Pramuka Penegak (16-20) dan Pramuka Pandega (21-25). Pembagian golongan berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik baik fisik maupun psikis. C. Karakter Masyarakat Tulungagung Karakter pramuka Tulungagung saat ini dirasa sangat rendah. Hal ini dapat kita lihat seberapa besar penerapan kedislipinan dan tingkah laku perbuatan dalam keseharian dalam bpergaulan di Tulungagung. Pramuka sekarang ini tidak samalagi dengan pramuka zaman dulu. Banyak sekali faktor yang menyebabkan karakter anak pramuka menurun. Antara lain adalah:
1.

Kemajuan teknologi

2. 3.

Faktor lingkungan Gaya hidupa

Bagaimana cara mempertahankan dan menumbuhkan karakter seseorang menjadi lebih baik dalam kegiatan pramuka ? Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin,terampil dan gembira. 7. Hemat,cermat dan bersahaja. 8. Disiplin, berani dan setia. 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya dan 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Dalam mengimplemasikan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan, antara anggota penggalang, penegak dan pandega hingga anggota dewasa disesuaikan dengan perkembangan rohani dan jasmani. Sedangkan untuk anggota siaga pilar yang digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter melalui Dwi darma, yang berbunyi sebagai berikut Siaga itu menurut ayah dan bundanya, serta siaga itu berani dan tidak putus asa. Mengingat usia siaga masih senang dengan bermain, maka dalam menanamkan norma pramuka melalui media permainan dan visual serta contoh dari bunda dan ayahandanya.

10

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda

11

yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi. Tulungagung sebagai Kota Ingandaya (Industri Pangan dan Budaya), sudah seharusnya menanamkan karakter Bangsa Indonesia yang asli dengan kegiatan-kegiatan kepramukaan yang mendidik seseorang mempunyai jiwa patriotisme dan nasionalisme tinggi serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.

Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Patriot yang sopan dan kesatria. Patuh dan suka bermusyawarah. Rela menolong dan tabah. Rajin,terampil dan gembira. Hemat,cermat dan bersahaja. Disiplin, berani dan setia. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

10.

12

You might also like