You are on page 1of 21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

DISUSUN OLEH :

NAMA AYU DESEDTIA DIAN NOVITA SARI FITRI MARIYANI GRAHITA SULISTYA RINI HERU SIRINGO RINGO TRI PUTRA DINATA AZIS

NIM 1111015028 1111015134 1111015008 1111015118 1111015084 1111015078

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI & BIOTEKNOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2011

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


Laporan Praktikum Biologi Umum ini telah diperiksakan tanggal Desember 2011 dan telah memenuhi syarat.

Disetujui Oleh :

Asisten I,

Asisten II,

Syahrul NIM : 0907025031

Yuni Wahyuliani L NIM : 0907025012

Laboran,

Eko Kusumawati, S.Si.MP NIP :

Mengetahui, Kepala Laboratorium

Ir. Samsurianto, M. Si NIP : 1962 118 198903 1 001

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan resmi Praktikum Biologi Umum. Penulisan laporan ini adalah salah satu syarat ketuntasan praktikum Biologi umum dalam mata kuliah Biologi dasar. Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini. Atas tersusunnya laporan ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu Siti Badrah, M.Kes selaku Dosen Biologi, seluruh asisten praktikum, dan segenap pihak yang telah membantu hingga laporan ini terselesaikan. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Samarinda, Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

PRAKTIKUM V (PEMBELAHAN SEL PERIODE MITOSIS) BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 6 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 6 1.2. Tujuan Praktikum.......................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................... 13 3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 13 3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................. 13 3.3. Cara Kerja .................................................................................................... 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 15 4.1. Hasil Pengamatan ......................................................................................... 15 4.2. Pembahasan .................................................................................................. 17 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 20 5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 20 5.2. Saran............................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21 LAMPIRAN

PEMBELAHAN SEL PERIODE MITOSIS

Asisten,

Laboran,

Yuni Wahyuliani L NIM. 0907025012

Eko Kusumawati, S.Si, MP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua organisme mengalami reproduksi, baik dalam

perkembangannya ataupun pertumbuhannya. Kemanapun organism untuk memproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bias membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Seorang doctor dari Jerman Rudolf Virchow dalam aksioma latinnya mengatakan bahwa setiap sel berasal dari sel kelangsungan kehidupan didasarkan pada reproduksi sel atau pembelahan sel. Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel diawali dengan adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati prosesprosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam , yaitu mitosis dan meiosis (Juwono, 2000) Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing memiliki sifatsifat genetik yang sama. Mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatik, sangat aktif pada jaringan meristem yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotif sama dan identik dengan sel induknya sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel

gamet dengan hasil akhir empat buah sel anak yang haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya. Sebelum terjadi peristiwa pembelahan sel, terdapat beberapa peristiwa penting seperti pembelahan kromosom. Kromosom merupakan pembawa keturunan. Biasanya kromosom digambarkan pada tahap metaphase. Pada saat sel aktif membelah, kromosom relatif mudah diamati dengan memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fikrasi dan pewarnaan sederhana (metode squash) (Suryo, 1997).

Hal-hal tersebutlah yang melatar belakangi diadakannya praktikum Pembelahan sel periode mitosis, untuk mempelajari bagaimana sel berepreduksi membentuk sel anak, dan mempelajari tahapan-tahapan pembelahan mitosis yang terjadi pada tanaman bawang bombai (Allium sp.)

1.2 Tujuan Praktikum Tujuan diadakannya praktikum Pembelahan sel periode mitosis, yaitu: Untuk mempelajari tahap-tahap pembelahan mitosis pada bawang bombai (Allium sp.). Untuk mengetahui pengertian pembelahan mitosis. Untuk mengetahui fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu larutan HCL 1 N dan aceto-orcein 2%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ketika organisme bersel tunggal (uniseluler) melakukan

pembelahan untuk membentuk keturunan duplikatnya, pembelahan suatu sel memproduksi seluruh organisme. Pembelahan sel juga memungkinkan sesuatu organism multiseluler, termasuk manusia dapat tumbuh dan berkembang dari satu sel tunggal, yaitu telur yang dibuahi. Bahkan setelah organisme itu tumbuh dewasa, pembelahan sel terus berlangsung dan

berfungsi dalam pembuahan dan perbaikanpergantian sel yang mati akibat pemakaian normal dan sel yang robek atau mengalami kecelakaan. Reproduksi dari suatu benda retumit sel tidak dapat terjadi dengan hanya menjepitnya menjadi dua sel bukan seperti gelembung sabun yang begitu saja membesar dan terpisah menjadi dua. Pembelahan sel melibatkan

distribusi materi genetik yang indentik DNA, kepada kedua sel anak. Suatu hal yang paling luar biasa tentang pembelahan sel ialah ketetapan dalam penyampaian DNA, tanpa pengurangan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sel yang membelah menduplikasi DNAnya, mengelolakan kedua kelainnan itu ke ujung yang berlawanan dalam sel dan kemudian sel tesebut terpisah menjadi dua sel anak (Campbell, 2002). Pembelahan adalah cara sel untuk memperbanyak ciri, satu sel induk membelah menjadi dua, masing-masing membelah lagi menjadi dua dan seterusnya. Sehingga dari satu sel induk terbentuk sel anak yang terdiri dari ribuan, bahkan milyaran sel. Pembelahan sel bertujuan untuk pembiakan dan tumbuh. Gamet terbentuk melewati proses pembelahan pada sel induk gamet yang direbut gametogonium. Gometogonium jantan

(spermatogonium), dan gometogonium betina (gogonium). Gametogonium akan terbelah berualang-ulang untuk terciptanya gamet, karena gamet yang dihasilkan umumnya berlangsung terus-menerus selama usia subur makhluk bersangkutan. Agar tetap ada persediaan gametogonia dalam gonad perlu dilakukan pembelahan terlebih dahulu (Kimball, 1983).

Sebagian besar sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa terjadinya pertukaran atau perolehan informasi bereditor baru. Bakteri

bereproduksi hampir selalu secara aseksual saja. Melalui proses yang disebut pembelahan biner. Selama berlangsungnya pembelahan tersebut, bakteri tumbuh menduplikasi (menggandakan) informasi kereditas, mengkategorikan kromosom-kromosom yang telah di duplikasi, dan membelah sitoplasmanya. Sebagian besar sel yang membentuk tumbuh organisme eukariotik multiseluler yang bereproduksi secara aseksual dalam suatu proses yang dikenal sebagai mitosis (Stansfield, 2007). Dalam proses pembelahan sel, bahan sintesis berupa kromosom selalu diwariskan kepada sel anak. Kromosom itu lah yang menjadi bahan pokok agar sel bisa hidup. Karena itu dalam proses pembelahan suatu sel induk, kromosomlah terlebih dahulu mengalami pembelahan, baru disusul oleh sel secara keseluruhan. Ada dua macam pembelahan sel jika dilihat dari cara pembelahan kromosomnya, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dimana kromosom sel anak tetap sama dengan susunan kromosom sel induk. Baik jumlah maupun macam kromosomnya. Oleh mitosis, sel induk yang diploid akan menghasilkan sel anak yang tetap diploid. Meiosis perlu untuk meredaksi jumlah macam-macam kromosom menjadi setengah kromosom asal, dan hanya terjadi pada proses pembentukan gamet. Dengan demikian meiosis disebut juga pembelahan reduksi, oleh meiosis gametogonia yang diploid akan menghasilkan gamet yang ploid (Juwono, 2000). Mitosis hanya merupakan satu bagian dari siklus. Sebenarnya fase mitosis mencakup mitosis dan sitokinesis, biasanya merupakan bagian teringkat dari siklus tersebut. Pembelahan sel mitosis yang berurutan bergantian dengan interfase yang jauh lebih lama. Selama interfase inilah sel tumbuh dan menyalin kromosom dalam pernapasan untuk pembelahan sel. Interfase dibagi menjadi fase G1, fase S, dan fase G2. Selama ketiga subtase ini sel tumbuh

dengan menghasilkan protein dan organel dalam sitoplasma sampai sel tersebut menyelesaikan pernapasannya untuk pembelahan sel (Surya, 1997). Fungsi mitosis yang pertama adalah membuat salinan yang persis sama dari setiap kromosom, lalu membagikan sel identik kromosom kepada masing-masing dari kedua sel keturunan atau sel anakan, melalui

pembelahan sel awal (sel induk). Mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis dibedakan atas 5 fase , yaitu sebagai berikut : Interfase. Interfase adalah periode di antara dua mitosis yang berurutan, dan terdiri atas tiga fase: G1, S, G2. Selama fase S (sintesis), molekulmolekul DNA dari masing-masing kromosom mengalami replikasi hingga menghasilkan sepotong molekul DNA identik yang disebut kromatid. Untai-untai tipis kromatin umumnya tampak sebagai materi amorplus (tidak berbentuk jelas) dan bergranula dalam nucleus sel-sel yang diwarnai saat interfase. Sebelum dan sesudah fase S, ada dua periode saat berlangsung aktivitas metabolitik, pertumbuhan, dan diferensasi secara giat, yaitu fase G1 (gap 1) dan G2 (gap 2). Selama G1, sel-sel mempersiapkan sintesis DNA (fase S), sedangkan selama G2, terjadi pertumbuhan dan pembesaran sel (Stansfield, 2007). Fase M atau mitosis terdiri atas 4 fase yang utama yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Mitosis biasanya adalah fase terpendek dalam siklus sel , hanya berlangsung selama 1 jam dari waktu total siklus sel sepanjang 18-24 jam dalam sebuah sel hewan ideal. Lama waktu yang dihabiskan dalam fase-fase lainnya yaitu pada fase G1 berlangsung selama 6-12 jam, fase S 6-8 jam, dan fase G2 3-4 jam. Waktu yang dihabiskan pada masing-masing fase mitosis cukup berbeda-beda. Profase biasanya memerlukan waktu yang jauh lebih lama daripada fase-fase lainnya (Stansfield, 2007).

Profase Pada profase, kromosom-kromosom menebal atau

berkondensasi, sehingga menjadi bias terikat dibawah mikroskop cahaya, mula-mula sebagai benang-benang tipis, lalu secara prognent menjadi semakin pendek dan tebal karena mengumpar di sekeliling protein-protein histon, kemudian mengumpar terpielin (supercore) pada dirinya sendiri (Juwono,2000). Metafase Saat metaphase, serabut-serabut kinetokor dari MTOC yang bersebrangan akan mendorong dan menarik sentromer-sentromer yang menjadi satu pada kromatid-kromatid saudari. Masing-masing

kromosom berserak ke bidangnya yang biasa dekat dengan bagian tengah sel. Kromosom-kromosom dijaga pada panni itu oleh tekanan dari serabut-serabut MTOC yang bersebrangan (Juwono,2000). Anafase Selama anaphase, kromatid-kromatid saudari memirah di bagian sentromer dan tertarik ke kutub-kutub yang bersebrangan. Seiring bergeraknya masing-masing kromatid melalui sitosol yang kental, lengannya bergerak lambat dibelakang sentromer (yang melekat ke serabut selendang melalui kinekotor), sehingga member bentuk khas pada kromatid tersebut , tergantung pada letak sentromernya kromosomkromosom metasentrik tampak berbentuk V, kromosom-kromosom submetasentrik berbentuk J, sedangkan kromosom-kromosom telosentrik tampak seperti batang. Telofase Pada telofase, masing-masing sel dari kromatid-kromatid yang memisah, berkumpul pada kedua kutub sel. Kromosom mulai membuka kumparannya dan kembali ke keadaan interfase. Gelendong bergenerasi membrane nucleus terbentuk kembali, dan sitoplasma membelah dalam proses yang disebut sitokinens. Sitokinesis pada sebagian besar tumbuhan melibatkan pembentukan lempengan sel dari pectin yang

berawal dari tengah sel dan menyebar secara lateral ke dinding sel. Nantinya, selulora dan materi materi penguat lainnya ditambahkan ke lempengan sel (jika selnya adalah sel tumbuhan), sehingga mengubah lempengan itu menjadi dinding sel yang baru (Stansfield, 2007). Jaringan yang mudah untuk ditelaah mitosis ialah meristem pada titik tumbuh akan bawang mewarnainya dengan zat pewarna yang meruai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel-sel yang membelah diri. Sel akar bawang yang baru terbentuk berisi 16 kromosom 8 diantaranya pada mulanya disumbangkan oleh bapak tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang menyediakan gamet jantan kromosom ini sering dinamai kromosom paternal. Pada banyak sel, termasuk bawang. Satu atau lebih kromosom itu mempunyai nukleous. Ini dapat diamati dengan kromosom mikroskop biologi. Keadaan yang amat lembut ini pada kromosom selama mera antara pembelahan sel tidak seharusnya menggambarkan mereka itu lembab pada saat itu. Malah sebaliknya, mereka itu aktif benar dalam sintesis RNA dan sejenak sebelum pembelahan sel berikutnya. Juga dalam sintesis DNA, sebenarnya kandungan DNA menjadi dua kali diantara pembelahanpembelahan sel (Kimball,1983).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum pembelahan sel periode mitosis ini dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Desember 2011. Pukul 14.00-16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pembelahan sel periode mitosis ini yaitu: mikroskop biologi, pinset, kaca preparat, kaca penutup, cawan petri, silet, kertas penghisap, lampu spritus, dan alat pengetuk (pensil kayu). Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Pembelahan sel periode mitosis yaitu: ujung akar bawang bombai (Allium sp.) , larutan HCl 1 N dan aceto-orcein 2%.

3.3 Cara Kerja Cara kerja dalam praktikum kali ini yaitu : Dipilih ujung akar bawang bombai (Allium sp.) yang tidak buruk (akar panjangnya antara 1-3 cm). Direndam akar larutan HCl 1 N selama 15 menit agar spesimen terfiksasi dan menjadi lunak. Dipindahkan specimen pada kaca preparat yang sudah ditetesi acetoorcein 2% dibiarkan selama 10 menit. Dipotong specimen sekitar 1 mm dari ujung dan sisanya dibuang. Ditutup dengan kaca penutup lalu dipanaskan di atas lampu spiritus. Dilakukan metode squash. Diletakkan kertas pengisap di atas kaca preparat, lakukan sedikit penekanan . Selanjutnya tekan pada salah satu sudut kaca penutup dengan ibu jari, bersamaan itu kaca penutup diketuk-

ketuk dengan bagian ujung pensil kayu dengan arah dari tengah ke pinggir. Diamati dibawah mikroskop dari pembesaran lensa 10x sampai dengan 100x. Dibuat gambar hasil pengamatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan praktikum Pembelahan sel periode mitosis yang kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut. 4.1.1 Tabel hasil pengamatan pada bawang bombai dengan perbesaran 40 x 10 No GAMBAR TAHAPAN MITOSIS 1 Interfase KETERANGAN 1. Kromosom 2. Selubung inti 3. Benang-benang kromosom

Profase Awal

1. Benang-benang kromosom 2. Kromosom

Profase Tengah

1. Sentromer 2. Kromosom

Metafase

1. Gelendong 2. Sentromer

Anafase

1. Kromosom terpisah 2. Kutub 3. Benang gelendong

No GAMBAR TAHAPAN MITOSIS 6 Interfase

KETERANGAN 1. Sekat sel 2. Nukleus 3. Sentrosom

4.2

Pembahasan

4.2.1 Pengertian mitosis serta tahap-tahap pembelahannya Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan jumlah sel induknya. Mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi kelamin. Kromosomnya berpasangan sehingga disebut (2n) diploid (Juwono, 2000). Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap melalui beberapa fase, yaitu profase, metaphase, anafashe, dan telofashe. Selain itu ada pula interfase yang merupakan fase antara metosis satu dan metosis berikutnya (Stanfield,2007). Profase Pada tahap profase, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari sentrosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Pada permulaan profase kromosom-kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Pada akhir profase mulai terbentuklah benang-benang gelendong inti pada masing-masing kutub sel yang letaknya berlawanan (Kimball,1983). Metafase Metafase ditandai dengan munculnya gelendong. Struktur ini terjadi dari sebaris mikrotobula yang meluas di antara ujung-ujung atau kutub sel tersebut. Sentromer setiap duplet mulai lengket pada sekumpulan mikrotobula dan berpindah ke suatu titik di tengah-tengah antara kutubkutub. Ujung lepas kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi semua sentromer terletak persis dalam satu bidang di ekuator (Kimball,1983). Anaphase Anaphase mulai ketika kromosom yang terduplikat dari setiap duplet saling berpisah. Kini bergerak memisah, masih pada gelembung dan bergerak ke kutub berlawanan, sambil melepas ujung-ujungnya yang lepas di belakangnya. Matafor tampaknya jatuh karena ujung-ujung yang bebas kromosom tersebut kini membalik kearah ekuator seolah-olah adanya

geseran denagn sitoplasma di sekitarnya menghalangi geraknya menuju kutub (Kimball,1983). Telofase Telofase kira-kira merupakan kebalikan dari profase. Begitu sampai ke kutub maka kromosom mulai membuka gulungannya. Nukleus timbul kembali, membran nuklir mulai membentuk sekitar kromosom. Akhirnya struktur yang disebut lempengan sel muncul di ekuator (Kimball,1983). Interfase Pada fase interfase ADN telah berlipat dua dan tiap kromosom membelah memanjang menjadi dua bagian yang masing-masing masih terikat oleh sebuah sentromer bersamaaan. Belahan kromosom ini disebut kromatid (Suryo, 1997).

4.2.2 Hasil Pengamatan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa pada saat interfase DNA tidak melilitkan dirinya dan tidak terlihat dengan mikroskop sebagai kromosom. Pada fase profase, kromosom-kromosom menebal, mula-mula sebagai benang tipis. Di profase akhir, sebuah kromosom menjadi lebih jelas dilihat dengan mikroskop. Saat metaphase, serabu-serabut kromosom bergerak ke bidang bagian tengah sel. Selama anaphase, kromatid memisah di bagian sentromer dan tertarik kekutub-kutub yang berlawanan. Pada telofase, masing-masing dari kromatid yang memisah berkumpul pada dua kutub sel, pembelahan tampak memotong garis tengah sel memanjang sampai awal memisah menjadi dua sel.

4.2.3 Faktor Kesalahan Dalam praktikum pembelahan sel periode mitosis telah terjadi beberapa kesalahan, yaitu: - Pada saat melakukan metode squash , penekanan pada kaca preparat dapat terjadi terlalu kuat sehingga merusak komponen sel yang telah

lunak. Maka sebaiknya pada saat melakukan metode squash dengan hatihati. - Waktu memotong ujung akar. Pada waktu memotong ujung akar sebaiknya pada pukul 08.00 s/d 11.00 karena pada waktu tersebut merupakan waktu yang baik untuk mengamati proses pembelahan mitosis pada ujung akar bawang bombai dikarenakan sel-sel meristem ujung akar paling aktif membelah pada saat itu. - Proses pengecambahan bawang bombai. Sebaiknya para praktikan memeriksa keadaan bawang yang telah ditaruh di atas gelas air mineral setiap dua hari sekali agar pada saat praktikum sudah ada akar yang siap diamati.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai berikut : - Tahap-tahap pembelahan pada tanaman bawang bombai (Allium sp.) berlangsung melalui beberapa fase yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Selain itu ada pula interfase, yang merupakan fase antara mitosis satu dengan mitosis berikutnya - Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatic (sel tubuh) dan sangat aktif pada jaringan meristem, yang menghasilkan dua sel anakan memiliki genotype yang sama dan identik dengan sel induknya. - Fungsi dari larutan asam klorida (HCl) 1 N adalah untuk melunakkan jaringan ujung akar yang akan diamati. Sedangkan aceto-orcein 2% untuk memberikan warna yang berbeda dan agar kromosom yang diamati akan terlihat lebih jelas. 5.2 Saran Sebaiknya praktikum pembelahan periode mitosis dilakukan pada pagi hari, sekitar 10.00 pagi. Agar dapat terlihat proses pembelahan dari akar bawang bombai (Allium sp.). tapi pada umumnya praktikum ini belum berjalan dengan baik karena kurangnya bahan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yasmin. 1996. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi Manusia. EGC: Jakarta Campbell, Neel A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta Elrot, Susan, Stansfield William. 2007. Genetika Edisi keempat. Erlangga: Jakarta Juwono, Achmad, Zulfa Juniarto. 2000. Biologi Sel: EGC: Jakarta Kimball, J W. 1983. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta Suryo. 1987. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press: Jogjakarta

You might also like