You are on page 1of 14

CONTOH : METODE PENELITIAN A.

Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi di kelas. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan rendahnya hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kelas VII A di SMP Negeri 14 Mataram, sehingga perlu dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini dikatakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena sesuai yang dikemukakan oleh Arikunto (2009: 2), yakni masalah yang diangkat adalah problem yang dihadapi guru di kelas, dan adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Lebih lanjut Arikunto (2009: 4) mengatakan, bahwa selain karakteristik tersebut PTK memiliki tiga ciri pokok yang membedakan PTK dengan penelitian formal lainnya, yaitu: 1. Inquiri reflektif: penelitian tindakan kelas (PTK) berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi (action driven). 2. Kolaboratif: upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi harus bekerjasama dengan guru. 3. Reflektif: penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan yang lebih menekankan pada

proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian. B. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Mataram dengan subyek penelitian guru PKn dan siswa kelas VII A semester 1 Tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah pada awal bulan Maret 2011, penyusunan proposal penelitian yang dilaksanakan pada awal bulan Mei 2011 hingga akhir bulan Agustus 2011, implementasi tindakan pada awal bulan September 2011 sampai akhir bulan Oktober 2011. Kelas VII A SMP Negeri 14 Mataram sebanyak 31 orang siswa, dengan perincian 14 orang siswa perempuan dan 17 orang siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Mataram mendapatkan hasil belajar kognitif yang masih rendah. Berdasakan studi pendahuluan masalah tersebut timbul diduga karena pilihan dan penerapan metode pembelajaran yang tidak efektif dalam proses pembelajaran PKn. C. Faktor yang Diteliti Agar permasalahan yang dihadapi oleh kelas VII A SMP Negeri 14 Mataram dapat dicarikan solusinya, maka ada beberapa faktor yang diselidiki dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor Siswa yaitu dengan melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Peta konsep tipe pohon jaringan dan hasil belajar kognitif siswa setelah mengikuti program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan metode tersebut.

77

2. Faktor Guru yaitu dengan menganalisis rancangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang disusun oleh tim peneliti. Selain itu hal lain yang ingin diteliti dari faktor guru adalah dengan melihat kesesuaian pelaksanaan tindakan saat proses pembelajaran berlangsung dengan skenario pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan. D. Langkah Penelitian Tindakan Penelitian ini menggunakan proses tindakan yang dilaksanakan menggunakan siklus. Menurut Kunandar (2008: 71) secara garis besar dalam setiap siklus Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahapan yang meliputi: (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Adapun urutan pelaksanaan untuk masing-masing tahap tersebut adalah sebagai berikut:

Plan Siklus I Reflective Action/observation Revised Plan Siklus II Reflective Action/observation Sampai target tercapai Bagan 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto (2009: 8)

78

Pada tahap perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Pada tahap pelaksanaan dilakukan berdasarkan persiapan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelum proses pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan dan melihat keberhasilan dalam setiap siklus, maka selama kegiatan tindakan dilakukan pengamatan dan evaluasi. Observasi dilakukan untuk mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan proses pelaksanaan tindakan ataupun dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut. Pada tahap refleksi peneliti bersama observer mendiskusikan proses dan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Proses dan hasil dari pelaksanaan tindakan direfleksikan untuk melihat kekurangan-kekurangan dan kelebihan perencanaan dan yang terdapat dalam

tindakan. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan maka

akan direvisi untuk perbaikan pada tahap pelaksanaan berikutnya. Berdasarkan prosedur Penelitian Tindakan Kelas secara umum di atas maka dalam penelitian ini akan dilakukan rincian prosedur penelitian sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan (planning) Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:

79

a. b.

Mengkaji Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru. Menyusun silabus yang dikembangkan oleh tim peneliti sesuai

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). c. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang berisi metode pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan. d. e. Menyusun bahan ajar berupa materi yang akan dibahas siswa. Menyiapkan lembar Kerja Siswa (LKS) berisi tugas-tugas yang

harus diselesaikan oleh siswa dalam diskusi kelompok. f. g. Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa Membuat pedoman observasi untuk melihat proses belajar siswa

dan guru ketika diterapkan metode pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan. 2. Tahap pelaksanaan/tindakan (action) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah tindakan sesuai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Mataram pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: a) 1) Tahap pendahuluan (10 menit) dengan rincian sebagai berikut: Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan

penjajakan kesiapan siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan dibahas untuk menguji pengetahuan awal siswa.

80

2)

Guru

menjelaskan

tujuan

pembelajaran

dan

kompetensi yang akan dicapai. 3) 4) Guru menjelaskan manfaat pembelajaran. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menggunakan

metode pembelajaran peta kosep dengan mengarahkan siswa agar memiliki keterampilan penyelidikan dan menjadi pembelajar yang mandiri. b) 1) Tahap inti (60 menit) dengan rincian sebagai berikut: Guru menyajikan materi pokok dan sub materi pokok sesuai

topik pembelajaan. 2) Guru mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan

heterogen dengan jumlah @ 5-6 orang. 3) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing-

masing kelompok. 4) Siswa membaca keseluruhan materi yang terdapat di LKS

secara kelompok. 5) Setelah selesai membaca siswa memilih ide utama dan

membuat pusat mind map berupa central image (pusat pemikiran). 6) Setiap kelompok menentukan cabang-cabang utama dari ide

utama yang dipilih, bisa berupa sub bab atau yang lainnya, gunakan warna yang bebeda pada setiap cabang. 7) Setiap kelompok mengembangkan masing-masing cabang

utama tersebut ke cabang-cabang tingkat berikutnya, dengan

81

memasukkan kelompoknya. 8)

informasi

yang

sesuai

dengan

hasil

diskusi

Setiap kelompok menambahkan beberapa gambar yang

relevan setelah selesai membuat cabang-cabang tingkat terakhir. 9) Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil peta konsep yang telah dibuat secara kelompok. 10) Guru memberikan feed back terhadap peta konsep hasil

pemikiran siswa. 11) c) Guru memberikan tes kepada siswa.

Penutup (10 menit) dengan rincian sebagai berikut: 1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

atau menanggapi materi yang telah dijelaskan serta memberikan penguatan terhadap siswa. 2) Refleksi.

3. Tahap pengamatan (observing) Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan observasi oleh observer terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan apakah kegiatan siswa dan guru sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya berdasarkan kerangka metode pembelajaran peta konsep. Observasi terhadap respon siswa dan observasi terhadap interaksi siswa dengan guru dilakukan dengan mengisi daftar check untuk mengetahui partisipasi siswa, kegiatan guru,

82

interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa sesuai dengan metode pembelajaran peta konsep. pada akhir siklus dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar kognitif siswa melalui pemberian tes. 4. Tahap refleksi (reflecting) Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang diberikan. Hal ini dilakukan dengan melihat rancangan pembelajaran yang telah disusun guru apakah sudah sesuai dengan pembelajaran peta konsep. Disamping itu juga melihat proses pelaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan rancangan pembelajaran yang disusun guru. Hasil belajar kognitif siswa dianalisis apakah sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan peneliti.. Jika refleksi ini menunjukkan tindakan siklus I belum mencapai indikator kinerja dari penerapan pembelajaran peta konsep dan hasil belajar kognitif siswa yang ditetapkan oleh peneliti, maka dilakukan perbaikan terhadap rancangan pembelajaran yang telah disusun guru yaitu berupa RPP dan melakukan perbaikan proses pembelajran sesuai dengan rancangan yang disusun oleh guru. Hasil refleksi siklus pertama yang sudah direvisi selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan siklus II, begitu seterusnya sampai indikator kinerja tercapai. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumenter. Untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif siswa sebelum tindakan dan Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

83

metode pembelajaran peta konsep digunakan teknik dokumenter. 2. Pengamatan (Observasi). Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan penelitian. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran yang berisi deskriptor-deskriptor dalam indikator perilaku siswa dan guru sesuai dengan pembelajaran peta konsep. 3. Pemberian Tes. Pemberian tes dilakukan pada setiap akhir tindakan, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa terhadap materi yang dipelajari setelah pemberian tindakan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda dan test essay. Test essay yang digunakan adalah essay yang terstruktur. 4. Wawancara. Untuk mengungkapkan persoalan-persoalan yang sedang dijajaki digunakan teknik wawancara. Data yang dikumpulkan dari teknik wawancara ini berupa pendapat guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran peta konsep yang telah dilaksanakan. Wawancara dilakukan secara langsung terhadap responden yang dipilih yaitu guru PKn kelas VII, siswa yang mendapatkan nilai hasil belajar terendah, dan siswa yang mendapatkan nilai hasil belajar tertinggi di kelas. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran yang bertujuan untuk lebih mengefektifkan penerapan pembelajaran peta konsep di kelas.

84

F.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yang bertujuan untuk mengukur dan memudahkan pemberian makna terhadap hasil pengamatan. Menurut Miles dan Huberman (dalam Muslich 2010:91) dalam menganalisis data yang kompleks, akan lebih baik menggunakan analisis kualitatif dengan teknik analisis interaktif, yang terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait, yaitu: reduksi data, paparan (display) data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisir data yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Cara reduksi data yaitu: (a) seleksi ketat atas data, (b) ringkasan atau urutan singkat, dan (c) menggolongkannya dalam pola yang lebih luas. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif yaitu teks naratif, berbentuk catatan laporan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan melihat apa yang terjadi, apakah kesimpulan telah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali. Penarikan kesimpulan merupakan upaya memberikan penilaian berdasarkan paparan data yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan peneliti

85

secara terus-menerus sepanjang proses pelaksanaan tindakan penelitian. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi juga dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, siklus II dan seterusnya, sampai pada kesimpulan siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir saling berkaitan. Berikut merupakan analisis data yang diambil dalam penelitian ini: a. Untuk data berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) apakah telah sesuai dengan metode pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan, baik dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran. b. Untuk proses kegiatan guru dan siswa akan dianalisis secara kualitatif yang didasarkan pada landasan teori, hasil wawancara antara guru dan siswa, dan hasil observasi apakah pelaksanaan pembelajarannya sesuai dengan metode pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan, baik dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran. Kegiatan mengajar di kelas dilakukan oleh peneliti pada siklus I dan dilanjutkan oleh guru PKn pada siklus II dan pada siklus III peneliti dan guru PKn melaksanakan proses pembelajaran di kelas secara bergantian. c. Untuk melihat peningkatan hasil belajar kognitif siswa dianalisis dengan menggunakan paparan persentase sederhana hasil belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut: 1. Hasil belajar individual, yaitu setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu, apabila siswa mampu

86

memperoleh nilai 65 sebagai standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh SMP Negeri 14 Mataram. 2. Hasil belajar klasikal, dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut: KK: X Z x 100 % (Trianto 2009: 326)

KK: Ketuntasan Klasikal X : Jumlah siswa yang memperoleh 65 Z : Jumlah siswa yang mengikuti tes G. Indikator Kinerja Adapun indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat ditentukan dari beberapa hal yaitu: 1. Penerapan metode pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan

dikatakan optimal, jika telah muncul 85% indikator esensial dari variabel tindakan. Indikator pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan terlihat dalam tahap persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi : a. Persiapan 1) 2) RPP yang sesuai dengan metode pembelajaran peta konsep Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan peta konsep 3) Ketersedian LKS

b. Pelaksanaan metode Peta konsep tipe pohon jaringan 1) Guru menyiapkan LKS yang akan digunakan untuk melakukan diskusi.

87

2) 6 orang. 3)

Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri 5-

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebelum diskusi berlangsung.

4) 5)

Setiap kelompok telah menerima LKS sebelum diskusi. Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa dalam setiap kelompok.

6)

Siswa membaca keseluruhan materi yang terdapat di LKS secara kelompok.

7)

Setelah selesai membaca siswa memilih ide utama dan membuat pusat mind map berupa central image (pusat pemikiran).

8)

Setiap kelompok menentukan cabang-cabang utama dari ide utama yang dipilih, bisa berupa sub bab atau yang lainnya.

9)

Setiap kelompok mengembangkan masing-masing cabang utama tersebut ke cabang-cabang tingkat berikutnya, dengan memasukkan informasi yang sesuai dengan hasil diskusi kelompoknya.

10)

Setiap kelompok menambahkan beberapa gambar yang relevan setelah selesai membuat cabang-cabang tingkat terakhir.

11)

Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil peta konsep yang telah dibuat secara kelompok.

12)

Guru memberikan feed back terhadap peta konsep hasil pemikiran kelompok.

88

13) 2.

Guru memberikan tes kepada siswa. Hasil belajar kognitif siswa dikatakan meningkat apabila > 85% dari

jumlah siswa mendapatkan nilai > 65.

89

You might also like