You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia tentunya hidup di dunia yang selalu mengalami perubahan. Perubahan pun terjadi demikian cepatnya, sehingga sering kali tidak tersusul oleh orangorang yang mau mempelajarinya. Perubahan yang cepat itu dipacu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga berkembang dengan pesat. Dalam hal ini kita lebih memfokuskan bagaimana sikap kita sebagai seorang kristen apakah kita mau mengikuti perubahan-perubahan serta kemajuan-kemajuan teknologi yang berkembang atau kita justru menentang kemajuan teknologi tersebut.Mungkin ini bukanlah topik pembicaraan yang baru yang sedang hangat-hangatnya namun di sini kita akan melihat bagaimana hubungan antara keduanya yaitu antara iman dengan teknologi. Dan tentunya bagaimana kita sebagai seorang kristen menyikapinya. B. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini kami harap agar kita sebagai orang kristen mempunyai sikap terhadap dunia tempat kita tinggali saat ini yang terus mengalami perubahan serta kemajuan-kemajuan sehingga kita nantinya tidak mengalami kebimbangan terhadap apa yang sudah kita percayai sebelumnya.Serta diharapkan agar kita mau membuka mata kita terhadap dunia atau realita yang sebenarnya sedang terjadi dan yang tentu harus kita hadapi.

BAB II ISI

A. Landasan Teori i) Teknologi (1) Definisi Teknologi Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan umat manusia untuk mempermudah berbagai kegiatan yang dilakukan, dan pada gilirannya mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Penguasaan atas teknologi menjadi prioritas utama negaranegara maju. Mereka yang menguasai teknologi akan mampu menguasai dunia. Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Oleh sebab itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi, menginventarisasi yang kita miliki, memperkirakan apa yang ingin kita capai dan bagaimana caranya memperoleh teknologi yang kita perlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi budaya kita. Sebagian dari kita beranggapan teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. Padahal, kalau kita membaca sejarah, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri. (2) Sejarah teknologi Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi ke bidang teknologi.Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-

Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical). ii) Iman Iman (bahasa Yunani) adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai "percaya" (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan (kata benda). Alkitab Terjemahan Baru (TB) mencatat kata "iman" sebanyak 155 kali. Menurut Paulus, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibrani 11:1). Menurut beberapa versi terjemahan Alkitab, kata "iman" yang dalam bahasa Yunani tertulis sebagai (baca "pistin") Namun dalam beberapa versi terjemahan Alkitab, kata "iman" dan kata "percaya" diterjemahkan juga dari kata Yunani "" (baca "pistis").

Iman timbul karena seseorang mendengar firman Kristus :


o

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)

Iman timbul dari Berita Injil:


o

Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, (Filipi 1:27)

B. Pokok pembahasan
3

Permasalahan pokok Ada orang-orang percaya (baca: Kristen) yang belum sepakat dalam mempelajari, memahami dan menggunakan teknologi, apalagi memajukan teknologi itu sendiri. Karena teknologi merupakan hasil nalar atau akal budi, maka itu dianggap bertentangan dengan iman. Padahal berbagai pelayanan gereja masa kini banyak didukung oleh hasil perkembangan teknologi: bangunan fisik, bangku dan mimbar, penerangan, alat-alat musik, barang cetakan, sarana presentasi (overhead projector atau LCD), kendaraan, dan banyak lagi yang lain. Di sisi lain, bagi para teknolog sendiri, iman dipandang sebagai penghambat kemajuan teknologi karena dianggap mempercayai sesuatu yang tidak masuk akal.

Untuk dapat memahami ketegangan antara Iptek dan Iman sangatlah bijaksana jika sejenak melihat perkembangan Iptek dan sejauh mana orang-orang Kristen terlibat di dalamnya.
o

Zaman Kuno Sebagai bagian dari kebudayaan, teknologi sama tuanya dengan umur umat manusia. Dalam Kejadian 4:20-22 dapat dibaca nama-nama seperti Yabal, Yubal, dan Tubal-Kain beserta industri dan teknologi yang mereka kuasai, yaitu kemah (teknik sipil dan arsitektur), ternak (teknologi pertanian, peternakan, dan perikanan), kesenian (teknologi penunjang entertainment), dan pertukangan (teknik mesin dan teknik industri). Bangsa-bangsa Babilonia, Sidon, Mesir purbakala, Sumeria,

bangsa Inca (Mexico) telah menghasilkan beragam peralatan teknik atau hasil karya teknologi mereka yang luar biasa, yaitu dalam upaya mereka mengatasi berbagai kesulitan dan tantangan hidup.
o

Abad Pertengahan Pada Abad Pertengahan beberapa eksperimen ilmu pasti dan beraneka teori yang baru mulai dilakukan. Diawali dengan Fransiscus dari Asisi (1182-1226) yang mendirikan Ordo Fratrum Minorum (OFM) atau Ordo Saudara Hina-dina. Para pengikut ordo ini terdorong untuk menaruh minat terhadap isi dunia ciptaan dan segala keindahannya. Salah seorang imam bernama rangkuman Roger Bacon (1220-1292) ilmiah pada mempersembahkan zaman itu. karyanya Opus Maius (Karya Besar) yang merupakan ide-ide Khusus mengenai astronomi (ilmu falak), gereja dan orangorang pada zaman itu memegang teori Geosentris yang dikemukakan oleh Claudius Ptolomeus ( 100-168), dimana bumi menjadi pusat peredaran planet-planet.

Pertentangan teknologi dan iman Ilmu pengetahuan dan Teknologi berkembang lepas dari Iman (baca: Firman Allah) melalui beberapa tahap: Pertama, di bidang astronomi dan fisika. Pada abad XVII Galileo dan Kepler menemui persamaan-persamaan antara bumi dengan planetplanet, bulan dan matahari, misalnya peredaran planet yang berbentuk lingkaran tak sempurna dan pegunungan di permukaan bulan.
5

Sebenarnya penemuan ini tidak bertentangan dengan Alkitab, tetapi menentang filsafat Yunani kuno yang mendasari theologia gereja pada masa itu. Hasil pengamatan ilmiah tidak memadai dengan kepercayaan umum. Perselisihan ini merupakan masalah intelektual. Perselisihan tahap kedua terjadi pada abad XVIII yaitu dalam ilmu pengetahuan alam, teristimewa dalam geologi dan biologi. Hutton, Charles Lyell dan Charles Darwin mengajukan hipotesa bahwa alam senantiasa berubah secara berangsur-angsur. Tetapi motivasi mereka bukan lagi masalah intelektual melainkan moral. Mereka mencari-cari teori-teori yang bertentangan dengan Alkitab. Zaman Es menggantikan Air Bah, Evolusi menggantikan Penciptaan. Perselisihan tahap ketiga terjadi pada akhir abad XIX dan awal abad XX, terutama pada psikologi, sosiologi, dan antropologi. Jurang perbedaan dengan keterangan Alkitab sudah sedemikian lebar sehingga para sarjana tidak merasakan perselisihan lagi. Alkitab sudah dianggap tidak bermakna.

Relasi antara teknologi dengan iman Albert Einstein menyatakan, Faith without science is blind, and science without faith is cripple. Itu berarti bahwa baik Teknologi maupun Iman keduanya amat penting dan berguna dalam hidup ini. Keduanya tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi. Alkitab sendiri menyatakan bahwa kepada manusia Tuhan Allah memberikan mandat budaya dan mandat natural untuk menguasai alam ciptaan Tuhan dan menaklukkannya (Kejadian 1:27-28). Alkitab menyatakan kepada kita beberapa tuntunan yang jelas tentang Teknologi:

1. Teknologi adalah Tugas. Ia adalah tugas yang diberikan Allah Pencipta langit dan bumi, jadi juga tugas yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dunia. Orang yang melakukan suatu penemuan, ia pun taat, dengan sadar atau pun tidak, kepada tugas yang dapat dibaca dari Kejadian 1 berbunyi, Taklukkanlah bumi! Dan para pengguna penemuan-penemuan teknologi itu juga taat, dengan sadar atau pun tidak, kepada tugas itu. 2. Teknologi dan Moral. Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Penyalah-gunaan teknologi dapat ditahan oleh penggunaan teknologi secara positif sesuai dengan norma-norma Tuhan dan dengan perjuangan memberantas penyalahgunaan teknologi. 3. Teknologi dan Mukjizat. Alkitab menyatakan bahwa Alkitab masih bisa berlangsung karena kuasa-Nya tidak berubah (Ibrani 13:8). Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.

BAB III PENERAPAN DAN RELEVANSI Bagaimana sikap kita sebagai seorang kristen menyikapi adanya kemajuan teknologi,apakah kita hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa dengan kata lain kita menolak mengikuti perkembangan teknologi atau kita tetap mengikuti perkembangan teknologi yang ada ? Kita memang seharusnya turut berperan aktif dalam hal ini, bahkan di alkitab sendiri tertulis ( Kejadian 1) bahwa kita harus menaklukkan bumi. Namun jangan sampai pengertian menaklukkan di sini menjadikan kita menghalalkan segala cara untuk menaklukkan bumi dan yang lebih utama jangan sampai kita lupa bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan dimana kita dibekali oleh Tuhan yang tidak dimiliki oleh ciptaan Tuhan yang lain yaitu akal budi dan hati nurani. Oleh karena itu kita juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah manusia ciptakan,dalam hal ini teknologi, apakah ciptaan tersebut bermanfaat bagi manusia dan tidak bertentangan dengan kehendakNya. Untuk itu diperlukan sebuah langkah yang nyata bagi kita ataupun gereja. Agar pertentangan antara iman dan teknolgi tersebut tidak terus-menerus terjadi,seperti: 1. Teknologi dan Iman diperkenalkan kepada anak-anak sedini mungin, baik dalam keluarga, sekolah, lingkup pelayanan gereja atau di masyarakat luas, agar mereka melihat keduanya sebagai dua hal yang saling melengkapi.

2. Berbagai bentuk pembinaan iman kepada jemaat, termasuk khotbah (baik di Sekolah Minggu, Pemuda Remaja maupun Umum) diisi materi yang seimbang antara iman dan iptek. 3. Menekankan bahwa di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya harus tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya. 4. Mendatangkan pakar iptek untuk memberikan seminar tentang iptek dalam bahasa yang mudah dicerna oleh jemaat awam.
5.

Memberikan tuntunan moral Alkitabiah yang terus menerus agar ketika

Teknologi dikuasai dengan baik, tidak digunakan untuk kebanggaan diri dan bersifat destruktif (menghancurkan), melainkan untuk memuliakan Tuhan dan bersifat konstruktif (membangun)

Jika dilihat dari segi kita sebagai mahasiswa, apa yang dapat kita lakukan? Kita sebagai mahasiswa yang tentunya juga hidup tidak jauh-jauh dari yang namanya teknologi. Oleh karena itu kita sebagi mahasiswa terutama mahasiswa kristen tentunya kita harus dapat memberikan contoh atau teladan bagi mahasiswa lain bagaimana kita menggunakan teknologi untuk hal-hal yang berguna dan positif. Misalnya, dalam kemajuan teknologi internet, tentunya kita harus menggunakan internet tersebut untuk tujuan yang baik seperti, untuk mencari referensi-referensi, berita-berita yang kiranya beruhubungan dengan perkuliahan kita. Jangan sampai dengan adanya internet justru membuat kita terpuruk dalam dosa. Oleh karena itu kita ( mahasiswa kristen ) wajib memberikan teladan bagi semua agar teknologi itu dapat bermanfaat dan dapat membangun kehidupan manusia menjadi lebih baik.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kita sebaiknya tidak memandang teknologi dan iman itu sebagi sesuatu yang saling bertentangan namun sebagai sesuatu yang saling melengkapi dan membangun.Setelah itu,jika kita telah menggunakan teknologi maka kita harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap teknologi tersebut. Ketegangan antara Iman dan Teknologi itu kadang-kadang memang memberatkan orang-orang beriman, akan tetapi ketegangan ini sekaligus merupakan stimulans atau dorongan untuk memikirkan lebih mendalam lagi arti wahyu ilahi, yang bukan sekedar merupakan huruf-huruf mati, melainkan Sabda Allah yang hidup dan menghidupkan segala zaman. Dalam pembangunan modern, kekristenan diharapkan memainkan peranan positif. Sumbangan itu hanya mungkin bila setiap orang percaya dapat meninggalkan pandangan dunia, kebiasaan dan struktur sosiologis zaman dahulu yang tidak memadai lagi. Hal ini tidak berarti meninggalkan iman, melainkan menghayati iman yang tetap sama dalam bentuk, perwujudan. Jika Kekristenan berhasil menjalankan perannya itu, ia dapat memberi sumbangan yang sangat berharga: membina manusia yang bertanggung jawab secara etis dan karena itu mampu menggunakan hasil iptek sehingga semua manusia dapat hidup dengan lebih baik.

10

DAFTAR PUSTAKA
1. http://petrusfs.wordpress.com/2007/09/11/teknologi-dan-iman/ 2. http://id.wikipedia.org 3. http://sukacita.com 4. www.google.com

11

You might also like