You are on page 1of 16

APRON

Nama : Nur Kumala NIM : 0904105061 Jurusan : Teknik Sipil Mata Kuliah : Teknik Bandar Udara UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

Apron Pengertian Apron Apron adalah bagian dari lapangan gerak darat suatu Bandar udara yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan muatan, pengisian bahan bakar, parkir, da n persiapan pesawat terbang sebelum melanjutkan penerbangan. Apron terdiri dari te mpat parkir pesawat (aircraft gates, aircraft stands, atau ramps) dan jalur khusus sirkulasi pesawat memasuki/keluar tempat parkir (taxilane). Ukuran apron tergantung dari beberapa factor berikut : Jumlah aircraft gate Ukuran gate Luas areal yang diperlukan pesawat untuk manuver pesawat di gate Sistem dan tipe parkir pesawat Ukuran dan letak gate harus direncanakan dengan memperhatikan karakter pesawat y ang menggunakan gate tersebut seperti lebar sayap, panjang, dan radius belok pesawat , dan juga areal yang diperlukan oleh kendaraan-kendaraan yang menyediakan servis untuk pesawat s elama berada di gate. Untuk menjamin keselamatan pesawat di daratan, ICAO dan FAA juga menetapkan persyaratan jarak minimum antara pesawat terbang yang sedang parkir di apron sat u sama lainnya, dengan bangunan, atau obyek-obyek tetap lainnya yang ada di apron berda sarkan jarak sayap pesawat/wing tip clearance. Jumlah Aircraft Gate Seperti juga dalam perancangan fasilitas bandar udara lainnya, jumlah gate diten tukan berdasarkan perkiraan arus kedatangan pesawat setiap jam dalam perencanaan awal. Hal ini berarti jumlah gate tergantung dari jumlah pesawat yang harus dilayani selama ja m pelayanan tiap hari dan total waktu yang diperlukan tiap pesawat selama berada di gate/gat e occupancy time. Untuk perencanan apron secara keseluruhan, jumlah pesawat yang dilayani se cara simultan di apron merupakan fungsi dari volume lalu lintas udara yang besarnya dihitung b erdasarkan

estmasi volume jam puncak lalu lintas udara dengan memperhatikan juga kapasitas maksimum runway yang ada (balanced airport design). runway yang ada (balanced airport des ign). Gate occupancy time tergatung pada ukuran pesawat dan tipe operasi penerbanganny a di Bandar udara tersebut, apakah penerbangan transit (through flight) atau turnarou nd flight. Pesawat besar dengan penumpang yang lebih banyak memerlukan waktu yang lebih lam a untuk pelayanan pesawat udara seperti cabin service dan pelayanan rutin lainnya, prefl ight planning dan pengisian bahan bakar. Pesawat transfer mungkin hanya memerlukan waktu 20 30 menit parkir karena hanya memerlukan sedikit pelayanan atau malahan tidak sama sekali. Di lain pihak, pesawat dengan turnaround flight memerlukan pelayanan/service keseluruhan sehingga memerlukan waktu parkir selama 40 menit sampai lebih dari 1 jam. Pada umumnya faktor pemakaian gate/gate utilization factor rata-rata di suatu ba ndar udara bervariasi antara 0,5 dan 0,8 karena hampir tidak mungkin suatu gate diper gunakan selama 100% waktu karena gerak manuver pesawat masuk/keluar gate akan menghalangi pesaw at lainnya untuk masuk/keluar apron gate di sekitarnya. Di pihak lain, jadwal kedatangan/keberangkatan pesawat sering mengakibatkan jarak waktu yang kosong an tara kedatangan pesawat yang satu dengan keberangkatan pesawat lainnya pada gate yang sama. Faktor lain yang mempengaruhi gate utilization factor adalah strategi penggunaan gate yang digunakan. Pada bandar udara dimana apron gate dipergunakan oleh berbagai perusa haan penerbangan, gate utilization factor berkisar antara 0,6 dan 0,8, sedangkan bila apron gate digunakan khusus untuk satu badan penerbangan tertentu saja faktor ini berkurang menjadi sekitar 0,5 atau 0,6. Perkiraan jumlah aircraft gate yang dibutuhkan suatu bandar udara harus memperha tikan langkah-langkah berikut ini : Identifikasi jenis pesawat dalam presentase Identifikasi gate occupancy time untuk tiap jenis pesawat Tentukan gate occupancy time rata-rata Tentukan total hourly design volume dan presentase kedatangan atau keberangkatan pesawat Setelah itu akan didapatkan hourly design volume untuk kedatangan dan keberangka tan,

yaitu berupa perkalian antara presentase kedatangan/keberangkatan dengan total h ourly

design volume. Dari beberapa hasil yang didapat diambil nilai yang terbesar (arr ival . Dari beberapa hasil yang didapat diambil nilai yang terbesar (arrival hourly design volume atau departure hourly design volume). Jumlah gates : G Dimana : G = jumlah gate V = design volume untuk kedatangan atau keberangkatan (pilih angka yang lebih besar) T = average gate occupancy time (hour) U = utilization factor (bisa diambil 0,5 Ukuran Gate Ukuran gate tergantung pada ukuran pesawat dan tipe parkir pesawat di depan gate . Ukuran pesawat menentukan luas areal yang diperlukan untuk parkir dan manufer di apron. Selanjutnya ukuran pesawat juga menentukan karakteristik peralatan servis pesawa t yang diperlukan untuk pelayanan pesawat di apron (ground handling). Oleh karena itu s angat penting untuk sejak dari awal menghubungi perusahaan penerbangan/airlines yang akan bero perasi di bandar udara tersebut mengenai jenis pesawat yang akan digunakan. Tipe parkir pesawat menentukan luas areal yang diperlukan untuk manuver pesawat sampai mencapai posisi parkir yang diinginkan. Untuk ini sekali lagi informasi d ari perusahaan penerbangan yang akan menggunakan bandar udara tersebut sangat diperlukan dalam tahap awal perencanaan. Secara umum badan-badan penerbangan dan pabrik pembuat pesawat udara telah menyediakan pedoman untuk masing-masing pesawat berupa gambar dan diagramyang te rdiri dari dimensi pesawat dan turning radius yang diperlukan oleh suatu pesawat terte ntu. Pedoman ini dapat dipakai untuk menentukan ukuran aircraft gate berbagai jenis pesawat, tipe parkir, dan kondisi manuvernya. Tipe Parkir Pesawat Udara di Apron Tipe parkir pesawat di apron dimaksudkan sebagai posisi parkir pesawat terhadap gedung terminal dan cara pesawat tersebut bergerak memasuki/keluar dari tempat parkirny a. Pesawat udara dapat masuk/keluar gate menggunakan tenaganya sendiri (taxi-out) atau diba ntu dengan peralatan (push-out). Cara kedua memerlukan luas areal yang lebih kecil dibandin gkan cara 0,8)

pertama. Pemilihan tipe parking pesawat harus memperhatikan kenyamanan penumpang terhadap kebisingan, jet blast dan pengaruh perasi dan pemeliharaan peralatan pelayanan pesawat di terhadap kebisingan, jet blast dan pengaruh perasi dan pemeliharaan peralatan pelayanan pesawat di Tipe parkir pesawat di apron dibedakan : Nose-in parking Angled nose-in parking Angled nose-out parking Parallel parking Nose-in parking Pada tipe ini pesawat diparkir tegak lurus terhadap bangunan terminal dengan hid ung pesawat berjarak sedekat mungkin dengan bangunan tersebut. Pesawat memasuki posi si parkir menggunakan tenaganya sendiri dan keluar dengan didorong dengan bantuan alat dorong/pushback tractors sampai jarak secukupnya sehingga pesawat dapat bergerak menggunakan tenaganya sendiri. Keuntungan : Memerlukan luas gate area minimum Menimbulkan kebisingan minimal akibat mesin pesawat Tidak memancarkan jetblast ke arah bangunan Memudahkan penanganan penumpang masuk/keluar pesawat buruk cuaca, di samping juga biaya o apron/ground equipment. buruk cuaca, di samping juga biaya o apron/ground equipment.

Kerugian : Memerlukan peralatan khusus untuk mendorong ke laur pesawat Letak pintu belakang pesawat cukup jauh dari gedung terminal sehingga mempengaru hi kemudahan penanganan penumpang Angled nose-in parking Tipe parkir ini serupa dengan tipe parkir nose-in, hanya saja pesawat diparkir b ersudut terhadap garis bangunan. Keuntungan tipe parkir ini adalah pesawat dapat masuk d an keluar posisi parkir menggunakan tenaganya sendiri, tetapi memerlukan luas areal yang l ebih luas dibandingkan tipe nose-in dan menimbulkan kebisingan yang lebih besar. Angled nose-out parking

Pada tipe parkir ini, pesawat diparkir bersudut dengan hidung membelakangi gedun g terminal. Keuntungan : terminal. Keuntungan : Pesawat dapat masuk dan keluar posisi parkir dengan kekuatannya sendiri. Memerlukan luas areal yang lebih kecil dibandingkan konfigurasi parkir angled no se-in Kerugian : Efek jet blast dan kebisingan terarah langsung ke gedung terminal pada saat pesa wat melakukan mulai bergerak. Parallel parking Ditinjau dari sudut manuver pesawat, konfigurasi parkir ini adalah yang paling m udah dilakukan. Walaupun tipe parkir ini memerlukan areal parkir yang lebih besar, ke bisingan dan efek jet blast dapat diminimalkan dan juga memudahkan penanganan penumpang karen a posisi pintu depan dan belakang pesawat berdekatan dengan gedung terminal. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa tidak ada konfigurasi parkir yang ideal. Dalam proses perencanaan, semua keuntungan dan kerugian tiap tipe harus dievaluasi den gan mempertimbangkan juga masukan dari perusahaan penerbangan yang akan menggunakan Bandar udara tersebut. Belakangan ini perencana cenderung menggunakan konfiguras i tipe nosein karena memerlukan luas yang minimal dan menimbulkan kebisingan dan efek jet b last yang minimal pada gedung terminal.

Apron Layout ayout Apron layout dimaksudkan sebagai pengaturan letak apron di sekitar gedung termin al yang dipengaruhi oleh system parkir pesawat yang direncanakan. Hal ini ditentuka n oleh pengelompokan aircraft gate dan pola sirkulasi pesawat di lapangan gerak darat y ang dipengaruhi oleh posisi relatif gedung terminal dan runway. Sistem parkir pesawat di Bandar udara ini juga tergantung pada konsep penanganan penumpang di terminal yang digunakan. Sistem parkir ini misalnya sistem frontal/ linier, finger/pier, satellite, dan sistem apron terbuka/transporter system.

Berdasarkan passenger-processing concept yang digunakan dan merujuk pada sistem parkirnya, penempatan pesawat terhadap terminal di kelompokkan atas : -processing concept yang digunakan dan merujuk pada sistem parkirnya, penempatan pesawat terhadap terminal di kelompokkan atas : 1. Frontal System Pesawat parkir pada apron yang berada langsung di samping/berdampingan dengan ga ris gedung terminal Cocok untuk Gate-arrival Processing Concept 2. Open-Apron Pesawat parkir secara bebas di apron dekat gedung terminal tetapi tidak berdempe tan secara langsung dengan terminal. Keuntungan : Pemisahan pesawat dengan terminal Kerugian : Membutuhkan bus atau mobile lounges untuk mengantar penumpang Sirkulasi kendaraan-kendaraan tersebut perlu diatur dengan hati-hati supaya tida k mengganggu gerakan pesawat dan kendaraan service lainnya 3. Finger System Keuntungan : Efisien dalam hal ekspansi posisi gate dan ruang gedung terminal Kerugian : Jarak berjalan (walking distance) penumpang bisa menjadi panjang 4. Satellite System Pesawat diparkir secara berkelompok di sekitar unit gedung terminal yang lebih k ecil (satellite) Pesawat bebas parkir di sekitar satellite, mudah manuver dan taxiing Membutuhkan area apron yang paling besar Sirkulasi Apron Sirkulasi apron yaitu pergerakan pesawat di dalam area apron gate dan dari area tersebut ke taxiway. Bila volume lalu lintas tinggi, diperlukan taxi lane di sekeliling apron

Perlu dibuat ruang yang cukup untuk memungkinkan pesawat akses dengan mudah ke gate Proses Penanganan Penumpang Menuju/Dari Pesawat Terbang Pemilihan cara penanganan penumpang menuju/dari pesawat terbang tergantung pada sistem pemrosesan penumpang di terminal, tipe, dan sistem layout parkir pesawat. Terhadap beberapa cara yang memungkinkan untuk mengangkut penumpang dari/ke terminal menu ju/dari pesawat terbang, yaitu: Berjalan kaki di apron, Berjalan kaki melalui bangunan penghubung pesawat dan terminal, atau Naik kendaraan, misalnya bis atau mobile lounges. Cara pertama dapat dilakukan untuk berbagai tipe parkir pesawat, hanya saja deng an bertambahnya jumlah gate akan menambah jarak dan waktu penumpang untuk berjalan dan penumpang kemungkinan terpapar pengaruh buruk cuaca. Cara kedua dapat dilakukan untuk sistem parkir linier, pier dan satellite dengan menggunakan berbagai sistem berg erak (moveable) atau sistem tidak bergerak (fixed), misalnya jetbridge/jetway/passenger boarding bridge, baik yang dilengkapi dengan peralatan teleskopik untuk bergerak mendekati pintu berba gai tipe pesawat atau tidak.

Cara penanganan penumpang yang ketiga diperlukan untuk sistem apron terbuka, di mana penumpang diangkut menggunakan kendaraan misalnya bus atau mobile lounge. Penyediaan mobile lounge memerlukan investasi yang lebih mahal dibandingkan bus, tetapi penumpang tidak perlu menaiki tangga dan terpapar pengaruh cuaca yang buruk untu k mencapai pintu pesawat. anan penumpang yang ketiga diperlukan untuk sistem apron terbuka, di mana penumpang diangkut menggunakan kendaraan misalnya bus atau mobile lounge. Penyediaan mobile lounge memerlukan investasi yang lebih mahal dibandingkan bus, tetapi penumpang tidak perlu menaiki tangga dan terpapar pengaruh cuaca yang buruk untu k mencapai pintu pesawat. Fasilitas Pelayanan di Apron Selain peralatan untuk membantu manuver pesawat di apron dan bongkar-muat muatan , dsb, setiap gate di apron harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, baik yang dipasang tetap (fixed) atau yang bergerak (mobile) untuk menyediakan berbagai pelayanan untuk p esawat terbang selama parkir. Fasilitas ini meliputi fasilitas pengisian bahan bakar, s umber listrik, dan penangkal petir. Dengan perkembangan volume lalu-lintas udara, kecenderungan bel akangan ini adalah sedapat mungkin menggunakan fasilitas yang dipasang tetap/fixed pada tiap gate. Fasilitas Pengisian Bahan Bakar Fasilitas pengisian bahan bakar pesawat dapat dilakukang menggunakan truk tangki atau dengan sistem hidran. Pemakaian truk tangki lebih fleksibel dan ekonomis tetapi cukup riskan terhadap bahaya kebakaran. Cara ini juga kurang efisien dalam melayani pesawat-p esawat besar karena mungkin memerlukan beberapa truk tangki sehingga dapat menyebabkan masala h pada jam-jam puncak.

Fasilitas pengisian bahan bakar di Bandar udara yang besar biasanya menggunakan sistem hidran, yaitu bahan bakar dialirkan dari daerah penyimpanan bahan bakar ( fuel farm) ke tiap gate di apron melalui pipa bawah tanah. Sebuah kendaraan khusus yang dileng kapi dengan hydrant dispenser dan peralatan lainnya digunakan untuk memompa bahan bakar ters ebut ke pesawat terbang. Keuntungan sistem ini adalah terjaminnya ketersediaan bahan bak ar dengan jumlah yang cukup di setiap gate, bahan bakar dialirkan di bawah permukaan apron sehingga menurunkan resiko kebakaran, dan berkurangnya lalu-lintas kendaraan berat di apr on. sistem hidran, yaitu bahan bakar dialirkan dari daerah penyimpanan bahan bakar ( fuel farm) ke tiap gate di apron melalui pipa bawah tanah. Sebuah kendaraan khusus yang dileng kapi dengan hydrant dispenser dan peralatan lainnya digunakan untuk memompa bahan bakar ters ebut ke pesawat terbang. Keuntungan sistem ini adalah terjaminnya ketersediaan bahan bak ar dengan jumlah yang cukup di setiap gate, bahan bakar dialirkan di bawah permukaan apron sehingga menurunkan resiko kebakaran, dan berkurangnya lalu-lintas kendaraan berat di apr on. Fasilitas Sumber Listrik Apron memerlukan suplai listrik secukupnya untuk pelayanan pesawat terbang selam a mesin pesawat belum dihidupkan, misalnya untuk penyejuk ruangan kabin pesawat at au membantu menghidupkan mesin pesawat. Sumber listrik dapat disediakan menggunakan mobile unit atau instalasi yang dipasang tetap di apron atau di jetway. Fasilitas Penangkal Petir Fasilitas penangkal petir diperlukan untuk melindungi pesawat yang sedang parkir dan untuk tangki bahan bakar pada saat cuaca buruk, terutama selama proses pengisian bahan bakar. Persyaratan Geometris Apron Kemiringan permukaan perkerasan apron harus direncanakan dengan baik untuk mencegah tergenangnya air di permukaan apron dengan juga mempertimbangkan kemuda han dan keselamatan saat pengisian bahan bakar, manuver pesawat saat masuk/keluar da erah apron dan posisi parkir. Pada daerah pengisian bahan bakar kemiringan permukaan apron tidak boleh melebihi 0,5% untuk menjamin ketelitian pengukuran, sedangkan pada tempat parkir pesawat (aircraft stand) kemiringan maksimum adalah 1%. Kemiringan permukaan perkerasan apron dibuat menjauhi bangunan terminal, terutama pada daerah pengisian bahan bakar.

You might also like